JURUSAN SAINS
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
1.3 Tujuan 6
1.5 Hipotesis 6
DAFTAR PUSTAKA 18
i
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim karena kekayaan laut yang melimpah ruah.
Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang memiliki luas sebesar 1.904.556
km2. Luas Indoneisa ini terdiri dari 17.508 pulau, 5,8 juta km2 lautan dan 81.290 juta
km panjang pantai sehingga Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yaitu
energi laut. (Aidil Zambri, 2015) Energi ini dapat berasal dari gelombang laut, arus
laut, pasang surut air laut, dan perbedaan suhu permukaan laut. Indonesia dikelilingi
oleh dua buah samudra yaitu samudra hindia dan samudra pasifik. Oleh karenanya,
pada perairan menuju samudra, memiliki gelombang laut yang besar dan tinggi.
Sehingga salah satu potensi energi laut di Indonesia adalah energi yang berasal dari
gelombang laut. Daerah di Indonesia yang memiliki potensi gelombang laut antara
lain yaitu Nusa tenggara (10-20 KW/m), Pulau Sumatera bagian Selatan dan pulau
Jawa bagian Barat (40 KW/m). Beberapa penelitian menyebutkan Indonesia
memiliki potensi energi gelombang laut mencapai 70 KW/m gelombang. (Parjiman,
2018). Berdasarkan International Journal of Mechanical Engineering and
Technology (IJMET), daerah di Indonesia yang memiliki potensial terhadap energi
gelombang laut antara lain Pulau Sumatera bagian Barat, bagian Selatan Jawa Bali
Nusa Tenggara dan Pulau Papua bagian Utara. (Denny Nugroho Sugianto, 2017)
Prototipe- Prototipe dikembangkan oleh badan, PLN dan perguruan tinggi yang ada
di Indonesia. Badan yang telah membuat prototipe misalnya BPPT dan BPDP.
Pembuatan prototype PLTGL menggunakan teknologi Oscillating Water Column
4
(OWC) dilakukan di Parang Racuk (Gunung Kidul) Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Uji coba tersebut hingga saat ini masih belum mendapat hasil
yang diharapkan karena prototipe dengan teknologi OWC memiliki kesulitan
operasional secara mekanis. (Denny Nugroho Sugianto, 2017)
Berdasarkan cadangan energi tak terbarukan yang mulai menipis, dampak polusi
yang mulai mempengaruhi bumi, serta peluang energi gelombang di Indonesia maka
pembangkit listrik dari gelombang laut dapat menjadi solusi dan peluang energi
terbarukan yang dapat dikembangkan. Teknologi yang dipakai dapat dapat di
adaptasi dengan teknologi yang sudah berkembang di negara-negara maju dengan
perairan yang sesuai karakteristiknya di Indonesia. Melalui studi literatur, teknologi
yang menghasilkan energi besar dari gelombang laut di perairan Indonesia yaitu
teknologi Tapchan yang dikembangkan oleh Norwegia.
5
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Kajian energi terbarukan yaitu gelombang laut sebagai pembangkit listrik ini
menggunakan teknologi Tapchan. Kajian ini hanya sebatas studi pustaka yang
dilakukan oleh penulis.
1.5 Hipotesis
6
BAB II
TEORI DASAR
Sumber energi tak terbarukan adalah sumber energi yang berasal dari fosil-fosil
jutaan tahun lalu yang tertimbun. Sumber energi tak terbarukan sampai saat ini
merupakan sumber energi terbesar yang dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia.
Sumber ini contohnya adalah minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan lain-lain.
(Kholiq, 2015) Sumber energi ini dapat habis dan mengakibatkan menipisnya jumlah
minyak bumi, tidak stabilnya harga akibat jumlah produksi yang lebih sedikit
dibanding permintaan, polusi gas rumah kaca seperti CO2 akibat pembakaran fosil
tersebut yang dapat mempengaruhi iklim. (Kholiq, 2015)
Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang banyak digunakan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Energi listrik diperoleh dari pembangkit
listrik yang ada. Misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL),
8
Pembangkit Listrik Tenaga.Gelombang Laut (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hdiro (PLTMH) dan lain-lain. Energi listrik dalam fisika disimbolkan W, dan
memiliki satuan Joule. Energi ini memiliki persamaan yaitu sebagai berikut.
W V i t
Dengan 𝑉 adalah tegangan dalam volt, 𝑖 adalah arus yang mengalir dalam ampere,
dan 𝑡 dalah waktu dalam sekon. Energi persatuan waktu dapat didefinisikan sebagai
daya (P). Satuan daya yaitu Watt. Satuan energi listrik pada pembangkit biasanya
dinyatakan sebagai KWh / kapita
Gelombang laut adalah fenomena naik turunnya air laut. Gelombang laut sering
disebut juga sebagai ombak. (Jatmiko, 2017) Gelombang ini dapat terbentuk karena
proses terjadinya alih energi dari energi angin sehingga angin merupakan
pembangkit dari gelombang laut (Jatmiko, 2017). Angin yang berhembus diatas
permukaan air laut menyebabkan terjadinya gesekan dan gerakan air sehingga
menghasilkan gelombang. (Parjiman, 2018) Semakin besar angin ang berhembus
semakin besar atau tinggi gelombang yang dihasilkan. Menurut pusat informasi dan
pelayanan meteorologi kelautan, gelombang dapat terjadi akibat tiga faktor utama
yaitu akibat angin, akibat gempa bumi (gelombang tsunami), dan akibat daya tarik
benda-benda langit atau dikenal dengan gelombang pasang surut. (Jatmiko, 2017)
Namun selain tiga faktor tersebut, gelombang dapat terjadi akibat gerakan-gerakan
kapal. Ukuran gelombang dipengaruhi oleh beberapa besaran yaitu tinggi
gelombang, periode gelombang, dan panjang gelombang. Tinggi gelombang adalah
jarak dari puncak gelombang ke lembah gelombang. Periode gelombang adalah
waktu yang dibutuhkan untuk satu panjang gelombang. Panjang gelombang adalah
jarak berurutan secara horizontal antara puncak atau lembah gelombang. (Jatmiko,
2017) Selain itu, gelombang laut juga memiliki besaran seperti cepat rambat
gelombang dan arah perambatannya. (M. Hawarul Aini Al Mursyid, 2020)
9
Gambar 2 Bentuk dan Bagian Gelombang
10
Sumber: Jurnal Sustainability MDPI 2020
Pada tepi Pantai karakteristik gelombang laut memiliki kondisi yang pecah atau tidak
beraturan. Hal ini berdasarkan teori gelombang linier yang menyatakan bahwa
gelombang merambat ke perairan dangkal dengan frekuensi dan periode yang tetap
konstan namun panjang gelombang berubah. Ketika gelombang bergerak dengan cepat
rambat tertentu menuju tepi maka panjang gelombangnya berkurang, menumpuknya
puncak gelombang sehingga terjadi pecah nya gelombang di tepi pantai. Gerakan yang
gelombang berupa rotasi (orbital) dan translasi. Gerakan orbital berubah ketika terjadi
penurunan kedalaman air. Pada gelombang laut dalam orbitalnya tertutup dan partikel
memiliki lintasan berbentuk lingkaran. (Björck, 2011)
Parameter tersebut dapat yang mempengaruhi besar energi yang dihasilkan. (Björck,
2011)
11
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)
Pembangkit Listrik adalah sistem yang menghasilkan energi listrik dengan prinsip
konversi energi. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) adalah
pembangkit listrik yang mengkonversi energi dari energi gelombang laut menjadi
energi listrik. PLTGL sudah diujicoba pada Skotlandia dan menghasilkan energi
sebesar 500 KW yang dapat diaplikasikan pada 400 rumah tangga. (Kholiq, 2015)
Cara kerja pembangkit ini yaitu memanfaatkan gerakan bolak balik beton yang
dipasang pada dua lokasi yaitu pantai dan dasar permukaan laut akibat gelombang
laut baik saat pasang maupun surut. Gerakan bolak balik yang dihasilkan digunakan
untuk memutar turbin pembangkit listrik. (Jatmiko, 2017)
Teknologi pembangkit listrik tenaga gelombang saat ini sudah banyak berkembang
dan bervariasi jenisnya, diantaranya yaitu teknologi buoy tipe, teknologi
Overtopping devices, dan teknologi Oscilatting water column. Berdasarakan Wave
Energi Technology Brief Report, teknologi konversi energi gelombang laut
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu Oscilatting water column, Oscilatting Bodies, dan
Overtopping.
Klasifikasi teknologi diatas dapat diilustrasikan pada gambar 4. Namun selain itu
terdapat teknologi lain seperti Atenuator, Point Absorber, dan Pressure Differential.
12
Gambar 4 Teknologi konversi energi gelombang laut
PLTGL di Indonesia masih terus dikembangkan sampai saat ini. Berikut adalah hasil
studi literatur penulis terkait data PLTGL pada gambar 5 yang menyatakan hasil
PLTGL di perairan Indonesia.
13
Gambar 5 Data Penelitian PLTGL di Indonesia
14
BAB III
METODE
Konstruksi pembangkit seperti gambar diatas bertujuan untuk menagkap air laut. Ketika
gelombang datang mencapai saluran pada pembangkit air akan jatuh pada reservoir
melewati turbin yang terhubung pada generator listrik sehingga air dapat memutar
generator. Turbin yang digunakan adalah turbin tipe Kaplan atau low head hydro
turbines. (Omar Farrok, 2020) Energi gelombang berupa energi potensial dan kinetik
atau sering disebut energi mekanik yang kemudian menjadi energi listrik. Energi
potensial dihasilkan ketika gelombang tertahan dan terkumpul pada reservoir dengan
ketinggian tertentu yang kemudian melewati turbin. Energi kinetik dihasilkan dari
gerakan generator. Konstruksi Tapchan mampu mengatasi kondisi cuaca yang ekstrim.
(Mehlum, 1986)
Prinsip dasar dari Tapchan yaitu membagi sistem menjadi sub-sistem yang terdiri dari
komponen utama kolektor, reservoir, turbin, dan generator (Mehlum, 1986)
16
2. Konverter energi yang terdiri dari turbin dan generator berfungsi mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Komponen ini disebut komponen Power
Take-Off (PTO)
Konsep dan prinsip teknologi ini dapat diilustrasikan sebagai pada gambar 7 berikut.
17
DAFTAR PUSTAKA
D. Yogi Doswami, F. K. (2017). Energi Convertion. London, New York: CRC Press.
Irhasa, R. S. (( 2014 )). Study on Wave Energi into Electricity in the South Coast of
Yogyakarta, Indonesia. Energi Procedia (Elsevier), 149 – 155.
18
M. Hawarul Aini Al Mursyid, B. B. (2020). Rancang Bangun Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang Air Laut ( Pelampung) Kapasitas 100 Watt. Jurnal EL
Sains, 37-42.
Omar Farrok, K. A. (2020). Electrical Power Generation from the Oceanic Wave for
Sustainable Advancement in Renewable Energi Technologies. MDPI, 1-23.
Safitria, L. E. (2016). Studi Potensi Energi Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem
Oscillating Water Column (OWC) di Perairan Pesisir Kalimantan Barat.
Positron, 8-16.
19