A. Sifat Fisika
Mengandung gugus fungsi oksigen
Mengandung gugud samoing C-17
Banyak yang mengandung ikatan rangkap C-4 -- C-5 ataua C-5 -- C-6
Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tapi jika teroksidasi
warnanya akan menjadi gelap.
Mempunyai bau khas
Indeks bias tinggi
Sebagian besar bersifat optis aktif
Kerapatan(density) umumnya rendah daripada air
Larutan dalam pelarut organik seperti eter dan alcoho.
B. Sifat kimia
Gugus 3-hidroksil bersifat alcohol sekunder
Gugus 3-hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi
Molkeul akan lebih stabil apabila sebagian besar guus berointasi ekuatorial
Laju reaksi juga ditentukan oleh faktor sterik
Gugus fungsi aksial lebih mudah dioksidasi daripada gugus hidroksil yang ekuatorial
Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
Isoprenoid kebanyakan berbentuk khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer
Sifat-Sifat Steroid
1. Substitusi oksigen pada atom C-3 yang merupakan sifat khas steroid alam. Subsitusi gugus
metil angular pada atom C-3 dan C-13 yang dikenal dengan C-18 dan C-19, Kecuali pada
senyawa Steroid dg cincin A berbentuk benzenoid, seperti pada kelompok esterogen.
2. Pada pelarut metenol(pelarut polar) Steroid hanya larut pada Ekstraksi tahap pertama.
3. Pada pelarut Heksana(non polar) steroid tidak terdeteksi
4. Fraksinasi dengan kromatografi lapis tipis diperoleh dua fraksi yg diidentifikasi sebagai
kolesterol (Rf = 0.96) dan testoeteron (Rf =0,91)
Tata Nama Steroid
Tata nama sistematik dari steroid (menurut "lnternational Union of pure and Applied Chemistry"
IUPAC) didasarkan pada struktur dari hidrokarbon steroid tertentu.
1. Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan atau akhiran yang menunjukkan jenis
substituen.
2. Sedangkan, posisi dari substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana substituen
itu terikat. Untuk maksud ini, penomoran atom karbon dalam molekul steroid adalah sebagai
berikut:
Dalam pemberian nama steroid, jenis substituen ditunjukkan sebagaimana lazimnya berlaku, yakni
1. memberi awalan dan akhiran pada nama hidrokarbon induk. Sedangkan, posisi dari substituen
harus ditunjukkan oleh nomor dari atom karbon dimana ia terikat.
2. Konfiguasi dari substituen ditunjukkan pula dengan huruf-huruf Yunani a atau B (bila
diketahui) atau { (bila tidak diketahui).
3. Tata cara penamaan steroid, seperti diuraikan di atas, dapat ditunjukkan oleh beberapa contoh,
seperti tercantum dalam daftar nama sistmatika senyawa steroid.
Perlu pula dicatat bahwa disamping nama sistematik, nama-nama trivial seperti kolesterol, oestron,
testosteron, kortison, aldosteron, dan sebagainya lazim pula digunakan.
Dafiar nama sistematik beberapa steroid
Steroid ditemukan pada
Bagi hewan