Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 030982951
Fakultas : FHISIP
UPBJJ-UT : PANGKALPINANG
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Gusti Renaldo
1. Berdasarkan Doktrin, pada suatu negara kesatuan kekuasaan pemerintahan
adalah wewenang pemerintah pusat yang kemudian diselenggarakan dengan
berdasarkan asas sentralisasi dan desentralisasi. Namun, secara empiris tidak
ada satupun negara yang secara ekstrim pemerintahannya bersifat sentralistik,
ataupun sepenuhnya bersifat desentralisasi.
Otonomi luas biasanya bertolak dari prinsip bahwa semua urusan pemerintahan
pada dasarnya menjadi urusan rumah tangga daerah kecuali yang ditentukan
sebgai urusan pusat. Untuk menjalankan hal tersebut maka sistem rumah
tangga adalah tatanan yang dijadikan dasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dilakukan dengan cara membagi wewenang, tugas,
dan tanggungjawab mengatur segala urusan peerintahan antara pusat dan
daerah. Secara konseptual dikenal tiga ajaran utama, yakni ajaran rumah tangga
formal, material, dan nyata (riil)
1) Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari hasil pajak daerah; hasil retribusi
daerah; hasil perusahaan daerah; dan lain-lain usaha daerah yang sah.
3) Lain-lain pendapatan yang sah, yaitu pendapatan daerah yang berasal dari
sumber lain dari yang tersebut pada pendapatan 1 dan 2 diatas, sepeti
sumbangan dari pihak ketiga kepala daerah.
2) Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan umum yang diberikan
secara tunggal oleh instansi pemerintah berdasarkan pelimpahan
wewenang dari instansi pemerintah terkait lainnya.
3) Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan umum yang dilakukan
secara terpadu pada satu tempat/tinggal oleh beberapa instansi
pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangannya masing-masing
Lebih lanjut, LAN (1998) membuat beberapa kriteria pelayanan publik yang baik,
antara lain :
a) DPRD
Sesuai dengan fungsinya dapat melakukan pengawasan tas pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah di dalam wilayah kerjanya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD
ini adlaah pengawasan politik, yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, yang wujudnya dapay
berupa peraturan daerah atau peraturan kepala daerah. Dengan kata lain,
fungsi pengawasan DPRD terhadap pemerintah daerah bersifat
pengawasan dan bukan pengawasan teknis.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa DPRD memiliki kewenangan antara
lain:
Legislasi
Penetapan anggaran
Pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah
Quasi peradilan
c) Gubernur
Dalam pelaksanaanya, pemerintah dapat melimpahkan pengawasan
kepada Gubernur selaku wakil pemerintah terhadap peraturan daerah
dan/atau keputusan kepala daerah serta keputusan DPRD dan keputusan
pimpinan DPRD kabupaten/kota setelah berkoordinasi dengan instansi
terkait. Dalam melaksanakan pengawasan represif, gubernur dibantu oleh
tim yang anggotanya terdiri dari unsur pemerintah daerah provinsi dan
unsur lain sesuai kebutuhan. Dlam rangka pengawasan represif, gubernur
selaku wakil pemerintah dapat mengambil langkah-langkah berupa saran,
pertimbangan, koreski serta penyempurnaan dan pada tingkat terkhir
dapat membatalkan berlakunya kebijakan daerah kabupaten/kota.
Pengawasan yang dilimpahkan kepada gubernur dilaporkan kepada
presiden melalui menteri dalam negeri.