Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Kajian Energi Terbarukan: Gelombang laut sebagai Pembangkit Listrik dengan


Teknologi Tapchan

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Fisika

Dosen Pengampu: Dr. Ikah N.P.Permanasari, S.Si.,M.Si.

Disusun Oleh: Tiara Sabrina Ivada (118110032)

PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN SAINS

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 3

1.3 Tujuan 6

1.4 Batasan Masalah 6

1.5 Hipotesis 6

BAB II TEORI DASAR 7

2.1 Energi dan Sumber Energi 7

2.2 Energi Listrik 8

2.3 Gelombang Laut 9

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) 12

BAB III METODOLOGI 15

3.1 Komponen-Komponen Pembangkit Listrik 15

3.2 Teknologi Tapchan (The Tapered Channel Wave Power Plant) 15

DAFTAR PUSTAKA 18

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Potensi Energi Terbarukan di Indonesia ......................................................... 8


Gambar 2 Bentuk dan Bagian Gelombang .................................................................... 10
Gambar 3 Pembagian 3 Daerah laut berdasarkan kekuatan gelombang ...................... 10
Gambar 4 Teknologi konversi energi gelombang laut .................................................. 13
Gambar 5 Data Penelitian PLTGL di Indonesia............................................................ 14
Gambar 6 Desain Overtopping ...................................................................................... 16
Gambar 7 Konsep Tapchan ........................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan energi listrik masyarakat diseluruh dunia meningkat dari tahun-ketahun.


Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi energi listrik per kapita
masyarakat Indonesia adalah 1,02 MWH/Kapita tahun 2017, 106 MWH/Kapita
tahun 2018, dan 1,08 MWH/Kapita tahun 2019. Pemasok energi listrik terbesar
berasal dari minyak, gas, batu bara dan lain-lain yang merupakan energi tak
terbarukan. Energi ini berasal dari fosil-fosil jutaan lalu yang tertimbun dan dapat
habis. Sedangkan proses terbentuknya membutuhkan waktu yang sangat lama
sehingga dapat mengakibatkan terjadi krisis energi. Selain itu, energi tak terbarukan
memiliki dampak buruk terhadap perubahan iklim akibat polusi gas rumah kaca yang
dihasilkan dari proses pembakaran fosil-fosil tersebut. Negara-negara maju sedang
mengembangkan pembangkit listrik alternatif dari energi yang berasal dari alam
yang tidak habis, dan tidak memiliki dampak buruk terhadap bumi. Energi ini disebut
energi terbarukan. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan
alam tersebut dapat menjadi energi terbarukan dan menjadi alternatif energi tak
terbarukan. Namun energi terbarukan ini masih belum dapat dimanfaatkan secara
maksimal baik energi air, angin, surya, panas bumi, biomassa, bioenergi, dan laut
yang terdiri dari gelombang lau, arus laut, pasang surut air laut., dan perbedaan suhu
permukaan laut.

Indonesia merupakan negara maritim karena kekayaan laut yang melimpah ruah.
Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang memiliki luas sebesar 1.904.556
km2. Luas Indoneisa ini terdiri dari 17.508 pulau, 5,8 juta km2 lautan dan 81.290 juta
km panjang pantai sehingga Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yaitu
energi laut. (Aidil Zambri, 2015) Energi ini dapat berasal dari gelombang laut, arus
laut, pasang surut air laut, dan perbedaan suhu permukaan laut. Indonesia dikelilingi
oleh dua buah samudra yaitu samudra hindia dan samudra pasifik. Oleh karenanya,
pada perairan menuju samudra, memiliki gelombang laut yang besar dan tinggi.
Sehingga salah satu potensi energi laut di Indonesia adalah energi yang berasal dari
gelombang laut. Daerah di Indonesia yang memiliki potensi gelombang laut antara
lain yaitu Nusa tenggara (10-20 KW/m), Pulau Sumatera bagian Selatan dan pulau
Jawa bagian Barat (40 KW/m). Beberapa penelitian menyebutkan Indonesia
memiliki potensi energi gelombang laut mencapai 70 KW/m gelombang. (Parjiman,
2018). Berdasarkan International Journal of Mechanical Engineering and
Technology (IJMET), daerah di Indonesia yang memiliki potensial terhadap energi
gelombang laut antara lain Pulau Sumatera bagian Barat, bagian Selatan Jawa Bali
Nusa Tenggara dan Pulau Papua bagian Utara. (Denny Nugroho Sugianto, 2017)

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) sudah dikembangkan sejak


tahun 1799 di Perancis dan dipatenkan oleh Girard dan Son. (Aidil Zambri, 2015)
Sejak saat itu penelitian untuk pengembangan teknologi pembangkit ini terus
berkembang. Misalnya negara Norwegia mengembangkan teknologi Tapchan,
Denmark mengembangkan teknologi Wave Dragon, Seatricity mengembangkan
teknologi Cornwall, Jepang mengembangkan teknologi Mighty Whale, Scotland
mengembangkan teknologi Pelamis, Kanada mengembangkan teknologi Wavemill,
Belanda mengembangkan teknologi Archimedes Wave Swing, USA-Washingtom
mengembangkan teknologi AquaBuoy, USA-Oregon dan Korolado
mengembangkan teknologi Floating Platform, USA Kalifornia mengembangkan
teknologi Wave Rider, United Kingdom mengembangkan teknologi Salter Duck, dan
masih banyak lagi. (Aidil Zambri, 2015) Indonesia telah mengembangkan PLTGL
ini berupa prototipe di beberapa daerah menggunakan teknologi seperti Oscillating
Wave Couloumn (OWC), Sistem Bandul, dan One-Way Gear. (Jatmiko, 2017) Selain
itu, teknologi PLTGL yang sudah diterapkan antara lain Atenuator, Point Absorber,
dan Pressure Differential, dan masih banyak lagi.

Prototipe- Prototipe dikembangkan oleh badan, PLN dan perguruan tinggi yang ada
di Indonesia. Badan yang telah membuat prototipe misalnya BPPT dan BPDP.
Pembuatan prototype PLTGL menggunakan teknologi Oscillating Water Column

4
(OWC) dilakukan di Parang Racuk (Gunung Kidul) Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Uji coba tersebut hingga saat ini masih belum mendapat hasil
yang diharapkan karena prototipe dengan teknologi OWC memiliki kesulitan
operasional secara mekanis. (Denny Nugroho Sugianto, 2017)

Pembangunan perangkat pembangkit ini disesuikan dengan lokasi penempatan


pembangkit. Lokasi tersebut dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah garis pantai,
dekat pantai menengah, laut lepas. Apabila teknologi yang digunakan dalam
membangun pembangkit ini sesuai dan tepat dengan lokasi dan kondisi gelombang
laut maka dapat menghasilkan energi listrik yang besar. Selain itu, biaya
pemasangan, biaya pemeliharaan juga harus menjadi pertimbangan dalam
pembangunan PLTGL ini.

Berdasarkan cadangan energi tak terbarukan yang mulai menipis, dampak polusi
yang mulai mempengaruhi bumi, serta peluang energi gelombang di Indonesia maka
pembangkit listrik dari gelombang laut dapat menjadi solusi dan peluang energi
terbarukan yang dapat dikembangkan. Teknologi yang dipakai dapat dapat di
adaptasi dengan teknologi yang sudah berkembang di negara-negara maju dengan
perairan yang sesuai karakteristiknya di Indonesia. Melalui studi literatur, teknologi
yang menghasilkan energi besar dari gelombang laut di perairan Indonesia yaitu
teknologi Tapchan yang dikembangkan oleh Norwegia.

Dengan demikian, pemanfaatan energi terbarukan berupa energi gelombang laut di


Indonesia dengan menggunakan teknologi tapchan dapat menjadi solusi dari masalah
krisis energi.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan:


1 Bagaimana potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)
dengan teknologi Tapchan di Indonesia?
2 Apakah teknologi Tapchan pada Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
(PLTGL) efektif jika diterapkan di Indonesia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis mengajukan beberapa tujuan yaitu:


1. Mengetahui Potensi PLTGL melalui teknologi Tapchan apanila diterapkan
di Indonesia.
2. Mengetahui keefektifan PLTGL melalai teknologi Tapchan yang diterapkan
di Indonesia.

1.4 Batasan Masalah

Kajian energi terbarukan yaitu gelombang laut sebagai pembangkit listrik ini
menggunakan teknologi Tapchan. Kajian ini hanya sebatas studi pustaka yang
dilakukan oleh penulis.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang diatas,penulis mengajukan hipotesis bahwa pembangkit


listrik tenaga gelombang laut menggunakan teknologi Tapchan memiliki peluang
besar pada perairan Indonesia terutama perairan menuju samudra.

6
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Energi dan Sumber Energi


Energi merupakan kebutuhan penting manusia dalam kehidupan sehari-hari Secara
sederhana energi dalam fisika didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
usaha/kerja. Berdasarkan hukum kelestarian/kekekalan energi yang berbunyi
“Energi tidak dapat diciptakan, energi tidak dapat dimusnhkan energi hanya berubah
bentuk dari bentuk satu kebentuk lain”. Maka dapat disimpulkan bahwa energi hanya
dapat bertransformasi. Misalnya energi kimia menjadi energi listrik, energi listrik
menjadi energi gerak, energi listrik menjadi energi panas, dan masih banyak lagi.
Energi dapat diperoleh dari sumber energi yang tersedia di alam. Sumber energi
terbagi menjadi dua yaitu sumber energi terbarukan dan sumber energi tak
terbarukan. (Kholiq, 2015) sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang
berasal dari proses alam, ramah lingkungan dan tidak mempengaruhi perubahan
iklim serta panas global. Sumber energi ini berasal dari angin, air, udara, cahaya /
matahari, gelombang laut, pasang surut, arus laut, energi perbedaan suhu lapisan laut,
panas bumi (geothermal), Bioenergi (energi tumbuhan), Biomassa/biogas. (Aidil
Zambri, 2015) Berdasarkan UU No.30 tahun 2007 Sumber energi terbarukan adalah
sumber energi yang berasal dari panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran
dan air terjun, dan perbedaan suhu pada lapisan laut. (Lumbangaol, 2017) Indonesia
memiliki potensi energi terbarukan karena kondisi dan kekayaan alam yang dimiliki.
Berikut adalah data potensi energi terbarukan di Indonesia. Data potensi ini
merupakan liputan utama jurnal energi edisi 02 tahun 2016. Jurnal energi ini adalah
media komunikasi kementerian energi dan sumber daya mineral.
Gambar 1 Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

(Sumber: Jurnal Energi 2016)

Sumber energi tak terbarukan adalah sumber energi yang berasal dari fosil-fosil
jutaan tahun lalu yang tertimbun. Sumber energi tak terbarukan sampai saat ini
merupakan sumber energi terbesar yang dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia.
Sumber ini contohnya adalah minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan lain-lain.
(Kholiq, 2015) Sumber energi ini dapat habis dan mengakibatkan menipisnya jumlah
minyak bumi, tidak stabilnya harga akibat jumlah produksi yang lebih sedikit
dibanding permintaan, polusi gas rumah kaca seperti CO2 akibat pembakaran fosil
tersebut yang dapat mempengaruhi iklim. (Kholiq, 2015)

2.2 Energi Listrik

Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang banyak digunakan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Energi listrik diperoleh dari pembangkit
listrik yang ada. Misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL),

8
Pembangkit Listrik Tenaga.Gelombang Laut (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hdiro (PLTMH) dan lain-lain. Energi listrik dalam fisika disimbolkan W, dan
memiliki satuan Joule. Energi ini memiliki persamaan yaitu sebagai berikut.
W V i t
Dengan 𝑉 adalah tegangan dalam volt, 𝑖 adalah arus yang mengalir dalam ampere,
dan 𝑡 dalah waktu dalam sekon. Energi persatuan waktu dapat didefinisikan sebagai
daya (P). Satuan daya yaitu Watt. Satuan energi listrik pada pembangkit biasanya
dinyatakan sebagai KWh / kapita

2.3 Gelombang Laut

Gelombang laut adalah fenomena naik turunnya air laut. Gelombang laut sering
disebut juga sebagai ombak. (Jatmiko, 2017) Gelombang ini dapat terbentuk karena
proses terjadinya alih energi dari energi angin sehingga angin merupakan
pembangkit dari gelombang laut (Jatmiko, 2017). Angin yang berhembus diatas
permukaan air laut menyebabkan terjadinya gesekan dan gerakan air sehingga
menghasilkan gelombang. (Parjiman, 2018) Semakin besar angin ang berhembus
semakin besar atau tinggi gelombang yang dihasilkan. Menurut pusat informasi dan
pelayanan meteorologi kelautan, gelombang dapat terjadi akibat tiga faktor utama
yaitu akibat angin, akibat gempa bumi (gelombang tsunami), dan akibat daya tarik
benda-benda langit atau dikenal dengan gelombang pasang surut. (Jatmiko, 2017)
Namun selain tiga faktor tersebut, gelombang dapat terjadi akibat gerakan-gerakan
kapal. Ukuran gelombang dipengaruhi oleh beberapa besaran yaitu tinggi
gelombang, periode gelombang, dan panjang gelombang. Tinggi gelombang adalah
jarak dari puncak gelombang ke lembah gelombang. Periode gelombang adalah
waktu yang dibutuhkan untuk satu panjang gelombang. Panjang gelombang adalah
jarak berurutan secara horizontal antara puncak atau lembah gelombang. (Jatmiko,
2017) Selain itu, gelombang laut juga memiliki besaran seperti cepat rambat
gelombang dan arah perambatannya. (M. Hawarul Aini Al Mursyid, 2020)

9
Gambar 2 Bentuk dan Bagian Gelombang

Sumber: Jurnal EL Sains 2020

Gelombang laut merupakaan gelombang yang merambang melalui medium.


Medium perambatan gelombang ini yaitu air laut. Gelombang laut termasuk pada
jenis gelombang mekanik. (M. Hawarul Aini Al Mursyid, 2020) gelombang laut
memiliki tiga daerah utama dalam pemasangan pembangkit listrik, yaitu daerah garis
pantai (10–15 m), dekat pantai menengah (15-25 m), laut lepas (lebih dari 50 m).
daerah garis pantai memiliki potensi tinggi gelombang sebesar 7,8 m. sedangkan
pada laut lepas tinggi gelombang dapat mencapai lebih dari 30 m. berikut adalah
ilustrasi ketiga daerah pada gambar 3.

Gambar 3 Pembagian 3 Daerah laut berdasarkan kekuatan gelombang

10
Sumber: Jurnal Sustainability MDPI 2020

Pada tepi Pantai karakteristik gelombang laut memiliki kondisi yang pecah atau tidak
beraturan. Hal ini berdasarkan teori gelombang linier yang menyatakan bahwa
gelombang merambat ke perairan dangkal dengan frekuensi dan periode yang tetap
konstan namun panjang gelombang berubah. Ketika gelombang bergerak dengan cepat
rambat tertentu menuju tepi maka panjang gelombangnya berkurang, menumpuknya
puncak gelombang sehingga terjadi pecah nya gelombang di tepi pantai. Gerakan yang
gelombang berupa rotasi (orbital) dan translasi. Gerakan orbital berubah ketika terjadi
penurunan kedalaman air. Pada gelombang laut dalam orbitalnya tertutup dan partikel
memiliki lintasan berbentuk lingkaran. (Björck, 2011)

Penelitian menggunakan pelampung dilakukan untu menentukan besaran dan parameter


pada gelombang laut diperoleh adanya spectrum gelombang yang diturunkandari
persamaan transformasi Forier. Spektrum tersebut menyimpan data parameter yaitu

1. Tinggi gelombang signifikan


2. Tinggi gelombang rata-rata dari kumpulan tinggi gelombang yang terdiri dari
gelombang tertinggi ketiga
3. Tinggi gelombang puncak
4. Tinggi gelombang tertinggi
5. Periode titik nol
6. Waktu rata-rata
7. Periode energi gelombang
8. Periode gelombang yang sesuai energi.
9. Periode gelombang puncak
10. Periode terpanjang

Parameter tersebut dapat yang mempengaruhi besar energi yang dihasilkan. (Björck,
2011)

11
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)

Pembangkit Listrik adalah sistem yang menghasilkan energi listrik dengan prinsip
konversi energi. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) adalah
pembangkit listrik yang mengkonversi energi dari energi gelombang laut menjadi
energi listrik. PLTGL sudah diujicoba pada Skotlandia dan menghasilkan energi
sebesar 500 KW yang dapat diaplikasikan pada 400 rumah tangga. (Kholiq, 2015)
Cara kerja pembangkit ini yaitu memanfaatkan gerakan bolak balik beton yang
dipasang pada dua lokasi yaitu pantai dan dasar permukaan laut akibat gelombang
laut baik saat pasang maupun surut. Gerakan bolak balik yang dihasilkan digunakan
untuk memutar turbin pembangkit listrik. (Jatmiko, 2017)
Teknologi pembangkit listrik tenaga gelombang saat ini sudah banyak berkembang
dan bervariasi jenisnya, diantaranya yaitu teknologi buoy tipe, teknologi
Overtopping devices, dan teknologi Oscilatting water column. Berdasarakan Wave
Energi Technology Brief Report, teknologi konversi energi gelombang laut
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu Oscilatting water column, Oscilatting Bodies, dan
Overtopping.
Klasifikasi teknologi diatas dapat diilustrasikan pada gambar 4. Namun selain itu
terdapat teknologi lain seperti Atenuator, Point Absorber, dan Pressure Differential.

12
Gambar 4 Teknologi konversi energi gelombang laut

Sumber: Wave Energi Technology Brief Report

PLTGL di Indonesia masih terus dikembangkan sampai saat ini. Berikut adalah hasil
studi literatur penulis terkait data PLTGL pada gambar 5 yang menyatakan hasil
PLTGL di perairan Indonesia.

13
Gambar 5 Data Penelitian PLTGL di Indonesia

Sumber: International Journal of Mechanical Engineering and Technology (IJMET)

14
BAB III
METODE

3.1 Komponen-Komponen Pembangkit Listrik

Teknologi pengekstraksi energi gelombang memiliki empat komponen utama yaitu


komponen struktrur dan penggerak utama, pondasi, Power Take-Off (PTO), dan sistem
kontrol. Komponen struktur dan penggerak utama merupakan bagian yang menangkap
gelombang. Pondasi merupakan bagian yang menjaga agar struktur dan penggerak
utama tetap pada posisinya. Power Take-Off (PTO) merupakan sistem yang
mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik. Sistem kontrol merupakan bagian
yang menjaga dan mengoptimalkan kinerja sistem. Sistem perangkat pembangkit terbagi
menjadi dua yaitu perangkat tetap dan perangkat apung.

3.2 Teknologi Tapchan (The Tapered Channel Wave Power Plant)

Teknologi Tapchan pertama dikembangkan di Norwegia dengan jenis teknologi yaitu


Overtopping yang desain dan strukturnya tetap. (Robert-Schuman-Platz, 2014) Melalui
teknologi Tapchan ini efisiensi konversi energi tinggi dipertahankan selama berbagai
ketinggian gelombang, frekuensi dan arah sehingga teknologi ini sesuai pada semua
daerah laut. Overtopping sering disebut juga terminator. Teknologi ini berbentuk
bangunan yang desain seperti gambar berikut. (Omar Farrok, 2020)
Gambar 6 Desain Overtopping

Sumber: Jurnal Sustainability MDPI 2020

Konstruksi pembangkit seperti gambar diatas bertujuan untuk menagkap air laut. Ketika
gelombang datang mencapai saluran pada pembangkit air akan jatuh pada reservoir
melewati turbin yang terhubung pada generator listrik sehingga air dapat memutar
generator. Turbin yang digunakan adalah turbin tipe Kaplan atau low head hydro
turbines. (Omar Farrok, 2020) Energi gelombang berupa energi potensial dan kinetik
atau sering disebut energi mekanik yang kemudian menjadi energi listrik. Energi
potensial dihasilkan ketika gelombang tertahan dan terkumpul pada reservoir dengan
ketinggian tertentu yang kemudian melewati turbin. Energi kinetik dihasilkan dari
gerakan generator. Konstruksi Tapchan mampu mengatasi kondisi cuaca yang ekstrim.
(Mehlum, 1986)

Prinsip dasar dari Tapchan yaitu membagi sistem menjadi sub-sistem yang terdiri dari
komponen utama kolektor, reservoir, turbin, dan generator (Mehlum, 1986)

1. Kolektor berfungsi sebagai pengoptimalan dan pemusatan energi gelombang


untuk dikumpulkan pada reservoir. Kolektor termasuk komponen yang disebut
komponen struktrur dan penggerak utama. Reservoir termasuk komponen
pondasi.

16
2. Konverter energi yang terdiri dari turbin dan generator berfungsi mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Komponen ini disebut komponen Power
Take-Off (PTO)

Konsep dan prinsip teknologi ini dapat diilustrasikan sebagai pada gambar 7 berikut.

Gambar 7 Konsep Tapchan

Sumber: International Conference on Asian and Pacific Coasts

17
DAFTAR PUSTAKA

Aidil Zambri, Y. M. (2015). Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistim


Empat Bandul. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1-
6.

Björck, A. (2011). Wave Power. Stockholm: Elforsk rapport 1.

D. Yogi Doswami, F. K. (2017). Energi Convertion. London, New York: CRC Press.

Denny Nugroho Sugianto, K. M. (2017). WAVE ENERGI REVIEWS IN


INDONESIA. International Journal of Mechanical Engineering and
Technology (IJMET) , 448-456.

Faulincia. (2015). STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


GELOMBANG LAUT DENGAN. 42-50.

Irhasa, R. S. (( 2014 )). Study on Wave Energi into Electricity in the South Coast of
Yogyakarta, Indonesia. Energi Procedia (Elsevier), 149 – 155.

Jatmiko, A. (2017). Potensi Gelombang Laut Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga


Gelombang Laut (PLTGL) di Perairan Sumenep Madura dan Sekitarnya.
Malang: Universitas Brawijaya.

Kholiq, I. (2015). Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai energi Terbarukan untuk


mendukung Subtitusi BBM. Jurnal IPTEK, 75-91.

Lumbangaol, P. H. (2017). ENERGI TERBARUKAN UNTUK PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN DI INDONESIA. Jurnal Fakultas Teknik.

Lutfi Agung Mardiansyah, A. I. (2014). Kajian Potensi Gelombang Laut Sebagai


Sumber Energi Alternatif. Jurnal Oseanografi, 328 - 337.

M. A. Thaha, N. R. (2013). FACTORS AFFECTING THE LOW ACHIEVEMENT


OF UTILIZATION EFFICIENCY OF WAVE ENERGI FOR ELECTRIC
POWER PLANT WITH TAPERED CHANNEL TECHNOLOGY .
International Conference on Asian and Pacific Coasts (APAC 2013), 24-26.

18
M. Hawarul Aini Al Mursyid, B. B. (2020). Rancang Bangun Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang Air Laut ( Pelampung) Kapasitas 100 Watt. Jurnal EL
Sains, 37-42.

Mehlum, E. (1986). TAPCHAN. Hydrodynamics of Ocean Wave-Energi Utilization.

Omar Farrok, K. A. (2020). Electrical Power Generation from the Oceanic Wave for
Sustainable Advancement in Renewable Energi Technologies. MDPI, 1-23.

Parjiman, M. S. (2018). Simulasi Gelombang Laut Untuk Pembangkit Listrik Tenaga


Gelombang Laut (PLTGL). Jurnal Teknologi Elektro, UNiversitas Mercu
Buana, 50-57.

Robert-Schuman-Platz. (2014). Wave Energi Technology Brief. Germany: IRENA


Ocean Energi Technology Brief 4.

Safitria, L. E. (2016). Studi Potensi Energi Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem
Oscillating Water Column (OWC) di Perairan Pesisir Kalimantan Barat.
Positron, 8-16.

SARAGIH, M. B. (2017). ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI


SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM. Malang: Universitas
Brawijaya.

SHINTAWATI, D. W. (2019). STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


GELOMBANG LAUT. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wijaya, I. W. (2010). PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT


MENGGUNAKAN. 165-174.

19

Anda mungkin juga menyukai