Identifikasi Permasalahan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK Blud) - Studi Kasus Pada Rumah Sakit Permata Dan Rumah Sakit Berlian
Identifikasi Permasalahan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK Blud) - Studi Kasus Pada Rumah Sakit Permata Dan Rumah Sakit Berlian
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi permasalahan pola pengelolaan keuangan daerah
badan layanan umum daerah (PPK BLUD) pada dua rumah sakit pemerintah. Metode penelitian yag
digunakan ialah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada RSUD Permata dan RSUD
Berlian. Adapun teknik pengumpulan data penelitian yaitu dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Sumber data utama dalam penelitian ini ialah wawancara semi
terstruktur.Pihak yang diwawancarai ialah bagian pelayanan, bagian keuangan, bagian
anggaran.Hasil peneiltian menunjukkan rumah sakit tidak mampu menyajikan informasi akuntansi
yang komprehensif karena laporan keuangan dihasilkan dari basis yang berbeda pelaporan keuangan
berbasis akrual sementara anggaran berbasis kas, terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki
kapabilitas yang mumpuni dan kurangnya komitmen manajemen untuk menerapkan konsep BLUD
sebagai entitas bisnis.
Kata kunci : New Public Management, Fleksibilitas, PPK BLUD, Rumah Sakit.
dihadapi (Agussalaim, 2013). (ARSADA, 2014). Hal ini menunjukkan masih ada
Oleh karena itu, untuk mengatasi sekitar 48% rumah sakit di Provinsi Acehyang
permasalahan tersebut, tentunya dibutuhkan belum berubah status menjadi BLUD.
manajerialisme dalam organisasi sektor publik Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas
karena adanya tuntutan masyarakat yang semakin maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul
besar agar sektor publik bisa menghasilkan produk “Identifikasi Permasalahan Penerapan Pola
(barang/jasa) yang memiliki kualitas yang lebih Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
baik atau minimal sama dengan yang dihasilkan Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum
sektor swasta. Daerah (RSUD) Permata dan Rumah Sakit Umum
Istilah Badan Layanan Umum (BLU) atau Daerah (RSUD) Berlian”.
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) mulai
KAJIAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA
diketahui pada tahun 2004 sebagaimana terdapat
PEMIKIRAN
pada Pasal 1 UU No.1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah New Public Management
(PP) No 23 Tahun 2005 dan revisi UU Rumah Sakit NPM merupakan teori manajemen publik
No. 44 Tahun 2009 yang mengamanatkan bahwa yang beranggapan bahwa praktik manajemen sektor
Rumah Sakit harus menjadi Badan Layanan Umum swasta adalah lebih baik dibandingkan dengan
(BLU). praktik manajemen pada sektor publik. Oleh karena
Oleh karenanya, pemerintah memberikan itu, untuk memperbaiki kinerja sektor publik perlu
sejumlah fleksibilitas untuk instansi yang diadopsi beberapa praktik dan teknik manajemen
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU yang diterapkan di sektor swasta ke dalam
(selanjutnya disingkat PPK BLU) antara lain dalam organisasi sektor publik, seperti pengadopsian
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan mekanisme pasar, kompetisi tender (Compulsory
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan Competitive Tendering-CCT), dan privatisasi
pengadaan barang/jasa pengelolaan barang, perusahaan-perusahaan publik (Broadbent &
pengelolaan piutang, utang, investasi, pemanfaatan Guthrie, 1992:35). Sedangkan menurut Painter
surplus, dan remunerasi. Penerapan BLU rumah (2006:26) mendefinisikan “new public
sakit diharapkan dapat meningkatkan management sebagai filosofi manajemen yang
profesionalisme, mendorong enterpreneureship, berfokus pada perubahan praktis pengelolaan sektor
transparansi dan akuntabilitas dalam rangka publik terhadap praktik swasta lebih banyak dengan
pelayanan publik. akuntabilitas berfokus pada hasil daripada proses”.
Rumah sakit di Provinsi Aceh yang sudah
berubah status menjadi Badan Layanan Umum Teori Agensifikasi
Daerah (BLUD) sejumlah 14 rumah sakit dari total Agensifikasi merupakan bagian dari konspe
27 rumah sakit pemerintah di Provinsi Aceh NPM.Tujuan NPM adalah menciptakan layanan
public menjadi lebih responsive, fokus terhadap Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
kepuasan konsumen daripada sistem birokrasi Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum
(Araujo 2000:1).Akibatnya, pergeseran fokus dalam Daerah (BLUD) pasal 1 menyatakan bahwa Badan
penyediaan pelayanan publik kepada masyarakat Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
tentu membutuhkan tingkatfleksibilitas yang lebih BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau
tinggi dari seorang manajer publik.Berdasarkan Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
persyaratan bahwa, praktisi dalam administrasi lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
publik berusaha mencari solusi atas permasalahan memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
tersebut.Salah satu konsep yang ditawarkan adalah penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
pembentukan organisasi semi-otonom untuk mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
memberikan layanan publik dan barang publik. melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
Badan Layanan Umum (BLU)
Sistem Akuntansi Badan Layanan Umum
(BLU)
Kebijakan pemerintah untuk menerapkan model
Akuntansi dan laporan keuangan BLUD
agensifikasi (agencification) ditetapkan dalam
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17
Keuangan (SAK) sesuai dengan jenis
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang
layanannya.Dalam hal ini tidak terdapat standar
menekankan basis kinerja dalam penganggaran dan
akuntansi keuangan, BLUD dapat menerapkan
memberi landasan yang penting bagi orientasi baru
standar akuntansi industri yang spesifik setelah
terebut di Indonesia. Selanjutnya dalam Undang-
mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.
undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
Selanjutnya dalam rangka pertanggungjawaban atas
tentang Perbendaharaan Negara Bab XII Pasal 68
pengelolaan keuangan dan kegiatan pelayanan
dan 69, menerangkan bahwa instansi pemerintah
BLUD menyusun dan menyajikan laporan
yang tugas pokok dan fungsinya memberikan
keuangan dari laporan kinerja.
pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan
Laporan keuangan yang disusun meliputi laporan
pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
realisasi anggaran/laporan operasional (dapat dalam
menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas .
bentuk laporan aktivitas/laporan surplus defisit),
Adapun Peraturan Pemerintah Republik
neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
keuangan, disertai laporan mengenai
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
kinerja.Laporan keuangan BLUD merupakan
yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan
pertanggungjawaban keuangan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
SKPD.Penggabungan laporan keuangan BLUD
bangsa, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Desain Penelitian
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Permata
Skema kerangka pemikiran penelitian ini dapat
dan RSUD Berlian yang merupakan rumah sakit
dilihat pada gambar dibawah ini.
pemerintah dengan status Tipe B. Desain penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan
Skema Kerangka Pemikiran
pendekatan studi kasus karena dirasa mampu
1) Mengidentifikasi permasalahan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan menjelaskan fenomena sosial.
Umum Daerah (PPK BLUD) pada RSUD
Permata dan RSUD Berlian
Sumber dan Teknis Pengumpulan Data
2) Bagaimana dampak Pola Pengelolaan Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) terhadap peran akuntnasi di menggunakan teknik wawancara, telaah dokumen
RSUD Permata dan RSUD Berlian
dan observasi.Adapun Sumber data utama dalam
penelitian ini ialah wawancara semi
terstruktur.Metode ini dipilih karena
kemampuannya untuk menangkap informasi lebih
lanjut dan perilaku yang diwawancarai (Yin, 2009).
Responden wawancara ini adalah Direktur
Adminstrasi & Keuangan, Direktur Pelayanan,
Volume 5, No. 2, Mei 2016 - 92
Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
depan dan persiapan revisi dokumen renstra Berdasarkan hasil data yang didapat dari
menggantikan periode 2013-2017 terlihat RSUD Permata dan RSUD Berlian sudah
konsultan. Lain halnya dengan RSUD Berlian saat penerimaan dan pengeluaran kas, pemungutan
ini lebih memfokuskan kepada penyusunan pendapatan atau tagihan, penyimpanan kas dan
dokumen RBA sedangkan dokumen renstra periode mengelola rekening bank, perolehan sumber dana
2011-2015 belum direvisi, padahal tahun 2015 untuk menutup defisit jangka pendek, pemanfaatan
surplus kas jangka pendek untuk memperoleh rumah sakit sehingga menyulitkan pihak rumah
pendapatan tambahan. sakit untuk melakukan revisi dan evaluasi dalam hal
Terkait surplus kas yang pernah didapatkan perencanaan strategi bisnis dan anggaran kondisi
oleh RSUD Permata dan RSUD Berlian dana tersebut juga ditambah dengan rotasi kerja yang
tersebut tidak dikembalikan ke pemerintah kota atau singkat yang dapat mempengaruhi pemahaman job
pemerintah daerah melainkan dana tersebut description staf menjadi terbatas.
digunakan untuk keperluan operasional rumah sakit Selain itu, terkait penerapan sistem akuntansi
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan biaya, berdasarkan data yang diperoleh hanya
kepada masyarakat. Namun demikian pihak RSUD Berlian yang belum menerapkan sistem
manajemen rumah sakit hanya melaporkan kepada akuntansi biaya karena peraturannya belum dibuat
pejabat keuangan BLUD karena peraturan dari pemerintah daerah belum ada.
sama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan di RSUD Berlian terutama dikalangan dokter yang
yang sah. Pengadaan alat-alat rumah sakit (alkes) notebane-nya sebagai salah satu pihak yang sangat
dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter spesialis, berperan dalam penerepan PPK BLUD. Terlihat
bersumber angaran dari dana DAK, jasa layanan hampir sebagian dokter belum paham prinsip
dan APBK; pembelian peralatan kantor dan BLUD.
pembangunan sistem informasi angaran bersumebr Selanjutnya, RSUD Berlian belum
dari dana jasa layanan.. menerapkan fleksibilitas yang diberikan berupa
Pengadaan barang atau jasa yang dananya penentuan tarif layanan dan remunerasi.Tarif
berasal dari hibah terikat dapat dilakukan dengan layanan yang diterapkan masih menggunakan
mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi hibah peraturan lama sebelum BLUD.Hal ini
atau ketentuan pengadaan barang dan jasa yang mengindikasikan rumah sakit masih ragu untuk
berlaku bagi BLUD sepanjang disetujui pemberi menerapkan fleksibilitas tersebut.Hal ini juga dapat
hibah. Dari hasil data yang didapat dari pihak dilihat dari sistem akuntansi biaya yang belum
rumah sakit bahwa pengadaan barang dan jasa dikembangkan secara optimal.Mengingat dengan
RSUD Permata dan RSUD Berlian bersumber dari adanya sistem akuntansi biaya dapat menghasilkan
jasa layanan, hibah tidak terikat dan pendapatan lain informasi tentang harga pokok produksi, biaya
yang sah. Dapat disimpulkan RSUD Permata dan satuan per unit layanan, evaluasi varians yang
RSUD Berlian sudah menerapkan fleksibilitas sangat penting bagi perencanaan, pengendalian,
pengadaan barang/jasa. penentuan tarif layanan dan rumenerasi.
Temuan ini mengkonfirmasi dari penelitian
Pembahasan
hasil penelitian Trianasari (2013) yakni
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
permasalahan yang dihadapi dalam penerapan
dilakukan di RSUD Permata dan RSUD Berlian
BLUD d di RSUD DR Saiful Anwar (RSSA)
ditemukan beberapa permasalahan antara lain
Malang awalnya terletak pada pemahaman karena
rumah sakit diwajibkan menyusun SAK karena
kekurangan siapan karyawan dan pemilik rumah
dikelola dengan prinsip bisnis. SAP perlu dibuat
sakit dalam hal ini adalah Pemerintah Provinsi Jawa
untuk keperluan konsolidasi dengan pemda. Oleh
Timur. Jadi antara RSSA dan pihak Pemerintah
karena itu BLUD perlu membuat kedua-duanya.
Provinsi Jawa Timur belum sejalan, menyangkut
Hal tersebut menjadi beban petugas rumah
BLUD, dimana RSSA sudah menerapkan BLUD
sakit. Permasalahan lain yang timbul pada
secara penuh namun dari pihak Pemerintah Provinsi
penerapan PPK BLUD RSUD Permata ialah
Jawa Timur masih menerapkan aturan lama.
terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki
Selanjutnya penelitian ini juga
kapabilitas yang mumpuni. Semua pihak belum
mengkonfirmasi temuan Puspadewi (2013) yang
memahami prinsip PPK BLUD sebagai salah satu
menyimpulkan kendala dalam implementasi
dari unsur bisnis yang sehat.Begitu juga yang terjadi
pengelolaan keuangan BLU RSUD Nganjuk yaitu
kualitas sumber daya yang mengerti dan paham 1. RSUD Permata dan RSUD Berlian masih
tentang PPK BLUD masih minim, waktu dan menghadapi kendala dalam penerapan PPK
anggaran, sistem perencanaan dan evaluasi berkala, BLUD diantaranya dalam penyusunan
kebijakan dalam menyusun RBA. laporan keuangan. Rumah sakit diwajibkan
Adapun temuan Meidyawati (2011) dalam menyusun SAK karena dikelola dengan
menerapkan PPK BLUD di Rumah Sakit Stroke prinsip bisnis. SAP perlu dibuat untuk
Nasional Bukittinggi berupa analisis atas laporan keperluan konsolidasi dengan pemda. Oleh
keuangan yang disusun oleh rumah sakit, yaitu karena itu BLUD perlu membuat kedua-
BLU diwajibkan untuk menyusun laporan duanya. Namun hal tersebut mengakibatkan
keuangan dengan SAK yang accrual basis dan SAP rumah sakit tidak mampu menyajikan
yang cash basis untuk kepentingan konsolidasi, informasi akuntansi yang komprehensif
dimana keduanya mempunyai sistem akuntansi dan karena laporan keuangan dihasilkan dari
perkiraan yang berbeda yang menyulitkan rumah basis yang berbeda.
sakit dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian 2. RSUD Permata terbatas akan sumber daya
untuk konsolidasi dengan laporan keuangan dengan manusia yang memiliki kapabilitas dalam
kementrian/lembaga sehingga konslidasi hanya menyusun laporan keuangan. Jumlah staf
baru bisa dilakukan atas perkiraan neraca keuangan sudah mencukupi. Hanya saja
sedangkan untuk laporan aktivitas (pendapatan dan belum semua memahami prinsip PPK
biaya) belum dilakukan konsolidasi. BLUD sebagai salah satu dari unsur bisnis
Selain itu penelitian Ayuingtyas (2013) yang sehat.
mengenai analisis implementasi fleksibilitas PPK 3. Tenaga akuntan di RSUD Berlian belum
BLUD pada RSUD Kabupaten Kediri yang ada. Hal ini berbeda dengan kondisi RSUD
menyimpulkan RSUD Kabupaten Kediri belum Permata yang memiliki tenaga akuntan
menerapkan semua fleksibilitas antara lain sebanyak 4 (empat) orang. Situasi ini
penetapan tarif dan rumenerasi sehingga pihak mengakibatkan kesulitan dalam memahami
rumah sakit masih ragu dalam menjalankan peran informasi akuntansi dalam
fleksibilitas yang telah dimilikinya, kendala lain mengambil keputusan. Selanjutnya
dalam hal pengelolaan SDM yang masih belum keterbatasan sumber daya yang memiliki
optimal, kemudian RSUD Kabupaten Kediri kapasitas juga terdapat di bagian program
belum memiliki sistem informasi manajemen yang rumah sakit sehingga menyulitkan pihak
terintegrasi. rumah sakit untuk melakukan revisi dan
evaluasi dalam hal perencanaan strategi
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN bisnis dan anggaran kondisi tersebut juga
SARAN ditambah dengan rotasi kerja yang singkat
Kesimpulan
yang dapat mempengaruhi pemahaman job 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada dua
description staf menjadi terbatas. rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh
4. Kurangnya komitmen manajemen rumah keterbatasan waktu dan dana penelitian.
sakit dalam menjalankan PPK BLUD 3. Penelitian ini menggunakan metode
sebagai entitas bisnis yang dapat wawancara karena jumlah narasumber yang
menghambat penerapan PPK BLUD yang terbatas.
optimal. Hal tersebut dikarenakan pimpinan
Saran
rumah sakit yang berlatar belakang dokter
1. Penelitian lanjutan tentang penerapan PPK
memiliki bagaimana mengobati pasien
BLUD dengan tipe rumah sakit yang
namun mengesampingkan tujuan awal
berbeda.
rumah sakit BLUD sebagai entitas bisnis
2. Penelitian lanjutan topik ini dengan
dengan harapan rumah sakit mampu
menggunakan penggabungan dua metode
memenuhi kebutuhan mandiri tanpa harus
penelitian yaitu metode kualitatif dan
tergantung dengan subsidi pemerintah.
metode kuantitatif.
5. Sistem informasi manajemen rumah sakit
Penelitian lanjutan tentang penilaian terhadap
(SIM RS) baik RSUD Permata maupun
unit cost layanan rumah sakit dan kinerja keuangan
RSUD Berlian belum terintegrasi sehingga
rumah sakit yang telah menerapkan PPK BLUD.
menyulitkan informasi yang diperlukan
bagi kegiatan pengendalian, pengawasan DAFTAR KEPUSTAKAAN
fleksibilitas yang diberikan berupa Alam, M. & Lawrence, S. 1994. A new era incosting
and budgeting: Applications of health sector
penentuan tarif layanan dan remunerasi. reform in New Zealand’, International
Tarif layanan yang diterapkan masih Journal of Public Sector Management,
(7)6: 41-51.
menggunakan peraturan lama sebelum
Broadbent, J. & Guthrie, J. 1992. Changes in the
BLUD.
Public Sector: A Review of Recent
Alternative Accounting Research.
Keterbatasan Accounting, Auditing & Accountability
Journal, (5)2: 3-31.
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada
Cresswell, J.W. 2008.Qualitatif Inquiry and
multiplecase study maka dari itu hasil
Research Design. California: Sage
penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan. Publication, Inc.