Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arvian Messianik Putra As Shamad

NIM : 19040564040

Matakuliah : Sosiologi Bencana

UTS Sosiologi Bencana

1. Disaster as social phenomenon and as social change menurut Enrico Qaretelli adalah bencana sebagai
fenomena sosial sehingga cara berfikir untuk menghadapi bencana juga harus di rubah untuk
mendapatkan hasil positif, seperti yang pertama tindakan pencegahan dan mitigasi akan mendapatkan
lebih banyak perhatian di daerah bencana. Jika itu bencana merupakan manifestasi dari kerentanan
sebuah sistem sosial, maka tentu saja, sistem sosial harus diprioritaskan. sebagai contoh, Jika mereka
tinggal di dekat gunung berapi sehingga masyarakat kemudian menjadi rentan terhadap bencana
vulkanik Yang dapat dilakukan adalah menjaga kewaspadaan masyarakat bahwa Gunung berapi itu
berbahaya, atau pindahkan masyarakat jika memungkinkan. Bukannya malah Gunung itu dipindahkan.
Sebuah permasalahan sosial harus diselesaikan dengan solusi dan perspektif sosial pula.

Kedua, cara berpikir seperti ini juga akan menyadarkan kita akan keterbatasan Pemikiran dan teknologi
manusia. Banyak aspek perencanaan yang terkait Pembangunan daerah rawan bencana melibatkan satu
tingkat teknologi. Faktanya, kita tahu bahwa teknologi tidak akan pernah sempurna. Sebuah penemuan
Teknologi baru selalu disertai masalah baru.

Ketiga, kita akan bersikap proaktif ketimbang hanya reaktif. Pemikiran proaktif merupakan hal yang
bagus dengan tidak menunggu bencana dating tapi kita sudah berfikir mitigasi sebelum bencana itu
datang. Dengan demikian, kita dapat mengambil langkah-langkah nyata sebelum sebuah bencana
terjadi. Kalau bencana kita anggap sebagai fenomena alam atau fisik belaka, maka kadang-kadang
sangat susah untuk merencanakan apa yang akan kita lakukan terhadap sebuah bencana seperti
gempabumi atau tsunami sebelum itu terjadi. Pembandingnya, dengan meletakkan bencana sebagai
fenomena sosial maka tindakan preventif dapat dilakukan.

Keempat, cara berpikir seperti ini akan membuat kita lebih memperhatikan di dalam diri kita sendiri
(manusia) bukan di luar (alam). Pada titik ini, kita dapat melihat bencana bukan sebagai kekuatan
eksternal yang menimpa komunitas, tetapi sebagai manifestasi dari ketidaksiapan dan kurangnya
kesadaran masyarakat melawan kekuatan luar yang merusak seperti bencana. Dengan Dengan
demikian, kritik diri menjadi sangat relevan dalam hal ini, karena mungkin ancaman terbesar ada pada
manusia itu sendiri.

2. Proposal saya berjudul Berkah Bencana Pandemi COVID-19 Terhadap Pedagang dan Pengerajin
Masker di Krian, Sidoarjo

a. rumusan masalah proposal ini adalah seberapa besar pengaruh protokol kesehatan kewajiban
penggunnaan masker terhadap hidupnya perekonomian usaha mikro kecil menengah

b. teori yang akan saya gunakan adalah teori komodifikasi, Komodifikasi adalah transformasi barang,
jasa, gagasan, dan orang menjadi komoditas atau objek dagang, komoditas pada dasarnya adalah
"apapun yang dimaksudkan untuk ditukar," atau objek apapun yang memiliki nilai ekonomi. Orang
terkomofidikasi (menjadi objek) saat bekerja, dengan menjual tenaga buruh mereka di pasar kepada
seorang majikan
c. perspektif yang saya ambil adalah ekonomi

d. unit analisis wawancara sebagai pengumpulan data dalam pennelitian

Anda mungkin juga menyukai