Disusun Oleh :
21162045
2017
i
ii
DAFTAR ISI
iii
3.1.3 Divisi PT. Enseval Putera Megatrading Tbk ...................................... 30
3.2.2 Misi..................................................................................................... 31
3.6.2 5 R ...................................................................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 67
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 67
5.2 Saran .............................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
LAMPIRAN......................................................................................................... 70
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal, PBF yang akan
menyalurkan bahan obat juga harus memenuhi persyaratan:
a. Memiliki laboratorium yang mempunyai kemampuan untuk pengujian bahan obat
yang disalurkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Direktur Jenderal; dan
b. Memiliki gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat yang terpisah dari
ruangan lain.
4. Operasional
Semua tindakan yang dilakukan fasilitas distribusi harus dapat memastikan bahwa
identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan distribusinya ditangani sesuai
spesifikasi yang tercantum pada kemasan. Fasilitas distribusi harus menggunakan
semua perangkat dan cara yang tersedia untuk memastikan bahwa sumber obat
dan/atau bahan obat yang diterima berasal dari industri farmasi dan/atau fasilitas
distribusi lain yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan
untuk meminimalkan risiko obat dan/atau bahan obat palsu memasuki rantai distribusi
resmi.
5. Inspeksi Diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan dan kepatuhan
terhadap pemenuhan CDOB dan untuk tindak lanjut langkah-langkah perbaikan yang
perlu dilakukan. Program inspeksi diri harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang
ditetapkan dan mencakup semua aspek CDOB serta kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, pedoman dan prosedur tertulis. Inspeksi diri harus dilakukan
dengan cara yang independen dan rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh
perusahaan dan semua pelaksanaan inspeksi diri harus dicatat.
7. Transportasi
Selama proses transportasi, harus diterapkan metode transportasi yang memadai.
Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan sesuai dengan
informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus diterapkan untuk dapat
menjamin bahwa obat dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama
transportasi yang dapat mengurangi mutu.
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus aman dan dilengkapi dengan
dokumentasi yang sesuai untuk mempermudah identifikasi dan verifikasi kepatuhan
terhadap persyaratan yang ditetapkan. Kebijakan dan prosedur tertulis harus
dilaksanakan oleh semua personil yang terlibat dalam transportasi.
Obat dan/atau bahan obat dan kontainer pengiriman harus aman untuk mencegah
akses yang tidak sah. Pengirimannya harus aman dan dilengkapi dengan dokumentasi
yang sesuai untuk mempermudah identifikasi dan verifikasi kepathan terhadap
persyaratan yang ditetapkan. Kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan harus
dipertahankan selama transportasi sesuai dengan yang ditetapkan pada informasi
kemasan.
Untuk obat dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi khusus selama
transportasi (misalnya suhu dan kelembaban), industri farmasi harus mencantumkan
kondisi khusus tersebut pada penandaan dan dimonitor serta dicatat. Transportasi dan
penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang mengandung zat berbahaya lainnya yang
dapat menimbulkan risiko khusus dalam hal penyalahgunaan, kebakaran atau ledakan
(cairan mudah terbakar/menyala, padatan dan gas bertekanan) harus disimpan dalam
area terpisah dan aman, dan diangkut dalam kontainer dan kendaraan yang aman,
dengan desain yang sesuai. Disamping itu, harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di tingkat nasional dan kesepakatan internasional.
Pelanggan harus mendapatkan data suhu pada saat serah terima obat dan/atau
bahan obat. Jika diperlukan, pelanggan dapat memperoleh dokumen data suhu untuk
menunjukkan bahwa obat dan/atau bahan obat tetap dalam kondisi suhu penyimpanan
yang dipersyaratkan selama transpotasi.
Semua kegiatan kontrak harus tertulis antara pemberi kontrak dan penerima
kontrak serta setiap kegiatan harus sesuai dengan persyaratan CDOB.
Didalam persyaratan kontrak harus mencakup beberapa hal yaitu:
a. Penanganan kehilangan/kerusakan produk obat selama pengiriman dan dalam
kondisi tidak terduga.
b. Kewajiban penerima kontrak untuk mengembalikan obat dan/atau bahan obat
kepada pemberi kontrak jika terjadi kerusakan selama pengiriman dengan
menyertakan berita acara kerusakan.
c. Kehilangan selama pengiriman oleh penerima kontrak, penerima kontrak wajib
melaporkan kepada pihak kepolisian dan pemberi kontrak.
Pemberi kontrak berhak melakukan audit terhadap penerima kontrak setiap saat.
9. Dokumentasi
Dokumentasi yang baik merupakan bagian yang penting dari sistem manajemen
mutu. Dokumentasi tertulis harus jelas untuk mencegah kesalahan dari komunikasi
lisan dan untuk memudahkan penelusuran antara lain: sejarah bets, instruksi dan
prosedur. Dokumentasi merupakan dokumen tertulis terkait dengan distribusi
(pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pelaporan), prosedur tertulis dan dokumen
lain yang terkait dengan pemastian mutu.
Dokumentasi terdiri dari semua prosedur tertulis, petunjuk, kontrak, catatan dan
data, dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dokumentasi yang jelas dan rinci
merupakan dasar untuk memastikan bahwa setiap personil melaksanakan kegiatan,
sesuai uraian tugas sehingga memperkecil risiko kesalahan. Semua dokumentasi harus
mudah didapat kembali, disimpan dan dipelihara pada tempat yang aman untuk
mencegah dari perubahan yang tidak sah, kerusakan dan/atau kehilangan dokumen.
Dokumen harus dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu up to date. Jika
suatu dokumen direvisi, harus dijalankan suatu sistem untuk menghindarkan
penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku.Dokumen harus disimpan selama
minimal 3 tahun.
Pada tanggal 1 Agustus 1994 Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta sebagai
PT.Enseval Putera Megatrading, Tbk. Kegiatan Perseroan difokuskan pada jasa
distribusi dan perdagangan, yang terdiri atas 4 divisi, yaitu:
a. Divisi penjualan dan distribusi produk farmasi.
b. Divisi penjualan dan distribusi produk barang konsumsi, obat bebas dan nutrisi.
c. Divisi pemasaran dan distribusi produk peralatan & perlengkapan kesehatan.
d. Divisi pemasaran dan penjualan produk kimia bahan baku industri farmasi,
kosmetik, makanan dan kesehatan hewan.
Perseroan juga memiliki infrastruktur yang memadai guna menunjang kelancaran
operasional logistik yaitu dua Regional Distribution Centre berupa fasilitas gudang
besar yang berada di Jakarta dan Surabaya. Masing-masing cabang memiliki gudang
dan armada pengiriman serta personil lengkap guna menunjang kegiatan operasional
dan keperluan pihak pemasok dan pelanggan.
3.2.2 Misi
Misi dari PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Tbk adalah berkontribusi di
dalam meningkatkan kualitas kesehatan.
2. IT channel
a. Mengatur jaringan yang dipakai PT. Enseval PuteraMegatrading, Tbk.
b. Memperbaiki segala kerusakan komputer yang dipakai.
3.4.4 Pharma
Wewenang dan tanggung jawab adalah melakukan penjualan produk obat
ethical dan psikotropika ke outlet (Apotek, Rumah sakit, Klinik, dan PBF lain) seperti
yang dilakukan oleh salesman.
Pada divisi pharma terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. DM (District Manager)
Mengelola kegiatan sales di cabang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
mengembangkan outlet dan kegiatan distribusi serta pelayanan pelanggan agar
targets penjualan tercapai.
b. FSS (Field Sales Supervisor)
Mengkoordinasi kegiatan saleman di area, tanggung jawabnya untuk mencapai
targets penjualan dengan memperhitungkan produktivitas kerja maksimal.
c. Salesman
Melakukan penjualan produk dan penagihan sesuai target yang telah ditentukan
perusahaan.
3.4.5 Apoteker
Tugas dan tanggung jawab antara lain :
a. Membuat, evaluasi dan revisi SOP
b. Training CDOB, ISO 9001:2008
c. Mengecek penyimpanan/pengaturan produk di gudang,
d. Mengecek produk antara fisik dengan kartu stok dan stok computer,
e. Memastikan kalibrasi dan validasi peralatan di gudang
f. Menandatangani faktur pemesanan yang masuk baik untuk psikotropika,
ethical, obat bebas (OTC) maupun alat kesehatan (ALKES).
g. Mengarsipkan faktur dan surat pesanan baik OKT, obat, alkes dan diurutkan
berdasarkan tanggal. Memastikan semua faktur tersebut telah sesuai sudah
lengkap dengan tanda tangan, stempel. Penyimpanan arsip tersebut antara
faktur dan surat pesanan antara psikotropik dan obat dipisahkan untuk
mempermudah pemeriksaan.
h. Membuat pesanan psikotropika, prekusor, OOT ke pusat.
i. Menyiapkan produk sesuai faktur dan menerima barang untuk disimpan di
lemari khusus.
j. Mengetahui dan menandatangani pemesanan dan pesanan tambahan baik ke
pusat atau antara cabang untuk obat dan Alkes.
k. Mengetahui/menandatangani dokumen gudang (keluar/masuk barang) untuk
semua barang.
l. Mengecek kelengkapan produk (misalnya nomor registrasi, nomor batch,
expire date).
m. Mengecek dokumen pelanggan baru (surat izin apotek/RS/PBF/PBAK/TO dan
surat izin penanggung jawab).
n. Mengecek suhu baik chiller, cool room, maupun ruangan lain.
o. Membuat laporan psikotropika, prekursor dan OOT (e-Napza) setiap bulan.
p. Membuat laporan distribusi obat (dinamika obat) untuk semua produk termasuk
prekursor dan psikotropika (e-Report) yang dilakukan setiap 3 bulan sekali
(laporan triwulan).
q. Mengetahui/menandatangani berita acara pemusnahan di cabang.
r. Melaksanakan kegiatan internal audit CDOB.
Dibawah kepala gudang dan anggota-anggota yang ikut dalam operasional gudang,
yaitu:
1) Wakil kepala gudang
Tugas dan tanggung jawab:
a. Bertanggung jawab atas operasional gudang.
b. Mengambil alih tanggung jawab kepala gudang jika tidak berada di tempat.
2) Admin
Tugas dan tanggung jawab:
a. Admin Kanvas
1. Mengentri picklist untuk dijadikan faktur.
2. Membuat laporan selisih kanvas.
b. Admin Retur
1. Membuat laporan barang rusak (LBR).
2. Membuat tanda terima retur barang rusak (TTRB).
3. Membuat tanda terima retur barang sementara (TTRS)
4. Menerima barang retur dari outlet, jika barang retur rusak maka proses
lanjutnya untuk dibuatkan laporan barang rusak, dan jika produknya masih
baik maka dimasukkan ke lokator masing-masing sesuai produk.
c. Admin Receiving
1. Menginput shiplist pada saat penerimaan barang (receiving penerimaan).
2. Menginput barang-barang retur (receiving retur).
3) Picker
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengambil barang yang diminta dalam Sales Order (SO) menggunakan hand
held dari lokator masing-masing produk dalam waktu yang ditentukan.
b. Melakukan pengecekan barang, lokator barang dan No. Batch jika telah sesuai
maka produk akan di letakkan di staging areapenyaluran dan
menyimpanpicklist di atas barang yang telah disediakan.
4) Checker
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengecek produk yang dikeluarkan oleh picker sesuai faktur, jika tidak sesuai
checker menginformasikan ke picker.
b. Mengecek produk yang akan dibawa tim ekspedisi sesuai dengan faktur.
c. Mengecek produk yang masuk kanvas.
d. Menerima dan mengecek produk masuk dari pusat maupun cabang.
5) Kepala Ekspedisi
Tugas dan tanggung jawab:
a. Memastikan semua faktur yang tercetak maupun yang terkirim secara ontime.
b. Memastikan semua masalah admin di dalam divisi ekspedisi.
c. Bertanggung jawab atas keselamatan produk, faktur dan kendaraan pada saat
pengiriman produk.
d. Bertanggung jawab atas pengiriman produk sesuai dengan sistem dan
prosedur.
e. Membuat dan mengatur rute pengiriman produk.
f. Melakukan pengiriman produk sesuai outlet dan alamat yang tertera pada
faktur.
Dibawah kepala ekspedisi ada anggota yang ikut dalam operasional tim
ekspedisi, yaitu:
a. Admin Ekspedisi
Tugas Admin Ekspedisi:
1. Mengerjakan semua masalah di ekspedisi yaitu pembuatan surat jalan.
2. Menyelesaikan surat jalan dan pengecekan faktur kembali.
3. Membuat laporan triwulan, OTD (On Time Delivery), insentif.
b. Loper
Yaitu tim ekspedisi yang mengantarkan produk menggunakan motor. Produk yang
di antar dalam jumlah yang sedikit, biasanya produk ethical, untuk outlet dalam
kota.
c. Driver
Yaitu tim ekspedisi yang mengantarkan produk menggunakan mobil biasanya
keluar kota, produk yang diantarkan dalam jumlah yang banyak, biasanya barang
produk ethical, consumer, dan CHB.
b. Penerimaan produk
Penerimaan produk dilakukan untuk memastikan dan menjamin setiap produk
yang diterima gudang sesuai dengan dokumen pengiriman dan memastikan bahwa
setiap produk yang masuk ke gudang adalah produk yang layak jual. Obat yang
diterima harus dalam keadaan baik, dan sesuai dengan yang dipesan, maka dilakukan
pemeriksaan pada waktu obat diterima dengan menggunakan checklist yang telah
disiapkan untuk masing-masing jenis produk, antara lain mengenai jumlah barang,
keadaan barang yang mencakup cek fisik yaitu kecocokkan fisik barang dengan
shiplist, jumlah obat, keadaan obat, nomor batch, NIE dan tanggal expired date.
Barang yang telah masuk dicek, diperiksa, disimpan dan disusun rapi dalam gudang,
sesuai dengan letaknya
c. Penyimpanan produk
Barang yang masuk dan telah diperiksa, disimpan dan disusun dengan rapi pada
rak-rak penyimpanan. Penyimpanan produk di gudang berdasarkan :
1. Kemasan atau karton utuh dari produk.
Untuk sediaan berbentuk cairan diletakkan pada lokator bagian bawah dan tengah.
Untuk sediaan injeksi diletakkan pada lokator bagian tengah, dan untuk sediaan
tablet dan kapsul diletakkan pada lokator bagian atas.
2. Golongan produk (obat ethical, obat non ethical, susu, makanan, minuman, dan
veteriner).
3. Suhu dari setiap produk (suhu ambient room 25oC – 30oC, suhu cool room 15oC –
25oC, dan suhu cold room 2oC – 8oC).
4. Golongan psikotropika harus diletakkan pada lemari khusus yang aman dan
terkunci.
5. Jika barang retur, expired date atau mendekati expired date maka diletakkan di
ruang terpisah.
6. Sistem FEFO (First expired First out), dimana barang expirednya dekat akan
keluar lebih dahulu.
3.5.6 Pelaporan
Setiap pemasukan dan pengeluaran obat-obatan harus dibuat laporannya oleh
apoteker penanggung jawab. Laporan tersebut terdiri dari :
a. Laporan Bulanan
Laporan ini mencakup data keluar masuknya obat golongan psikotropika dan
prekursor selama satu bulan. Laporan ini ditujukan kepada Badan POM secara online
melalui e-Napza. Dan laporan yang ditujukan ke Menteri Kesehatan secara online
melalui e-Report. Tujuan dari pelaporan pendistribusian adalah :
1. Menjamin pengeluaran yang terkontrol dari produk psikotropika.
2. Memastikan setiap transaksi produk psikotropika tercatat dengan jelas sehingga
dapat di telusuri dengan mudah dan cepat bila terjadi kasus.
3. Memastikan setiap transaksi produk psikotropika dilaporkan ke Badan POM RI.
4. Memastikan stok produk psikotropika sesuai antara kartu stok manual, elektronik,
dan fisik barang.
5. Memastikan dan menjamin setiap produk psikotropika yang diterima, disimpan di
lemari khusus psikotropika sesuai dengan yang disyaratkan undang-undang bidang
kefarmasian.
b. Laporan Triwulan
Laporan ini berisikan data pengeluaran dan pemasukan semua produk selama
kurun waktu 3 bulan. Laporan dikirim secara online menggunakan e-report ditujukan
kepada Kemenkes. Dan laporan dikirim secara online mengenai 50 zat aktif di tujukan
ke Badam POM.
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah menerapkan sistem mutu berupa
pelatihan ISO 9001:2008 yang wajib dilakukan oleh seluruh karyawan. Manfaatnya
untuk menetapkan standar dan membakukan proses kerja serta penanggung jawabnya,
sehingga pemimpin dan karyawan dapat memperhatikan kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan termasuk pelanggan, pemodal, dan masyarakat secara keseluruhan.
Selain sebagai alat bantu training untuk karyawan baru, penerapan ISO 9001:2008 di
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Tbk juga dapat digunakan untuk pengembangan
organisasi serta memenuhi kebutuhan pasar.
3.6.2 5 R
5R (Ringkas, Rajin, Rapi, Resik, Rawat) merupakan suatu program penerapan
sikap kerja yang menekankan pada pengelolaan kondisi fisik tempat kerja yang
terorganisir.Karena bekerja pada tempat yang terorganisir dengan baik, nyaman, aman
dan sehat, tidak cepat menimbulkan kelelahan sehingga semangat kerja dapat
dipertahankan dalam waktu yang relatif lama. Juga akan timbul kepedulian terhadap
pekerjaan, partisipasi yang tinggi dan penyelasaian kerja yang baik.
Ringkas adalah membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan
serta membuang yang tidak diperlukan. Manfaat ringkas yaitu mengetahui jumlah fisik
barang yang terdapat di lingkungan kerja, tidak ada barang yang berlebih ditempat
kerja. Rajin adalah melakukan suatu yang benar sebagai kebiasaan. Prinsipnya
pembentukan suatu yang benar sebagai kebiasaan. Manfaat rajin yaitu personil yang
berdisiplin dan menjadikan 5R sebagai budaya. Rapi adalah menentukan tata letak
yang tertata rapih sehingga personil selalu menemukan barang-barang yang
dibutuhkan. Prinsip rapi yaitu penyimpanan fungsional dan menghilangkan waktu
untuk mencari barang, sedangkan manfaatnya yaitu lingkungan kerja menjadi tertata
dan terciptanya kemudahan, kecepatan serta ketepatan barang ketika diperlukan. Resik
adalah menghilangkan sampah kotor dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja
yang lebih bersih. Prinsip resik yaitu pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat
kebersihan. Manfaat resik menciptakan lingkungan yang bersih, menghindarkan
produk dari kontaminasi dan menumbuhkan rasa nyaman untuk pekerja.Rawat adalah
memelihara barang dengan teratur, rapi, bersih dan dalam aspek personil serta
kaitannya dengan polusi. Manfaat rawat yaitu peralat menjadi berumur lebih lama
sehingga perusahaan dapat berkompetisi dengan perusahaan lain. Penerapan 5R
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas di tempat kerja. Manfaat dari
penerapan 5R adalah:
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.
2. Personil yang bersemangat.
3. Meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja, kerusakan mesin, krisis, dan
cacat produk.
4. Kepuasan konsumen akan meningkat.
5. Perusahaan yang siap mengikuti perubahan.
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah menerapkan sistem mutu berupa
pelatihan conim yang wajib dilakukan oleh seluruh karyawan. Tujuanya agar karyawan
semakin efektif dalam bekerja dan selalu ada perbaikan yang berkelanjutan. Dengan
demikian tidak stagnan (diam) dan terjebak dalam rutinitas yang monoton, padahal
masih ada ruang perbaikan yang dapat memberikan hasil yang lebih optimal.
Apoteker yang menjadi penanggung jawab PBF harus memiliki surat izin untuk
dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi atau distribusi atau
penyaluran sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
889/Menkes/per/V/2011 mengenai registrasi, izin praktik, dan izin kerja tenaga
kefarmasian.
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Tbk Cabang Bandung di pimpin oleh
seorang kepala cabang Area Bisnis Manager (ABM) dan seorang Apoteker
Penanggung Jawab (APJ). Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Bandung memiliki
4 (empat) Divisi, yaitu: yang pertama Pharmamed untuk menjual dan mendistribusikan
produk obat-obatan yang termasuk daftar obat keras atau obat yang harus dengan resep
dokter kepada outlet. Yang kedua CHD (Consumer health distribution) untuk menjual
dan mendistribusikan produk-produk OTC (obat bebas dan obat bebas terbatas). yang
ketiga KND (Kalbe nutrition divition) untuk menjual dan mendistribusikan produk-
produk nutrisi (susu bayi, susu ibu hamil dan menyusui, bubur bayi) dan yang ke empat
CHB (Consumer health and beauty) untuk menjual dan mendistribusikan produk-
produk kosmetika.
Agar mutu dari sediaan farmasi yang akan didistribusikan tetap terjaga kualitas
serta keamanannya PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah menerapkan pedoman
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Berdasarkan CDOB tahun 2012, Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB), adalah cara distribusi/penyaluran obat dan atau
bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran
sesuai persyaratan atau tujuan penggunaannya. Dalam CDOB terdapat 9 aspek, yaitu
manajemen mutu, organisasi, manajemen dan personalia, bangunan dan peralatan,
operasional, keluhan obat dan bahan obat kembalian dan diduga palsu, penarikan
kembali, transportasi, fasilitas distribusi berdasarkan kontrak, dan dokumentasi.
1. Manajemen Mutu
Penerapan aspek manajemen mutu yang dilaksanakan di PBF PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk meliputi sistem mutu dimana PBF tersebut memiliki dokumen
penerapan CDOB dan memiliki struktur organisasi dengan tujuan untuk memudahkan
dalam melihat tanggung jawab serta tugas dari masing–masing personil. Serta untuk
menunjang terlaksananya CDOB PBF PT.Enseval Putera Megatrading ini memiliki
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) untuk menjamin mutu
produk. Adapun peran apoteker di dalam manajemen mutu adalah menjalankan dan
bertanggung jawab dalam membuat, mengevaluasi dan merevisi standar operasional
prosedur (SOP) sehingga personil dapat menjalankan prosedur yang sesuai dan mutu
obat dapat terjaga sampai ketangan konsumen. PT. Enseval Putera Megatrading Tbk
juga menerapkan ISO 9001 Tahun 2008 yang merupakan standar internasional yang
sering digunakan untuk sertifikasi sistem mutu perusahaan. Penerapan ISO 9001:2008
di PT.Enseval Putera Megatrading, Tbk seperti ada nya instruksi kerja setiap karyawan
yang harus ditaati, dokumen-dokumen yang terkontrol, peralatan yang selalu
dikalibrasi, penyimpanan barang sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan, komplain
pelanggan yang ditangani dengan cepat disertai solusinya. Manfaatnya untuk
menetapkan standar dan membakukan proses kerja serta penanggung jawabnya,
sehingga pemimpin dan karyawan dapat memperhatikan kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan termasuk pelanggan, pemodal, dan masyarakat secara keseluruhan.
Selain sebagai alat bantu training untuk karyawan baru, penerapan ISO 9001:2008 di
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Tbk juga dapat digunakan untuk pengembangan
organisasi serta memenuhi kebutuhan pasar.
Perusahaan Besar Farmasi PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Tbk dipimpin oleh
seorang Kepala Cabang (ABM). Setiap cabang PBF PT. Enseval Putera Megatrading
Tbk Tbk memiliki apoteker penanggung jawab PBF yang bertanggung jawab pada
perbekalan sediaan farmasi dan alkes. Setiap ABM memiliki sekretaris. ABM memiliki
garis komando terhadap divisi Accounting & Finance, Warehoue, Transportation, dan
SSD. ABM memiliki garis koordinasi terhadap Direktorat sales Pharmamed, KND,
CHB, dan CHD. Selain itu ABM memiliki garis koordinasi dengan divisi IT dan
operational control cabang. Sedangkan untuk apoteker penanggung jawab dibawah
komando ABM dan memiliki garis koordinasi dengan semua divisi dibawah komando
ABM dan seluruh direktorat. Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kantor Enseval terdiri dari ruang Area Busines Manager (ABM), kepala seksi
akutansi (KSA), accounting, Sales Support Directorat (SSD), principal, direktorat
sales, ruang Apoteker Penanggung Jawab (APJ), dan ruang ekspedisi.
1. Suhu Kamar/Ambient
Ruangan suhu kamar merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan
produk yang stabil pada suhu 25o–30oC. Ruangan ini dilengkapi dengan
thermometer.
3. Cold Room
Cold Room merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan produk yang
stabil pada suhu 2o – 8o C, Ruangan ini dilengkapi dengan thermometer dan alarm
chiller, dimana alarm tersebut akan berbunyi ketika suhu chiller berada dalam keadaan
kritis. Menurut CDOB, pemantauan suhu manual menurut BPOM adalah empat kali
(4) sehari namun di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk dilakukan setiap 10 menit
sekali dan jumlah total pengecekan dalam sehari yaitu 144 kali, pemantauan suhu
tersebut menggunakan aplikasi testo saveris. Ini adalah keunggulan tersendiri dari
Enseval karena pemantauan suhu tidak dilakukan secara manual, apabila data dicatat
secara manual memungkinkan terjadinya manipulasi data atau dapat terjadi kesalahan
karena termometer tidak terkalibrasi. Mengecek pada saat di luar jam operasional kerja
Di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk pada ruangan ini dilakukan pemantauan
menggunakan alarm apabila terjadi penyimpangan suhu (kurang dari 2ºC atau lebih
dari 8ºC) akan segera terdeteksi dan terkirim pemberitahuan via email dan SMS kepada
Apoteker Penanggung Jawab (APJ), dengan begitu penyimpangan yang terjadi dapat
segera dibenahi/diatasi.
Kalibrasi dan validasi pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk dilakukan secara
berkala. Validasi dilakukan setahun sekali dengan alat data logger. Data logger
merupakan alat yang digunakan untuk merekam suhu. Alat ini digunakan untuk
memvalidasi suhu di ruangan, cool box, dan mobil box. Data logger dapat menentukan
suhu kritis disetiap ruangan sehingga dapat dipasang pengontrol suhu pada titik suhu
kritis ruangan tersebut. Titik kritis merupakan titik yang mendekati batas/range atau
tempat untuk menyimpan sensor. validasi itu suhunya harus sama dengan kondisinya.
validasi ruangan digunakan untuk memastikan system/suhu yang sama/ untuk
mengetahui suatu kondisi sama.
Kalibrasi dilakukan di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk pusat yang berada di
Jakarta karena di PBF pusat memiliki kalibrator dan teknisi yang kompeten dan
tersertifikasi. Setiap alat yang telah dikalibrasi akan mendapatkan sertifikat kalibrasi
yang menunjukan alat tersebut layak untuk digunakan. Tujuan kalibrasi dan validasi
untuk memastikan alat ukur dan alat elektronik yang digunakan memenuhi standar.
4. Operasional
a. Kualifikasi Pemasok
PBF memperoleh pasokan obat dan/atau bahan obat dari pemasok yang mempunyai
izin sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dan menerapkan prinsip CPOB.
Kualifikasi pemasok merupakan operasional yang sangat penting. Dalam kualifikasi
pemasok harus memiliki prosedur tertulis guna memastikan bahwa obat hanya diperoleh
dari pemasok yang memiliki izin dan didistribusikan oleh fasilitas distribusi resmi. Kualifikasi
pemasok dilakukan dengan mempertimbangkan reputasi atau tingkat keandalan serta
keabsahan operasionalnya, obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap
pemalsuan, penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya
hanya tersedia dalam jumlah terbatas, dan harga yang tidak wajar.
PT Enseval Megatrading Tbk cabang Bandung tidak melakukan kualifikasi
pemasok dikarenakan pemasok berasal dari pusat.
b. Kualifikasi Pelanggan
PBF melakukan kualifikasi pelanggan untuk memastikan bahwa obat/atau bahan
obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang untuk menyerahkan
obat ke masyarakat dengan bukti kualifikasi yang terdokumentasi.
Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi oleh pelanggan baru untuk produk
ethical, yakni:
1) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
2) Untuk sarana apotek harus memiliki Surat Izin Apotek (SIA) dan contoh surat
pesanan (SP)
3) Untuk sarana rumah sakit harus memiliki Surat Ijin Operasional
4) Untuk penanggung jawab dari sarana diatas harus ada STRA, SIPA, KTP dan
spesimen tanda tangan penanggung jawab.
5) Untuk penanggung jawab dari toko obat harus memiliki SIKTTK
c. Pengadaan
Pengadaan yang diadakan PBF sesuai dengan regulasi. Regulasi mengenai
Perusahaan Besar Farmasi mengalami penambahan dengan dikeluarkannya Permenkes
30 tahun 2017 mengenai Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi setelah dikeluarkannya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 34 tahun 2014 mengenai
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011
Tentang Pedagang Besar Farmasi
1. Adanya perubahan isi ayat 5 pada pasal 13 yaitu sebelumnya menjelaskan bahwa
PBF Cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan/atau bahan obat dari
PBF pusat. Selanjutnya diubah menjadi PBF Cabang hanya dapat melaksanakan
pengadaan obat dan/atau bahan obat dari PBF pusat atau PBF Cabang lain yang
ditunjuk oleh PBF pusatnya.
2. Adanya perubahan isi ayat 6 pada pasal 13 yaitu sebelumnya menjelaskan bahwa
PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus
berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani Apoteker Penanggung Jawab
(APJ) dengan mencantumkan nomor SIKA. Selanjutnya diubah menjadi PBF dan
PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus
berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani Apoteker Penanggung Jawab
(APJ) dengan mencantumkan nomor SIPA.
Dengan adanya penambahan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengadaan obat atau
bahan obat dapat berasal dari PBF pusat atau PBF Cabang lain yang ditunjuk oleh
PBF pusatnya dengan surat pesanan yang ditandatangani Apoteker Penanggung Jawab
(dengan mencantumkan SIPA).
Untuk proses pengadaan, PT. Enseval Putera Megatrading Tbk cabang Bandung
melakukan rencana pengadaan regular setiap 6 bulan sekali melalui RDC (Regional
Distributor Center) yang berada di PBF pusat. Pengadaan di PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk didasarkan pada direktorat sales (supervisor) masing-masing. Proses
pengadaan harus ada persetujuan dari Apoteker Penanggung Jawab (APJ) dan
persetujuan ABM untuk pengadaan psikotropika dan prekursor. Selain itu ada juga
pesanan tambahan yang disebut juga realokasi. Realokasi ini adalah proses pengiriman
dari PBF cabang ke PBF cabang yang diketahui oleh PBF pusat untuk memenuhi
pesanan. Hal ini dilakukan apabila PBF pusat tidak dapat memenuhi pesanan PBF
cabang.
d. Penerimaan
Penerimaan barang di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk terdiri dari penerimaan
barang dari PBF pusat dan penerimaan barang dari PBF cabang (realokasi). Pada saat
proses penerimaan barang ada beberapa hal yang harus di perhatikan diantaranya
dilakukan pemeriksaan surat jalan dari PBF pusat, pemeriksaan surat jalan ekspedisi,
alamat PBF pemesan, no shiplist, nama barang, kode barang, nomor batch, expire date,
kondisi fisik barang dan jumlah barang yang dipesan. Setelah dilakukan proses
pengecekkan barang dan dokumen telah sesuai, maka selanjutnya barang diterima dan
disimpan di area penerimaan (stagging area). Penerimaan produk CCP (Cold Chain
Product) dilakukan di coldroom dengan menggunakan coolbox, hal ini dimaksudkan
agar produk CCP tetap terjaga pada suhu yang telah ditentukan. Selanjutnya dibuat
berita acara penerimaan apabila proses penerimaan sudah selesai dilakukan dan surat
jalan ditandatangani, apabila ada ketidaksesuaian maka dibuat Laporan Permasalahan
Penerimaan (LPP) atau Berita Acara Claim (BAC) untuk selanjutnya dikirim ke pusat.
Target waktu penerimaan tergantung pada jenis kendaraan. Setelah selesai pengecekan,
barang akan disimpan oleh transporter ke lokator-lokator dan transporter juga bertugas
mengisi dokumen put away manual. Put away manual tersebut selanjutnya akan diinput
kedalam system oleh admin receiving agar menjadi stok yang siap dijual. Target waktu
dari mulai penerimaan sampai menjadi stok yaitu 1 x 24 jam.
e. Penyimpanan
Penyimpanan barang di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk munggunakan sistem
FEFO (First Expired First Out) dan menggunakan sistem dari fast moving sampai ke
slow moving. Penyimpanan barang digudang didasarkan pada direktorat, prinsipal,
bentuk sediaan serta berdasarkan pada kondisi suhu yang sesuai untuk produknya,
dengan memperhatikan kestabilan produk terhadap temperatur dan cahaya.
Penyimpanan barang disusun diatas pallet yang bertujuan menjaga barang agar tidak
rusak akibat kelembaban dan kontak langsung lantai, dan juga untuk memudahkan
pada saat pengambilan barang menggunakan alat. Selain itu barang juga disusun sesuai
dengan susunan yang tertera pada kemasan hal ini bertujuan agar barang tidak rusak
dan tidak terjatuh pada saat penyimpanan. Penyimpanan barang di PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk juga berdasarkan bentuk sediaan dimana penyimpanan sediaan cair
dengan kemasan yang mudah pecah di simpan di bagian rak bawah hal ini
dimaksudkan untuk menghindari resiko terjatuh pada saat proses pengambilan
sedangkan untuk obat dengan kemasan box disimpan di rak bagian atas. Untuk
penyimpanan produk psikotropika disimpan dilemari khusus dan terkunci untuk
menjaga keamannya dan untuk menghindari penyalahgunaan maka dari itu tanggung
jawab kunci lemari diserahkan kepada Apoteker Penanggung Jawab (APJ).
Penyimpanan barang digudang beresiko adanya hewan pengerat seperti tikus, maka
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk dilengkapi oleh pest control yang disimpan di
beberapa titik.
f. Penyaluran
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk menyalurkan produk-produk kepada
konsumen melalui unit-unit penyaluran yaitu: apotek, klinik, rumah sakit, PBF lain,
toko obat, supermarket, dan grosir. Penyaluran produk di PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk dibagi menjadi 7 rayon yaitu Soreang, Cimahi, Bandung tengah,
Bandung timur, Bandung atas, dago dan dago sampai Ahmad yani. Pada saat
pengiriman, kondisi penyimpanan barang yang akan dikirim disesuaikan dengan
persyaratan obat dan/atau bahan obat dari industri farmasi sehingga kondisi barang
tetap terjaga selama proses pengiriman sampai dengan tempat tujuan. Pendistribusian
untuk produk rantai dingin/cold chain product (CCP) dilakukan dengan penanganan
khusus dengan meletakkan produk di dalam cool box yang telah berisi ice pack agar
suhu penyimpanan selama pengiriman sesuai dengan ketahanan produk terhadap suhu,
serta di dalam cool box terdapat thermometer yaitu alat untuk memantau suhu, dan
menyertakan form suhu untuk memastikan bahwa suhu tetap terjaga dari mulai
penyiapan hingga sampai ke tangan pasien.
Untuk penyaluran produk NAPZA, Surat Pesanan (SP) dicek terlebih dahulu oleh
APJ, jika SP lengkap dan memenuhi ketentuan yang berlaku selanjutnya SP akan
ditindaklanjuti ke proses menyiapkan NAPZA yang dipesan. Penyiapan NAPZA
dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab (APJ) karena yang memiliki wewenang
atas obat NAPZA adalah APJ. Selanjutnya yang berhak menerima NAPZA yang
disalurkan oleh PBF adalah Apoteker Penanggung Jawab (APJ), atau yang diberi kuasa
oleh APJ (Apoteker lain atau TTK) outlet untuk menerima pesanan obat NAPZA.
g. Pemusnahan
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk melakukan proses pemusnahan untuk produk
yang rusak dan kadaluarsa, pemusnahan ini bertujuan untuk mencegah beredarnya
produk yang sudah tidak layak jual tetap beredar dipasaran. Untuk pemusnahan produk
pharma dilakukan di PBF pusat. PBF cabang melakukan pemusnahan untuk produk
non pharma yaitu makanan, minuman, kosmetik dan alat kesehatan. Proses
pemusnahan harus dihadiri oleh saksi-saksi yang berwenang untuk diberi kesaksian
mengenai proses pemusnahan yang terjadi yaitu perwakilan dari principal, kepolisian
dan direktorat sales dari PBF cabang. pemusnahan Dibuat berita acara pemusnahan
barang dan melampirkan dokumentasi pemusnahan produk oleh Apoteker Penanggung
Jawab (APJ).
5. Inspeksi Diri
Inspeksi diri internal pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk bertujuan untuk
memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap CDOB serta menjadi bahan evaluasi
untuk perbaikan. Kegiatan Inspeksi diri dilakukan untuk melihat kesesuaian dan
ketidaksesuaian dalam pelaksanaan CDOB dengan pelaksanaan teknis yang terjadi di
PBF, apabila ditemukan ketidaksesuaian maka sesegara mungkin dilakukan perbaikan
.
Inspeksi diri diawali dengan membentuk tim auditor. Anggota tim yang
berkompeten dipilih dari tiap divisi melalui hasil training yang dilakukan untuk
personalia PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Setelah dipilih dilakukan traning
auditor untuk setiap anggota tim. Poin pemeriksaan dibuat setelah training dilakukan.
Poin pemeriksaan tersebut akan dijadikan bahan untuk melakukan isnpeksi diri. Hasil
inspeksi diri kemudian dapat dibuat Corrective Action Preventive Action dan semua
kegiatan wajib untuk didokumentasikan dan ditindaklanjuti sebagai bentuk evaluasi.
6. Penangan keluhan, obat dan/ atau bahan obat kembalian, diduga palsu dan
penarikan kembali
Penangan keluhan, obat dan/ atau bahan obat kembalian, diduga palsu dan
penarikan kembali, penanganannya diatur sesuai dengan SOP.
a. Penanganan Keluhan
Setiap keluhan yang masuk ke PT. Enseval Putera Megatrading Tbk akan
ditangani oleh call center pusat yang ada bagian khusus yang menangani semua
keluhan, selanjutnya call center pusat akan menginformasikan keluhan pelanggan
tersebut ke masing-masing cabangnya dan di masing-masing cabang tersebut akan di
bahas setiap satu bulan sekali pada saat rapat koordinasi.
Supaya recall dilakukan secara efektif dan efisien maka harus membuat historical
sales, selanjutnya membuat surat penarikan, membuat form penarikan dan membuat
laporan recall. Jadwal kunjungan sales disesuaikan dengan data hystorical sales.
7. Transportasi
Aspek transportasi di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk menjamin mutu obat,
produk alkes, makanan , dan kosmetik selama proses distribusi menuju consumer.
Penanganan distribusi obat CCP disediakan transportasi khusus yang memiliki AC.
Selanjutnya produk CCP yang akan didistribusikan diletakan didalam coolbox dan
disimpan di dalam teranportasi dan dikontrol suhunya, menggunakan thermometer
min-max untuk pengiriman dan ada foam suhu. Dilakukan checking kondisi tranportasi
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk sebelum digunakan untuk memastikan kendaraan
yang mengantarkan barang/kegiatan distribusi telah sesuai dengan CDOB. Sedangkan
untuk produk ethical ada kendaraan yang memakai pendingin biasanya pada suhu 25-
30oC (ruang ambient), serta ada control suhu yang terletak di depan dan diatur oleh
driver.
Aspek transportasi di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah menerapkan KPI
(Key Performance Indicator) seperti OTD (On Time Delevery), OTW (On Time
Werehouse), OTP (On Time Picker), OTP (On Time Picking), dan OTD (On Time
Driver).
Aspek transportasi di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah memenuhi CDOB.
Transportasi yang digunakan harus menjamin bahwa obat, produk alkes, makanan,
dan kosmetik sama dengan kondisi penyimpanan di gudang dan dapat mencegah
paparan obat dari kondisi yang bisa mempengaruhi mutu. PT. Enseval Putera
Megatrading memiliki jumlah mobil sebanyak 32 buah dan motor sebanyak 5 buah,
dengan jumlah transportasi yang ada PT. Enseval Putera Megatrading sudah bisa
melayani pesanan dengan baik.
Adapun peran apoteker dalam Fasilitas distribusi berdasar kontrak adalah memilih
dan memastikan kontrak dengan pihak ke tiga (3) berdasarkan CDOB.
9. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan hasil pengerjaan operasional kerja yang harus
disimpan selama 3 (tiga) tahun. Tujuannya yaitu untuk mempermudah pada proses
pencarian.
Penerapan aspek dokumentasi yang dilaksanakan oleh PBF PT. Enseval Putera
Megatrading Tbk meliputi pengadaan barang, penyimpanan, penyaluran, dan
pelaporan. Pelaporan merupakan salah satu peran apoteker dalam fasilitas distribusi
sediaan farmasi. Apoteker penanggung jawab wajib melaporkan daftar pemakaian
psikotropika, prekursor dan OOT. Proses Pelaporannya melalui sistem sistem
elektronik online yaitu Laporan Bulanan dan Laporan Triwulan.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilaksanakan di Pedagang
Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Tbk Cabang Bandung,
dapat disimpulkan bahwa secara umum, Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval
Putera Megatrading Tbk, Tbk Cabang Bandung telah melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan baik sebagai tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, sesuai dengan Peratuan Perundang-undangan yang
berlaku. Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Tbk
Cabang Bandung sangat mengutamakan kepuasan pelanggan dengan senantiasa
memberikan pelayanan yang terbaik.
Gambar 1. Pallet
Gambar 2. Forklift
Lampiran 4
(LANJUTAN)
Lampiran 4
(LANJUTAN)
Gambar 5. Coolbox
Gambar 6. Locator/rak
Lampiran 4
(LANJUTAN)
Gambar 7. Chiller
Gambar 8. Alat pemadam
Lampiran 4
(LANJUTAN)
Gambar 9. Stacker
Gambar 10. Printer LPN
Lampiran 4
(LANJUTAN)
Lampiran 4
(LANJUTAN)
Gambar 13. Alarm testo
Lampiran 4
(LANJUTAN)
Gambar 15. Pest Control