Anda di halaman 1dari 9

KLIPING

SENI BUDAYA DAERAH

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

MONA TIFANY SANGGEL

KELAS : V

SD YPK5 SORONG
DAFTAR ISI

1. Tari Tradisional Serimpi............................................................


 Pengertian...................................................................................................................

2. Tenun........................................................................................
 Bahan Pembuat Kain Tenun..........................................................................
 Beberapa Bahan Membuat Kain Tenun :............................................
1. Kapas.......................................................................................................................
2. Kepompong Ulat Sutera...........................................................................
3. Lilin Sarang Lebah dan akar serai wangi......................................
 Bahan Pewarna.......................................................................................................
 Proses Pewarnaan................................................................................................
 Alat Penenun............................................................................................................

3. Musik tradisional Laras Madya dan Santi Swara......................


 Pengertian...................................................................................................................
1. Tari Tradisional Serimpi

•Pengertian

Serimpi atau Srimpi adalah bentuk repertoar (penyajian) tari Jawa klasik dari


tradisi kraton Kesultanan Mataram dan dilanjutkan pelestarian serta pengembangan
sampai sekarang oleh empat istana pewarisnya di Jawa Tengah (Surakarta)
dan Yogyakarta.
Penyajian tari pentas ini dicirikan dengan empat penari melakukan gerak gemulai
yang menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemahlembutan yang
ditunjukkan dari gerakan yang pelan serta anggun dengan diiringi suara
musik gamelan. Serimpi dianggap mempunyai kemiripan posisi sosial dengan tari
Pakarena dari Makasar, yakni dilihat dari segi kelembutan gerak para penari dan
sebagai tarian keraton.
Sejak dari zaman kuno, tari Serimpi sudah memiliki kedudukan yang istimewa di
keraton-keraton Jawa dan tidak dapat disamakan dengan tari pentas yang lain
karena sifatnya yang sakral. Dahulu tari ini hanya boleh dipentaskan oleh orang-
orang yang dipilih keraton. Serimpi memiliki tingkat kesakralan yang sama dengan
pusaka atau benda-benda yang melambang kekuasaan raja yang berasal dari zaman
Jawa Hindu, meskipun sifatnya tidak sesakral tari Bedhaya.
Dalam pagelaran, tari serimpi tidak selalu memerlukan sesajen seperti pada tari
Bedhaya, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu saja. Adapun iringan musik
untuk tari Serimpi adalah mengutamakan paduan suara gabungan, yakni saat
menyanyikan lagu tembang-tembang Jawa.
Serimpi sendiri telah banyak mengalami perkembangan dari masa ke masa, di
antaranya durasi waktu pementasan. Kini salah satu kebudayaan yang berasal dari
Jawa Tengah ini dikembangkan menjadi beberapa varian baru dengan durasi
pertunjukan yang semakin singkat. Sebagai contoh Serimpi
Anglirmendhung menjadi 11 menit dan juga Serimpi Gondokusumo menjadi 15
menit yang awal penyajiannya berdurasi kurang lebih 60 menit.
Selain waktu pagelaran, tari ini juga mengalami perkembangan dari segi
pakaian. Pakaian penari yang awalnya adalah seperti pakaian yang dikenakan oleh
pengantin putri keraton dengan dodotan dan gelung bokor sebagai hiasan kepala,
saat ini kostum penari beralih menjadi pakaian tanpa lengan, serta gelung rambut
yang berhiaskan bunga ceplok, dan hiasan kepala berupa bulu burung kasuari.

2. Tenun

Indonesia sangat kaya akan keberagaman dan budaya. Majunya kebudayaan suatu


wilayah ditandai dengan adanya pakaian yang dikenakan oleh masyarakatnya.
Sejak zaman prasejarah masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya pakaian
yang dikenakan untuk menutup tubuh mereka, walaupun bentuk, bahan dan teknik
pembuatan yang digunakan masih sangat sederhana. Salah satu kain tradisional
yang digunakan manusia prasejarah yang masih ada sampai sekarang adalah kain
tenun.
Kain tenun sendiri merupakan kain yang dibuat dengan cara menjalin benang
secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan teknik anyam. kain tenun yang
di buat kaya akan ragam hias dan corak. Hampir setiap daerah di Indonesia
mempunyai kain tenun dengan ciri khas dan keunikan yang mencerminkan
kebudayaan daerahnya. Motif atau pola yang terdapat pada kain tenun merupakan
manifestasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Ada juga yang dipengaruhi
oleh budaya luar yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke Indonesia.
Tak hanya ragam hias, bahan pembuat kain tenun pun menggunakan bahan-bahan
alami yang tersedia disekitar mereka. Oleh karena itulah setiap daerah mempunyai
motif, corak dan bahan kain tenun yang berbeda-beda tergantung dari keadaan
alam disekitar wilayah tersebut.
Pada zaman dahulu kain terbuat dari bahan-bahan seperti dedaunan, kulit kayu dan
binatang. Proses dan teknik pembuatan pun masih sangat sederhana karena dibuat
secara manual. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, memang
terdapat perubahan pada pembuatan kain tenun terutama pada proses pembuatan
dan ragam hias dan corak kain tenun. Namun lain halnya dengan bahan pembuatan
kain tenun, masih banyak tempat atau wilayah penghasil kain tenun di Indonesia
yang masih mempertahankan penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia
disekitar mereka untuk membuat kain tenun. Penggunaan bahan alami ini bertujuan
untuk mempertahankan keaslian dan melestarikan kain tenun sebagai salah satu
warisan budaya mereka.
Penggunaan bahan-bahan alami pada pembuatan kain tenun biasanya dilakukan
oleh penenun tradisional yang masih menenun dengan menggunakan alat tenun
tradisional atau alat tenun bukan mesin. Karena menggunakan bahan-bahan alami
tentu saja kualitas motif dan corak kain tenun menjadi sangat indah dan otentik, tak
heran jika kain tenun yang terbuat dari bahan-bahan alami ini mempunyai nilai jual
yang fantastis.
Lalu apa sajakah bahan - bahan yang dibutuhkan untuk membuat sehelai kain
tenun yang indah? Nah, berikut adalah bahan-bahan pembuat kain tenun yang
wajib kamu tahu :

•Bahan Pembuat Kain Tenun

benang merupakan komponen terpenting dalam membuat kain tenun. ada dua jenis
benang yang digunakan dalam menenun yaitu benang lungsi dan benang pakan.
Benang yang digunakan dalam pembuatan kain tenun merupakan benang yang
berasal dari tumbuhan yang ada disekitar daerah tempat tinggal penenun.
Selain benang, bahan yang diperlukan untuk membuat sehelai kain tenun adalah
pewarna. Pewarna mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuatan kain
tenun karena pewarna lah yang akan memberikan motif dan corak pada kain tenun,
sehingga membuat kain tenun menjadi indah dan bernilai seni tinggi.

•Berikut adalah beberapa bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun :

1. Kapas
Kapas adalah bahan utama yang digunakan untuk membuat kain tenun. Kapas
dihasilkan dari tanaman kapas yang biasanya tumbuh didaerah tropis seperti
Indonesia. Bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah seratnya. Oleh karena
itu kapas yang baru dipanen kemudian dijemur dan dipisahkan dari bijinya dengan
menggunakan alat yang disebut Golong.
Setelah dipisahkan dari biji, kapas kemudian dilembutkan dan dipisah-pisah agar
kapas tidak menggumpal pada waktu dipintal. Pemintalan dilakukan dengan cara
menggulung benang. Setelah pemintalan selesai maka kapas siap untuk diberi
warna dan digunakan. Bahan yang berbahan dasar kapas adalah katun. Katun
sangat umum digunakan sebagai bahan dasar tekstil dan tenun
2. Kepompong Ulat Sutera
Jika kapas akan menghasilkan benang katun, maka kepompong ulat sutera akan
menghasilkan benang sutera dan benang emas. Benang ini lebih ekslusif jika
dibandingkan dengan katun. Kain yang dihasilkan dari benang sutera dan emas
umumnya harganya lebih mahal. Biasanya kain songket yang menggunakan bahan
dasar benang sutera dan emas.
3. Lilin Sarang Lebah dan akar serai wangi
Lilin sarang lebah digunakan oleh penenun untuk meregangkan benang, sedangkan
akar serai wangi digunakan untuk mengawetkan benang. Kedua bahan alami ini
adalah bahan tambahan yang biasanya digunakan oleh penenun agar kualitas
benang yang akan digunakan untuk menenun lebih baik dan terjaga keawetannya.
•Bahan Pewarna

Tak hanya benang yang terbuat dari bahan alami, pewarna yang digunakan pada
kain tenun pun menggunakan bahan-bahan alami. Tak heran bila kain yang
dihasilkan mempunyai warna yang terang, indah dan dan unik. Umumnya pewarna
alami digunakan oleh penenun yang masih menenun menggunakan alat tenun
tradisional. Untuk pengrajin yang sudah menggunakan alat tenun mesin biasanya
sudah menggunakan pewarna sintetis untuk menekan biaya produksi.
Berikut adalah beberapa bahan bahan alami yang digunakan untuk proses
pewarnaan : 
 Warna merah dihasilkan dari tanaman mengkudu, kulit pohon angsana, kulit
pohon jati, buah manggis dan kesumba.
 warna hijau dihasilkan daridaun yang sering digunakan oleh penenun untuk
menghasilkan warna hijau adalah daun pandan (suji), daun mangga, daun
rumput putri malu.
 Warna kuning dihasilkan dari bahan bahan seperti kunyit, bunga
tembelekan, bunga matahari, pohon gendis dan nangka. Semua bunga yang
berwarna kuning sebenarnya juga bisa digunakan.
 Warna hitam didapat dari tumbuhan tarum, jambu mete dan buah pinang.
 Warna biru didapat dari tanaman bunga telang dan daun nila
 Warna cokelat didapatkan dari kulit mengkudu, buah pinang dan mundu
Masih banyak bahan-bahan lain yang biasa digunakan oleh penenun. Karena
memanfaatkan apa yang ada dilingkungan maka bahan-bahan yang digunakan
sangat beragam karena kondisi lingkungan yang berbeda-beda.

•Proses Pewarnaan

Untuk menghasilkan warna dari bahan-bahan yang ada caranya sangat sederhana
yaitu tanaman atau kulit pohon yang akan dijadikan warna ditumbuk halus
kemudian diberi air dan disaring untuk diambil sari nya. Setelah didapatkan sari,
kemudian benang yang ingin diberi warna kecelupkan kedalam warna selama
minimal 24 jam untuk satu sisi benang. Kemudian benang dibalik ke sisi
berikutnya dan dilakukan perendaman selama 24 jam. Kadang-kadang proses
pewarnaan harus dilakukan secara berulang-ulang agar didapatkan hasil yang
diharapkan.
Untuk menjaga keawetan warna benang, biasanya penenun juga mencampurkan
kapur sirih pada saat perendaman benang. Konon kapur sirih dapat menjaga warna
benang tetap awet meskipun kain nantinya akan dipakai berulang-ulang.
Proses pewarnaan sangat penting dalam membuat kain tenun, karena warna inilah
yang nantinya akan membedakan kain tenun suatu daerah dengan daerah lainnya.
pewarnaan kain tenun akan memberikan motif dan corak yang membuat kain tenun
menjadi unik dan indah. Pada benang lungsi, proses pewarnaan cenderung lebih
mudah karena benang lungsi merupakan warna dasar kain. Umumnya benang
lungsi hanya diberi satu macam warna saja.
Sedangkan benang pakan, pewarnaan agak sedikit lebih kompleks. Benang pakan
adalah penentu motif atau corak suatu kain. Biasanya pewarnaan dilakukan dalam
beberapa tahapan sampai benar-benar didapat warna yang diinginkan.

•Alat Penenun

Pekerjaan menenun dilakukan oleh kaum wanita. Berdasarkan jenis alat yang
dipakai, proses penenunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: tenun gedog dan
tenun ATBM. Peralatan tenun gedog sepenuhnya terbuat dari kayu dan masih
bersifat tradisional. Pada saat menenun, penenun harus duduk dengan kedua kaki
selonjor sejajar ke depan, sementara alat ini dipangku di atas paha si penenun.
Disebut tenun gedog karena setiap penenun merapatkan benang melintang ke
jajaran benang membujur terdengar bunyi ”dog, dog – dog”, yang dihasilkan dari
benturan kayu alat tenun. Perajin tenun gedog melakukan pekerjaannya di
rumahnya masing masing.

Alat tenun lain yang biasanya digunakan yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM).
Meskipun terdapat beragam bentuk dan mekanisme alat tenun ini, namun fungsi
dasar ATBM tetap sama yaitu sebagai tempat memasang benang-benang lungsi
untuk kemudian benang pakan dapat diselipkan di sela-sela benang lungsi.
Berikut adalah beberapa alat yang terdapat dalam ATBM
1. Sekoci, untuk menaruh benang pakan,
2. Tempat benang kelos, untuk menaruh benang kelos saat proses
pengebooman,
3. Sisir silang/sisir hani, untuk mengatur dan menyusun helaian benang,
4. Kelos, untuk menggulung helaian benang,
5. Penamplikan, untuk membentangkan benang,
6. Pemalpalan, untuk menggulung benang pakan dan merapikan susunan
helaian benang pakan yang sudah dicatri,
7. Undar, untuk membentangkan benang agar mudah dipindahkan ke dalam
ulakan
8. Pengeredegan/pengehengan, untuk menggulung benang ke dalam ulakan,
9. Pemaletan, untuk menggulung benang pakan.

3. Musik tradisional Laras Madya dan Santi Swara

• Pe
ng
ert
ia
n

Di

daerah pinggiran Jawa Tengah, musik laras madya dan santi swara terkenal dengan
kemiripan musiknya yang jika dipadu padankan membuat musik ini menjadi
sangat harmonis.

Kemudian musik laras madya bentuknya seperti koor tetembangan yang instrumen
pengiringnya berupa terbang pokok ditambah kendang kemanak dan bogem.
Musik ini berbentuk seperti koor tetembangan yang menggunakan pengiring
rebana dan ditambah dengan kendang kemanak dan bogem. Musik santi swara dan
laras madya erat kaitannya dengan budaya islam.

Larasmadya berarti irama laras yang bersahaja madya dengan demikian santiswara
larasmadya mempunyai arti sebagai doa yang dilantunkan dalam senandung lagu
dalam irama yang bersahaja. Musik gong luang ini biasanya untuk di bali
digunakan sebagai pengiring upacara adat selain itu juga digunakan untuk
pengiring tari tarian contohnya tari topeng tari baris poleng tari pendet tari rejang
dan lain sebagainya. Ciri ciri musik ini lebih fokus ke lagu lagu shalawatan lagu
lagu yang bernuansa islami.

Musik laras madya dan santi swara. Biasanya musik tradisional ini diiringi dengan
nyanyian shalawat islami. Hanya saja laras madya bentuknya seperti koor
tetembangan yang instrument pengiringnya berupa terbang pokok ditambah
kendang kemanak dan bogem.

Nama upara adat gambang kromo keroncong gong luang musik santi swara dan
laras madya musik tabuh salimpatkryumpyunggoong renteng painting 25367886.
Jenis musik tradisional ini bisa kita temukan di daerah pinggiran jawa tengah.
Musik yang berasal dari jawa tengah yang saat ini masih ada meskipun hanya di
daerah pinggiran.

Musik tradisional santi swara dan laras madya merupakan musik asli indonesia
lebih tepatnya berasal dari jawa tengah daerah pinggiran. Karena musik tradisional
santi swara dan laras madya biasa digunakan untuk mengiringi lagu lagu sholawat.
Musik gambang kromong 4.

Bersahaja dalam hal ini mengacu pada kesederhaan penyajiannya. Musik ini
membawakan lagu shalawatan dengan bentuk lagu jawa yang bernada slendro dan
pelog yang digarap dengan memasukkan unsur karawitan yang lazim dinamakan
santi swara. Sedangkan jenis musik laras madya adalah hampir sama dengan santi
swara.

Musik tradisional laras madya dan santi swara berasal dari daerah pinggiran dari
jawa tengah. Terdapat kemiripan antara musik santi swara dan musik laras madya.
Musik laras madya adalah bentuk musik yang mempunyai kesamaan dengan santi
swara.

Musik santi swara dan laras madya. Intinya penyajian musik santi swara dan laras
madya bisa disebut mirip perbedaan dapat dilihat di materi lagu dan cakepanya.
Musik ini merupakan musik yang bertemakan religi atau bernuansa islami.

Demikianlah pembahasan kita mengenai pengertian fungsi dan jenis jenis contoh
musik tradisional yang tersebar di seluruh wilayah nusantara terbentang luas mulai
dari aceh sampai papua. Musik tradisional ini pertama muncul di abad 17.
Keduanya merupakan musik tradisional daerah jawa tengah.

Anda mungkin juga menyukai