Dosen pengampu:
Apt. Dzun Haryadi itiqo, M.Sc
Disusun oleh:
1. Lilik Malinda. ( 2019E1C025)
2. Luklu is' Syirfia. ( 2019E1C026)
3. Marlinda Isnaini (2019E1C027)
4. Marsinta ( 2019E1C028)
Kelompok Besar : 2 (kosmetika)
Kelompok kecil : 3
Kelas : 5A
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
KATAPENGANTAR…………………………………………………………….
…i
BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
A. Latar belakang…………………………………………………….......1
B. Rumusan masalah……………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………....3
D. Keluhan………………………………………………………………..
E. Produk kembalian……………………………………………………. 4
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………....5
a. Kesimpulan……………………………………………………………5
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………….6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kosmetika adalah zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan
atau aroma tubuh manusia. Kosmetik umumnya merupakan campuran dari
beragam senyawa kimia. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki
bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh padakondisi baik (BPOM,
2013).
Menurut Tranggono dan Latifah (2007), Penggolongan kosmetik terbagi atas
beberapa golongan, yaitu :
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045/C/SK/1977 tanggal
22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetika dikelompokkan dalam 13
golongan yaitu :
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.
5. Preparat rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lain-
lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dan lain-lain.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-
lain.
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunsreen foundation, dan lain-
lain.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara pengembalian produk yang baik kosmetik?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian tentang pengembalian dan cara
pengembalian barang yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembalian Produk
Pengembalian produk (returned goods) merupakan aktivitas bernilai tambah
rendah bagi perusahaan maupun pelaku bisnis. Pengembalian produk terjadi jika
produk yang diterima oleh konsumen tidak sesuai dengan keinginan konsumen
atau produk yang diterima konsumen dalam keadaan rusak.
D. Keluhan
- Laporan dan keluhan mengenai produk dapat disebabkan oleh:
i. keluhan mengenai mutu yang berupa kerusakan fisik, kimiawi
atau biologis dari produk atau kemasannya;
ii. keluhan atau laporan karena reaksi yang merugikan seperti
alergi, toksisitas, reaksi fatal atau reaksi hampir fatal dan
reaksi medis lain; dan
iii. keluhan atau laporan mengenai efek terapetik produk seperti
produk tidak berkhasiat atau respon klinis yang rendah.
- Jika produk pada suatu bets ditemukan atau diduga cacat, maka
hendaklah dipertimbangkan untuk memeriksa bets lain untuk memastikan
apakah bets lain juga terpengaruh. Khusus bets yang mengandung hasil
pengolahan ulang dari bets yang cacat hendaklah diselidiki.
E. Produk kembalian
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kebutuhan akan makanan, obat, dan kosmetik erat kaitannya dengan
kesejahteraan dan pendidikan masyarakat. Untuk Indonesia hal ini sangat
prospektif dan memberikan harapan yang sangat besar dan terbuka lebar.
Sudah dikenal sejak awal peradaban manusia dan diperlukan semua lapisan
masyarakat.Manusiauhkan kosmetik hampir dalamSegala kondisi yaitu
dalam keadaan sehat maupun sakit, baru lahir hingga manusiameninggal
sekalipun. Jadi penggunaan kosmetik lebih luas dari obat, dan secara
Ekonomi sangat berpotensi tidak kalah dari obat.Untuk mendapatkan
kosmetik yang baik, bermutu dan bermanfaat maka perlu diberlakukan
beberapa peraturan yang bertujuan agar konsumen terjaga dari produk-
produk kosmetik yang berbahaya. CPKB atau Cara Pembuatan Kosmetik
yang Baik telah mengatur beberapa fase yang harus dilewati dalam
memproduksi kOsmetik. Fase itu dikategorikan ke dalam s Kelompok, yaitu:
pemilihan formula,pemilihan metode pembuatan, rencana pembesaran batch,
prOses produksı,kontrol Kualitas. Pada proses produksi kosmetik pada
umumnya menggunakanalur, yaitu: pencampuran, pemompaan, pemindahan
panas, filtrasi, pengisian.Akan tetapi tidak semua kosmetik dengan cara
sperti itu, ada juga pembuatan
DAFTAR PUSTAKA