Anda di halaman 1dari 4

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 124-127

dapat diakses melaluihttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo

Uji Kualitas Minyak Biji Adas (Foeniculum vulgare) yang


diperoleh dengan Metode Soxhletasi
Vinny Ch. O. Kojong a* , Meiske S. Sangi a , Julius Pontoh a
a Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado
KATA KUNCI ABSTRAK
Minyak adas Telah dilakukan penelitian untuk menguji kualitas minyak biji adas
Foeniculum vulgare yang diperoleh dengan metode soxhletasi. Biji adas dikenal sebagai
Soxhletasi allround flavoring agent karena memiliki aroma yang khas, sehingga
banyak digunakan dalam bidang farmasi maupun industri. Minyak adas
tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya anetol yang
memberikan aroma yang harum. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kualitas minyak biji adas yang dihasilkan dengan
menggunakan metode soxhletasi. Biji adas diekstraksi dengan
menggunakan metode soxhletasi. Rendemen yang diperoleh diuji
kualitasnya berdasarkan standar Food Chemical Codex. Hasil penelitian
menunjukkan rendemen rata-rata minyak biji adas adalah 34,95%.
Minyak adas hasil soxhletasi yang diuji kualitasnya diperoleh hasil yang
baik dengan nilai indeks bias 1,4779, bobot jenis 0,9873, kelarutan
dalam alkohol 90% pada perbandingan 1:3 dan jernih pada perbandingan
1:7, dan bilangan asam rata-rata 2,81. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas minyak biji adas dengan metode soxhletasi memberikan hasil
yang baik.
KEYWORDS ABSTRACT
Fennel oil A research aimed to determine fennel seed oil quality obtained by
Foeniculum vulgare soxhletation had been accomplished. Fennel seed is known as all round
Soxhletasi flavoring agent for its distinctive odour and it is widely used in
pharmaceutical and industrial fields. Fennel oil is an aromatic oil that
contains anetol as its main component which gives a fragrant aroma. The
objective of this research was to analyze the quality of fennel seed oil
produced by using soxhlet. The analysis was based on the description by
Food Chemical Codex. The average yield of fennel seed oil was 34.95%
with refractive index of 1.47798 and specific gravity of 0.98732. The oil
was soluble in alcohol 90% at a ratio of 1:3 and produce a clear miscible
liquid at a ratio of 1:7. In additon, it had acid number of 2.809. The results
showed that good quality fennel oil could be obtained by soxhletation.
AVAILABLE ONLINE
20 Oktober 2013

penelitian Kardinan dan Dhalimi (2010), adas juga


1. Pendahuluan dapat digunakan sebagai lotion anti nyamuk demam
Tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill) atau berdarah (Aedes aegypti).
lebih dikenal dengan sebutan ‘aneis’ oleh Minyak adas merupakan minyak yang
masyarakat Sulawesi Utara merupakan tanaman dihasilkan dari tanaman adas melalui proses
yang secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat- penyulingan atau destilasi (Prakosa et al., 2013).
obatan. Biji adas dikenal sebagai salah satu all Selain menggunakan proses destilasi, minyak adas
round flavouring agent karena memilki aroma yang juga dapat diperoleh dengan menggunakan
khas dan menarik, sehingga banyak digunakan ekstraksi dengan pelarut menguap (Mondello et al.,
dalam bidang farmasi maupun industri. Menurut 1997). Ekstraksi pelarut yang umumnya dilakukan

*Corresponding author:Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT, Jl. Kampus Unsrat, Manado, Indonesia 95115; Email address:
vinnych.kojong@gmail.com
Published by FMIPA UNSRAT (2013)
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 124-127 125
yaitu ekstraksi dengan cara Soxhlet (Liestiyani, dipisahkan dari pelarut dengan cara diuapkan
2000). Keuntungan metode ini adalah dapat dengan menggunakan rotary evaporator.
digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak 2.3. Uji Kualitas
dan tidak tahan terhadap pemanasan langsung
Minyak biji adas hasil soxhletasi diuji
(Suradikusumah dalam Fitri, 2013). Selain itu,
kualitasnya meliputi analisis rendemen, bobot jenis,
minyak hasil ekstraksi dengan menggunakan
indeks bias, kelarutan dalam alkohol dan bilangan
pelarut biasanya lebih mendekati aroma bunga
asam.
alamiah (Pino et al dalam Lathifah, 2008).
2.3.1.Analisis Rendemen
Telah dilakukan berbagai penelitian tentang
tanaman adas. Inneke (1995) dalam penelitiannya Analisis rendemen dilakukan dengan
tentang karakteristik sifat fisik dan kimia minyak menghitung perbandingan berat minyak adas yang
adas menyatakan bahwa minyak adas yang dihasilkan dengan berat biji adas yang digunakan
dihasilkan dengan menggunakan metode destilasi dan dikalikan 100%.
memiliki mutu yang baik. Menurut penelitian
Suhendra dan Arnata (2009), biji adas memiliki
potensi sebagai antioksidan. Selain itu biji adas juga
dapat digunakan sebagai antibakteri (Kusdarwati et 2.3.2. Bobot Jenis (Ketaren,1986).
al., 2010). Berbagai penelitian sebelumnya metode
Minyak disaring dengan kertas saring untuk
yang digunakan adalah metode destilasi. Minyak
membuang bahan asing dan fraksi air, lalu
yang dihasilkan dengan metode destilasi berupa
didinginkan sampai 20-30oC. kemudian dimasukkan
minyak atsiri. Berbeda dengan minyak yang
dalam piknometer sampai meluap dan diusahakan
dihasilkan dengan menggunakan metode soxhletasi.
agar tidak terbentuk gelembung udara. Piknometer
Namun, penelitian tentang pengambilan minyak biji
ditutup, minyak yang meluap dan menempel
adas dengan metode soxhletasi belum pernah
dibagian luar piknometer dibersihkan. Kemudian
dilakukan.
piknometer direndam dalam bak air pada suhu 25oC
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan selama 30 menit. Dengan hati-hati piknometer
penelitian untuk menguji kualitas minyak biji adas diangkat dari bak air, dibersihkan dan dikeringkan
hasil soxhletasi dengan menentukan bobot jenis, dengan kertas penghisap. Piknometer beserta isinya
indeks bias, bilangan asam, dan kelarutan dalam ditimbang, dan bobot contoh dihitung dari selisih
alkohol berdasarkan Food chemical codex (FCC) bobot piknometer beserta isinya dikurangi bobot
(Damayanti dan Setiawan, 2012). piknometer kosong.

2. Metode
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium dengan a adalah bobot piknometer dan minyak, b
Biokimia FMIPA UNSRAT pada bulan Juli-September adalah bobot piknometer kosong, dan c adalah
2013. volume air pada 25oC (mL).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian 2.3.3. Indeks bias (Inneke, 1995)
ini adalah sampel biji tanaman adas yang berasal
dari Tomohon, akuades, alkohol 90%, fenolftalein Alat yang digunakan adalah Refraktometer.
1%, kalium hidroksida 0,1 M, 2-propanol dan toluen. Suhu pengukuran adalah suhu kamar. Prisma pada
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat dibersihkan dahulu dengan alkohol dan
piknometer, refraktometer, desikator, cawan petri, kemudian dikeringkan. Sampel yang akan diukur
Erlenmeyer, labu takar, labu penyabunan, kertas dituangkan sehingga memenuhi prisma kemudian
saring, buret, beker glass, tabung reaksi dan satu dilakukan pembacaan.
set alat soxhlet. 2.3.4. Kelarutan dalam Alkohol 90% (SNI dalam
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan Sihite,2009)
yaitu, persiapan sampel, soxhletasi dan uji kualitas 1 mL sampel minyak dimasukkan dalam labu takar
minyak biji adas. 10 mL dan kemudian ditambahkan alkohol 90% 1 -
2.1. Persiapan Sampel 10 mL secara bertahap. Pada setiap penambahan
alkohol dikocok dan diamati kejernihannya.
Tanaman adas diambil bijinya dan dihaluskan
sampai menjadi bubuk dengan menggunakan 2.3.5. Penentuan Bilangan Asam (BSN, 1998)
blender. Sebanyak 5 g sampel minyak dimasukkan ke
2.2. Soxhletasi dalam Erlenmeyer, ditambahkan 125 mL 2-
propanol:toluena (1:1) dan 3 tetes fenolftalein 1%.
Pelarut yang digunakan adalah petroleum eter.
Kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 M sampai
Ditimbang 50 g biji adas yang telah dihaluskan
terbentuk warna merah muda yang tetap.
kemudian dibungkus dengan kertas saring,
selanjutnya dimasukkan dalam alat Soxhlet dan
diekstrak selama 8 jam. Minyak hasil ekstrasi
126 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 124-127

3. Hasil dan Pembahasan 3.2.Uji Kualitas


3.1. Analisis Rendemen Tabel2. Kualitas minyak biji adas
Hasil rendemen minyak biji adas yang Parameter Hasil FCC Guenther
dihasilkan dengan metode soxhletasi menggunakan 1,4689–
pelarut petroleum eter dapat dilihat dalam Tabel 1 Indeks bias 1,4779 1,550
1,5592
dengan persentasi rendemen rata-rata 34,95%..
O,978– 0,951–
Tabel1. Rendemen minyak biji adas Bobot Jenis 0,9873
0,988 0,991
Berat bubuk biji Minyak yang Rendemen Kelarutan
adas (g) dihasilkan (g) (%) 1:3 –
dalam 1:3 1:1,5–1:3
1:7
50 18,30 36,6 alkohol 90%
Bilangan
50 16,25 32,5 2,81 - 1,33
asam
50 17,2 34,5
3.2.1.Indeks Bias
50 18,10 36,2 Hasil pengukuran indeks bias minyak biji adas
Rendemen rata-rata 34,95 dalam penelitian ini adalah 1,4779. Pengukuran ini
dilakukan pada suhu ruang. Menurut Guenther
Dari berbagai penelitian sebelumnya rendemen (1990), nilai indeks bias minyak adas berada dalam
minyak adas yang diperoleh dari destilasi yang kisaran 1,4689-1,5592. Nilai indeks bias ini
paling tinggi adalah 5% (Guenther, 1990). menunjukkan bahwa minyak adas yang dihasilkan
Rendemen yang dihasilkan dalam penelitian ini bermutu baik. Hal ini pun didukung oleh Food
adalah 34,95% Rendemen minyak bervariasi Chemical Codex (FCC), di mana menurut FCC nilai
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti indeks bias minyak adas berada pada kisaran
daerah asal atau tempat tumbuh, waktu 1,550. Perbedaan nilai indeks bias dari minyak adas
pemanenan, varietas, lama penyulingan dan disebabkan oleh varietas dan komponen dalam
perlakuan terhadap bahan (Guenther, 1987). minyak adas tersebut. Menurut Guenther (1987),
Metode ekstraksi minyak atsiri juga dapat indeks bias dari beberapa macam cairan bervariasi
mempengaruhi rendemen minyak yang dihasilkan. pada berbagai suhu, dan panjang gelombangnya.
Menurut Guenther (1987), rendemen minyak yang 3.2.2.Bobot Jenis
dihasilkan dengan metode ekstraksi pelarut Hasil pengukuran bobot jenis minyak biji adas
menguap biasanya lebih baik dibandingkan dengan
adalah 0,9873. Pengukuran ini dilakukan pada
metode penyulingan.
suhu ruang. Menurut Guenther (1990), bobot jenis
Dengan menggunakan ekstraksi pelarut minyak adas dalam kisaran 0,951–0,991.
menguap rendemen yang dihasilkan lebih banyak Sedangkan menurut Food Chemical codex, bobot
karena pelarut dapat berpenetrasi ke dalam bahan jenis minyak adas berada pada kisaran nilai 0,978-
dan melarutkan minyak bunga beserta lilin dan 0,988. Nilai bobot jenis yang dihasilkan ini
albumin serta zat warna yang terkandung di menunjukkan bahwa minyak adas memiliki kualitas
dalamnya (Guenther, 1987). yang baik.
Pemilihan pelarut dalam metode ini pun harus Taurini (1989) menyatakan bahwa makin tinggi
diperhatikan. Karena faktor penting yang rendemen, nilai berat jenis akan semakin tinggi. Hal
menentukan berhasilnya suatu proses ekstraksi ini disebabkan karena semakin banyak komponen
dalam pelarut. Dalam penelitan ini digunakan yang berhasil teresktrak dalam minyak adas.
pelarut petroleum eter. Pelarut ini mempunyai sifat Perbedaan bobot jenis dapat juga disebabkan oleh
yang stabil dan juga bersifat mudah menguap. komponen kimia yang terkandung dalam minyak.
Selain itu, pelarut ini memiliki keuntungan karena Guenther (1987) menyatakan bahwa pada
bersifat selektif dalam melarutkan zat, proses umumnya minyak atsiri yang mengandung molekul
ekstraksi juga menghasilkan sejumlah kecil lilin, berantai panjang dan banyak ikatan rangkap
albumin dan zat warna atau pigmen (Guenther, memiliki juga nilai bobot jenis yang semakin tinggi.
1987).
3.2.3.Kelarutan Dalam Alkohol
Rendemen minyak adas juga dipengaruhi oleh Hasil uji kelarutan minyak biji adas dalam
waktu pemanenan. Minyak adas yang diekstrasi dari
alkohol 90% adalah pada perbandingan 1:3, yaitu 1
biji adas yang tua menghasilkan rendemen minyak
mL minyak biji adas dan 3 mL alkohol 90%. Setelah
yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak penambahan 7 mL alkohol 90% larutan semakin
adas yang diekstraksi dari biji adas muda. Hal ini
jernih. Menurut Guenther (1987), kelarutan minyak
disebabkan pada biji adas yang masih muda hanya
tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas
memiliki anetol dalam jumlah yang sedikit minyak. Biasanya minyak yang kaya akan komponen
dibandingkan dengan kadar anetol buah yang sudah hidrokarbon teroksigenasi lebih mudah larut dalam
tua (Inneke, 1995).
alkohol dari pada yang kaya akan terpena.
Kelarutan minyak juga dapat dipengaruhi oleh
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 124-127 127
kondisi penyimpanan yang kurang baik. Faktor-
faktor seperti cahaya, udara dan adanya air
Daftar Pustaka
biasanya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak
baik. Badan Standarisasi Nasional [BSN]. 1998. Cara Uji
Minyak dan Lemak. BSN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
minyak adas yang dilarutkan dalam alkohol 90% Damayanti, A dan E. Setyawan. 2012. Essential oil
memilki tingkat kelarutan yang cukup baik. Menurut extraction of fennel seed (Foeniculum vulgare)
Food Chemical Codex, 1 mL minyak biji adas larut using steam distillatiom. Int. J. Sci. Eng.3: 12-14
sempurna setelah penambahan 3 mL alkohol 90%. Fitri, A. 2013. Analisis fitokimia dan aktivitas
Tetapi dalam penelitian ini, 1 mL minyak biji adas antibakteri semanggi air Marsilea crenata Presl.
dalam 3 mL alkohol hanya larut sebentar dan ketika [Skripsi]. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan IPB
didiamkan selama beberapa menit muncul Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Terjemahan
gumpalan minyak yang terendapkan dibagian Ketaren. Universitas Indonesia, Jakarta
bawah tabung reaksi. Setelah penambahan 7 mL
alkohol minyak tercampur sempurna dan kelihatan Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri. Jilid IV B. Terjemahan
jernih. Hal ini dikarenakan komponen utama Ketaren. Universitas Indonesia, Jakarta
penyusun minyak adas adalah anetol (Mulyani et al., Inneke. 1995. Karakterisasi sifat fisiko kimia dan
1996). Walaupun termasuk dalam golongan analisa profil deskriptif flavor [Skripsi]. Institut
hidrokarbon teroksigenasi, anetol tidak mudah larut Pertanian Bogor
dalam alkohol karena menurut Guenther (1987), Kardinan, A dan Dhalimi, A. 2010. Potensi adas
anetol dan safrol memiliki kelarutan yang rendah (Foeniculum vulgare) sebagai bahan aktif lotion
dalam alkohol. sehingga untuk melarutkan 1 mL anti nyamuk demam berdarah (aedes aegypti).
minyak adas membutuhkan lebih dari 7 mL alkohol. Buletin littro 21: 61-68
3.2.4.Bilangan Asam Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan
Hasil analisis bilangan asam minyak biji adas lemak. UI Press, Jakarta
yang diperoleh dari metode Soxhletasi adalah 2,81. Kusdarwati, R., L. Sari dan A. T. Mukti. 2010. Daya
Menurut Guenther (1990), batas maksimum antibakteri ekstrak buah adas (Foeniculum
bilangan asam minyak biji adas adalah 1,33. Hal ini vulgare) terhadap bakteri micrococcus luteus
menunjukkan bahwa bilangan asam minyak adas secara invitro.Jurnal ilmiah perikanan. 2: 31-35
melewati batas maksimum yang ditetapkan, yang Lathifah, Q. A. 2008. Uji efektifitas ekstrak kasar
disebabkan oleh lamanya penyimpanan minyak senyawa antibakteri pada buah belimbing wuluh
adas. Minyak adas telah disimpan selama dua bulan (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi pelarut [Skripsi].
dalam desikator sebelum dianalisis. Fakultas Secien dan Teknologi UIN Malang
Lamanya penyimpanan minyak adas Liestiyani, D. 2000. Pengaruh suhu pemanasan biji
mengakibatkan terjadinya proses oksidasi aldehida jarak, waktu dan tekanan pengempaan dingin
dan hidrolisa ester (Guenther, 1987). Selain itu terhadap mutu minyak biji jarak (Ricinus
komponen utama minyak adas yaitu anetol communis L.) [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor
mempunyai sifat yang mudah teroksidasi
membentuk asam anisat yang merupakan salah Mondello, L., A. Basile, P. Previti dan G, Dugo. 1997.
satu asam lemak bebas. Italian citrus petitgrain oil, part II: Composition of
Mandarin petitgrain oil. J. Essen. Oil ress. 9: 255-266
Mulyani, S., Ma’Mun dan E. Hayani. 1996.
4. Kesimpulan Identifikasi tiga jenis minyak adas. Prosiding
Hasil analisis menunjukkan bahwa rendemen simposium nasional 1 Tumbuhan obat dan
minyak adas yang diekstrak dengan petroleum eter aromatik APINMAP. Balai Penelitian tanaman
sebesar 34,95%. Indeks bias minyak adas yang rempah dan obat. Hlm 91-96
dihasilkan sebesar 1,4779, bobot jenis 0,9873, Prakosa, A. H., Pamungkas, I. D dan D. Ikhsan.
larut dalam alkohol dengan perbandingan 1:3 dan 2013. Pengaruh waktu pada penyulingan minyak
semakin jernih dengan perbandingan 1:7, dengan adas (Fennel oil) dari biji dan daun adas dengan
nilai bilangan asam sebesar 2,81. metode uap dan air
Hal ini menunjukkan dengan menggunakan Sihite, D. T. 2009. Karakterisasi Minyak atsiri
metode soxhletasi rendemen minyak adas yang jerangau (Acorus calamus) [Skripsi]. Universitas
dihasilkan cukup tinggi dan minyak adas yang sumatera Utara
dihasilkan pun memilki kualitas yang baik Suhendra, L. dan I. W. Arnata. 2009. Potensi
berdasarkan Food Chemical Codex dilihat dari bobot aktivitas antioksidan biji adas (Foenilculum
jenis, indeks bias dan kelarutan dalam alkohol. vulgare Mill) sebagai penangkap radikal bebas.
Agrotekno, 15 : 66-71
Taurini, E. S. R. 1989. Penyulingan minyak adas.
Pemberitaan Litantri. Puslitbangtri. Bogor

Anda mungkin juga menyukai