Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : GUSTI RENALDO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030982951

Tanggal Lahir : 03 November 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : Asas-asas Manajemen

Kode/Nama Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Kode/Nama UPBJJ : PANGKALPINANG

Hari/Tanggal UAS THE : 17 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : GUSTI RENALDO

NIM : 030982951

Kode/Nama Mata Kuliah : Asas-asas Manajemen

Fakultas : FHISIP

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

UPBJJ-UT : PANGKALPINANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Tanjungpandan, 17 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Gusti Renaldo
1. Strategi yang tepat untuk perencanaan tersebut adalah Stategi Tebar Benih di
Tempat yang Subut (Sowing Seed on The Fertille Ground)
Dalam organisasi terdapat ada kelompok yang memiliki sikap yang berbeda
terhadap sebuah rencana yang diajukan. Satu kelompok lebih resisten dibanding
dengan yang lain. Satu kelompok lainnya lebih reseptif dan positif (cenderung
menerima). Jika sebuah rencana dilemparkan begitu saja, benar kemungkinan
gaung penolakan akan lebih besaar dari kelompok resisten.
Dengan cara terlebih memilih anggota yang positif, dan meyakinkannya dengan
keperluan dan keuntungan dari rencana tersebut, menjelaskan dan merangsang
antusiasime akan membentuk sebuah kelompok yang mendukung. Sikap
penerimaan ini kemudian disebarluaskan sedemikian rupa, sehingga akan
mempengaruhi secara perlahan-lahan kelompok yang semula resisten.

2. Cara yang dilakukan untuk meminimalisir hambatan komunikasi dalam


saluran elektronik, yaitu :
1) Pengirim pesan/komunikator/sender
Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar
tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam
membuat penerima/komunikan/receiver mengerti dan memahami pesan
yang disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak sesuai dengan apa
yang didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan
adalah :
 Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu
 Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat
 Memberikan penjelasan ketika diperlukan
 Melakukan pegulangan jika diperlukan
 Menerima dan memberikan umpan balik
 Melakukan pilihan kata, nada suara, dan bahasa tubuh yang tepat
 Mengembangkan sikap empati terhadap
penerima/komunikan/receiver dalam mengatasi habatan kultur
atau budaya dalam komunikasi
2) Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh
pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal
maupun pesan nonverbal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
masalah, pengirim harus :
 Menggunakan terminologi yang tepat
 Berbicara dengan jelas
 Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima
pesan untuk mendengarkan atau menerima pesan
 Menggunakan volume suara yang sesuai
 Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif.
Inklusif artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan
oleh penerima pesan untuk memahami maksud pengirim. Informasi
artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh
penerima pesan
3) Penerima/komunikan/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh
proses komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang
kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa pengirim
pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa
mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima
pesan untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan.
Dalam artian, penerima pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar
penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif, hal-hal yang perlu
dilakukan oleh penerima pesan adalah :
 Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan
momen prioritas. Jika memungkinkan melihat atau melakukan
kontak mata kepada pengirim pesan.
 Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau nonverbal
sama baiknya ketika mendengarkan kata-kata. Perhatia petunjuk
non verbal yang menyajikan informasi berdasar apa yang ingin
disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang diberikan oleh
penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat
berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, gesture dan
gerakan mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang
diucapkan
 Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian
 Melakukan verifikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan.
Jangan berasumsi bahwa persepi yang diberikan terhadap pesan
merupakan bentuk persetujuan dengan tujuan pengirim pesan.
Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
4) Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasikan pemahaman mereka terhadap
pesan yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata,
nada suaru, dan bahasa tubuh ketika mereka memberikann umpan balik.
Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan berupa pengakuan,
pengulangan, dan parafrase.
3. Beberapa prinsip pengawasan sebagai prosedur untuk menjamin kegiatan
telah dijalankan dengan baik sesuai dengan rencana, yaitu :
1) Prinsip Efisinesi
Prinsip ini menekankan bahwa dalam menjalankan atau penerapan
prinsip efisensi ini tergantung kepada penjabaran dari pendekatan dan
teknik yang digunakan dalam pengawasan dan kejelasan tentang berbagai
kemungkinan penyebab dan penyimpangan nyata dari rencana dengan
menekan seminimal mungkin biaya-biaya atau kosekuensi yang tidak
diinginkan
2) Prinsip Afirmasi Sasaran
Prinsip ini menekankan bahwa identifikasi atas kemungkinan potensi dan
atau kejadian penyimpangan harus diawasi atau dikontrol sedini mungkin
dengan allowing tindakan perbaikan dalam upaya terjaminnya
pencapaian sasaran organisasi.
3) Prinsip Tanggungjawab Pengawasan.
Prinsip ini menegaskan bahwa pimpinan yang diberikan tugas untuk
melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan yang telah direncanakan
adalah penanggungjawab utama untuk melakukan pengawasan.
4) Prinsip Pengawasan Langsung/Berjalan
Prinsip ini menegaskan bahwa jika pimpinan dan bawahan sama-sama
excellent, maka dengan sendirinya akan melakukan pengawasan mandiri,
tidak diperlukan pengawasan dari luar (indirect)
5) Prinsip Standarisasi
Prinsip ini menegaskan bahwa pengawasan yang efisien membutuhkan
akurasi, tujuan yang jelas dan ketepatan
6) Prinsip Titik Kritis
Pengawasan yang efektif membutuhkan perhatian atas isu-isu krusial
dalam menilai dan menelaah kinerja terhadap suatu rencana individual
baik dalam arti cakupan maupun dalam arti perseorangan.
7) Prinsip Pengecualian
Prinsip ini menegaskan bahwa untuk melaksanakan pengawasan yang
efisien, maka penting untuk diperhatikan oleh pimpinan agar fokus pada
pengawasan yang dikecualikan. Maksud dari pengecualian disini adalah
fokus pada kasus-kasus yang memiliki dampak besar pada organisasi
8) Prinsip Fleksibilitas.
Prinsip ini menegaskan bahwa fleksibilitas dalam mendesain/merancang
pengawasan merupakan sesuatu yang sangat penting, meski terjadi
kegagalan atau perubahan yang tidak diinginkan dalam rencana
9) Prinsip Tindakan
Prinsip ini menegaskan bahwa perencanaan yang cocok,
pengorganisasian, penyusunan staff dan pengarahan dibutuhkan untuk
memberikan pembenaran dalam hal terjadi suatu deviasi dari rencana.
10) Prinsip Pencerminan atas rencana
Prinsip ini menegaskan bahwa desain pengawasan yang lebih lengkap
akan secara efektif memberikan kebaikan bagi perusahaan dan para
pimpinannya dan juga mencerminkan struktur dan sifat dari rencana.
11) Prinsip Apropriasi Pengawasan
Prinsip ini menegaskan bahwa desain pengawasan yang lebih lengkap
akan membantu dalam memperbaiki kejadian penyimpangan dari
rencana dan juga mencerminkan tempat dalam organisasi dibagian mana
yang bertanggungjawab untuk bertindak
12) Prinsip Individualistik Pengawasan
Prinsip ini menyatakan bahwa penting bagi setiap individu untuk
memahami parameter atau standar ukuran pengawasan dan
penggunaannya dalam kerangka yang sesuai dengan posisi, tugas
operasional, keterampilan dan kebutuhan.

Menurut pendapat saya, dari 12 prinsip tersebut semuanya paling terpenting.


Karena setiap prinsip memiliki hubungan dan ketergantungan. Jika 1 prinsip
tidak terlaksana dengan baik mengakibatkan pengawasan akan kurang
kompeten dalam pelaksanaannya.

4. Menurut pendapat saya, dari contoh kasus tersebut termasuk ke dalam tipe
Perubahan Linier. Perubahan Linier sendnri adalah perubahan yang terjadi pada
perusahaan di mana perubahan terjadi pada sasaran pasar, prduk atau bidang
usaha/kegiatan yang sama. Sifat dari perubahan tersebut berupa perluasan atau
ekspansi, bukan memasuki bidang usaha atau kegiatan yang sama sekali baru.
Dalam kasus ini Perusahan di bidang Perhotelan awalnya hanya menawarkan
produk makanan atau properti lainnnya hanya untuk tamu hotel saja, akan
tetapi semenjak terjadinya pandemic covid-19 yang mengakibatkan perubahan
pendapatan yang menurun, manajemen hotel akhirnya melakukan pola bisnis
mereka tidak lagi ke tamu hotel saja, melainkan menawarkan produk makanan
mereka ke masyarakat umum juga.

Anda mungkin juga menyukai