Bujur Timur dan 0°50’ sampai 4°10’ Lintang Selatan. Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut
dengan total luas wilayah mencapai 81.725,14 km 2. Luas daratan lebih kurang
16.424,14 km2 atau 20,10 persen dari total wilayah dan luas laut kurang lebih 65.301
km2 atau 79,90 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
kecamatan, kelurahan/desa dengan rincian per kabupaten pada tahun 2009 sebagai
berikut:
107°58' BT dan 02°30' LS sampai 03°15' LS dengan luas seluruhnya 229.369 ha atau
kurang lebih 2.293,69 km2. Kabupaten Belitung merupakan bagian dari wilayah
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga merupakan wilayah kepulauan yang
yang merupakan meliputi Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan. Secara
administratif, WPP 711 di sebelah utara berbatasan dengan batas terluar ZEE
Barat; di sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Belitung, Kab. Belitung Timur,
Prov. Bangka Belitung; dan di sebelah barat berbatasan dengan Kab. Kampar, Kab.
Bengkalis, Prov. Riau batas laut Indonesia – Singapura, batas terluar ZEE Indonesia –
Malaysia.
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
terdiri staff tata usaha 23 orang, staff operasional 3 orang, staff TKPU 5 orang, staff
pengolahan jasa bengkel 2 orang dan tenaga teknis pelayanan jasa pabrik es 1 orang.
Priyagus, A.Pi, M.Si, dengan Tito Erza Laksana, S.Kom sebagai kepala sub bagian
tata usaha, kepala seksi tata kelola dan pelayanan usaha oleh Hartono Wagino, A.Pi,
kepala seksi pelabuhan operasional oleh Darya, S.Pi dan kepala seksi kesyahbandaran
35
yaitu Darmono, S.St.Pi. Struktur organisasi PPN Tanjung Pandan terdapat pada
Gambar 3.
KEPALA
SUB BAGIAN TATA
USAHA
Tito Erza Laksana, S.Kom
KEPALA
KEPALA SEKSI OPERASIONAL
SEKSI TATA KELOLA PELABUHAN
DAN PELAYANAN Darya, S.Pi
USAHA
Hartono Wagino, A.Pi
KEPALA
SEKSI
KESYAHBANDARAN
Darmono, S.St.Pi
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
tumpang tindah.
pandan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
penerbiatan Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB), pelaksanaan inspeksi
37
mutu, pengolahan, dan pemasaran, serta distribusi hasil perikanan, pelayanan jasa,
pemanfataan lahan dan fasilitas usaha dan pelaksanaan bimbingan teknis tata kelola
dan pelayanan usaha. Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) sudah berjalan
dengan baik dengan jam operasional kantor Senin sampai Kamis dimulai pukul 07.00
WIB dan selesai pada pukul 16.00 WIB pada hari kerja.
menyatakan tata hubungan kerja pelabuhan perikanan dengan instansi terkait yang
gerakan moral dan upaya yang sistematis, terarah dan berkesinambungan dalam
penerimaan devisa negara, keamanan pangan dan nilai tambah hasil perikanan.
pemasaran.
fungsi sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
perikanan.
perikanan di wilayahnya.
pelabuhan perikanan
fasilitasi pengawasan pemanfaatan sumber daya ikan, dan kelancaran kegiatan kapal
Potensi lestari sumberdaya perikanan laut Indonesia kurang lebih 6,4 juta ton
per tahun, terdiri dari : ikan pelagis besar (1,16 juta ton), pelagis kecil (3,6 juta ton),
demersal (1,36 juta ton), udang penaeid (0,094 juta ton), lobster (0,004 juta ton) ,
cumi-cumi (0,028 juta ton), dan ikan-ikan karang konsumsi (0,14 juta ton). Dari
potensi tersebut jumlah tangkapan yang dibolehkan (JTB) sebanyak 5,12 juta ton per
tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari. Potensi sumberdaya perikanan tangkap di
41
perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan luas areal 65.301 km2 sebesar
Perikanan Indonesia. Produksi ikan di Kab. Belitung tahun 2010 untuk ikan tangkap
tercatat sebesar 159.366,54 ton atau naik sebesar 4,01% dari tahun sebelumnya
dengan nilai tangkapan 2.399.597,94 juta rupiah. Petugas di bagian seksi operasional
setiap hari mencatat ikan yang masuk di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Tanjung Pandan. Data yang telah tercatat kemudian diolah dan diterbitkan setiap
bulannya, juga dilaporkan ke situs Kementrian Kelautan dan Perikanan yaitu Sistem
dari hasil tangkapan kapal ikan milik nelayan setempat, para pengusaha dan juga
Nusantara Tanjungpandan terbagi menjadi dua, yaitu produsi perikanan dari dalam
pelabuhan dan luar pelabuhan. Produksi perikanan dari dalam pelabuhan berasal dari
42
3,000,000
2,500,000
2,000,000
Kg
1,500,000
1,000,000
500,000
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Dalam Pelabuhan Luar Pelabuhan
perikanan dari luar pelabuhan berasal dari daerah sekitar Tanjungpandan seperti
karena
yang melakukan bongkar muat di pelabuhan, dimana kapal yang pada tahun
sebelumnya tidak melakukan bongkar muat di pelabuhan tapi saat ini dilakukan di
PPN Tanjung Pandan. Jenis-jenis ikan yang didaratkan di PPN Tanjung Pandan
adalah Lemuru, Tongkol, Layang, Tembang, Banyar. Ikan yang didaratkan di PPN
Tanjung Pandan digunakan sebagai bahan baku ikan kaleng dan tepung ikan pabrik-
43
pabrik pengolahan yang ada di sekitar PPN Tanjung Pandan dan dikirim ke luar
daerah sebagai bahan baku industri pengolahan ikan. Produksi yang dicatat tidak
hanya yang dijual saja tetapi termasuk juga yang dikonsumsi oleh rumah tangga atau
Nusantara (PPN) Tanjung Pandan bersifat fluktuatif. Nilai produksi adalah nilai pada
didaratkan mencakup jenis ikan demersal atau pelagis, ukuran ikan, volume
mencakup kondisi jumlah dan fasilitas yang ada, kemampuan pengelolaan pelabuhan
lainnya seperti perbankan, serta asosiasi buruh dan nahkoda. Penangkapan ikan juga
44
menjadi faktor nilai produksi diantaranya faktor kondisi kenelayanan atau usaha
perusahaan persaingan antar pelabuhan mencakup harga yang lebih tinggi, pelayanan
80,000,000,000
60,000,000,000
40,000,000,000
20,000,000,000
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan sebagian besar adalah kapal dengan
45
alat tangkap pancing ulur dengan ukuran tonasenya rata-rata < 5 GT.
Berdasarkan FAO pada tahun 2004 terdapat setidaknya empat juta kapal penangkap
ikan komersial. Sekitar 1,3 juta merupakan kapal yang memiliki geladak. Hampir
semua kapal bergeladak ini sudah termekanisasi, dan 40 ribu diantaranya berbobot
5. <30 GT 39 139 72 41 18
mengatur tentang kapal tambat dan labuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung
Pandan, dengan adanya regulasi yang bagus turut mendukung UU Fishing yaitu
illegal, unreported, unregulation sebagai kegiatan perikanan yang tidak sah. Kegiatan
46
perikanan yang tidak diatur oleh peraturan yang ada, atau aktivitasnya tidak
dilaporkan kepada suatu institusi atau lembaga pengelola perikanan yang tersedia.
12,000
10,000
8,000
6,000
Kali
Kapal Datang
Kapal Berangkat
4,000
2,000
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
datang dan berangkat fluktuatif. Tahun 2013 mengalami jumlah kedatangan kapal
berangkat terendah pada tahun 2015 karena jumlah produksi perikanan mengalami
4.5.3. Nelayan
langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun
bukanlah suatu entitas tunggal. Mereka terdiri dari beberapa kelompok, yang dilihat
dari segi pemilikan alat tangkap dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
nelayan buruh, nelayan juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah
nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya nelayan
juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain.
Adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri,
Perikanan Nusantara Tanjung Pandan yang paling dominan adalah nelayan pancing
ulur. Hasil tangkapan ikan yang sering tertangkap dengan pancing ulur memiliki
ukuran dan jenis yang tidak seragam. Jenis ikan yang tertangkap oleh pancing ulur
russelli), bawal (Pampus chinensis), kakap (Lutjanus sp), dan lain sebagainya.
Seringkali ikan yang berukuran besar juga tertangkap seperti hiu (Carcharhinus
longimanus), tuna (Thunnus sp), marlin dan lain sebagainya. Sumberdaya nelayan
yang terbatas. Taraf hidup penduduk desa pantai yang sebagian besar nelayan saat ini
masih rendah pendapatan tidak menentu sangat tergantung pada musim kebanyakan
masih memakai alat tangkap yang tradisional dan tidak memanfaatkan teknologi, oleh
48
sebab itu kadang dibutuhkan solar yang banyak, dan masih sukar menjauhkan diri
Data yang tercatat pada laporan tahunan PPN Tanjung Pandan menunjukan
sangat besar pula. Nelayan di kabupaten Belitung ini merupakan nelayan tradisional
yang memiliki kemampuan dan keahlian secara turun temurun atau merupakan
nelayan dari daerah lain misalnya suku bugis. Nelayan kabupaten Belitung umumnya
nelayan meliputi solar, oli, minyak tanah, air tawar, es, beras, gula dan garam.
Nelayan (orang)
2000
1805 1805
1800
1629
1600
14001334 1334 1334
1200
1200
1000
800
600
400
200
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
tradisional.Alat penangkap ikan yang beroperasi di PPN Tanjung Pandan pada tahun
Data laporan tahunan menunjukkan bahwa jenis alat tangkap yang digunakan
dalam usaha penangkapan ikan di perairan Kabupaten Belitung cukup beragam dan
yang paling banyak yaitu pancing ulur yaitu pada tahun 2013 sebanyak 3612. Pancing
ulur ini banyak dihandalkan dalam menyangkat ikan cumi dan tongkol yang
kebutuhannya dan potensinya cukup, serta harganya yang mahal karena diekspor ke
negara Malaysia dan Singapura. Pancing Ulur merupakan salah satu jenis alat
penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan tradisional untuk menangkap
ikan di laut. Pancing Ulur termasuk alat penangkap ikan yang aktif dan juga ramah
Grafik 11. Jumlah Trip Penangkapan Menurut Jenis Alat Tangkap di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Tanjungpandan, 2013-2017
4,000
3,500
hanyut
2,000
Jaring insang
tetap
1,500
Pukat cincin
pelagis kecil
1,000 Payang
500
0
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
peralatan bantu seperti halnya alat tangkap pukat ikan dan pukat cincin. Pancing ulur
(hand line) adalah alat penangkap ikan jenis pancing yang paling sederhana. Pancing
ulur termasuk dalam klasifikasi alat tangkap hook and line. Selanjutnya ada bubu
yang jumlahnya terbanyak setelah pancing ulur. Nelayan menggunakan bubu karena
bubu dapat diusahakan oleh nelayan kecil hingga nelayan besar, serta hasil tangkapan
bubu di Belitung yaitu ikan kerapu yang juga harga jualnya mahal. Waktu
pengoperasian pancing ulur dapat dilakukan baik pada siang hari ataupun malam hari.
Daerah pengoperasiannya cukup terbuka dan beragam dari perairan laut atau tawar di
tengah perairan atau di sisi perairan maupun disekitar permukaan sampai dengan
dasar perairan.
Gambar 11. Grafik Jumlah Trip Penangkapan di PPN Tanjung Pandan 2017.
fasilitas yang terdapat di pelabuhan perikanan umumnya terdiri dari fasilitas pokok,
.
6 Areal Pelabuhan 49585 m2 1974 Terawat dan kondisi baik
.
7 Dermaga 342 m2 1974 Terawat dan kondisi baik
8 Saluran Drainase 1600 m2 2000 Terawat dan kondisi baik
Sumber : Laporan Tahunan PPN Tanjung Pandan, 2017.
Pada tabel diatas diketahui bahwa fasilitas pokok yang berada di PPN Tanjung
1. Alur Pelayaran
memadai untuk aktifitas bongkar muat ikan dan aktifitas pelabuhan lainnya. Lokasi
PPN Tanjungpandan yang berada di muara sungai memiliki variasi kedalam di alur
pelayaran mencapai -3.5 m, sedangkan di kolam pelabuhan antara -0.5 sampai – 1.5
pendangkalan akibat sedimen yang berasal dari sungai, hal ini menjadi kendala
tersendiri karena menyulitkan aktifitas kapal pada saat air surut. Kebutuhan draft
kapal 10 GT pada saat surut mencapai 1.3 m, sedangkan kapal 30 GT mencapai 2.1m.
2. Kolam Pelabuhan
kapal yang akan bersandar di dermaga dan kolam pelabuhan adalah daerah perairan
pelabuhan menurut fungsinya terbagi dua, yaitu sebagai alur pelayaran yang
channels). Kolam putar yaitu daerah perairan untuk berputarnya kapal (Lubis, 2012).
54
Kolam pelabuhan direncanakan untuk dapat melayani bongkar muat kapal ikan
dengan bobot terbesar 30 GT, dengan draft 2,9 m. Kedalaman kolam direncanakan
pada elevasi –3,5 m LLWL. Untuk mencapai kedalaman tersebut perlu pengerukan
kolam pelabuhan rencana. Kolam pelabuhan juga akan mempunyai sebuah kolam
putar dengan luas sekitar 2,5 Ha sedangkan kolam pelabuhan mempunyai kedalaman
-2,5 m. Kolam Pelabuhan yang belum memadai, karena kedalaman nya yang dangkal
Nusantara (PPN) Tanjung Pandan hasil yang didapatkan yaitu berupa pengukuran,
jumlah kapal maksimum yang berlabuh perhari sebanyak 100 unit kapal. Panjang
kapal maksimum yang berlabuh sebesar 12 m dan lebar kapal maksimum yang
berlabuh sebesar 5 m. Menurut Nurdyana et al. (2013) rumus luas kolam pelabuhan
LK = 2n x L x B atau L = Lt + (3 x n x 1 x b)
Keterangan:
LK = (2 x LOA) + (3 x n x l x B)
= (2 x 21) + (3 x 500 x 18 x 6)
55
= 42 + 162.000
= 162.042 m2
direncanakan harus mempunyai luas dan kedalaman yang cukup. Apabila dermaga
digunakan untuk tambatan tiga kapal atau kurang, lebar kolam diantara dermaga
adalah sama dengan panjang kapal (LOA), sedang dermaga untuk empat kapal atau
lebih, lebar kolam adalah 1,5 LOA. Luas kolam putar yang digunakan untuk
mengubah arah kapal minimal 1,5 kali panjang kapal total (LOA) dari kapal terbesar
nilai draft (d) kapal terbesar sebesar 1,5 meter, nilai Squat (S) sebesar 0,5 meter, dan
nilai Clearance sebesar 0,5 meter. Menurut Sinaga et al. (2013), kedalaman kolam
D = d + S + C atau D = d + ½ H + S
Keterangan :
D = Kedalaman kolam pelabuhan (m) dari 0 sampai 1-5 meter atau 2, karena
C = Jarak aman antara lunas dengan dasar perairan (25 – 100 cm)
D = d+S+C
= 2,5 m
D = d+½H+ S
= 1,5 + ½ 1 + 0,5
= 2,5 m
Sehingga diketahui kedalaman kolam pelabuhan sebesar 2,5 meter. Hal ini tidak
sesuai dengan standar kedalaman PPN yang seharusnya. Menurut Husain dan Juswan
(2013), kedalaman kolam pelabuhan seharusnya adalah 1,1 kali draft kapal pada
muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana, dengan memperhitungkan gerak
osilasi kapal karena pengaruh alam seperti gelombang, angin, arus dan pasang.
Kedalaman kolam yang ideal > dari 3 m. Dilihat dari hasil perhitungan dalam kolam
pelabuhan.
berfungsi sebagai tempat labuh dan bertambatnya kapal, bongkar muat hasil
tangkapan, serta tempat mengisi bahan perbekalan untuk keperluan penangkapan ikan
Pandan digunakan sebagai tempat untuk tambat, labuh, pengisian bahan bakar, serta
perbekalan untuk melaut. Selain itu dermaga di PPN Tanjung Pandan juga digunakan
pelelangan ikan.. Kontruksi dermaga untuk lantai dermaga merupakan pelat beton.
Pondasi yang digunakan untuk Dermaga menggunakan pondasi tiang pancang pre
57
cast standar WIKA dengan type Co. Kedalaman pondasi ini adalah 18 m dari
permukaan tanah. Pile cap yang digunakan pada dermaga PPN Tanjungpandan
tersebut terbuat dari beton insitu. Untuk menahan tanah sekitar dermaga agar tidak
runtuh, dan menghindari abrasi, maka dibuat Dinding Penahan Tanah dimana
dinding tersebut terbuat dari susunan batu kali. Pembuatan dermaga menggunakan
Formula Quinn. Hal-hal yang diperlukan untuk mengetahui panjang dermaga adalah
panjang kapal rata-rata, jarak antar kapal, jumlah kapal yang berlabuh, berat kapal
rata-rata, lama kapal di dermaga, produksi ikan per hari, dan lama fishing trip rata-
rata. Menurut Sinaga et al. (2013), panjang dermaga dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
L = (l+s)n x a x h
Uxd
Keterangan :
[ ( l+ s ) × n ×a × h]
L =
(u × d)
[ ( 18+1 ) 45 ×18 ×6 ]
=
( 15× 18)
[ ( 19 ) 45 ×18 ×6 ]
=
(15 ×18)
92340
=
270
= 342 m2
Menurut Lubis (2012), jetty atau pier adalah tipe dermaga yang letaknya lebih
diinginkan. PPN Tanjung Pandan memiliki 2 jetty berukuran 208 m2 dan 352 m2.
perbekalan, dan tambat labuh. Jetty yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara
4. Revetment
Turap berfungsi untuk menahan tanah dan menahan masuknya air pada lahan
pelabuhan perikanan yang dulunya merupakan bagian dari kolam pelabuhan, namun
dialih fungsikan menjadi daratan. Turap (revetment) di PPN Tanjung Pandan terbuat
dari beton. Berdasarkan data yang didapatkan dari Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Tanjung Pandan, diketahui panjang dari turap (revetment) yaitu 1041 meter.
5. Jalan Komplek
59
Jalan komplek di PPN Tanjung Pandan berfungsi untuk lalu lintas kendaraan
yang akan keluar masuk areal pelabuhan. Luas jalan komplek yaitu 83408,5 m2 dan.
6. Saluran Drainase
Drainase berfungsi untuk mengurangi kelebihan air yang ada di sekitar PPN
Tanjung Pandan. Luas drainase yang berada di PPN Tanjung Pandan yaitu 1600 m2 .
Drainase yang berada di lingkungan PPN Tanjung Pandan bersih dan terawat.
perikanan dan atau yang dapat diusahakan oleh perorangan atau badan hukum.
Fasilitas fungsional terdiri dari fasilitas yang dapat diusahakan dan fasilitas yang
tidak dapat dipisahkan (Hartanto, 2013). Praktik Kerja Lapangan yang telah
1. Pabrik Es
Pada Tabel 3. yang tertera diatas dapat diketahui bahwa fasilitas fungsional
1. Pabrik Es
penangkapan dan pengangkutan ke pasar atau pabrik. Bangunan es terdiri dari ruang
mesin, raung kompresor, ruang produksi, ruang penyimpanan es, dan ruang operator.
merupakan salah pabrik es yang dikelola oleh pelabuhan. Produk pabrik es ini
untuk menurunkan suhu ikan hasil tangkapan agar mutunya tetap dalam kondisi baik.
61
Pendapat ini diperkuat oleh Derma, (2017) yang menyatakan bahwa produk pabrik ini
Tanjung Pandan bahwa kegiatan pabrik es telah dikoordinasikan dengan baik dalam
Tanjung Pandan 2 dibangun oleh perintah dan 2 dibangun oleh CV. Alam Prima dan
CV. Mawar. Pabrik es (Ice Flake) Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan
mulai dioperasikan pada tahun 2010 dimana konstruksi dari pembuatan pabrik es ini
terbuat dari tembok beton. Kapasitas maksimal pabrik es ini adalah 10 ton/hari.
perikanan yang berfungsi meningkatkan nilai ekonomis atau nilai guna dari fasilitas
pokok yang dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Tempat pelelangan ikan adalah
tempat dimana penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan dengan cara
Tanjung Pandan mempunyai luas 300 m2. Selain itu, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di
PPN Tanjung Pandan memiliki perbedaan dari TPI lain nya. TPI di PPN Tanjung
Pandan tidak memiliki sistem pelelangan. Karena ketika ikan yang telah didaratkan
kemudian ditimbang oleh juru timbang di TPI lalu dibeli dan didistribusikan ke
perusahaan yang berada di wilayah pelabuhan untuk dieksport. Luas gedung TPI pada
PPN Tanjung Pandan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah
jumlah produksi hasil tangkapan. Faktor kedua adalah jenis ikan yang ditangkap oleh
nelayan. Hasil tangkapan akan mempengaruhi luas TPI yang digunakan tergantung
62
dari cara meletakkan hasil tangkapan yang diletakkan di keranjang atau di lantai.
Menurut perhitungan dari rumus seharusnya PPN Tanjung Pandan menerima lebih
banyak hasil tangkapan ikan, karena luas sesungguhnya adalah 756 m2. Hal ini
dikarenakan banyak ikan hasil tangkapan dari kapal >10 GT dijual langsung ke
3. Reservoir
mempunyai fungsi untuk menampung air bersih yang telah diolah dan memberi
tekanan. Jenis reservoir ada dua jenis yaitu ground reservoir bangunan penampung
penampung air yang terletak di atas permukaan tanah dengan ketinggiann tertentu
4. Kios BBM
Bahan bakar minyak merupakan kebutuhan penting yang harus dimiliki setiap
kapal perikanan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan yang digunakan untuk
bahan bakar mesin kapal dan mesin bantu penangkapan (Riandani, 2015). Penyaluran
BBM di PPN Tanjung pada bulan november 2017 mencapai 4850 ton dan desember
2017 naik menjadi 5020 ton. Peningkatan terjadi karena meningkatnya jumlah
melaut.. Tiap harinya BBM ini mampu menjual solar sebanyak 15 ton per hari. Bahan
63
bakar solar yang dijual di SPBN ini dijual dengan harga Rp. 7.000,00. Harga tersebut
5. Pelayanan bengkel
ringan dan bengkel perawatan berat) termasuk fungsi layanan pada kapal karena antar
fasilitas yang ada memiliki derajat keeratan dalam melayani kegiatan kapal-kapal
perikanan dari sisi kegiatan yang dilakukan, personil dan aliran kerja yang terjadi.
(PPN) ada tiga tetapi yang beroperasi hanya ada dua, satu diantarnya adalah fasilitas
bengkel milik pemerintah dan kedua bengkel milik swasta yang disewakan. Fasilitas
6. Dok Slipway
Slipway adalah fasilitas perbaikan kapal dengan cara mendudukkan kapal di atas
kereta yang disebut trolley dan menarik kapal tersebut dari permukaan air dengan
mesin. Secara umum proses kerja untuk slipway dock disebut dock tarik, hampir sama
dengan jenis dock yang lain. Perbedaannya adalah kapal dinaikkan ke atas slipway kemudian
ditarik ke darat agar dapat dilakukan proses docking (Sumbawa et al, 2015). Pada
wilayah perairan tenang sekitar sungai dengan kemiringan rel berkisar 2 o sampai 10o.
ikan yang baik pada nelayan di sekitar pelabuhan. Balai pertemuan nelayan juga
nelayan. Balai pertemuan nelayan ini dibuat pada tahun dan luasnyanya 150 m2.
8. Menara Navigasi
Pandan terletak di alur masuk kolam pelabuhan yang digunakan untuk panduan kapal
masuk dan keluar di kolam pelabuha, akan tetapi menara navigasi ini sudah rusak dan
tidak digunakan. Fasilitas navigasi dialamnya fasilitas alat bantu navigasi seperti
lampu, tanda- tanda petunjuk bagi navigasi ke luar dan masuk pelabuhan, alat
9. Kantor Administrasi
luas 588 m2. Kantor ini bertugas untuk pelayanan di pelabuhan serta keselamatan
operasional kapal perikanan serta menyiapkan data produksi perikanan oleh Pusat
Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP). Kantor administrasi terdiri dari dua ruangan
Nusantara Tanjung Pandan mempunyai genset yang berfungsi baik yang berjumlah
satu buah dengan daya listrik sebesar 187,5 KVA. Pasokan listrik untuk lampu jalan
pelabuhan perikanan di Tanjung Pandan. Jaringan telepon dan fax yang jumlahnya 3
buah dimiliki pelabuhan sudah cukup sesuai kebutuhan. Selain itu, radio komunikasi
juga merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan di PPN Tanjung Pandan
keamanan di sekitar lokasi PPN Tanjung Pandan. Termasuk ke dalam fasilitas ini
antara lain stasiun pengamatan cuaca, radio telegram, pos dan telepon.
Pada Tabel 10. yang tertera diatas dapat diketahui bahwa fasilitas penunjang
1. Rumah Dinas
Rumah dinas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Panda nada dua yaitu
66
rumah dinas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan ada dua yaitu rumah
dinas golongan II yang dibangun pada tahun 1985 dan 1991 dengan kondisi yang
baik.
2. MCK
dengan kondisi cukup baik dengan luas 36 m 2 di bangun pada tahun 2000. Fasilitas
3. Mess Operator
Dibangun pada tahun 1977 dgn luas koppel type C. Mess operator digunakan
sendiri. Pelayanan kepada pelanggan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan
terencana oleh organisasi atau unit kerja pelaksana dengan tujuan agar produksi
maupun jasa yang dihasilkan tetap ada dan dapat bertahan melawan persaingan yang
Air tawar adalah salah satu bahan yang sangat diperlukan dan harus tersedia
perbekalan kapal perikanan lainnya. Penggunaan air tawar tidak hanya sebagai bahan
perbekalan melaut para nelayan tetapi juga merupakan bahan baku untuk pembuatan
perikanan.
kapal. Penyediaan bahan bakar oli pelumas harus disediakan sesuai kebutuhan kapal
yang berpangkal di pelabuhan atau yang singgah untuk menjual hasilnya. Tergantung
keadaan ada kalanya perlu dibuat instalasi khusus tanki minyak (solar) lengkap
dengan tangki pompanya (dispenser). Perlu koordinasi dengan pemasok minyak agar
pelayanan tambat labuh menjadi tiga kategori yaitu, tambat, tender dan labuh. Tambat
lambung kapal ke kapal yang sedang bertambat di dermaga, sedangkan labuh adalah
kegiatan melempar jangkar kapal ke perairan kolam pelabuhan dan tidak bersandar
pada dermaga atau kapal lain yang sedang bertambat.Fasilitas ini digunakan oleh
juga ditentukan berdasarkan kondisi dari hasil tangkapan tersebut. Semakin baik mutu
hasil tangkapan, maka harganya akan semakin tinggi. Kebutuhan mutu yang baik
karena hasil tangkapan merupakan bahan pangan. Apabila mutunya tergolong buruk
karena dibiarkan pada suhu kamar, dan sudah mengalami proses pembusukan, maka
ini disebabkan oleh kontaminasi bakteri pathogen dengan dekarboksilasi asam amino
produk karena sudah tidak dapat dikonsumsi. Mutu hasil tangkapan tersebut dapat
berupa gedung dan ruangan atau luasan daratan di dalam pelabuhan yang dapai
yang selanjutnya akan didata oleh petugas pelabuhan perikanan dan didistribusikan
peralatan penangkapan ikan, misalnya docking dan bengkel. Fasilitas ini dapat berupa
docking atau slipway yang dapat menampung kapal berbagai ukuran kapal sesuai
bengkel lengkap dengan peralatan dan suku cadang mesun kapal, baik itu mesin
utama (motor) ataupun mesin tambahan. Perbaikan jaring pada Pelabuhan Perikanan
Nusantaran Tanjung Pandan belum ada sehingga perbaikan jaring biasanya di daerah
actuating, controlling. Alur keluar kapal yaitu nakhoda, pengurus dan agen kapal
lapor atas kapal yang akan keluar pada instansi terkait menyelesaikan seluruh
perijinan kapal perikanan, memeriksa alat tangkap ,hasil tangkap, jumlah hasil
keberangkatan kapal, bukti pembayaran jasa pelabuhan, SLO, STBLKK, daftar awak
70
awak kapal,izin penggunaan tenaga asing dan lain – lain). Pemeriksaan fisik kapal
dan alat penangkap ikan (jenis alat penangkapan ikan, jumlah alat penangkapan
dokumen dan daftar ABK, memeriksa nautis, teknis dan admin memeriksa SPB
menyimpan dokumen kapal, penerbitan surat tanda bukti lapor kedatangan kapal
Pemeriksaan kesehatan dan setelah itu hasil tangkapan didata dan disalurkan ke
kepada seksi kesyahbandaran lalu membawa surat yang ditujuan untuk kepala seksi
Wilayah kerja pelabuhan perikanan terdiri dari wilayah kerja daratan yang
perikanan, tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan, TPI, suplai air bersih.
Wilayah kerja daratan seluas 4,98 ha dan wilayah kerja perairan seluas 6,43 ha.
Wilayah kerja perairan yang dipergunakan antara lain sebagai kolam pelabuhan
Daratan yang dipergunakan antara lain sebagai akses jalan dari dan ke pelabuhan
perikanan, permukiman nelayan, pasar ikan dan lainnya yang berpengaruh langsung
dipergunakan antara lain sebagai alur pelayaran dari dan ke pelabuhan perikanan,
keperluan keadaan darurat, kegiatan pemanduan, uji coba kapal, penempatan kapal
mati, dan kapal. Wilayah pengoperasian daratan seluas 63,05 hektar, yang terdiri dari
wpd 1 seluas 27,52 hektar dan wpd 2 seluas 35,53 hektar. Wilayah pengoperasian
areal baru, hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
ditetapkan dengan tujuan sebagai acuan atau pedoman bagi pemerintah, pemerintah
daerah, dan badan usaha milik negara dan atau swasta dalam menyelenggarakan
antara satu dan lainnya. Pengembangan jangka pendek diarahkan pada upaya
mengatasi masalah yang mendesak saat ini seperti kolam Pelabuhan yang belum
memadai, karena kedalaman nya yang dangkal sehingga mengurangi kapal berukuran
besar untuk sandar di pelabuhan, pelabuhan sudah sangat padat oleh aktivitas kapal-
kapal ikan yang ada, sehingga perlu penambahan dermaga baru, armada berukuran
kecil (< 10 GT) kurang disiplin dan sulit diatur, sehingga mereka parkir/tambat di
seluruh bagian pelabuhan, tata cara bongkar-muat, sandar dan lelang belum dapat
diterapkan dengan benar dan baik ,gangguan stabilitas morfologi pantai (sedimentasi
jangka pendek diarahkan untuk optimasi pemanfaatan fasilitas yang sudah dibangun
komoditas perikanan, dan menjadikan PPP Tanjung Pandan sebagai “growth center”.
yang menggunakan jasa dari pelabuhan perikanan yaitu belum ada rumusan master-
pembangunan terkesan belum terfokus pada sasaran jangka panjang terpadu yang
73
belum memadai, karena kedalaman nya yang dangkal sehingga mengurangi kapal
berukuran besar untuk sandar di pelabuhan, budaya “one day fishing” dalam
5.1. Kesimpulan
PPN Tanjung Pandan secara keseluruhan sudah memenuhi kriteria yang telah
2. Jenis layanan yang ada di PPN Tanjung Pandan yaitu pelayanan tambat labuh
5.2. Saran
kembali, seperti galangan kapal, cold storage, dan lain-lain. Selain itu,
antrian saat bongkar muat hasil tangkapan dan pemanfaatan lahan yang masih
ibadah.