OLEH :
KELOMPOK III
NAMA ANGGOTA :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Kesimpulan .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan manusia
sehingga senantiasa menjadi prioritas dalam pembangunan nasional suatu
bangsa. Salah satu komponen kesehatan yang sangat strategis adalah
tersedianya obat yang berfungsi untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat bahkan untuk menyelamatkan jiwa manusia, sehingga harus dibuat
dengan cara yang baik agar dihasilkan produk yang bermutu tinggi.
CPOB merupakan suatu konsep dalam industri farmasi mengenai prosedur
atau langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk
menjamin mutu obat jadi, yang diproduksi dengan menerapkan Good
Manufacturing Practice dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan
produksi sehingga obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu
yang ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup
seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu.
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat
yang dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pada pembuatan obat, pengendalian
menyeluruh sangat esensial untuk menjamin konsumen menerima obat yang
bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk
yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa, memulihkan kesehatan atau
memelihara kesehatan. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian(galenik),
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterakan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Produksi adalah bidang dalam industri farmasi yang mengatur tentang
segala sesuatu tentang produk jadi produk ruahan produk antara dan produk
siap jadi. Produk adalah bahan, barang, kelompok barang hasil produksi yang
oleh tenaga kerja atau sejenisnya. Produk kembalian adalah obat jadi yang
telah beredar, yang kemudian dikembalikan ke industri farmasi karena keluhan
mengenai kerusakan, kadaluarsa, atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau
kemasan yang dapat menimbulkan keraguan akan identitas ,mutu, jumlah dan
keamanan obat yang bersangkutan.
Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk, dan
produk kembalian merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam
pembuatan obat yang baik pada industri farmasi. Hal ini disebabkan keluhan
kosumen terhadap obat yang dikonsumsi dapat menjadi masalah yang serius
jika tidak ditangani dengan baik. Produk yang tidak memenuhi syarat mutu
obat maka harus dilakukan penarikan kembali produk yang telah beredar di
pasaran. Produk kembalian yang telah di tarik dari peredaran kemudian di olah
lagi dan jika tidak bisa diolah maka harus dimusnahkan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah penanganan keluhan terhadap produk ?
2. Bagaimanakah proses penarikan produk kembalian ?
3. Bagaimanakah penanganan terhadap produk kembalian ?
C. Tujuan
Tujuan pada makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui penanganan keluhan terhadap produk
2. Untuk mengetahui proses penarikan produk kembalian
3. Untuk mengetahui penanganan terhadap produk kembalian
BAB II
PEMBAHASAN
Kesipulan
1. Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi
kerusakan obat hendaklah dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis.
Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu
sistem, bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui cacat
dari peredaran secara cepat dan efektif.Hal-hal yang diatur dalam CPOB
mengenai personalia adalah umum; personil kunci; organisasi, kualifikasi dan
tanggung jawab; dan pelatihan.
2. Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan kembali dari satu atau
beberapa batch atau seluruh batch produk tertentu dari peredaran. Penarikan
kembali produk dilakukan apabila ditemukan produk yang cacat mutu atau bila
ada laporan mengenai reaksi merugikan yang serius serta beresiko terhadap
kesehatan. Penarikan kembali produk dapat mengakibatkan penundaan atau
penghentian pembuatan obat tersebut.
3. Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian
dikembalikan ke industri farmasi karena keluhan mengenai kerusakan,
kadaluarsa, atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau kemasan yang dapat
menimbulkan keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan obat yang
bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Depkes RI.
Jakarta.