Anda di halaman 1dari 4

MenuCari

BerlanggananMasuk

CERPEN›TANAH WARISAN LELUHUR
BEBAS AKSES CERPEN
Tanah Warisan Leluhur
Bapa Ola dan istrinya menatap mereka dengan wajah yang sulit untuk

dilukiskan, kesedihan dan air mata terlihat di wajah Mama Nika Dana.

Puluhan petani mengelilingi sawah mereka sambil duduk tepekur dengan

wajah kosong.

Oleh FANNY J POYK
10 Oktober 2021 07:13 WIB·2 menit baca
TEKS 

Barangkali nama kebun itu tidak tercantum di dalam peta dunia,

barangkali juga dia hanya berada dalam kenangan yang membatu,

mengingatkan siapa saja yang pernah datang ke sana, selalu rindu untuk

kembali. Kebun itu bernama Basagoka, berada di dusun Boto, masuk ke

dalam lingkungan Desa Labalimut, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten

Lembata, Nusa Tenggara Timur. Di Boto dan kebun Basagoka ada ingatan

terpendam kuat tentang kisah masa lalu dari sepasang suami istri

penggarap ladang dengan tanah warisan leluhur secara turun-temurun.

Kisah itu terus bergulir tanpa terputus oleh waktu. Siapa sesungguhnya yang

memiliki kebun Basagoka, masih menjadi tanda-tanya, namun ada cerita yang

dapat dipercaya, kebun itu milik para pemangku ulayat Lamarotok dan
Lefketoj, dua kepala suku besar di Dusun Boto. Tanah ulayat inilah yang

menjadi tumpuan hidup sehari-hari pasangan suami-istri yaitu Bapa Ola Dana

dan istrinya Mama Nika Dana. Kebun yang oleh orang NTT disebut mamar itu

telah menjadi rumah kedua bagi mereka. Berdekatan dengan kebun itu tinggal

Bapa Johanis Kerung dan istrinya Mama Maria Kerung. Bapa Johanis Kerung

tukang iris tuak dari nira pohon lontar, ia lelaki paruh baya yang juga warga

asli Dusun Boto. Tak jauh dari sana, terdapat lahan tidur yang diberi nama

Man Giok, lahan itu masuk dalam kawasan Basagoka dan Dusun Feror, di

sana ada juga beberapa lahan yang menjadi milik Bapa Ola Dana. Penduduk

setempat membenarkan kalau lahan itu memang sah miliknya.

Lanjutkan baca artikel ini dan artikel lainnya dengan daftar akun
Kompas.id.
Daftar Sekarang
Sudah punya akun? Silakan Masuk
Mengapa Kompas.id?
Jadilah Bagian dari Jurnalisme BerkualitasDapatkan akses tanpa batas ke
seluruh artikel premium dengan berlangganan Kompas.id.
Editor: MOHAMMAD HILMI FAIQ, MARIA SUSY BERINDRA
Bagikan
LembataNusa Tenggara Timursastracerpencerpen digitalFanny J
Poykrealisme sosialDesa BotoNagawutun
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Oktober 2021 di
halaman 0 dengan judul "Tanah Warisan Leluhur".
BACA EPAPER KOMPAS
Memuat data...
Memuat data...
Memuat data...
LAYANANPELANGGAN
KOMPAS KRING
+6221 2567 6000
EMAIL
hotline@kompas.id
WHATSAPP
+62812 900 50 800
JAM KERJA
06.00 - 16.00 WIB

Harian Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta.
Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang merupakan
bagian dari kelompok usaha Kompas Gramedia (KG), yang didirikan oleh P.K.
Ojong (almarhum) dan Jakob Oetama sejak 28 Juni 1965.

Mengusung semboyan "Amanat Hati Nurani Rakyat", Kompas dikenal


sebagai sumber informasi tepercaya, akurat, dan mendalam.

@hariankompas
@hariankompas
@hariankompas
Harian Kompas
KANTOR REDAKSI
Gedung Kompas Gramedia
Jalan Palmerah Selatan 26-28,
DKI Jakarta, Indonesia
10270
+6221 5347 710+6221 5347 720+6221 5347 730+6221 530 2200
KANTOR IKLAN
Menara Kompas Lantai 2
Jalan Palmerah Selatan 21
Jakarta Pusat, DKI Jakarta,
Indonesia 10270
+6221 8062 6699

PRODUK

ePaperKompas.IdInteraktifKompas Data

BISNIS
AdvertorialGeraiEventKlasikaTarifKlasiloka

TENTANG

Profil PerusahaanSejarahOrganisasi

LAINNYA

Bantuan

© PT Kompas Media Nusantara


Organisasi
Tanya Jawab
Hubungi Kami
Sidik Gangguan
Pedoman Media Siber
Syarat & Ketentuan
Karier IklanBerlangganan

Anda mungkin juga menyukai