Anda di halaman 1dari 26

PRODUK BERSAMA &

PRODUK SAMPINGAN

By: Sindik Widati, SE., MSi


Pengertian Produk Sampingan
(By Product)
Produk Sampingan (By Product) adalah
produk yang diproduksi bersama-sama
dengan produk lain tetapi mempunyai harga
jual yang relatif lebih rendah dari produk
lainnya.
Karakteristik Produk
Sampingan
 Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam
suatu proses atau serangkaian proses tanpa
dimaksudkan untuk membuat produk.
 Nilai penjualan adalah relatif lebih kecil atau tidak
berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk
utama.
 Dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang
lebih sedikit.
 Kadang-kadang memerlukan pengolahan lebih
lanjut dan pembungkusan.
 Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa
memproduksi produk-produk utama
Karakteristik Produk Bersama :
 Merupakan produk-produk utama yang dihasilkan dengan
sengaja sesuai dengan tujuan produksi, melalui suatu proses
atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan
 Nilai penjualan adalah relatif lebih besar bila dibandingkan
dengan produk-produk sampingan yang dihasilkan, dan relatif
sama diantara produk-produk umum.
 Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang
besar.
 Seringkali memerlukan pengolahan lebih lanjut dan
pembungkusan.
 Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi
yang lain.
Pengertian Produk Bersama
(joint Product )
Produk Bersama (joint Product ) adalah dua
atau lebih jenis produk yang diproduksi
secara bersama-sama dalam satu rangkaian
proses produksi dan masing-masing produk
mempunyai harga jual yang relatif sama.
Produk-produk ini disebut juga Produk Utama
(Major Product).
Metode untuk menghitung
produk sampingan
 Pengakuan Pendapatan Kotor
 Pengakuan Pendapatan bersih

 Metode biaya penggantian

 Metode Harga pasar


Metode alokasi biaya produksi
bersama ke produk bersama
 Metode Nilai Pasar Relatif
 Metode Kuantitatif Unit
 Metode Biaya Rata-rata Sederhana per
Unit
 Metode Biaya Rata-rata Tertimbang per
Unit
 CONTOH SOAL 1
PT. Alam Raya memproduksi 3 tiga macam produk : Jenis R, jenis
W dan jenis T masing-masing produk tersebut mempunyai nilai-nilai
yang signifikan (penting) yang diproduksi secara serentak. Masing-
masing produk dapat dijual pada titik pisah atau dapat juga diproses
lebih lanjut sebelum dijual. Biaya produksi bersama untuk tahun
tersebut adalah Rp. 132.000.000,-.

Berikut ini informasi yang dibutuhkan untuk pengalokasian biaya


bersama :
Hitunglah alokasi biaya produk bersama dan
harga pokok per unit dengan menggunakan :
a) Metode nilai pasar relatif ; nilai pasar
diketahui pada titik pisah.
b) Metode nilai pasar relatif ; nilai pasar
diketahui setelah titik pisah.
c) Metode biaya rata-rata tertimbang per unit.
Metode Harga Pokok Prod. Sampingan
1. Metode tanpa harga pokok
2. Metode dengan harga pokok
Metode Tanpa Harga Pokok

A. Produk Sampingan langsung dijual setelah terpisah dr Prod. Utama


Perlakuan Penjualan Prod. Sampingan :
1. Sbg pendapatan lain-lain
2. Penambah penghasilan penjualan Prod. Utama
3. Pengurang harga pokok penjualan
4. Pengurang biaya produksi Prod. Utama

B. Produk Sampingan memerlukan proses setelah terpisah dr Prod. Utama

Penj. Bersih Prod. Samp dp diperlakukan seperti no. 1,2,3,4 diatas

PBs = Ps – ( BPs + BPms + BAs )

PBs = Penj. Bersih P. Sampingan


Ps = Penj. P. Sampingan
BPs = Biaya produksi P. Samp setelah pisah dr P. Utama
BPms = Biaya pemasaran P. Samp
BAs = Biaya administrasi P. Samp
C. Metode Harga Pokok Pengganti/Replacement Cost
Digunakan untuk perusahaan yg menghasilkan produk sampingan untuk
digunakan sebagai bahan baku, atau bahan bakar
Metode Dengan Harga Pokok

A. Metode Nilai Pasar

ABs = TPs – (TLKs + TBPms + TBAs + TBPs )

HPs = Abs + BPSs

Abu = B – Abs

HPu = Abu + BPSu

Abs = Alokasi Biaya bersama ke P. Samp


TPs = Taksiran nilai jual P. samp
TLKs = Taksiran laba kotor P. Samp
TBPms = Taksiran biaya pemasaran P. Samp
TBAs = Taksiran biaya administrasi P. Samp
.
TBPs = Taksiran biaya produksi P.Samp setelah dispisah dr P. Utama
HPs = Harga pokok P. Samp
BPSs = Biaya produksi sesungguhnya P. Samp. Setelah dipisah dr P. Utama
ABu = alokasi biaya bersama ke P. Utama
B = Biaya bersama
HPu = harga pokok produk utama
BPSu = Biaya produksi sesungguhnya P. utama setelah dipisah dr produk
utama
Contoh :

METODE TANPA HARGA POKOK


1. Produk sampingan langsung dapat dijual setelah terpisah dr produk
utama

PT. A menghasilkan produk utama A yang dijual dg harga Rp. 20 per Kg, dan
produk sampingan B yg dijual dg harga Rp. Rp. 1,20 per Kg.
Biaya produksi Januari sbb :
Bahan baku : Rp. 8.600
Tenaga kerja Rp. 6.000
Overhead Rp. 4.000
B. Pemasaran Rp. 450
B. Administrasi Rp. 550
Jumlah produk utama 1.200 Kg
Penjualan P. utama 1.000 Kg
Jumlah produk sampingan 500 kg, terjual semua
a. Penjualan P. Samp sebagai penghasilan diluar usaha
 Laporan Laba-Rugi
 Januari 2007
 -----------------------------------------------------------------------------
 Penjualan P. U = 1.000 x Rp. 20 = Rp. 20.000
 Harga Pokok Penjualan = 1.000 x Rp. 15.5 = Rp. 15.500
 ------------------
 Laba kotor = Rp. 4.500

 Biaya usaha :
 B. Pems = Rp. 450
 B. Adm = Rp. 550
 ---------------
 = Rp. 1.000
 ----------------
 Laba usaha = Rp. 3.500
 Penghasilan diluar usaha :
 Penjualan P. sampingan = 500 x Rp. 1.2 = Rp. 600
 -----------------
 Laba bersih = Rp. 4.100
B. Penjualan P. Sampingan sebagai penambah penghasilan penjualan P. Utama

 Laporan Laba-Rugi
 Januari 2007
 -----------------------------------------------------------------------------
 Penjualan P. U = 1.000 x Rp. 20 = Rp. 20.000
 Penjualan P. sampingan = 500 x Rp. 1.2 = Rp. 600
 -----------------
 Total penjualan = Rp. 20.600
 Harga Pokok Penjualan = 1.000 x Rp. 15.5 = Rp. 15.500
 ------------------
 Laba kotor = Rp. 5.100

 Biaya usaha :
 B. Pems = Rp. 450
 B. Adm = Rp. 550
 ---------------
 = Rp. 1.000
 ----------------
 Laba usaha = Rp. 4.100

 .
C. Hasil penjualan prod. Sampingan pengurang HPP penjualan prod. utama

 Laporan Laba-Rugi
 Januari 2007
 -----------------------------------------------------------------------------
 Penjualan P. U = 1.000 x Rp. 20 = Rp. 20.000
 HPP sbl dikurangi penj P. Samp = 1.000 x Rp. 15.5 = Rp. 15.500
 Penjualan P. sampingan = 500 x Rp. 1.2 = Rp. 600
 ------------------
 HPP = Rp. 14.900
 ----------------
 Laba kotor = Rp. 5.100
 Biaya usaha :
 B. Pems = Rp. 450
 B. Adm = Rp. 550
 ---------------
 = Rp. 1.000
 ----------------
 Laba bersih = Rp. 4.100
D. Penjualan prod. Samp pengurang biaya produksi prod. utama

 Laporan Laba-Rugi
 Januari 2007
 -----------------------------------------------------------------------------
 Penjualan P. U = 1.000 x Rp. 20 = Rp. 20.000
 Harga pokok produksi = 1.200 x Rp. 15,5 = Rp. 18.600
 Penjualan P. sampingan = 500 x Rp. 1.2 = Rp. 600
 ------------------
 Harga pokok prod. Utama = 1.200 x Rp. 15 = Rp. 18.000
 Persediaan akhir = 200 x Rp. 15 = Rp. 3.000
 ------------------
 HPP = Rp. 15.000
 ----------------
 Laba kotor = Rp. 5.000
 Biaya usaha :
 B. Pems = Rp. 450
 B. Adm = Rp. 550
 ---------------
 = Rp. 1.000
 ----------------
 Laba bersih = Rp. 4.000
2. Produk sampingan memerlukan proses pengolahan setelah terpisah dr

prod.utama

 Dari contoh diatas :


 Produk sampingan dihasilkan 500 kg dijual dg harga Rp. 2,4 per kg
 Biaya proses tambahan :
 BBB = Rp. 150
 BTK = Rp. 125
 BOP = Rp. 125
 B pemasaran = Rp. 20 dari tota Rp 450
 B Adm = Rp. 30 dari total Rp. 550
 Jika penjualan bersih prod. Sampingan sebagai penghasilan diluar usaha :

 PBs = Ps – (BPs + BPms + BAs)

 = (500 x Rp. 2.4) – [ ( 500 x Rp. 0.8) + Rp. 20 + Rp. 30 ]


 = Rp. 750
Laporan Laba-Rugi

 Penjualan P U = 1.000 x Rp. 20 = Rp. 20.000


 H PP = Rp. 15.500
 ----------------
 Laba kotor = Rp. 4.500

 Biaya Usaha :
 Pemasaran = 450-20 = Rp. 430
 Adm = 550 – 30 = Rp. 520
 -----------
 = Rp. 950
 -----------------
 Laba usaha = Rp. 3.550
 Penghasilan luar usaha :
 Penjualan P S = = 500 x Rp. 2.4 = Rp. 1.200
 HPP Prod. Samp = 500 x Rp. 0.8 = Rp. 400
 -------------
 800
 Biaya usaha PS :
 Pems = Rp. 20
 Adm = Rp. 30
 -------------
 50
 -------------
 = Rp. 750
 ---------------
 Laba bersih = Rp. 4.300
3. Metode Harga Pokok Pengganti
 PT. A selama Januari 2007 menghasilkan botol sebanyak 8.000 unit. Dan produk
smpingan berupa beling 200 kg yg dapat dijadikan sebagai bahan baku
 Biaya produksi :
 Bahan baku Rp. 150.000
 Tenaga kerja Rp. 150.000
 Overhead Rp. 100.000
 Harga beling jika dibeli dari luar Rp. 50 per kg
 Elemen Biaya HP Mula-mula % Alokasi HP. HP Setelah
 PS Alokasi
 BBB 150.000 37.5 3.750 146.250
 BTK 150.000 37.5 3.750 146.250
 BOP 100.000 25 2.500 97.500
 ----------- --------- --------- ------------
 400.000 100 10.000 390.000
METODE DENGAN HARGA POKOK
By product mendapatkan alokasi biaya produksi bersama, disamping kepada
main product

Abu = B – Abs
Abs = TPs – (TLKs + TBPMs + TBAs + TBPs)
HPs = Abs + BPSs
HPu = Abu + BPSu

Abu = Alokasi biaya bersama keproduk utama


Abs = Alokasi biaya bersama ke produk sampingan
TPs = Taksiran nilai penjualan produk sampingan
TLKs = Taksiran laba kotor produk sampingan
TBPMs = Taksira biaya pemasaran produk sampingan
TBAs = Taksiran biaya administrasi produk sampingan
BPSs = Biaya pengolahan P. Sampingan setelah dipisah dr produk utama
BPSu = Biaya pengolahan P. Utama setelah dipisah dr P Sampingan
HPs = Harga pokok P. Sampingan
HPu = Harga pokok P. Utama
TBPs = Taksiran biaya pengolahan P. Sampingan setelah dipisah dr P. Utama
CONTOH :

PT. Menghasilkan PU = X, dan PS = Y


Dep. A Dep. B Dep. C
x -------------------- x
y ---------------------------------------y
Biaya produksi :
BBB Rp. 200.000 Rp. 40.000 Rp. 1.150
BTK Rp. 100.000 Rp. 40.000 Rp. 800
BOP Rp. 100.000 Rp. 35.000 Rp. 750
---------------- -------------- -------------
Jumlah Rp. 400.000 Rp. 115.000 Rp. 2.700

Jml Produksi
Produk x 10.000 unit
Produk y 1.000 kg
Taksiran harga jual y = Rp. 25/kg, laba kotor ditaksir 20% dr harga jual,
pemasaran 6%, adm 4%
Tak.Biaya proses y setelah dipisahkan dr x = bahan Rp.1.000, Tk Rp. 750. OH Rp. 750
JAWAB :

Abs = 1.000 x Rp. 25 – [ (20% + 6% + 4%) 25.000 + 2500]


= 25.000 – ( 30%. 25.000 + 2.500)
= 25.000 – 10.000
= 15.000

HPS = 15.000 + 2.700 = 17.700


Per kg = 17.700 : 1.000 kg =Rp. 17,7

Abu = 400.000 – 15.000 = Rp. 385.000

HPU = 385.000 + 115.000 = Rp. 500.000


Per unit = 500.000 : 10.000 = Rp. 50

Anda mungkin juga menyukai