BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rak
Rak adalah suatu tempat yang berfungsi untuk meletakan barang-barang
seperti menyimpan pakaian, buku-buku, arsip-arsip kantor, dokumen-dokumen atau
alat-alat perlengkapan rumah tanggah lainnya. Selain dari pada itu rak juga
mempercantik
tata letak ruangan dan akan lebih menghemat penggunaan ruang dari
peletakan barang-barang keperluan kita. Maka dari itu peranan Rak cukup penting
dalam kehidupan[1, Hal II-1]. Rak dari bahan logam adalah rak yamg terbuat dari
bahan logam seperti, baja, dan aluminium. Rak baja ini biasanya digunkan digudang-
gudang penyimpanan atau di bengkel-bengkel untuk menyimpan peralatan bengkel,
sedangkan rak aluminium digunakan untuk menyimpan peralatan rumah tangga seperti
buku, arsip, dokumen-dokumen, peratanan untuk makan dan peralatan yang beratnya
relatif lebih ringan.
Punch dan dies adalah salah satu dari jenis perkakas bantu produksi yang
digunakan untuk membentuk atau memotong lembaran material dengan penekanan.
II-1
II-2
Biasanya punch dan dies diletakan pada press tool yang dikombinasikan dengan mesin
press baik
sistem mekanik ataupun sistem hydraulic/pneumatic
Punch dan dies digunakan untuk membumbuat produk dalam jumlah yang
besar, memiliki keseragaman bentuk ukuran serta biaya operasi yang relative murah
dan proses pengerjaan yang cepat.
Punch didefiniskan sebagai male part pada proses cutting atau forming,[2 ,Hal
6] sedangkan
dies di definisikan sebagai counterpart dari punch yaitu female part pada
proses cutting[2, Hal 57]. Jenis material yang umum digunakan dalam membuat punch
dan dies adalah high chromium/high carbon steel yang dikeraskan dengan harga
kekerasan sekitar 60-62 HRc[2, Hal 15].
Dilihat dari hasil pengerjaan padaoperasi yang di lakukan pada punch dan dies
ada 2 jenis yaitu cutting dan non cutting. Operasi cutting, punch dan dies
memotong/merobek material sehingga terbentuk sebuah irisan dengan kontur tertentu
sedangkan pada operasi non cutting, punch dan dies melipat/menekuk atau juga
membentuk lembaran material. Ditinjau dari prinsip kerja punch dan dies di press tool
dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu simple, compound dan progressive[2, Hal 35].
II-3
Gambar II.6 Piercing
operasi pemotongan atau pembentukan dalam beberapa stasiun kerja Pada setiap
langkah penekanan menghasilkan beberapa jenis pengerjaan dan setiap stasiun kerja
dapat berupa proses pemotongan atau pembentukan yang berbeda, misalnya langkah
pertama terjadi proses pierching, kedua notching dan seterusnya[1, Hal II-7].
Gaya potong punch adalah gaya yang dibutuhkan punch untuk membentuk
kontur yang dinginkan. Secara teori gaya punch harus di berdasarkan pada tegangan
normal dan tegangan tangensial yang dialami oleh bidang yang terpotong. Tetapi
dengan analsia tersebut akan menghasilkan formula yang rumit yang kurang cocok
digunakan untuk dirumuskan untuk pada praktik teknik karena gaya punch dapat
II-4
dihiung berdasarkan nilai dari tegangan tangensial sendiri [4, Hal 33] yang
dirumukskan
sebagai:
𝑃 = 𝐿 𝑡 𝜏 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (1)
2.5Clearence
Clearance yaitu perbedaan total dari dimensi antara punch dan die[2, Hal 12].
Clearance per Side perbedaan dimensional antara sisi potong punch dan sisi potong
die. Pada
umumnya clearance dinyatakan dalam satuan persentase (%) dari ketebalan
Clearance pun dapat di rumuskan dengan pendekatan tiap sisi potong sebagai[5, Hal
32]:
𝐶 = 0.0032. 𝑡. √𝜏 … … … … … … … … … … … … … … … … … (2)
Setelah membuat celah antara punch dan dies kemudian dibuat lubang
pembebas (relief) yang digunakan sebagai lubang keluar material yang terpotong, pada
proses blanking lubang ini dibuat sebagai wadah blank yang akan digunakan tetapi
pada proses piercing lubang ini digunakan sebagai tempat buang sisa material.
II-5
Terdapat dua jenis lubang pembebasan yaitu angular dan cylindrical. Bentuk
angular dipilih untuk dapat menerima tekanan tinggi tetapi apabila bentuknya rumit
maka bentuk cylindrical sudah cukup untuk sebagai lubang pembebas [2, Hal 26].
Untuk pembebas cylindrical biasanya ukurannya di lebihkan sekitar 0.5 -1mm atau
lebih dari dimensi normal dies[2, Hal 26].
ℎ = 3 𝑡 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3)
II-6
2.7 Buckling
` Buckling adalah bentuk dari kerusakan material pada kolom ketika di beri
beban secara
aksial material tersebut mengalami lendutan sehingga material
mengalami kerusakan[6, Hal 748].
Untuk mencegah buckling maka punch harus tetap pada daerah elastisnya atau
gaya potong punch harus lebih rendah dari gaya kritial punch. Untuk itu maka variable
yang harus di ubah adalah panjang dari punch. Panjang maksimum punch dirumuskan
sebagai berikut.
𝜋 2 𝐸𝐼
𝑙𝑚𝑎𝑘𝑠 = √ … … … … … … … … … … … … … … … … … (4)
𝐿𝑡𝜏
2.8 Stripper
Stripper adalah alat yang digunakan untuk melelapaskan punch dari material
yang mengikat ketika selesai melakukan operasi[5, Hal 304]. Karena untuk melepaskan
sisa energy elastis material yang tersimpan, material cenderung untuk mengikat punch
ketika punch pergi ke atas.
Umumnya terdapat 2 prinsip striping yaitu fixed striping yang menahan plat
bergerak ke atas dengan punch biasanya di tempatkan di die stock, dan compression
spring yaitu stripper yang bergerak ke atas ke bawah dan mendorong material agar
tidak ikut ke atas ketika punch bergerak ke atas[2, Hal 27].
II-7
Gambar II.23 Stripper
Gaya yang di butuhkan untuk stripping tergantung berdasarkan jenis material
posisi, dan dimensi faktor lain yang menentukan adalah gesekan antara punch dan
material serta kondisi dari mata pisau (cutting edge). Sebagai contoh semakin tebal
material atau semakin kecil lubang yang di buat (punched hole) semakin besar gaya
striper yang dibutuhkan dibandingkan dengan material tipis atau lubang yang besar.
Punch yang memiliki permukaan yang halus akan snagat mudah melepaskan material.
Pada umumnya untuk menentukan gaya stripper adalah 2.5-20 persen dari gaya punch
tapi 5-10 persen baik untuk kebanyakan aplikasi[5, Hal 304].
Proses pelakuan panas adalah suatu proses yang terdiri dari proses pemanasan
dan proses pendingin pada logam dan paduannya dengan cara tertentuyang bertujuan
untuk mendapatkan sifat-sifat material yang diinginkan [7, Hal 1], Baja unsur paduan
utamanya adalah besi dan carbon, tetapi selain itu jugaterdapat unsur-unsur penyusun
yang lain seperti Mn, V, W, Cr, Ni, Si, dll. Carbon dalam baja larut secara interstisi
dan membentuk senyawa karbida yang disebut sementit (Fe3C) yang sifatnya keras dan
getas[8]. Secara umum unsur-unsur paduan di tambahkan dalam baja dengan kadar
tententu bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kekerasan
2. Meningkatkan keuletan
3. Meingkatkan ketahanan aus
II-8
4. Keningaktkan ketangguhan
5. Memperbaiki
sifat mampu mesin
adanya perubahan fasa pada saat pemanasan dan transformasi fasa padasaat
pendinginan. Hal tersebut tidak akan pernah terlepas dari temperatur.Diagram yang
menyajikan tentang hubungan antara temperatur dimana terjadinya perubahan fasa
pada saat proses pemanasan dan pendinginan lambat dengan kadar karbon disebut
diagram fasa.
II-9
sifat antara lain mampu mesin, mampu bentuk, keuletan, kmenghilangkan tegangan
dalam[7,
Hal 6].