Occlusal Adjustment
Occlusal Adjustment
PENDAHULUAN
Keselarasan oklusi gigi geligi penting dalam fungsi dasar baik fungsi
pengunyahan, menelan, berbicara. Fungsi tersebut tidak hanya tergantung pada
posisi gigi tetapi juga hubungan gigi antagonisnya pada keadaan oklusi yang
harmonis yang sangat dipengaruhi dengan gerakan mandibula. Gerakan utama
mandibula terdiri dari gerakan membuka, menutup, gerakan rahang ke kiri dan ke
kanan (gerak lateral), protrusi dan retrusi. Gerakan lateral, protrusi dan retrusi
dikenal sebagai gerakan excursive. Ada tiga tipe hubungan gigi-geligi saat terjadi
gerakan excursive dan fungsional, yaitu: 1
Hal inilah yang menyebabkan fungsi oklusi dalam kedokteran gigi sangat
penting. Penyesuaian oklusi adalah proses yang paling sering kita jumpai dan kita
lakukan dalam praktik sehari-hari. Misalnya dalam mengurangi tambalan yang
overfilled, meninggikan tambalan yang underfilled dan menyesuaikan mahkota gigi
saat dilakukan uji coba mahkota gigi tiruan. Proses ini dilakukan sampai pasien
dapat menutup mulutnya dengan rasa nyaman dimana TMJ pada posisi yang
normal. 2
1
Terdapat banyak hal yang dapat mengganggu keharmonisan oklusi dari gigi
termasuk adanya occlusal interference baik secara fisiologis maupun patologis
yang dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan pada jaringan periodontal, Otot
kunyah, bahkan gangguan temporo mandibular joint (TMJ).2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.1 Trauma oklusi primer
Trauma oklusi primer yaitu trauma oklusi yang disebabkan oleh perubahan
lokal pada gigi yang mengakibatkan terjadinya kontak prematur. Adapun beberapa
contoh yang menyebabkan cedera periodonatal yaitu:
1. Tambalan overhang.
Restorasi puncak bonjol yang terlalu tinggi dengan permukaan oklusal yang
tidak harmonis ketinggiannya dengan gigi-gigi tetanggany akan mengalami
kontak prematur dengan gigi antagonisnya ketika rahang dalam keadaan
menutup.
2. Alat prostetik
Mahkota artifisial yang menciptakan kekuatan yang berlebih pada gigi
sandaran dan gigi antagonis setelah dilakukan insersi karena bentuk
permukaan anatomi mahkota artifisial yang tidak beradaptasi dengan baik
pada gigi-gigi yang berkontak, sehingga menciptakan prematur kontak.
3. Drifting
Pada gigi yang hilang, contohnya gigi molar pertama yang hilang dan
terlambat untuk diganti dengan gigi tiruan sehingga rentan waktu daerah
yang kosong akan diisi oleh gigi molar kedua yang drifting akibat tidak
adanya gigi tetangga pada daerah mesial. Perubahan posisi gigi molar kedua
yang rebah ke mesial ini berdampak pada gigi antagonisnya yang
kehilangan keselarasan dalam oklusi, sehingga timbul kontak prematur.
4. Daya berlebih.
Pada perawatan ortodonti terjadi aktivitas menggerakkan gigi ke posisi yang
dikehendaki agar tercapai susunan yang harmonis antara gigi-gigi.
Pergerakan gigi yang dikenai daya berlebih dapat mengakibatkan gigi
bergerak ke arah yang tidak diharapkan. Sebagai contoh, Pergerakan
tersebut mengakibatkan disharmonisasi pada saat oklusi atau bahkan
menciptakan oklusi baru yang mampu menimbulkan kontak prematur
bahkan berpengaruh buruk pada sendi temporo mandibula.
4
5. Anatomi
- Hubungan kontak proksimal
- Bentuk mahkota gigi yang tidak pada umumnya seperti, mulberry teeth, gigi
konus, gigi molar dengan bentuk mahkota premolar, dan sebagainya.
Walaupun pada akhirnya keadaan gigi-gigi yang lain seiring berjalannya
waktu akan melakukan adaptasi saat oklusi, kontak prematur tetap terjadi
jika dilakukan pemeriksaan dengan tes kertas artikulasi pada saat dilakukan
oklusi sentrik. 2,5
5
pada daerah TMJ tanpa terlihat tanda-tanda inflamasi pada daerah gigi dan
penyangga gigi sehingga terkadang penyebab dari sakit tidak diketahui
secara pasti padahal hal ini disebabkan oleh adanya trauma oklusi.
3. Otot kunyah
Terjadi rasa sakit dan kelelahan otot sering dirasakan oleh pasien jika terjadi
trauma oklusi. Otot massester dan temporalis diuji dari dua sisi dengan
tekanan jari yang moderate. Lokasi otot yang sakit harus dilokalisir dan
dicatat dengan kriteria mild, moderate, dan severe yang disesuaikan dengan
diagram anatomi. Kebanyakan kesalahan umum adalah terletak pada
kurangnya tekanan, sehingga pasien diharapkan untuk bisa membedakan
antara tidak enak dengan sakit. Pasien juga diminta untuk membandingkan
di segala sisi untuk tujuan kalibrasi.2
6
2.1.3 Bruxism
7
Stress juga dapat memicu terjadinya oklusal habitual (bruxism) oleh karena
pada saat stress biasanya pasien sering menggeretakkan gigi-giginya, otot otot
rahang menegang serhingga dalam waktu lama akan menyebabkan atrisi pada gigi
yang mengalami bruxism. 2
1. Trauma oklusi.
Hilangnya gigi
8
Tindakan restoratif dan prosedur koreksi yang kurang tepat (termasuk
perawattn ortodontik, restorasi, pembedahan, alat intra oral dan prosthesa)
Karies
9
harus terencana dan tepat. Sebuah prosedur occlusal adjustment yang lemah atau
tidak lengkap seringkali memberikan hasil yang lebih buruk daripada tanpa
occlusal adjustment sama sekali. Oleh karena itu, sebelum memulai perawatan
dibutuhkan komitmen untuk menyelesaikan prosedur occlusal adjustment dengan
baik.3
1. Teknik Fungsional
2. Teknik Schuyler
10
A. Teknik Fungsional
Untuk mencapai tujuan teknik ini, oklusal prematur sentris dan oklusi
prematur diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu sebagai berikut:
1. Prematur Kelas I: Permukaan bukal dari bonjol bukal molar dan premolar
mandibula, terhadap inklinasi lingual dari bonjol bukal molar dan premolar
maksila (Gambar 4) dan permukaan fasial gigi anterior rahang bawah
terhadap permukaan lingual gigi maksila antagonis.
2. Prematur Kelas II: Permukaan lingual bonjol lingual molar dan premolar
rahang atas, terhadap inklinasi bukal dari bonjol lingual gigi molar dan
premolar mandibula (Gambar 4).
3.
Prematur Kelas III: inklinasi bukal dari bonjol lingual molar dan premolar
maxilla, terhadap inklinasi lingual dari bonjol bukal molar dan premolar
mandibula (Gambar 4). 2
Gambar. Class I, Class II, dam Clas III Prematuriti (Glickman, 1972)
Ada beberapa cara grinding pada gigi yang mengalami kontak prematur yaitu:
11
Gambar 5. Grooving (Glickman,1972)
2. Spheroiding yaitu mengurangi kontak prematur dan memperbaiki kontur
gigi asli. Mulai 2 atau 3 mm pada bagian mesial atau distal dengan kontak
prematur, gigi dikontur dari margin oklusal dengan jarak 2 atau 3 mm
dengan menandai apikal Hal ini dilakukan dengan light stroke " Paintbrush"
secara bertahap pada daerah kontak prematur dengan permukaan gigi yang
berdekatan. Sebuah upaya khusus yang dilakukan untuk menjaga ketinggian
dari bonjol oklusal.
Gambar 7. A. Gigi yang mengalami atrisi B. Pointing pada gigi tersebut (Glickman, 1972)
12
B. Teknik dasar occlusal adjustment fungsional
13
dengan lilin menumpuk pada pinggiran (Gambar. 8C). Lilin tidak perlu
sampai berlubang. Prematuriti ditandai pada gigi melalui gambaran lilin
dengan memakai pensil, dan strip lilin dikeluarkan (Gambar. 8D).
4. Koreksi Prematur Klas III Pada Oklusi Sentris. Tapered diamond point
ditempatkan pada mesial atau distal pada gambaran prematur dan setelah
kedalaman groove diperbaiki, kemudian stone dipindahkan ke bagian
triangular ridge, mengurangi prematurity dan memperbaiki kontur pada
ujung bonjol (Gambar. 8E). Prosedur koreksi diulang dengan strip wax yang
baru sampai hanya ujung bonjol dan bagian bawah fossa tercetak transparan
pada wax. Untuk menghindari grinding yang berlebihan gigi rahang atas
diparlukan frekuensi koreksi yang lebih banyak dibandingkan gigi rahang
bawah. Strip wax diletakkan pada gigi rahang bawah yang berlawanan: sisa
dari klas III prematur dalam oklusi sentrik harus tercatat pada aspek lingual
dari bonjol bukal mandibular dan harus terkoreksi
5. Semua permukaan gigi harus dihaluskan dan dipoles. Catatan diambil dari
oklusi habitual dengan wax pada rahang atas dan kemudian dengan wax
pada rahang bawah. Pada tahap ini Occlusal Adjustment telah selesai, wax
harus menunjukkan area transparan di ujung bonjol pada saat oklusi, pada
dasar fossa disaat oklusi dan didalam insisal edge dari gigi anterior. Catatan
wax ditujukan untuk referensi (Gambar. 8F).2
14
Gambar 8.A-E Proses occlusal adjustmen pada klas III (Glickman, 1972)
D. Teknik Schuyler
Teknik Shuyler ini didasari dari oklusi sentrik, pergerakan lateral dan
protusi pada mandibula. Pergerakan lateral untuk melihat keseimbangan secara
bilateral, bagian yang dikurangi di daerah kontak pada balancing side karena
berpotensi terjadinya trauma oklusi. Teknik ini disampaikan dengan variasi yang
sedikit.2 Tehnik schuyler pada occlusal adjustment inilah yang mirip dengan
prosedur occlusal equilibration sehingga ada yang menganggap bahwa occlusal
adjustment dengan occlusal equilibration.
a. Gigi ekstrusi
Grinding dan reshaping pada gigi ekstruksi sesuai dengan batas occlusal
plane disesuaikan pada posisi pulpa pada gigi. Apabila area yang dikurangi
cukup luas pada permukaan gigi, diindikasikan untuk pembuatan mahkota
yang sesuai dengan hubungan oklusal.
15
b. Plunger cusp
Plunger cusp adalah ujung bonjol yang mendesak ke daerah ruang
interproksimal kedua gigi lawannya yang disebabkan impaksi makanan.
Ujung bonjol ini harus dibulatkan dan dibuat lebih pendek, jika tidak
adekuat, ruang interproksimal gigi lawan diperbaiki dengan splinting pada
gigi yang berdekatan.
c. Marginal ridge yang tidak rata pada gigi yang berdekatan
Perbedaan ketinggian marginal ridge pada gigi yang bersebelahan dapat
mengakibatkan impkasi makanan dan sebaiknya diperbaiki dengan cara
mengurangi salah satu marginal ridge yang tinggi atau menambah
ketinggian marginal ridge yang rendah dengan aplikasi restorasi.
d. Rotasi, malposisi dan gigi miring
Gigi yang berotasi ke arah fasial atau lingual dapat mengganggu pergerakan
mandibula yang menyebabkan akumulasi dan impaksi. dikoreksi dengan
prosedur ortodonti, reshaping dengan grinding, atau melakukan restorasi
hubungan oklusal dan proksimal dari gigi.
e. Facet dan oklusal datar karena aus
Facet adalah permukaan datar dikarenakan permukaan gigi yang cembung,
dengan ukuran dan bentuk bervariasi.
f. Oklusal datar karena aus.2
Tujuan dari langkah ini untuk mengeliminasi gangguan prematur pada saat
mandibula oklusi sentrik untuk menyeimbangkan kontak pada saat geligi dalam
keadaan intercuspated. Daerah kontak yang normal pada saat oklusi sentrik
merupakan acuan bagi daerah sentrik yang harus diperbaiki.
Daerah centric maintenance pada rahang atas dan rahang bawah. Oklusi
sentrik, bonjol bukal pada gigi rahang bawah (titik hitam) bertemu dengan daerah
tengah gigi posterior rahang atas (titik putih). Bonjol lingual dari gigi rahang atas
(titik hitam) bertemu dengan daerah tengah dari gigi posterior rahang bawah (titik
16
putih). Puncak insisal dari gigi anterior rahang bawah (teraan hitam) berkontak
dengan permukaan palatal gigi anterior rahang atas (teraan putih). (Gambar 9).
17
protrusive excursion. Di sisi dengan mandibula bergerak disebut working side. Sisi
lain di seberangnya disebut balancing side, meskipun keseimbangan bilateral tidak
lagi dilakukan pada occlusal adjustment karena dapat menimbulkan jejas jaringan
periodontal. Ketika mandibula bergerak ke arah lateral, bonjol bukal mandibula
bergerak sepanjang bidang lingual menuju bonjol bukal maksila dan bonjol lingual
dari gigi maksila berkontak dengan dataran bonjol bukal mandibular. Seharusnya
tidak ada kontak pada balancing side.
Gambar 10. Pergerakan lateral kiri dan kanan. A. Sentrik oklusi. Area sentrik yang baik ditunjukkan
oleh titik hitam. B dan C, gerakan lateral kanan dan kiri. Di masing-masing gerakan tercipta kontak
pada working side.(Glickman, 1972)
18
1. Saat kondilus pada posisi musculoskeletal stabil (relasi sentrik) dan diskus
artikularis berada tepat pada posisinya, semua kontak yang mungkin pada
gigi posterior cukup rata dan berkesinambungan antara ujung cusp sentrik
dan permukaan datar pada posisi antagonisnya.
2. Saat mandibula bergerak ke lateral, kontak laterotrusif pada gigi anterior
disocclude gigi posterior.
3. Saat mandibula protrusif kontak gigi anterior disocclude gigi posterior.
4. Pada posisi makan tegak lurus gigi-gigi posterior kontak lebih berat
daripada gigi-gigi anterior.
19
Prinsip MUDL
20
fossa gigi lawan tanpa menciptakan gesekan pada gigi lawan yang apabila
dibiarkan terus- menerus dapat menyebabkan gigi lawan mengalami rotasi.
Oleh karena itu jika cusp dipendekkan, selain dapat menyebabkan dentin
menjadi terbuka, juga akan menyebabkan bentuk cusp tidak ramping lagi.
3. Jika masih terdapat sangkutan, boleh dipertimbangkan untuk melakukan
reshaping pada fossa gigi lawannya.
Gambar 14. A, pergerakan cusp tip oleh selektif grinding. B, Grinding fossa atas tidak boleh
mengurangu posisi ujung cusp dan memutilasi gigi atas. C, Grinding bukal posisi tip yang lebih
rendah di tengah. (Dawson, 2007)
Teknik ini paling banyak dilakukan oleh dokter gigi selama praktik sehari-
hari. Saat melakukan grinding, bagian oklusal gigi yang digerinda adalah pada
bagian bukal rahang atas dan lingual rahang bawah.
21
Selain dua teknik penyesuaian oklusal seperti diatas, terdapat metode lain
yang dapat dilakukan. Pasien menutup gigi-gigi pada relasi sentrik dan relasi gigi
anterior. Kemudian ditentukan apakah kaninus atau kelompok fungsi sebagai
pedoman. Jika suatu grup fungsi diperlukan maka gigi yang bisa membantu
guidance haruslah dipilih. Pasien menggerakkan mandibula ke berbagai gerakan
lateral dan protrusif untuk melihat kontak yang diinginkan. Kontak mediotrusif
sebenarnya disocclude gigi anterior dan sulit untuk dilihat sebagai pedoman
(guidance) yang terbaik. Saat hal ini terjadi disarankan untuk menghilangkan
kontak mediotrusif sebelum menentukan relasi pedoman terbaik.
Gambar 16. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral protrusif anterior
(Dawson, 2007)
22
Akhirnya gerakan protrusif dilakukan dan balik lagi ke awal. Mulut lalu dibuka lalu
kertas biru dilepas dan diganti dengan kertas merah lalu pasien menutup mulut dan
menggigit pada posisi relasi sentrik. Semua posisi kontak eksentrik berwarna biru
dan kontak relasi sentrik berwarna merah. Kontak biru eksentrik ditambahkan untuk
bertemu dengan kondisi pedoman yang telah ditentukan tanpa adanya penambahan
kontak merah relasi sentrik. Titik merah dengan suatu garis biru memanjang.
Gambar 17. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral posterior terdapat spot yang lebih tebal
(Dawson,2007)
23
2.4 Terapi Bruxism dengan Occlusal adjustment
24
Gambar 18. Bite guard untuk pasien bruxism. A. Mula-mula sebelum diinsersikan pada gigi-gigi
rahang atas. B. Bite guard telah diinserikan. (Glicman, 1972)
25
BAB III
KESIMPULAN
26