I. Tujuan Praktikum
2. Dasar Teori
Beberapa jenis protein amat peka terhadap perubahan lingkungan. Suatu jenis protein
mempunyai arti bagi tubuh bila protein tersebut dapat melakukan aktivitas biokimia dalam
tubuh. Aktivitas tersebut tergantung pada struktur dan konformasi dari protein. Perubahan
konformasi protein inilah yang dinamakan denaturasi. Denaturasi tidak menghidrolisis ikatan
peptida, tetapi merusak sifat biologis dan aktiftas protein.. Denaturasi protein biasa diikuti oleh
penggumpalan protein.
Beberapa pereaksi dan kondisi yang dapat menyebabkan denaturasi protein adalah panas, larutan
urea, radiasi sinar ultraviolet, alkohol, asam kuat, basa kuat, detergent, garam-garam logam
berat. Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai katalis dalam tubuh. Oleh karena itu
kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pengaruh denaturasi protein oleh garam
logam berat dapat diigunakan untuk menetralisir racun yang komponen penyusunnya logam
berat. Garam logam berat yang sempat tertelan tersebut dapat digurnpalkan bila memakan putih
telur mentah.
l
Denaturasl
pc"lllc"IS
c"llkohol
.... ,,..... .....
_JI
c"ISc"lltl'
helix - dc"III
r- ~ ,as.-.
Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar.
Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul
penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul
tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Beberapa
makanan dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim
pencemaan dalam mencerna protein tersebut.
Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya
menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-
2
kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang
berupa ikatan peptida. Proses ini biasanya berlangsung pada kisaran suhu yang sempit.
3
3. Bahan dan alat
A. Bahan
Sampel protein yang terd.iri dari pepton 2%, kasein 2% dan Albumin 2%. Bahan kimia yang
digunakan : CuSO., HgCh, FeCL3, HCI, H2SO4, HNO3, Na2CO3 I% ; Alkohol
B. Alat
Pera.Iatan yang digunak:an : tabung reaksi, pemanas, beakerglass
4. Prosedur
A. Denaturasi protein oleh logam berat
a.Masukan ke dalam tabung reaksi 1 ml sampel protein (pepton, kasein, albumin);
b.Tambahkan 3 tetes Na2COJ 1%;
c.Tambahkan tetes demi tetes larutan CuSO4 2% sampai I ml
d.Amati endapan yang terbentuk
e.Ulangi prosedur di atas menggunakan HgCh 2% dan FeCh 2%
B. Denaturasi protein oleh asam kuat
a. Masukan ke dalam tabung reaksi 1 ml sampel protein
b. Tambahkan beberapa tetes HCl pekat;
c. Amati apa yang terjadi;
d. Tambahkan beberapa tetes lagi HCl, dan amati kembali;
f. Ulangi prosedur di atas dengan menggunakan H2SO4.
4
LEMBAR KERJA
NPM Paraf
Judul Praktikum
Tanggal
Hasil pengamatan :
5
PRAKTIKUM II
un KUALITATIF PROTEIN n
l. Tujuan Praktikum
2. DasarTeori
Pada dasamya protein merupakan makro molekul yang yang besar yang terdiri dari rangkaian
polipeptida yang panjang. Rangkaian yang panjang dari polipeptida tersebut terhubung berkat
adannya ikatan peptida. Adanya ikatan ini dapat dibuktikan secara kualitatif oleh uji biuret. Ion
Cu i+ pada pereaksi biuret membentuk komplek warna ungu dengan ikatan peptida.
Komponen penyusun protein adalah asam amino, terdapat banyak molekul asam amino, tetapi
yang membentuk protein hanyalah 20 buah saja.
H R2
I I
+ H-N-CH-coo-
R1 H R2
+ I I I
H3N-CH-C-N-CH-coo-
ll
0
Keberadaan molekul asam amino bebas dalam suatu larutan dapat dibuktikan dengan uji
Ninhidrin. Reaksi antara asam alfa amino dan ninhidrin akan terbentuk warna, melibatkan
reaksi:
6
Asam Alfa amino + ninhidrin ninhidrin tereduksi + asam alfa amino + H2O
Asam alfa amino + H2O alfa keto + NH3
Asam Alfa keto + NH3 + CO2
Reaksi lengkap :
Asam alfa amino + 2 ninhidrin + aldehid + kompleks wama biru + 3 H2O
Secara singkat ninhidrin mengalami deaminasi oksidatif dan asam amino dekarboksilasi menjadi
CO2, NH3 dan aldehid. Kemudian Ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan amonia dan
dengan molekul ninhidrin lain sehingga terbentuk senyawa kompleks berwarna ungu ( ungu
Ruhemann).
Ninhidrin hanya akan bereaksi dengan asam alfa amino bebas NHi-C-COOH, gugus ini terdapat
pada semua asam amino, peptida dan protein. Sedangkan dekarboksilasi hanya terjadi pada asam
amino bebas saja tidak terjadi pada peptida dan protein. Sehingga hanya asam amino bebas saja
yang akan membentuk kompleks warna biru.
Metode ini bisa digunakan untuk penentuan kadar asam amino secara kualitatif dan kuantitatif.
Protein atau peptida yang mempunyai gugus asam amino bebas (pada satu sisi rantainya) juga
bereaksi positif dengan ninhidrin. Hasil positif uji ninhidrin ditunjukkan warna ungu.
Keberadaan asam amino yang memiliki gugus benzene dapat dibuktikan melalui uji
xanthoprotein, hasil positif ditunjukkan dengan adanya warna kuning pada larutan dan
berwarnajingga/orange bila diambahkan NaOH pekat.
3. Bahan dan alat
A. Bahan
Sampel protein yang terdiri dari pepton 2%, kasein 2% dan Albumin 2%. Bahan kimia yang
digunakan : CuSO4 1%, NaOH 2N, HNO3 Pekat, ninhidrin 0.1 %, ,aseton., dan Buffer asetat phS
NaOH50%
B. Alat
Peralatan yang digunakan : tabung reaksi, pemanas, beakerglass
4. Prosedur
A. Uji biuret
a .Masukan ke dalam tabung reaksi 1 ml NaOH 2N
b.Tambahkan 5 tetes CuSO 4 1%;
c.Tambahkan sampel protein 2 ml reJc,"'
~ t
kPi.rc ii...
I
7
B. Uji Ninbidrin
8
LEMBAR KERJA
Hasil pengamatan :