Pengolahan Timah
Pengolahan Timah
PENDAHULUAN
permasalahan :
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu intuk dapat memahami proses-proses yang dilakukan
untuk memperoleh timah yang ekonomis, mulai dari pencucian, pemisahan, pengolahan, sampai
pada pencatakan.
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan timah abu-abu
(timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2°C menjadi timah putih (timah beta) yang
memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan pada suhu 13.2°C, ia pelan pelan berubah
dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan ketidakmurnian ( impurities ) seperti
alumunium dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan antimony atau bismut.
Jika dipanaskan dalam udara, timah membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk stannate
salts dengan oksida.
2.3. Keberadaan Timah di Alam
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya.
Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan
mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji
timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral
sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-
belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-
antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral
logam yang lain seperti perak. Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di
kerak bumi dimana timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm,
tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit
alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan
batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari
berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi
timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk
mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang
disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah.
Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi dimana
sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan
Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan
Zimbabwe.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
• Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn (bahasa
Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat
ditempa (“malleable”), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan
dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah
diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
• Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :
o Proses Pengolahan Mineral Timah
Washing atau Pencucian§
Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/si§zing dan uji kadar
Pemisahan berdasarkan berat jenis§
Pengolahan tailing§
Proses Pengeringan§
Klasifikasi timah§
Pemisahan Mineral Ikutan§
o Proses pre-smelting
o Proses Peleburan ( Smelting )
o Proses Refining ( Pemurnian )
Pyrorefining§
Eutectic Refining§
Electrolitic Refining§
o Pencetakan
• Adapun manfaat timah dalam kehidupan sehari-hari yaitu digunakan sebagai pelapis dalam
kaleng kemasan makanan, digunakan dalam pembuatan bola lampu, sampai pada penggunaan
pada alat-alat olah raga.
DAFTAR PUSTAKA
http://revival44.wordpress.com/2010/03/02/logam-besi/
http://metal-hamzah.blog.friendster.com/2008/04/pengolahan-bijih-timah/
http://moslemchemistry.blogspot.com/2011/04/besi.html
http://www.encangirul.com/2011/04/proses-ekstraksi-timah-dari-ore.html
http://www.chem-is-try.org/
http://rimayantisihite.blogspot.com/2011/03/timah.html
http://www.ypb97.com/2010/02/proses-pemurnian-mineral.html
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
DATA
3.1.4 Pemurnian
Pemurnian pada Timah ada 3 cara yaitu:
1. Pyrorefining
Pyrorefining bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kandungan Sn 99,93% dan produk
dengan kandungan 99,85 %. Proses ini dilakukan dengan menambahkan bahan / aditif yang
akan berfungsi sebagai pengikat impurities didalam timah. Tahapan proses ini meliputi
Pemurnian pengotor F
Timah cair pada suhu 500oC ditambahkan serbuk gergaji diaduk 30 menit, Fe akan diendapkan
sebagai FeSn-oksida
Pemurnian Pengotor As
Timah cair pada suhu 500oC ditambahkan scrap aluminium diaduk 30 menit dihembuskan
udara 30 menit, As akan diendapkan sebagai AsAl.
Pemurnian pengotor Cu, Ni
Timah cair pada suhu 500oC ditambahkan belerang diaduk 30 menit dihembuskan udara 30
menit.
Reaksi : Cu(Sn) + S(S) àCuS(S)
Proses Pelelehan
Pada suhu 800oC wet dross(campuran timah dengan oksida logam pengotor) dilelehkan dalam
flame oven sehingga timah bebas akan leleh dan terpisah dengan dry dross.
2. Electrolytic Refining
Dilakukan untuk mendapatkan produk dengan kandungan Sn 99,99 %. Secara garis
besar, proses ini menggunakan konsep elektrolisis. Ingot timah dilebur ulang dan dicetak
membentuk anoda, sedangkan untuk katoda digunakan starter sheet atau starting cathode
Stainless Steel. Arus AC diubah ke DC dengan rectifier, larutan elektrolit yang digunakan
adalah H2SO4, H2SiF6, SnSO4 ditambahkan zat aditif gelatin dan eugenol untuk menghindari
endapan Sn berbentuk jarum – jarum yang dapat memicu short circuit. Ion Sn dari anoda akan
berpindah dan menempel di permukaan katoda.
Reaksi:
anoda : Sn(impure) è Sn2+
katoda : Sn2+ è Sn(pure)
3. Eutectic Refining
Dilakukan untuk menghasilkan produk low lead dengan kandungan lead 40, 50, 100
ppm. Secara garis besar, pronsip yang digunakan adalah pemisahan berdarakan fasa yang
terbentuk pada diagram fasa biner Sn-Pb. Alat yang digunakan adalah crystallizer. Waste yang
dihasilkan adalah paduan Pb-Sn dengan kandungan Pb sekitar 20%.
4. Paduan
Paduan yang digunakan untuk mencapur dengan timah yaitu Tembaga. Paduan dari
tembaga dan timah menghaslan beberapa unsur seperti:
Pewter : merupakan paduan antara 85%- 90% timah dan sisanya tembaga, antimont, bismuth,
dan timale.
Bronze :Paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12 %
Fosfor bronze: adalah paduan bronze yang ditambahkan unsur fosfor.
Selain itu, terdapat juga paduan lain timah yang menghasilkan suatu logam paduan
yang disebut amalgam. Logam tersebut adalah hasil paduan dari timah dengan merkuri, perak,
seng, tembaga.
Dari paparan-paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Timah adalah salah satu unsur
logam utama yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari kita. Begitu banyak aplikasinya
dalam kehidupan kita. Dan dengan jumlah yang cukup banyak di permukaan bumi membuatnya
menjadi salah satu bahan alternatif favorit dalam pembuatan berbagai macam alat yang
mendukung kehidupan sehari-hari kita. Bukan hanya dalam bentuk murni saja timah dapat
menjadi sesuatu yang berharga, namun campuran logam timah juga sangat penting. Solder lunak,
perunggu, logam babbit, logam bel, logam putih, campuran logam bentukan dan perunggu fosfor
adalah beberapa campuran logam yang mengandung timah. Kemudian dalam pelapis dalam
kaleng kemasan makanan, digunakan dalam pembuatan bola lampu, sampai pada penggunaan
pada alat-alat olah raga.
Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :
1. Washing atau Pencucian
a. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/si§zing dan uji kadar
b. Pemisahan berdasarkan berat jenis
c. Pengolahan tailing
d. Proses Pengeringan
2. Klasifikasi timah
3. Pemisahan Mineral Ikutan
a. Proses pre-smelting
b. Proses Peleburan ( Smelting )
c. Proses Refining ( Pemurnian )
4. Pyrorefining
5. Eutectic Refining
6. Electrolitic Refining
DAFTAR PUSTAKA
http://revival44.wordpress.com/2010/03/02/logam-besi/
http://metal-hamzah.blog.friendster.com/2008/04/pengolahan-bijih-timah/
http://moslemchemistry.blogspot.com/2011/04/besi.html
http://www.encangirul.com/2011/04/proses-ekstraksi-timah-dari-ore.html
http://www.chem-is-try.org/
http://rimayantisihite.blogspot.com/2011/03/timah.html
http://www.ypb97.com/2010/02/proses-pemurnian-mineral.htm
PROSES PENGOLAHAN TIMAH
Pengolahan Tailing
Klasifikasi
• Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing
TIMAH
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn (bahasa Latin: stannum)
dan nomor atom 50.
logam ini ditemukan dalam banyak paduan dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk
mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari cassiterite (SnO2)
yang terbentuk sebagai oksida yang
kemudian dilebur untuk membentuk Sn murni.
Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah ( kasiterit (SnO2) ). Proses
produksi logam timah dari bijihnya melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni
pengolahan mineral ( peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ), persiapan
material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam timah.
Washing atau pencucian
Pemisahan
Bijih timah (feed) dimasukkan ke dalam ore bin , kemudian bijih timah tersebut dicuci dengan
menggunakan air dengan tekanan dan debit yang sesuai dengan karakteristik umpan. Ore bin mampu
melakukan pencucian 15 ton ore/jam
Proses
Pengolahan
Timah
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran
dengan menggunakan alat screen mesh.
Pemisahan berdasarkan berat jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut Jig Harz. alat tersebut bekerja berdasarkan berat
jenis sehingga berat jenis yang sudah memenuhi akan jatuh kebawah sedangkan tailingnya akan
disimpan dan dialirkan kedalam Jig Yuba. Pada umumnya kadar Sn yang terkandung sangat rendah
karena terdapat gangue atau pengotor didalamnya. proses ini akan dilanjutkan ke rotary dryer.
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral berharga didalamnya.
Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien disebabkan kapasitas dari
alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
Proses pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah dengan memanaskan pipa
besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari
pembakaran dengan menggunakan solar.
Smelting
Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih timah pada temperatur tinggi menjadi
logam timah.
Ada dua tahap dalam proses peleburan :
- Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.
- Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan
hardhead dan slag II.
Refining
fire refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur sehingga material yang akan
direfining cair
electrolityc refining
Yaitu proses pemurnian logam dengan melakukan prinsip elektrolisis
Pencetakan
Kegunaan
¨ Melapisi besi (membuat kaleng/tin plate) kemasan berbagai macam produk. Besi yang dilapisi timah ini
tidak mengalami korosi selama lapisannya utuh (tidak tergores dan tidak bocor).
¨ Untuk paduan logam (perunggu : paduan Cu, Sn, Zn dan solder : Sn, Pb)
¨ Dalam persenyawaannya, SnCl2 digunakan sebagai pereduksi dalam pembuatan zat warna, SnF2
digunakan dalam pasta gigi yang mengandung fluorin untuk menguatkan gigi karena SnF2 larut dalam
air.