KELOMPOK 2
Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah mengenai ICH Q1-B “Pengujian
Fotostabilitas Produk Farmasi”
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah mengenai ICH Q1-B “Pengujian Fotostabilitas
Produk Farmasi” ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..1
B. Tujuan ………………………………………………………………………………...2
C. Manfaat ……………………………………………………………………………….2
BAB II ISI.....................................................................................................................................
A. Sistem Klasifikasi Fotosensitifitas Produk Farmasi.....................................................
B. Pengujian Fotostabilitas................................................................................................
C. Sumber Cahaya............................................................................................................
D. Menentukan Kondisi Tes............................................................................................
E. Penyajian Sampel........................................................................................................
F. Analisis Sampel...........................................................................................................
G. Penilaian Hasil..............................................................................................................
H. Faktor Yang Memengaruhi Kemampuan Fotostabilitas..............................................
I. Beberapa Contoh Khas Studi Photostability Obat......................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stabilitas didefinisikan sebagai suatu periode waktu di mana produk obat mampu
mempertahankan sifat dan karakteristik yang sama dengan yang dimilikinya pada saat
proses produksi. Stabilitas produk obat selalu dinyatakan dengan umur simpan. Tanggal
kedaluwarsa adalah kualitas yang dapat diperhitungkan untuk semua bentuk sediaan.
Pabrik diwajibkan untuk menunjukkan umur simpan suatu obat pada labelnya kecuali
jika lebih dari 3 tahun, tidak ada produk yang dapat dijual setelah 5 tahun. Studi stabilitas
diperlukan untuk alasan-alasan berikut:
1. Ketidakstabilan produk yang menyebabkan penurunan kualitas pengobatan, karena
konsentrasi zat aktif dalam sediaan menurun.
2. Penguraian obat menjadi produk beracun.
3. Ketidakstabilan yang menyebabkan perubahan dalam tampilan fisik .
Studi fotostabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa paparan cahaya yang tepat
tidak mempengaruhi bentuk sediaan. Fotostabilitas berkaitan dengan efek cahaya pada
stabilitas zat / produk farmasi. Cahaya dapat mempengaruhi bahan aktif dalam formulasi
obat, serta produk atau sediaan akhir. Dalam hal ini, fotostabilitas berkaitan dengan efek
cahaya (foton) pada stabilitas suatu zat. Fotodegradasi mungkin akan diamati sebagai
bleaching atau perubahan warna dari suatu produk. Efek lain termasuk tampilan obat
yang keruh, viskositas yang buruk dari formulasi, pengendapan bahan aktif, perubahan
laju disolusi, serta banyak obat yang ditemukan terurai bila terkena cahaya.
Beberapa senyawa dapat terurai hanya pada tingkat yang lebih kecil setelah paparan
beberapa minggu, sementara yang lain seperti turunan 1,4-dihidropiridin (Nifedipine)
memiliki waktu paruh fotokimia hanya beberapa menit. Semua obat ini sensitif terhadap
cahaya, tetapi tindakan pencegahan mungkin tidak akan diperlukan dalam semua kasus.
Obat yang peka terhadap cahaya akan dipengaruhi oleh sinar matahari (sinar ultraviolet)
atau oleh cahaya buatan (seperti lampu neon). Sinar matahari dapat menginduksi interaksi
antara molekul obat dan substrat endogen mengubah obat menjadi produk yang
terdekomposisi sehingga beracun atau menginduksi pembentukan spesies oksigen reaktif,
yang selanjutnya dapat berkontribusi pada pemecahan oksidatif obat dan akhirnya
toksisitas pada jaringan manusia dengan jelas, konsekuensi paling penting dari
fotodegradasi adalah hilangnya potensi produk. Energi cahaya seperti panas
mengaktifkan molekul dan meningkatkan laju reaksi. Suatu obat yang terpapar cahaya
dan menginduksi degradasi disebut sebagai obat photolabile, contohnya : klorpromazin,
tetrasiklin.
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
ISI
B. Pengujian Fotostabilitas
USA FDA pada tahun 1996 menerbitkan panduan ICH untuk industri dan menyatakan
bahwa “karakteristik Fotostabilitas intrinsik dari suatu zat obat baru dan produk harus
dapat dievaluasi untuk menunjukkan bahwa, paparan cahaya tidak mengakibatkan
perubahan yang signifikan”. Dalam hal ini pengujian Fotostabilitas dianjurkan untuk
dilakukan pada batch tunggal dari suatu bahan. Namun penelitian tersebut harus dapat
diulang jika terdapat variasi dan perubahan yang terjadi dalam suatu produk (misalnya:
formulasi, kemasan). Pedoman yang diberikan terutama dari photostability yakni
informasi untuk pengajuan dalam aplikasi pendaftaran untuk entitas molekul baru dan
produk obat terkait. Pedoman tidak mencakup photostability obat setelah pemberian
(yaitu, di bawah kondisi dari penggunaan) dan aplikasi yang tidak tercakup oleh pedoman
induk. Sebuah pendekatan sistematis untuk pengujian photostability dianjurkan meliputi,
sebagai yang sesuai, studi seperti :
1. Tes pada zat obat .
2. Tes pada produk obat yang terbuka di luar kemasan langsung.
3. Tes pada produk obat dalam kemasan langsung; dan jika perlu.
4. Tes pada produk obat dalam paket pemasaran .
C. Sumber Cahaya
Sumber cahaya yang dijelaskan di bawah ini dapat digunakan untuk pengujian
photostability. Pemohon harus dapat mempertahankan dengan baik kontrol dari suhu
untuk meminimalkan pengaruh perubahan suhu lokal dengan menyertakan control negatif
di lingkungan yang sama.
1. Tabung buatan siang hari : Hasilnya akan terlihat memberikan simulasi siang hari
alami dan juga harus memberikan simulasi dari sinar UV alami. Tabung neon cocok
karena memberikan pencahayaan di area yang lebih luas dan juga memiliki biaya
rendah serta popularitas yang tinggi.
2. Lampu Xenon: Hal ini juga diketahui bahwa lampu xenon memberikan simulasi yang
mirip dari sinar matahari dibanding semua sumber buatan dan dapat memberikan
radiasi keseluruhan (W.m-1) sama dengan sinar matahari alami. Dipilih sejumlah
laboratorium farmasi yang menunjukkan bahwa laboratorium ini ingin mereproduksi
cahaya alami semirip mungkin.
3. Lampu Tungsten-merkuri: Memberikan tingkat cahaya yang tampak tinggi dengan
komponen UV kecil atau sangat kecil, tergantung pada spesifikasinya. Lampu
laboratorium. Penggunaan cahaya laboratorium (biasanya 400-800 lx), sebagai
pengganti sinar matahari atau sumber buatan lebih intens, menyediakan “cahaya
rendah. Digunakan untuk menyelidiki kepekaan terhadap foto degradasi suatu produk
yang mengandung zat obat dikenal sangat rentan terhadap degradasi tersebut. Namun
penggunaannya kurang relevan dalam pengujian produk rutin.
4. Cahaya Alam: Distribusi spektral serta intensitas siang hari bervariasi tidak hanya
dengan waktu hari, kondisi cuaca dan polusi atmosfer, tetapi juga dengan waktu tahun
demikian bersama dengan komponen UV juga bervariasi dan ini membuat cahaya
alami tidak cocok untuk pengujian.
5. Lain: Sebuah lampu neon putih yang dirancang untuk menghasilkan sebuah output
yang mirip dengan yang ditentukan dalam ISO 10977 (1993); dan Lampu fluoresen
UV yang memiliki distribusi spektral dari 320 nm hingga 400 nm dengan emisi energi
maksimum antara 350 nm dan 370 nm; proporsi UV yang signifikan harus berada di
kedua pita 320 hingga 360 nm dan 360 hingga 400 nm.
E. Penyajian Sampel
Perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa karakteristik fisik sampel yang diuji
diperhitungkan dan upaya harus dilakukan, seperti mendinginkan dan /atau menempatkan
sampel dalam wadah bersegel, untuk memastikan bahwa efek dari perubahan kondisi
fisik seperti karena sublimasi, penguapan, atau peleburan diminimalkan. Untuk zat obat
padat mereka harus ditempatkan di piring kaca atau plastik dan ditutup dengan penutup
transparan yang sesuai. Zat obat padat harus tersebar di seluruh piring untuk memberikan
ketebalan biasanya tidak lebih dari 3 milimeter. Zat obat yang berupa cairan harus
terpapar dalam wadah yang lembab dan transparan secara kimia.
Untuk produk obat ketika pengujian dilakukan di luar kemasan utama mereka harus
disajikan dengan cara yang mirip dengan kondisi yang disebutkan untuk zat obat. Sampel
harus diposisikan untuk memberikan area maksimum paparan sumber cahaya. Misalnya,
tablet, kapsul, harus disebarkan dalam satu lapisan. Jika pemaparan langsung tidak
praktis (misalnya, karena oksidasi suatu produk), sampel harus ditempatkan dalam wadah
transparan lembab pelindung yang sesuai (misalnya kuarsa). Jika pengujian produk obat
dalam wadah langsung atau sesuai kebutuhan pasar, sampel harus ditempatkan secara
horizontal atau transversal terhadap sumber cahaya, mana saja yang memberikan paparan
sampel yang paling seragam. Beberapa penyesuaian kondisi pengujian mungkin harus
dilakukan ketika menguji wadah volume besar (misalnya, kemasan luaran) .
F. Analisis Sampel
Pada akhir periode paparan, sampel harus diperiksa untuk setiap perubahan sifat fisik
seperti kejernihan penampilan, warna larutan dan untuk uji serta degradan dengan metode
yang divalidasi untuk produk yang kemungkinan muncul dari proses degradasi fotokimia.
Analisis sampel yang terpapar harus dilakukan bersamaan dengan sampel yang dilindungi
yang digunakan sebagai kontrol negatif jika ini digunakan dalam pengujian. Untuk
pertimbangan pengambilan sampel produk obat seperti pelarutan homogenisasi dari
seluruh sampel, berlaku untuk bahan lain yang mungkin tidak homogen setelah pajanan
(misalnya, krim, salep, suspensi).
G. Penilaian Hasil
Studi degradasi harus dirancang untuk memberikan informasi yang sesuai untuk
mengembangkan dan memvalidasi metode pengujian untuk studi konfirmasi. Metode uji
ini harus mampu menyelesaikan dan mendeteksi degradan fotolitik yang muncul selama
studi konfirmasi. Ketika mengevaluasi hasil studi ini, penting untuk mengenali bahwa
mereka merupakan bagian dari pengujian stres dan karena itu tidak dirancang untuk
membangun kualitatif atau batas kuantitatif untuk perubahan. Studi konfirmasi harus
mengidentifikasi tindakan pencegahan yang diperlukan di bidang manufaktur atau di
formulasi dari produk obat, dan jika kemasan tahan cahaya yang dibutuhkan. Ketika
mengevaluasi hasil dari konfirmasi penelitian untuk menentukan apakah perubahan
karena paparan cahaya dapat diterima, penting untuk mempertimbangkan hasil dari studi
stabilitas formal lainnya dalam rangka untuk menjamin bahwa obat akan baik sampai
batas penggunaan.
A. Kesimpulan
Stabilitas foto Data adalah sama pentingnya dengan stabilitas lainnya yang menunjukkan
data untuk bentuk sediaan farmasi maka kebutuhan untuk studi stabilitas lengkap untuk
sebagian besar dari bentuk sediaan farmasi serta bahan obat adalah sebuah prioritas.
Dengan munculnya sebuah Pedoman yang diberikan oleh US-FDA dan ICH Pedoman
protokol pengujian diatas untuk fotostabilitas dari farmasi bentuk sediaan dan obat zat.
B. Saran
Berbagai faktor yang mempengaruhi kestabilan cahaya dari bentuk sediaan harus
diindikasikan dengan jelas untuk mencegah gangguan terhadap pengujian dan stabilitas
sediaan .
DAFTAR PUSTAKA