Anda di halaman 1dari 12

Area distribusi Tabloid MD :

INSIDER’S INSIGHT

FOR MEDICA L PROF E S SION A L S ONLY NO 41 | OKTOBER 2021

3 5 8 10
Bahayakah Mual Dengan Olahraga Placenta Accreta Pentingnya Rehabilitasi
dan Muntah dalam Mari Kita Lawan Covid-19 Spectrum Disorders Paru untuk Pasien Pasca
Kehamilan? (PASD) Covid 19

INSIGHT EEVVEEN
NTT REVIEW PR ACTIC E

HEADLINES

BERMANFAATKAH
VAKSINASI
INFLUENZA
DI ERA PANDEMI
COVID-19?
A
kibat pandemi COVID-19, pemahaman “Penelitian menemukan besarnya ko-infeksi rekomendasi agar selama pandemi COVID-19
mengenai manfaat vaksin benar-benar influenza di antara penderita COVID-19 di vaksin influenza diberikan dengan prioritas
mendapat sorotan. Terlepas dari telah Asia sebesar 4,5%, sedangkan di Amerika tertinggi bagi pekerja medis dan kelompok Ditegaskan Prof Cissy, karena vaksinasi
berhasilnya diciptakan vaksin untuk mencegah 0,4%. Kelompok yang berisiko tinggi untuk lanjut usia. Kelompok anak usia 6 - 59 bulan, influenza dapat berperan mengurangi beban
infeksi SARS-Cov-2 yang menjadi penyebab mengalami infeksi influenza berat adalah wanita hamil, dan penderita penyakit kronik akibat infeksi COVID-19, maka tenaga medis
penyakit COVID-19, vaksinasi lain juga kelompok anak, wanita hamil, lanjut usia, tertentu pun direkomendasikan untuk men­ perlu menganjurkannya bagi masyarakat.
menjadi pembahasan. Salah satu yang banyak dan yang memiliki penyakit kronik atau dapatkan vaksin influenza. “Sesuai anjuran WHO, vaksin influenza yang
dibahas adalah vaksin influenza yang telah imunokompromais,” jelas Prof.Cissy. Di Amerika Serikat, Advisory Commmittee dapat diberikan adalah semua jenis vaksin
lama ada sebelumnya. Menurutnya, meski tidak terlalu tinggi on Immunization Practice (ACIP), pada tahun influenza yang tersedia. Namun bila ada yang
Dalam Kongres Nasional Ilmu Kesehatan pro­
por­
sinya, namun ko-infeksi pada kelom­ 2021, merekomendasikan pemberian vaksin tetravalent/quadrivalent, tentu lebih dipilih
Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia ke-17 pok risiko tinggi dan lanjut usia tidak boleh flu bagi anak usia di bawah 5 tahun, anak dibandingkan yang trivalent, “ jelasnya.
(KONIKA IKA XVII) yang diselenggarakan diabaikan. “Penelitian membuktikan pasien dan dewasa dengan penyakit paru, jantung, Dalam kesempatan terpisah, Prof. Dr. Sri
pada 15-19 Oktober 2021 kemarin, topik ini COVID-19 yang mengalami ko-infeksi influ­ ginjal, hati, darah, neurologis, dan metabolik. Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), yang meru­
juga dibahas detil oleh Ketua Satgas Imunisasi enza memiliki hasil luaran lebih buruk,” Demikian juga bagi anak dan dewasa dengan pakan ketua dari Indonesian Technical Advi­
IDAI, Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, MSc, jelasnya. Beberapa penelitian yang ada pun kondisi obesitas, imunokompromais, dan sory Group on Immunization (ITAGI) juga
PhD, Sp.A(K). Menurut konsultan respirologi akhirnya memberi kesimpulan yang mengan­ yang memiliki fungsi pernapasan terganggu. menyampaikan bahwa penelitian retros­pek­tif
anak yang menjadi pengajar di Fakultas jurkan vaksinasi influenza bagi setiap orang di American Academy of Pediatric bahkan menunjukkan pasien COVID-19 yang sebe­
Kedokteran Universitas Padjajaran ini, ko- atas 6 bulan dan tidak memiliki kontraindikasi. menyatakan vaksin influenza dapat diberikan lumnya telah mendapatkan vaksin influen­za,
infeksi maupun super-infeksi influenza pada Senada pendapat tersebut, World Health bersamaan dengan vaksin COVID-19 bagi ternyata gejalanya lebih ringan dan lebih kecil
penderita COVID-19 tidak dapat diabaikan. Organization secara khusus memberikan yang sesuai kriteria. kemungkinan harus dirawat di ICU. MD
2 EDITORIAL

D A F TA R I S I

E D I T O R I A L

1 4 7 10-11 Salam jumpa....

Menjelang penghujung tahun


2021 ini kami berharap sejawat
sudah makin sehat semua dengan
proteksi dari vaksinasi yang
lengkap. Bagaimana peran vaksin
flu juga sempat kami liput pada
headline edisi ini.
Pentingnya Status Manajemen Mutakhir
Kecukupan Hidrasi Dermatitis Atopik dengan Sehubungan dengan pandemi
Terhadap Pencegahan Terapi Biologi Covid-19 yang tampak melandai,
Oligohidramnion
Bermanfaatkah Vaksinasi kami mulai mencoba mengupas
Influenza di Era Pandemi cara-cara rehabilitasi post
Covid-19?
5 8-9 Covid-19 dan menjaga imunitas
tubuh.

2 Pencerahan pengetahuan praktis


dalam berbagai disiplin ilmu
Editorial - MD Inbox Pentingnya Rehabilitasi Paru
untuk Pasien Pasca Covid 19 kami coba tayangkan untuk
penyegaran kembali, mulai
dari obstetri-ginekologi, gizi,
kardiologi dan dermatologi.
3 12
Dengan Olahraga Tips untuk awet muda dan
Mari Kita Lawan Covid-19 bebas penyakit dengan puasa
intermiten, akan melengkapi edisi
kita saat ini...mari kita bersama
6 berusaha untuk selalu tetap
sehat....

Stay safe!

Awet Muda dan Bebas


Placenta Accreta Spectrum Penyakit dengan Puasa
Bahayakah Mual dan Diseksi Aorta
Disorders (PASD) Intermiten
Muntah dalam Kehamilan?

!
Chairperson:
Irene Indriani G., MD

INBOX Editors:
Martin Leman, MD
Stevent Sumantri, MD
Steven Sihombing, MD
Designers:
Artikel Travel Kerjasama Percetakan Irene Riyanto
C. Rodney
C. Irfan
Yth TabloidMD Selamat siang Redaksi TabloidMD. Saya sudah beberapa kali membaca
Saya perhatikan beberapa edisi terakhir, halaman terakhir yang TabloidMD dan menurut saya lay out nya bagus. Menarik karena seperti Contributors:
biasanya berisi artikel perjalanan tidak ada lagi. Apakah karena majalah popular, tetapi isinya semi-ilmiah, sehingga memberi warna Monika Lijuwardi, MD
memang rubrik ini tidak ada lagi? Bagi saya ini artikel yang menarik berbeda dari penerbitan ilmiah umumnya. Nah saya ingin bertanya, Hardini Arivianti
Erina Febriani Widiastari, MD
dan memberi warna sendiri. apakah bila saya atau tim dari RS kami ada yang berminat bekerja sama
Wirya Ayu Graha, MD
membuat penerbitan sederhana, apakah dimungkinkan ? Marolop Pardede, MD
Salam Catharina Sagita Moniaga, MD
Dr. Michele Aditya - Jakarta Salam Fransiscus Ronaldo, MD
Dr. Ricky Setiyadi, MARS - Tangerang Aldy Sethiono, MD
Terima kasih Dr. Michele Wiseley Hong, MD
Benar sekali beberapa edisi terakhir ini tidak ada artikel perjalanan di Terima kasih banyak Dr. Ricky Marketings/Advertising contact:
TabloidMD. Namun hal ini bukan karena rubrik tidak ada lagi, melainkan Kami memang memiliki jasa penerbitan selain TabloidMD ini. Jadi bila Lili Soppanata | 08151878569
karena memang dalam situasi pandemi tidak ada tim redaksi yang Dokter atau ada pihak-pihak yang berminat membuat customized publication, Bambang Sapta N. | 08128770275
melakukan perjalanan ke luar kota. Selain itu kami juga belum menerima dalam berbagai format yang diinginkan maka kami akan siap membantunya. Wahyuni Agustina | 087770834595
kiriman dari pembaca. Mungkin karena memang kebanyakan dokter sedang Pada saat ini kami memang telah membuat beberapa penerbitan untuk Distribution:
tidak bisa bepergian ya…. kalangan khusus, maupun untuk awam. Mohon Dokter dapat menghubungi Ardy Angga Irawan
Semoga dalam waktu dekat kami bisa menghadirkan kembali rubrik Redaksi kami secara langsung, di nomor kontak yang tercantum.
tersebut… Publisher:
Hormat kami,..kami tunggu ya Dok… CV INTI MEDIKA
Redaksi TabloidMD Redaksi TabloidMD Jl. Ciputat Raya No. 16
Pondok Pinang, Jak-Sel 12310

(021) 75911406 info@tabloidmd.com www.tabloidmd.com ISSN No. 2355-6560

TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021 www.tabloidmd.com


INSIGHT 3

Bahayakah Mual
dan Muntah dalam
Kehamilan?
dr. Monika Lijuwardi, SpOG

M
ual dan muntah sering saja sepanjang hari. Penyebab HG secara khusus be­
ditemui pada usia awal Tidak ada konsensus mengenai lum diketahui secara pasti dan
kehamilan dan me­ru­pa­ definisi HG. Diagnosis HG diduga multifaktorial. Meskipun
kan gejala yang sering di­
asumsi­ ditegakkan sebatas derajat mual de­
mikian, terdapat banyak studi
kan bahwa seseorang yang menga­ dan muntah yang berat dan yang memaparkan faktor-faktor Mual dan/atau muntah dalam
laminya sedang dalam keada­
an berkepanjangan disertai oleh trias: yang mungkin menjadi penyebab kehamilan atau nausea and vomit­ing in
hamil. Mual dan/atau muntah dalam (1) lebih dari 5% penurunan berat dari NVP, yang antara lain karena pregnancy (NVP) biasanya muncul pada
kehamilan atau nausea and vomit­ badan sebelum hamil, (2) dehidrasi, ada­
nya perubahan hormonal.
ing in pregnancy (NVP) biasanya dan (3) ketidakseimbangan elek­ Pening­
katan konsentrasi serum
usia kehamilan 5-6 minggu, dengan
muncul pada usia kehamilan 5-6 tro­lit, dimana gejala-gejala terse­but estro­
gen dan progesteron diduga puncaknya sekitar 9 minggu, dan
minggu, dengan puncaknya sekitar me­
rupakan indikasi utama untuk mempunyai peranan dalam pato­ mereda pada 16-20 minggu.
9 minggu, dan mereda pada 16- dilakukannya perawatan rumah genesis gangguan ini, dimana hor­
20 minggu. Namun, gejala dapat sakit pada penderita HG. Menu­ mon tersebut membuat otot polos
berlanjut ke trimester ketiga bahkan rut beberapa penelitian, kebanya­ menjadi relax sehingga mem­
per­ atau kehilangan banyak berat dilakukan sebagai pencegahan gejala
sampai melahirkan sebanyak ma­ kan penderita HG juga mengalami lambat waktu transit gastro­
intes­ badan, perawatan di rumah sakit ini. Hasil suatu studi menyatakan
sing-masing 15-20% dan 5% wanita. gangguan pada aktivitas sehari- tinal dan mengubah pengo­
songan di­
perlukan untuk mendapatkan bahwa buah-buahan seperti apel
Mual dan muntah sebenarnya hari hingga dapat menimbulkan lambung. Motilitas gas­tro­interstinal rehidrasi dan obat-obatan maupun dan semangka dapat dijadikan opsi
merupakan suatu keadaan fisiologis rasa cemas dan depresi. Tidak yang abnormal, infeksi Helicobacter su­plemen intravena seperti vitamin camilan yang baik bagi penderita
normal pada awal kehamilan, jarang penderita menjadi trauma pylori, defisiensi nutrisi spesifik B6 dan doxylamine, antihistamin karena lebih dapat ditoleransi
namun gejala ini juga dapat menjadi untuk hamil kembali bahkan ada (misal­
nya, seng, vitamin B6), dan antiemetik yang aman bagi dibandingkan dengan buah lain atau
suatu tanda bahaya apabila telah yang ingin untuk mengakhiri ke­ perubah­
a n kadar lipid, perubah­
an wanita hamil dan janinnya. biskuit dan roti-rotian.
mempengaruhi kualitas hidup hamilannya. Sebanyak >75% dari sistem saraf otonom, dan dis­
regu­ Penatalaksanaan gangguan ini Wanita dengan HG dalam satu
wanita hamil itu sendiri maupun wanita hamil menderita mual dan lasi imunologis juga diduga men­ ter­
utama bertujuan untuk me­
ngu­ kehamilan memiliki risiko 15-
keluarga dan orang terdekatnya. muntah selama kehamilan, namun jadi penyebab dari NVP. Namun rangi gejala melalui perubahan 20% untuk mengalaminya lagi di
Terdapat dua istilah mengenai NVP hanya 0,3-2% wanita hamil yang demikian, tak satu pun dari teori- pola makan/perilaku, pemberian kehamilan berikutnya, sedang­
kan
yang sering disama artikan. Morning didiagnosis dengan HG. Meskipun teori tersebut yang secara kon­ obat, mencegah komplikasi, dan yang tidak mengalami mual dan
sickness merupakan istilah yang demikian, kasus HG tetap harus sisten atau sangat prediktif dapat meminimalkan efek mual muntah muntah parah pada kehamilan per­
mengacu kepada keadaan mual menjadi perhatian utama mengingat ditetapkan sebagai penyebab gang­ ibu pada janin. Perubahan pola tama cenderung tidak mengala­
mi­
dan muntah dengan derajat ringan keadaan tersebut dapat mengancam guan ini. makan/perilaku yang dianjurkan nya pada kehamilan berikutnya.
sampai sedang, sedangkan istilah nyawa ibu serta bayinya jika tidak Standar evaluasi awal pada wanita antara lain makan sebelum atau Meskipun HG pada dasarnya
lainnya, hyperemesis gravidarum ditangani secara cepat dan tepat. hamil dengan muntah persisten segera setelah merasa lapar untuk mem­
punyai gejala yang umum,
(HG), digunakan untuk derajat Faktor risiko seorang wanita meliputi pengukuran berat badan, menghindari perut kosong, sering namun berbagai komplikasi yang
yang lebih berat. Istilah NVP sendiri untuk menderita HG tidaklah tekanan darah ortostatik, elektrolit makan camilan dan makan beberapa mengancam jiwa juga dapat terjadi
digunakan untuk mewakili morning spesifik. Salah satu faktor risiko serum, keton urin dan berat jenis, kali dalam porsi kecil (misalnya, walaupun sangat jarang. Kom­
sickness dan meskipun istilah awam yang dipaparkan dalam beberapa dan pemeriksaan ultrasonografi enam kali makan kecil sehari) yang plikasi berat yang paling sering
untuk NVP adalah morning sickness, penelitian terkait yaitu adanya untuk mencari penyakit trofoblas tinggi protein atau karbohidrat adalah Wernicke's encephalopathy,
namun gejalanya dapat terjadi kapan faktor genetik, dimana seorang gestasional atau kehamilan ganda. dan rendah lemak, diet hambar, ketidakseimbangan elektrolit dan
wanita dengan ibu yang menderita Sistem skoring dengan Pregnancy mengkonsumsi jahe, minum cairan defisiensi vitamin K. Oleh karena
HG pada kehamilannya dikatakan Unique-Quantification of Emesis dingin, bening, dan berkarbonasi itu, meskipun gejala terlihat biasa
mempunyai risiko yang lebih (PUQE) Scoring Index dan mo­ atau asam (misalnya, ginger ale, dan umum, mual dan muntah yang
tinggi untuk menderita hal yang difikasinya banyak digunakan kli­ limun) dan minum dalam jumlah terjadi dalam kehamilan sebaiknya
sama ketika hamil. Selain itu, hal- nisi untuk menilai tingkat kepa­ kecil di antara waktu makan. tetap dianggap hal penting dan
hal yang berhubungan dengan rahan gejala yang dijadikan panduan Menghidu aroma lemon, mint, tidak dianjurkan untuk melakukan
tingginya peningkatan hormon untuk penatalaksanaannya. Sayang­ atau jeruk segar juga dianjurkan. pengobatan sendiri. Dengan de­
kehamilan hCG (human chorionic nya sistem skoring ini tidak dapat Mengkonsumsi suplemen seperti mikian diharapkan komplikasi berat
gonadotropin) seperti kehamilan memprediksi perjalanan penyakit. asam folat 400 mikrogram sebelum dari HG bagi ibu maupun bayi dapat
kembar dan hamil anggur, serta Kebanyakan penderita NVP tidak dan pada awal kehamilan dapat dihindari. MD
adanya penyakit gastrointestinal memerlukan perawatan medis, tetapi
Daftar Pustaka
juga dapat memicu peningkatan tetap harus melakukan konsultasi 1. Dodds, L., Fell, D., Joseph, K., Allen, V. and Butler, B. (2006). Outcomes of Pregnancies Complicated by
Hyperemesis Gravidarum. Obstetrics & Gynecology, 107(2, Part 1), pp.285-292.
risiko ini. terutama jika mereka mengalami
2. Kjeldgaard, H., Eberhard-Gran, M., Benth, J., Nordeng, H. and Vikanes, Å. (2017). History of depression and
tanda-tanda dehidrasi, termasuk risk of hyperemesis gravidarum: a population-based cohort study. Archives of Women's Mental Health, 20(3),
pp.397-404.
jarang buang air kecil, urin berwarna 3. Mitchell-Jones, N., Lawson, K., Bobdiwala, S., Farren, J., Tobias, A., Bourne, T. and Bottomley, C. (2020).
Association between hyperemesis gravidarum and psychological symptoms, psychosocial outcomes and
gelap, atau pusing saat berdiri. infant bonding: a two-point prospective case–control multicentre survey study in an inner city setting. BMJ
Open, 10(10), p.e039715.
Penanganan NVP tergantung pada
4. Obstetrics & Gynecology.(2018). ACOG Practice Bulletin No. 189: Nausea And Vomiting Of Pregnancy. 131(1),
derajat keparahan yang terjadi. Jika pp.e15-e30.
5. Popa, S., Barsan, M., Caziuc, A., Pop, C., Muresan, L., Popa, L. and PerjuDumbrava, L. (2021). Lifethreatening
penderita mengalami dehidrasi complications of hyperemesis gravidarum. Experimental and Therapeutic Medicine, 21(6).
6. Sharifzadeh, F., Kashanian, M., Koohpayehzadeh, J., Rezaian, F., Sheikhansari, N. and Eshraghi, N. (2017). A
comparison between the effects of ginger, pyridoxine (vitamin B6) and placebo for the treatment of the first
trimester nausea and vomiting of pregnancy (NVP). The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 31(19),
pp.2509-2514.
7. Tan, G., Tan, P., Hong, J., Kartik, B. and Omar, S. (2021). Rating of four different foods in women with
hyperemesis gravidarum: a randomised controlled trial. BMJ Open, 11(5), p.e046528.

www.tabloidmd.com TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021


4 EVENT

PENTINGNYA MENJAGA
KECUKUPAN HIDRASI
BAGI IBU HAMIL
UNTUK MENCEGAH
OLIGOHIDRAMNION
dr. Tria Rosemiarti

A
ir memiliki peran yang dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH jantung dan penyakit ginjal selama Jakarta, Prof. Dr. dr. Budi Iman kondisi seperti abortus dan
sangat penting bagi tubuh, pada Konferensi Daring Obstetri dan masa kehamilan. Tidak kalah pen­ Santoso SpOG (K) menjelaskan kelahiran prematur, pertum­
tak terkecuali bagi Ibu di Ginekologi yang diselenggarakan tingnya, konsumsi air yang cukup bahwa status kecukupan hi­ buhan janin terhambat, malfor­
masa kehamilan. Namun faktanya, 2 oleh Departemen Obstetri dan Gi­ juga akan berpengaruh pada kon­ drasi juga akan mencegah ter­ masi organ, persalinan sulit
dari 5 ibu hamil di Indonesia tercatat nekologi Fakultas Kedokteran Uni­ disi janin. Kondisi hidrasi ibu jadinya oligohidramnion yaitu (terutama pada kala I dan kala
belum tercukupi kebutuhan minum versitas Padjajaran secara virtual yang baik akan mendukung proses merupakan kondisi akibat ku­ II) dan sirkulasi yang buruk pada
hariannya.1 2 Data ini me­nunjukkan pada 19 September 2021. sir­
kulasi janin dan membantu rang­nya volume cairan amnion bayi.5
bahwa pemenuhan kebutuhan proses produksi cairan ketuban. atau ketuban pada masa keha­ Untuk preventif, perlu in­
hidra­si atau air minum bagi Ibu di Cairan ketuban yang cukup akan milan. Secara kuantitatif volume take cairan yang memadai, se­
masa kehamilan masih seringkali The Critical Role of mengurangi potensi bayi lahir cairan amnion <500 cc atau me­ hingga memberikan dampak
terlupakan. Padahal dimasa terse­ Water in Pregnancy premature, cacat bawaan, dan bayi miliki angka ICA (Indeks Cairan positif bagi ibu hamil dan ja­
but justru kebutuhan cairan bagi lahir dengan berat badan rendah3,4.” Amnion) kurang dari 5 cm atau nin. Sebagai penatalaksanaan
Prof. Dr. dr. Budi Wiweko,
ibu akan semakin me­ning­kat un­tuk “Air yang diminum juga perlu <5 persentil dari usia kehamilan oligohidramnion dapat melalui
Sp.OG (K)-FER, MPH
menunjang masa kehamilan yang diperhatikan syarat-syaratnya, se­ atau single deepest pocket <2 oral dan intravena, terutama pada
sehat. Kebutuhan cairan tubuh lain aman, sehat dan harus dimasak, cm. Volume cairan amnion yang kasus-kasus berat atau emergen­
“Menjaga kecukupan hidrasi
yang meningkat tersebut disebab­ sebaiknya juga harus berdasarkan adekuat merupakan salah satu si, amnioinfusion bisa menjadi
selama kehamilan dan menyusui
kan, antara lain: Pem­ben­tukan cair­ Peraturan Menteri Kesehatan syarat terjadinya perkembangan solusinya. Konsumsi air minum
meru­ pakan hal yang sangat pen­
an amnion, Mening­ katnya volume 492/2010, yang men­jelaskan bahwa intrauterin dan luaran neonatus yang cukup direkomendasikan
ting. Pada masa kehamilan, kan­
cairan dalam tubuh, dan me­ ning­ air minum yang baik adalah yang yang baik.5 guna mencegah terjadinya oli­
dungan air pada ibu hamil akan
katnya volume darah3,4 me­
mi­
liki kriteria tidak berwarna, “Secara umum, prevalensi oli­ gohidramnion, keuntungan
meningkat dari 6L menjadi 8L.
Hal senada disampaikan oleh tidak berbau, tidak berasa dan tidak gohidramnion pada ibu hamil pem­­berian per oral adalah lebih
Selain itu, volume darah akan me­
Guru Besar Fakultas Kedokteran me­­­ngandung zat-zat berbahaya. berada di angka 3-5% dan mu­ dah, murah, noninvasif dan
ningkat sekitar 40-50%, serta dibu­
Universitas Indonesia, Prof. Dr. Selain itu, sebaiknya dipastikan umumnya terjadi pada trimes­ tidak perlu perawatan di rumah
tuhkan 500ml-1500ml cairan untuk
sumber airnya berkualitas dan ter­ ter ketiga.5 Oligohidramnion sakit atau monitoring ketat.6
pembentukan air ketuban serta
lin­­dungi. Berdasarkan Permenkes dapat disebabkan oleh berbagai Tambahan jumlah air minum
sekitar 500ml cairan untuk men­
RI Nomor 28 Tahun 2019 dan etiologi. Salah satu penyebab sebesar 1500-2500 mL setiap
dukung fungsi placenta4.”
rekomen­
dasi POGI (Perkumpulan terjadinya oligohidramnion ada­ hari pada ibu hamil dengan
Ibu hamil yang kurang konsum­
Obstetri dan Ginekologi Indonesia), lah kurangnya asupan cairan. oligohidramnion (tanpa kelain­
si air dan mengalami dehidrasi
ibu hamil dianjurkan Mengonsumsi Dampak oligohidramnion ini an meternal/fetal) pada trimester
akan menunjukkan gejala seperti
8-10 gelas per hari, tambah3,4 “Prof. tidak hanya ke ibu, namun ketiga dapat membantu mem­
sakit kepala, sembelit, sulit kon­
Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), juga bisa ke janin atau bahkan perbaiki atau meningkatkan nilai
sen­trasi, mudah mengantuk, lemas,
MPH memengaruhi keduanya. Kon­ ICA6,7. Namun hal ini bergantung
mulut kering, dan berisiko akan
disi kurangnya cairam amnion pada kondisi masing-masing ibu
mengalami oligohydramnion. “Mi­
num lebih banyak air akan dapat
Apakah Pemberian ini bisa menyebabkan beberapa hamil. MD
me­ ngurangi keluhan mual dan
Asupan Cairan Dapat
muntah, konstipasi, infeksi
Mengatasi Masalah Daftar Pustaka:

saluran kemih, serta resiko


Oligohidramnion 1. Bardosono et al. Fluid Intake of Pregnant and Breastfeeding Women in Indonesia: A Cross-Sectional Survey
with a Seven-Day Fluid Specific Record. Nutrients 2016, 8, 651

penyakit kronis seperti


pada Ibu Hamil? 2. Bardosono et al. Pregnant and Breastfeeding Women: Drinking for Two? Ann Nutr Metab 2017;70(suppl
1):13–17
diabetes, penyakit Prof. Dr. dr. Budi Iman Santoso 3. Infographic P&L IHWG, POGI & IBI. 2021
4. Konsensus Nasional POGI, 2013 : Kebutuhan Asupan Air Bagi Ibu Hamil, Melahirkan dan Menyusui
Sp.OG (K), MPH
5. Aggarwal P, Patra S. Correction with oral hydration improves maternal and perinatal outcome in women
with third trimester isolated oligohydramnios. Int J Reprod Contracept Obstet Gynecol 2018;7:671-6.
6. Figueroa L, McClure EM, Swanson J, Nathan R, Garces AL, Moore JL et al. Oligohydramnios: a prospective
Sejalan dengan penjelasan study of fetal, neonatal and maternal outcomes in low-middle income countries. Reproductive Health.
tersebut, Ahli Obstetri dan 2020;17:19..
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Ginekologi FK UI dan RSCM tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia

TABLOID MD • NO 40 | AGUSTUS 2021 www.tabloidmd.com


EVENT 5

Dengan Olahraga Sesuai J shape curve, latihan


fisik dengan intensitas sedang dapat
membantu meningkatkan sistem
boleh mulai ditingkatkan menjadi
jalan cepat (intensitas sedang).
Setelah 7-14 hari rutin berjalan

Mari Kita Lawan


imun tubuh, sedangkan latihan dengan intensitas sedang pada jarak
fisik dengan intensitas tinggi justru normal sebelumnya, maka boleh
dapat menurunkan sistem imuni­ meningkat menjadi lari.
tas sehingga meningkatkan risiko Latihan kekuatan otot juga bisa

Covid-19
infeksi. Jadi overtraining, dapat me­ dimulai bila aktivitas sudah berjalan
nyebabkan gejala yang parah saat selama 7 hari. Pertama, mulai inten­
terkena infeksi Covid-19. sitas ringan (sekitar 25%) dari beban
yang sebelumnya. Awali 1 set dengan
Covid Buyar, Tubuh Bugar 8-10 kali pengulangan. Tahap kedua,
Hardini Arivianti Akhirnya dr. Elsye, Sp.KO me­nu­ ditingkatkan secara ber­­tahap hing­
tup dengan topik kebugaran, bah­ ga 3 set dan masing-masing 10 kali
prognosis dan pengobatan sakit puan. Benar: bila dilakukan secara wa jenis olahraga pasca-Covid-19 pengulangan. Ingat, pening­­kat­a n
pinggang. LBP dapat ditangani bertahap dengan urutan pema­ perlu dikonsultasikan dengan dokter ini perlu disesuaikan dengan ke­
me­makai teknik RICE (rest, ice, nas­an-inti-pendinganan. Teratur: lebih dulu. Biasanya tergantung ada mampuan tubuh masing-masing.
compression, elevation); obat- dila­kukan sekitar 3-5 kali/minggu. tidaknya gejala sisa dan minimal su­ Tahap ketiga, bisa menam­bah berat
obatan (NSAID, pain killer, muscle Terukur: berat ringannya diukur dah bebas gejala selama 7 hari serta beban jika jumlah set dan pengu­
relaxant); latihan fisik; terapi dengan dari intensitas latihan (denyut nadi) harus dilakukan secara bertahap. Bila langan sudah bisa kembali normal
beberapa modalitas (TENS, laser, dan lamanya. sebelum terkena Covid-19 pasien biasa seperti sebelum terinfeksi Covid-19.
manual therapy, ESWT, infrared); Dalam Rekomendasinya PDSKO hidup secara aktif, maka saat sudah Saat ingin melakukan aktivitas
injeksi; massage; positioning; lumbar menganjurkan ‘Tetap Aktif Sela­ sembuh (minimal 7 hari bebas gejala) fisik, terapkan prinsip untuk me­la­
support; dan pada kasus-kasus ma Pandemi Covid-19’ walau ada boleh memulai aktivitas fisik dengan kukan proses pemanasan (sebe­lum

S
istem imunitas yang baik dapat tertentu seperti HNP derajat 3 atau 4 WFH dan social distancing. Kondisi intensitas sangat ringan (25% dari olahraga) dan pendinginan (setelah
membantu tubuh berperang memerlukan tindakan operatif. pandemi bukan halangan untuk tetap tingkat aktivitas fisik sebelum terkena olahraga) yang cukup, minimal 5-10
melawan infeksi Covid-19, dan Langkah preventif agar terhindar aktif walau harus di rumah. Misalnya Covid-19). Intinya: ‘start low go slow’. menit. Jangan pernah lupa, memulai
olahraga dapat memperbaiki sis­tem dari sakit pinggang adalah 3P dengan jalan cepat sekeliling rumah, Lakukan aktivitas fisik secara latihan atau aktivitas fisik perlu
imun tubuh. Ajakan tetap ber­olah­­ (posture, physical activity), dan naik turun tangga selama 10-15 menit bertahap. Mulai dengan jalan dilakukan secara bertahap dari yang
raga dicanangkan oleh Per­him­punan proper lifting. Memperhatikan pos­ sebanyak 2-3 kali/hari, senam, dll. kaki ringan dengan jarak tempuh paling ringan dan sesuaikan dengan
Dokter Spe­ sialis Kedok­teran Olah­ tur tubuh yang baik dapat mem­bantu Jangan lupa lakukan juga stretching 25% dari jarak tempuh sebelum kemampuan tubuh. Hentikan akti­
raga (PDSKO) dalam acara “FESKOM memperkecil risiko sakit pinggang, break dengan hindari duduk terinfeksi. Berikutnya, bila jarak vitas fisik atau olahraga bila muncul
- Festival Komu­ nitas Masyarakat misalnya jaga postur saat duduk, sepanjang hari. Lakukan peregangan tempuh sudah kembali normal gejala-gejala, seperti nyeri dada atau
Ber­olah­raga” yang simultan pada berdiri, berjalan, mengangkat beban, setiap 2 jam sekali. seperti sebelum terinfeksi maka sesak napas. MD
Sep­tember - November 2021, dengan menyetir atau bahkan posisi tidur.
ketua panitia Dr. Susetyo Suwarno,
Sp.KO. Diawali pada September lalu, Tubuh Fit Lawan Covid
moderator acara Dr. Shopia Hage, Berikutnya, dr. Anita Suryani,
Sp.KO memimpin webinar yang me­ Sp.KO fokus dengan kondisi tubuh
ngingatkan bahwa olahraga berman­ yang ‘fit’ untuk melawan Covid-19
faat dalam mencegah gangguan nyeri ini. Bahwa secara biokimia atau
pinggang serta menciptakan tubuh biomolekuler, olahraga memiliki
bugar guna melawan Covid-19. manfaat yang membantu mem­
per­lambat proses penuaan, menu­
Pandemi Datang, Jangan runkan angka mortalitas, mence­
Sakit Pinggang gah pe­ nyakit umum pada lansia
Demikian judul topik dr. Zeth (misalnya PJK, hipertensi, dislipi­
Boroh, Sp.KO sebagai pembicara demia, obesitas, kanker, DM, os­
pertama. Sakit pinggang (low back teoporosis, osteoartritis), mening­
pain/LBP) saat ini serasa pan­ katkan kognitif, dan lainnya.
demi baru. Bukan hanya karena Aktivitas, latihan dan kebugaran
berkurangnya olahraga, tetapi work fisik, menurut American College
from home (WFH) juga bisa men­jadi of Sports Medicine, memiliki de­
pe­nyebabnya. Jangan diremeh­kan, finisi tersendiri. Aktvitas fisik:
karena sekitar 10% dari keluh­ an intinya adalah gerakan tubuh yang
nyeri yang mungkin bisa menye­bab­ mengeluarkan energi. Latihan fisik:
kan disabilitas. bentuk aktivitas fisik yang teren­ca­
Sebelum pandemi, beberapa pe­ na, terstruktur, melibatkan gerakan
ne­litian menyatakan angka keja­ tubuh berulang-ulang secara tera­tur
dian LBP adalah sekitar 20% pada dengan tujuan meningkatkan kebu­
beberapa populasi. Adanya WFH, garan jasmani. Kebugaran fisik:
pandemi, dan postur tubuh yang kemampuan untuk melakukan ak­
tidak baik, menyebabkan risiko tifitas sehari-hari tanpa keluhan.
kejadian LBP selama pandemi me­ Minimal harus ada latihan fisik
ningkat hingga 30%. agar mendapatkan kebugaran fi­
Penyebab LBP cukup banyak, sik. Ke­bugaran fisik terkait dengan
dapat berupa robekan atau kete­ dua faktor: 1. Kesehatan (daya
gangan otot-otot pinggang, postur tahan kardiorespirasi, komposisi
tubuh yang buruk, penyakit dege­ tubuh, kekuatan otot, daya tahan
neratif, obesitas, robekan ligamen, dan fleksibilitas otot) dan 2. Kete­
melemahnya otot-otot inti (otot rampilan (ketangkasan, koordinasi,
pusat abdomen dan pinggang), dan keseimbangan, kekuatan, waktu
Hernia Nukleus Pulposus (HNP). reaksi dan kecepatan).
Tidak hanya itu, psikososial (stres) Latihan fisik memuat prinsip
dan okupasi (faktor pekerjaan se­ Baik, Benar, Teratur dan Terukur
perti banyak duduk dengan postur (BBTT), sebab bila kurang jadi
yang buruk, mengangkat beban tidak ber­manfaat dan bila kelebihan
berat) juga bisa menjadi penyebab bisa me­ nimbulkan efek samping.
sakit pinggang. Baik: berarti sesuai dengan kondisi
Berdasarkan durasi/waktu, LBP fisik yang secara medis mampu
dibagi jadi 3: akut (<6 minggu), melakukannya; di lingkungan yang
sub akut (6-12 minggu) dan kronik sehat, aman dan nyaman; mema­kai
(>12 minggu). Pembagian durasi perlengkapan olahraga, berva­ riasi
ini bermanfaat dalam menentukan sesuai dengan hobi dan kemam­

www.tabloidmd.com TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021


6 PRACTICE

dr. Erina Febriani Widiastari, dr. Wirya Ayu Graha, Sp. BTKV,
dr. Marolop Pardede, Sp. BTKV(K), MH

D
iseksi aorta adalah robekan
antara lapisan tunika
intima dan tunika media
pada aorta. Adanya robekan antara
tunika intima dan tunika media Gambar 4. Prosedur Bentall. (a) Aneurisma aortic root dengan protesis
membuat darah mengalir ke lumen katup aorta normal. (b) Aneurisma direseksi, fungsi katup normal, (c) graft
dijahit ke valve cuff dengan tiga 2-0 polypropylene, (d) ketika graft sudah
yang salah atau dapat disebut “ false
diposisi yang sesuai, arteri coroner disambungkan, (e) prosedur Bentall
lumen”. Darah yang mengalir ke
selesai 2
false lumen dapat menyebabkan
beberapa masalah seperti false lumen
dapat menyumbat alirah darah
di true lumen, sehingga perfusi
ke jaringan menjadi kurang baik. Gambar 1. Normal Aorta dan Diseksi Aorta
Secara histologi, dinding aorta
terbagi menjadi tiga bagian yaitu
tunika intima, tunika media dan tipe DeBakey terbagi menjadi yang di­ sebabkan oleh mutasi gen
tunika adventitia. Menurut durasi, tiga tipe. Tipe 1 berasal dari aorta FBN1, yang mengkode protein
diseksi aorta dibagi menjadi dua asenden sampai arkus aorta. Tipe 2 fibrillin-1. Manifestasi kardio­
yaitu diseksi aorta akut dan kronik. hanya terbatas pada aorta asenden, vas­­
kular pada sindrom ini adalah
Diseksi aorta akut merupakan su­ dan tipe 3 berasal dari aorta kehi­lang­a n kemampuan protein
atu kegawatdaruratan yang ber­ desenden sampai diatas diafragma fibrillin-1 untuk membentuk poli­
hubungan dengan mortalitas yang (tipe 3a) atau dibawah diafragma merik fibrillins, sehingga terjadi Gambar 5. TEVAR
tinggi. Jika operasi tidak dilakukan, (tipe 3b). Diseksi aorta abdominal degenerasi medial difus yang me­
biasanya pasien mening­ gal akibat spontan (tidak berhubungan dengan nurunkan kekuatan dan integritas abdomen akut, tidak begitu spesifik. menggantikan aorta dan mencegah
komplikasi dari diseksi aorta seperti trauma atau diseksi aorta torakal dari jaringan elastin di din­ ding Aneurisma akibat false lumen dapat aliran darah ke false lumen. Pada
ruptur aorta, tamponade perikar­ desenden) merupakan hal yang aorta. Kondisi inflamasi pada aorta, mengakibatkan nyeri punggung, diseksi aorta tipe B, opsi yang
dial, regurgitasi aorta, malperfusi jarang terjadi, sebanyak kurang lebih termasuk aortitis dan vasculitis iskemik perifer, embolisasi ke dapat dilakukan adalah stent
organ vital dan gagal jantung akut. 2% dari semua kasus diseksi aorta. mungkin berhubungan de­ ngan de­ distal dan massa abdomen yang endovaskular.
Sementara itu, diseksi aorta kronik Pada kasus diseksi aorta ab­ generasi lapisan media dan adven­ berdenyut. Pada 47 kasus diseksi Tindakan operasi pada diseksi
adalah diseksi yang sudah terjadi domen, flap diseksi berawal dari titia dinding aorta. Imu­ noglo­bulin aorta abdomen, 33% mengalami aorta akut Stanford A masih me­
setidaknya lebih dari dua minggu bawah atau tepat di arteri renalis, G4 dan komplemen 4d dilapor­ iskemia tungkai, 30% nyeri abdomen rupakan tindakan operasi yang
dan memiliki prognosis yang lebih lebih jarang lagi robekan intimal di kan berperan pada patoge­ nesis dan 30% mengalami nyeri punggung cukup sulit. Prosedur Bentall me­
baik. aorta suprarenal. diseksi aorta, dimana giant-cell dan atau pinggang.3 ru­pakan tindakan operasi yang
Klasifikasi diseksi aorta terbagi Faktor risiko diseksi aorta meli­­ Takayasu arteritis berhubungan Pada pemeriksaan fisik dapat aman dan dapat dijadikan tatalak­
menjadi dua yaitu tipe DeBakey dan puti gaya hidup (hipertensi, dislipi­ dengan inflamasi T-cell pada vasa ditemukan murmur karena adanya sana standar untuk diseksi aorta
Stanford. Tipe Stanford dan DeBakey demia, merokok, usia), kelain­ an vasori, yang dapat meng­ a kibatkan kerusakan pada katup aorta. Peme­ akut Stanford A termasuk aortic
membagi diseksi aorta berdasarkan ko­ngenital dan jaringan con­nective terjadinya aneurisma dan stenosis riksaan penunjang yang dapat root. Tujuan dari tindakan operasi
bagian aorta yang terlibat. Stanford (katup aorta bicuspid, marfan fibrotik aorta. dilakukan pada diseksi aorta ada­ adalah mereseksi robekan primer
terbagi menjadi tipe A dan B. Tipe syndrome, turner syndrome), infla­ Gejala klinis yang timbul pada lah EKG, foto polos toraks dan pada diseksi dan mengembalikan
A meliputi aorta asenden atau di­ masi vaskular (giant cell arteritis, diseksi aorta akut adalah nyeri CT scan toraks. Pada gambaran aliran darah ke true lumen di aorta
seksi terjadi di proksimal dari arteri takayasu arteritis), sifilis, tuber­ yang mendadak dengan intensitas EKG bisa terdapat komplikasi dari untuk mencegah dan menurunkan
brachiocephalic. Tipe B berasal da kulosis dan trauma. Marfan syn­ maksimal, nyeri bisa dirasakan diseksi aorta yaitu iskemia jantung komplikasi dari diseksi aorta akut
ri distal arteri subklavia kiri dan drome merupakan kelainan mo­ di dada bagian depan, belakang (ST nonspesifik atau gelombang seperti ruptur, tamponade, iskemia
meliputi aorta desenden. Sedangkan no­genik autosomal dominan atau pada area abdomen. Defisit T abnormal). Pada pemeriksaan miokard, gagal jantung akibat
neurologis, sinkop, parestesia dan rontgen foto polos toraks terdapat regurgitasi aorta, malperfusi organ
kehilangan denyut nadi dapat aorta yang melebar dan pada hasil dan iskemia.
timbul. Jika diseksi aorta akut CT scan toraks hasilnya dapat Terapi endovaskular/Thoracic
ruptur maka dapat terjadi dispnea berupa adanya intimal dissection Endo­vascular Aortic Repair (TEVAR)
dan hemoptisis. Diseksi aorta flap, double lumen, dilatasi dan me­ miliki keuntungan dalam tata­
dapat mengganggu perfusi darah hematoma pada aorta. CT scan yang lak­sana diseksi aorta stanford tipe B
ke jantung, sehingga menyebabkan menggunakan kontras juga dapat dibanding operasi terbuka. TEVAR
iskemia jantung. Jika diseksi aorta membedakan false dan true lumen. dapat dilakukan pada pasien yang
mengganggu perfusi darah ke Tatalaksana yang dapat dilakukan tidak dapat dilakukan operasi, dan
otak, maka dapat timbul gejala berupa terapi endovaskular ataupun membutuhkan waktu yang pendek
strok seperti paraplegia atau operasi terbuka seperti prosedur serta perdarahan post tindakan le­
Gambar 2. Diseksi Aorta Tipe Stanford dan DeBakey1
parese. Gejala pada diseksi aorta Bentall. Pada kasus diseksi aorta tipe bih sedikit dibandingkan operasi
A, operasi harus segera dilakukan. ter­
buka. Tujuan dari TEVAR pada
Jika diseksi aorta tipe B terapi diseksi aorta adalah untuk meng­
medis diindikasikan dan operasi hentikan aliran darah ke false lumen
biasanya tidak direkomendasikan. dengan menghambat robekan ma­suk­
Tapi, jika diseksi aorta memburuk, nya dan mengembalikan aliran da­
terjadi ruptur aorta atau organ vital rah ke lumen aorta. False lumen akan
terjadi malperfusi, maka terapi menutup secara gradual dan mem­
endovaskular atau operasi dapat bentuk trombosis. Pada kasus disek­si
dilakukan. Operasi emergensi untuk aorta abdomen, juga dapat dilaku­kan
memperbaiki diseksi aorta sangatlah terapi endovaskular atau­­pun operasi
sulit, karena membutuhkan Dacron terbuka seperti meng­ ganti aorta
graft (material sintetik) untuk dengan alat prostetik. MD

Daftar Pustaka
1. Gudbjartsson T, Ahlsson A,   Geirsson A,  Gunn J,  Hjortdal V, Jeppsson A, et al. Acute type A aortic dissection – a
review. Scandinavian Cardiovascular Journal. 2020; 54(1): 1-13.
2. Malekan R, Spielvogel D, Saunders PC, Lansman SL, Griepp RB. The Completion Bentall Procedure. The Society
of Thoracic Surgeons. 2011; 92(1): 362 – 363
Gambar 3. (a) Diseksi akut tipe A pada intraoperasi adanya darah yang dapat terlihat pada tunika adventitia yang 3. Borioni R, Garofalo M, Paulis RD, Nardi P, Scaffa R, Chiariello L. Abdominal Aortic Dissections Anatomic and
menipis pada aorta asenden. (b) CT scan preoperative diseksi aorta akut1 Clinical Features and Therapeutic Options. 2005; 32(1): 70-73

TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021 www.tabloidmd.com


PR
R EA VCITEI W
CE 7

Manajemen Mutakhir
Dermatitis Atopik
dengan Terapi Biologi
dr. Catharina Sagita Moniaga, M.Kes., SpKK, Ph.D

D
ermatitis atopik (DA) ada­ Walaupun telah banyak dilaku­ obatan tersebut masih diteliti sampai
lah penyakit kulit infla­ kan penelitian mengenai pato­
f i­ saat ini…..
masi, bersifat kronis dan siologi DA, terapi yang tersedia sat Beberapa agen biologi sudah B. Crisaborole dapat memperbaiki gejala klinis
kambuhan, ditandai dengan rasa ini mempunyai potensi terbatas mendapat persetujuan untuk dipakai Crisaborole merupakan inhibitor DA, rasa gatal, dan nyeri kulit
gatal, serta memiliki heterogenitas karena alasan keamanan obat. baik secara international maupun PDE4 yang akan meningkatkan level penderita dibanding plasebo
manifestasi klinis. Prevalensi DA Sebagaian besar pasien DA derajat nasional. Antibodi monoklonal cyclic adenosine monophosphate dengan TCS.6 Baricitinib telah
diperkirakan 15 – 20% pada anak- ringan - sedang memberikan respon anti-IL-4Rα (anti-IL-4 receptor sehingga dapat menurunkan sito­ disetujui sebagai terapi DA derajat
anak dan 7 – 10% pada orang dewa­ baik terhadap kortikosteroid topikal alpha, dupilumab) dan inhibitor kin pro-inflamasi pada DA. Dua sedang – berat di Jepang dan EU.7
sa. DA dihubungkan dengan nyeri (topical corticosteroid, TCS), akan phosphodiesterase 4 (PDE4) (crisa­ penelitian klinis RDBVCT pada DA
kulit, gangguan tidur, penyakit atopi tetapi tetap dirasa tidak mencukupi borole) merupkan agen yang telah derajat ringan - sedang menunjuk­ D. Nemozulimab.
lainnya (alergi rhinokonjungtivitis, karena adanya kekhawatiran tentang disetujui oleh FDA untuk terapi kan bahwa ointment 2% Crisaborole Nemozulimab adalah humani­
alergi makanan, asma, dan esofagitis efek samping TCS terutama pada DA, masing-masing untuk derajat mengurangi secara bermakna gejala zed monoclonal antibody terhadap
eosinofilik), dan gangguan kualitas kulit sensitif seperti wajah. Selain ringan - sedang dan sedang – berat1; klinis DA dengan efek samping resep­tor IL-31, di mana IL-13 ber­
hidup1. itu pemakaian topical calcineurin sedangkan inhibitor Janus kinase minimal (misalnya reaksi lokal rasa peran pada timbulnya rasa gatal
Patofisiologi DA bersifat kom­ inhibitors pada kondisi tersebut (JAK) (baricitinib dan delgocitinib) nyeri, terbakar, panas). Ointment dan inflamasi pada penderita DA.
pleks, meliputi disfungsi sawar epi­ juga masih disertai pro dan kontra disetujui untuk pengobatan AD di 2% crisaborole telah mendapat Pada suatu penelitian klinis fase
dermis, abnormalitas mikrobiota tentang potensi keganasan akibat Jepang. persetujuan dari FDA sebagai terapi 3 pada pasien DA derajat sedang
kulit, dan didominasi oleh dis­ penggunaan obat tersebut. Pada DA derajat ringan - sedang untuk - berat yang tidak memberikan
regulasi imun tipe-2.2 Penyakit pasien DA derajat sedang - berat, A. Dupilumab individu berusia lebih dari 3 bulan respon terhadap terapi topikal,
alergi, termasuk DA, dimediasi kortikosteroid sistemik merupakan Dupilumab merupakan obat pada tahun 2020. 1 rasa gatal yang dikeluhkan pasien
ter­­
utama oleh inflamasi sistemik agen sistemik satu-satunya yang biologi pertama yang disetujui menunjukkan perbaikan bermakna
oleh sel T helper tipe 2 (Th2), yang disetujui oleh Food and Drug oleh FDA untuk terapi DA derajat C. Inhibitor JAK setelah mendapat terapi kom­
bi­
na­
ditandai oleh sel T CD4+ Th2 and Administration (FDA); akan tetapi sedang – berat1. Obat ini adalah Sitokin yang terlibat pada si nemozulimab subkutan 60 mg
immu­noglobulin E (IgE) dari sel B. terdapat kekhawatiran keamanan antibodi monoklonal manusia yang patogenesis DA, seperti IL-4, IL-13, setiap 4 minggu dan obat topikal
Imunitas tipe 2 terdiri atas respon dan kemungkinan efek rebound berikatan spesifik dengan subunit dan IL-31, memberikan sinyal pada dibandingkan dengan yang men­
sistem imun inang dan adaptif. saat penghentian kortikosteroid alfa berbagi pada reseptor IL-4 dan sel melalu jalur JAK (JAK1-3). 1 dapat plasebo dan obat topikal.
Group 2 lymphoid cells (ILC2), sistemik. Semakin bertambahnya IL-13 sehingga menghambat sinyal a. Ointment 5% delgocitinib me­ Penelitian yang lebih besar dan
eosionofil, basophil, sel mast dan pengetahuan mengenai patofisio­ IL-4 dan IL-13 sebagai sitokin utama ru­
pakan inhibitor seluruh jalur panjang diperlukan untuk meng­
makrofag teraktivasi oleh interleukin logi DA membuka peluang pengem­ DA4,5. Pada 2 penelitian klinis fase JAK dan telah disetujui un­
tuk konfirmasi efek jangka panjang dan
(IL)-4- dan atau IL-13 berperan pada bangan obat topikal dan sistemik 3 selama 16 hari, terapi tunggal, pengobatan DA derajat sedang keamanan obat tersebut.8
sistem imun inang. Respon imun yang lebih efektif dan aman acak, dengan plasebo (Randomized - berat di Jepang. Pada pene­
ini dihubungkan dengan beberapa dibandingkan obat-obatan yang Double Blind Placebo-Control Trial, litian klinis fase 3 RDBVCT me­ Berdasarkan berbagai data pe­
mediator sitokin seperti IL-4, IL-5, tersedia saat ini [1]. Agen biologi baru RDBPCT) pada penderita DA derajat laporkan perbaikan klinis DA nelitian klinis agen biologi sebagai
IL-9, IL-13, dan IL-31 sebagai sitokin yang banyak berkembang akhir- sedang – berat, menunjukkan dan rasa gatal dengan toleransi terapi DA, diperkirakan pilihan
Th2. Il-4, IL-13, dan IL-31 secara akhir ini berpotensi mempunyai perbaikan klinis, rasa gatal, ansietas, yang baik pada penggunaan obat utama untuk DA adalah dupilumab
langsung mengaktivasi saraf sensoris efek yang lebih unggul dibanding depresi, dan kualitas hidup setelah ini 2x sehari selama 4 minggu. 1 (derajat sedang - berat) dan
yang menyebabkan timbulnya rasa obat-obat yang sudah tersedia, pemberian terapi subkutan 300 mg b. Baricitinib merupakan inhibitor crisaborole 2% (derajat ringan –
gatal.2,3 sedangkan aspek keamanan obat- dupilumab setiap minggu.5 oral selektif JAK1/JAK2. Pene­ berat). Akan tetapi tetap diperlukan
litian klinis fase 3 RDBVCT di pe­
nelitian lebih lanjut untuk
antara subjek DA derajat sedang mengevaluasi keamanan terapi dan
- berat yang tidak membaik mengetahui patogenesis DA secara
dengan terapi TCS, menunjukkan lebih tepat sehingga dapat me­
kombinasi baricitinib (4 mg sekali munculkan alternatif target baru
sehari selama 16 hari) dan TCS pada terapi DA. MD

Daftar Pustaka
1. Puar, N.; Chovatiya, R.; Paller, A.S. New treatments in atopic dermatitis. Annals of allergy, asthma &
immunology : official publication of the American College of Allergy, Asthma, & Immunology 2021, 126, 21-31,
doi:10.1016/j.anai.2020.08.016.
2. Langan, S.M.; Irvine, A.D.; Weidinger, S. Atopic dermatitis. Lancet 2020, 396, 345-360, doi:10.1016/S0140-
6736(20)31286-1.
3. Gandhi, N.A.; Bennett, B.L.; Graham, N.M.; Pirozzi, G.; Stahl, N.; Yancopoulos, G.D. Targeting key proximal
drivers of type 2 inflammation in disease. Nature reviews. Drug discovery 2016, 15, 35-50, doi:10.1038/
nrd4624.
4. Cabanillas, B.; Brehler, A.C.; Novak, N. Atopic dermatitis phenotypes and the need for personalized medicine.
Current opinion in allergy and clinical immunology 2017, 17, 309-315, doi:10.1097/ACI.0000000000000376.
5. Simpson, E.L.; Bieber, T.; Guttman-Yassky, E.; Beck, L.A.; Blauvelt, A.; Cork, M.J.; Silverberg, J.I.; Deleuran, M.;
Kataoka, Y.; Lacour, J.P.; et al. Two Phase 3 Trials of Dupilumab versus Placebo in Atopic Dermatitis. The New
England journal of medicine 2016, 375, 2335-2348, doi:10.1056/NEJMoa1610020.
6. Reich, K.; Kabashima, K.; Peris, K.; Silverberg, J.I.; Eichenfield, L.F.; Bieber, T.; Kaszuba, A.; Kolodsick, J.; Yang,
F.E.; Gamalo, M.; et al. Efficacy and Safety of Baricitinib Combined With Topical Corticosteroids for Treatment
of Moderate to Severe Atopic Dermatitis: A Randomized Clinical Trial. JAMA dermatology 2020, 156, 1333-
1343, doi:10.1001/jamadermatol.2020.3260.
7. Silverberg, J.I.; Simpson, E.L.; Wollenberg, A.; Bissonnette, R.; Kabashima, K.; DeLozier, A.M.; Sun, L.; Cardillo,
T.; Nunes, F.P.; Reich, K. Long-term Efficacy of Baricitinib in Adults With Moderate to Severe Atopic Dermatitis
Who Were Treatment Responders or Partial Responders: An Extension Study of 2 Randomized Clinical Trials.
JAMA dermatology 2021, 157, 691-699, doi:10.1001/jamadermatol.2021.1273.
Gambar 1. Imunopatologi dan mekanisme aksi target terapi pada agen biologi
8. Kabashima, K.; Matsumura, T.; Komazaki, H.; Kawashima, M.; Nemolizumab, J.P.S.G. Trial of Nemolizumab
untuk manajemen Dermatitis Atopik [4] and Topical Agents for Atopic Dermatitis with Pruritus. The New England journal of medicine 2020, 383, 141-
150, doi:10.1056/NEJMoa1917006.
Ilustrasi disadur dari Bieber T. N Engl J Med 2008;358:1483-94

www.tabloidmd.com TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021


8 REVIEW

Placenta Accreta
Spectrum
Disorders (PASD)
dr. Fransiscus Ronaldo

P
lasenta akreta merupakan di United States, pada tahun 2016 tuh­
kan perawatan inten­
sif. Keja­ hiperechoic serosa-bladder inter­ 3D Power Doppler:
istilah umum yang digunakan didapatkan 1 dari 272 kelahiran dian Respiratory Distress Syn­drome face  Banyak pembuluh darah koheren
untuk menggambarkan dengan penyulit plasenta akreta. (RDS), hipoksia akibat per­
da­
rahan  Adanya massa exophytic fokal melibatkan seluruh pertemuan
kondisi klinis adanya defek pada Peningkatan kejadian ini erat hebat, rawatan Neonatal In­
ten­
sive yang menyerang kandung kemih antara serosa uterus dan kandung
desidua basalis akibat invasi yang kaitannya dengan faktor resiko. Care Unit (NICU), resusi­
tasi me­  Abnormal plasenta lacunae kemih (basal view)
abnormal dari trofoblas ke lapisan Faktor resiko paling tinggi adalah ningkat akibat kelahiran pre­
matur  Hipervaskularisasi (lateral view)
endometrium superfisial sehingga riwayat seksio sesarea, sementara pada bayi-bayi yang lahir dari ibu Doppler:  Sirkulasi cotyledonal dan intervilli
plasenta sulit terlepas.1 Tingkat faktor resiko lainnya yaitu plasenta yang mengalami plasenta akreta.8  Aliran lakuran difus atau lokal yang tak terpisahkan, chaotic
keparahan plasentasi abnormal previa, multiparitas, usia diatas  Danau vaskular dengan aliran branching, detour vessel (lateral
dapat diklasifikasikan menjadi tiga 35 tahun, riwayat pembedahan Skrining PASD turbulen (peak cystolic velocity view)
stadium berdasarkan histopatologi. uterus atau kuretase, jarak konsepsi Deteksi PASD antenatal yang baik >15 cm/detik)
Bentuk paling ringan dan sering dengan operasi seksio sesaria terlalu dipercaya akan mengurangi angka  Hipervaskular serosa-bladder Sistem skoring untuk skrining
ditemukan adalah plasenta akreta. singkat, janin dengan jenis kelamin morbiditas dan mortalitas. Terdapat interface menggunakan Placenta Score Index
Apabila hal ini didapati menginvasi perempuan, adanya niche (defek) beberapa modalitas skrining untuk  Dilatasi vaskular hingga zona (PAI). Ada beberapa parameter
ke dalam miometrium akan disebut pada pertemuan serviks-ismus yang mengetahui resiko plasenta akreta. subplasenta perifer yang digunakan dalam index ter­
sebagai inkreta sementara jika terbentuk akibat operasi sebelumnya, Skrining yang dapat dilakukan
melewati serosa uterus disebut dan sindrom Asherman.3,5,6 adalah ultrasonografi, MRI dan
Tabel 1. Plasenta Akreta Index11
sebagai plasenta perkreta, pada PASD memberikan dampak sistem skoring saat kunjungan
beberapa kasus melibatkan organ terhadap luaran maternal maupun antenatal. Dengan ultrasonografi No. Parameter Skor
terdekat yaitu kandung kemih. neonatal. Dampak terhadap maternal sudah dapat dicurigai pada trimester 1. ≥ 2 Seksio Sesarea 3,0
Patogenesis terjadinya implantasi antara lain perdarahan masif yang pertama, namun kebanyakan 2. Lakuna :
abnormal tersebut akibat dari dapat menyebabkan terjadi DIC, diagnosis dilakukan pada trimester Grade 3 (banyak lakuna di seluruh area 3,5
plasenta, besar dan tidak beraturan)
defek desidualisasi pada tempat syok, histerektomi hingga kematian kedua dan ketiga. Sonografi grayscale
Grade 2 (terdiri 4-6 lakuna, cukup besar dan 1,0
implantasi dan tidak adanya ibu. Angka mortalitas plasenta akreta sangat baik untuk diagnosis prenatal ireguler)
kedua lapisan desidua basalis mencapai 7%, baik intraoperatif plasenta akreta, sensitivitas sekitar 3. Tebal myometrium pada potongan sagittal
dan Nitabuch’s, sehingga terjadi mau­
pun karena morbiditas posto­ 77%-87% dan spesifitas mencapai yang terkecil:
perlengketan langsung vili korion peratif akibat transfusi darah masif, 96%-98%.1 Temuan penting pada ≤ 1 mm 1,0
> 1 s/d ≤ 3 mm 0,5
ke miometrium.2,3 Ketiga kelainan infeksi, dan kerusakan organ sekitar sonografi: beberapa vascular lacunae > 3 s/d ≤ 5 mm 0,25
perlekatan plasenta ini saat ini rahim, dan ada yang melaporkan mempunyai nilai sensitifitas tinggi
4. Plasenta previa anterior 1,0
lebih dikenal sebagai Placenta angka morbiditas mencapai 60%. 3,7
80-90%, hilangnya zona hypoechoic
5. Bridging vessel 0,5
Accreta Spectrum Disorders (PASD) Tidak ada penelitian klinis ter­ retroplasenta yang normal, ekstensi
berdasarkan klasifikasi terbaru an­
domisasi yang meneliti usia vili ke myometrium, serosa, * Jika parameter tidak ditemukan maka diberi skor “0”

yang dikeluarkan oleh International kehamilan optimal untuk tindakan atau kandung kemih, ketebalan
Federation of Obstetrics and terminasi pada kehamilan dengan myometrium <1 mm, aliran darah
Gynecology (FIGO). plasenta akreta tetapi The Ame­ turbulen melalui lacunae pada
Angka kejadian PASD di dunia rican College of Obstetricians and sonografi Doppler. 10

mengalami peningkatan 10 kali lipat Gynecologists (ACOG) dan Society Kriteria USG pada plasenta akreta
dalam 50 tahun terakhir. Tercatat for Maternal-Fetal Medicine (SMFM) menurut guideline RCOG:9
me­rekomendasikan sek­sio sesa­rea Grayscale:
te­ren­cana pada usia keha­mil­a n se­  Hilangnya zona sonolucent retro­
kitar 34 0/7 – 35 6/7 ming­g u.7 Se­ plasenta
hingga berdampak pada bayi yang  Zona sonolucent retroplasenta
dilahirkan tidak cukup umur, tidak yang tidak teratur
cukup berat lahir akan mem­
bu­  Penipisan atau gangguan dari

Gambar 3. [A]:Normal zona retroplasenta hypoechoic (panah)


Gambar 2. Temuan sonografi: ada nya vascular antara plasenta dan dinding rahim. [B]: Tidak adanya zona
Gambar 1. Kedalaman implantasi plasenta4 lacunae, ireguler vascular space, hilangnya zona retroplasenta hyperechoic, tampak ruang yang jelas antara plasenta
hipoechoic retroplasenta dan dinding rahim (panah) telah berkurang

TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021 www.tabloidmd.com


REVIEW 9
Implementasi sistem skoring ini melibatkan tindakan pembedahan Mifepristone dan Analog GnRH.
dapat meningkatkan deteksi ante­ atau intervensi radiologis untuk Eva­
kuasi dengan cara kuretase
natal akan implantasi plasenta ab­ mengurangi morbiditas maternal tajam tidak direkomendasikan
nor­mal secara signifikan. dan neonatal.1,3 Sistem rujukan ke karena resiko perdarahan masif
fasilitas kesehatan yang memiliki tim yang sulit dikontrol.  Hal lainnya
Tatalaksana multidisiplin dan bank darah sangat yang perlu diperhatikan bahwa
Deteksi dini suatu plasenta akreta dibutuhkan dalam penatalaksanaan mana­jemen konservatif tanpa seksio
bila didapatkan kantung gestasi plasenta akreta.  Terminasi secara sesa­
rea-histerektomi juga akan
https://resident360.nejm.org/content_items/placenta-accreta-spectrum

berada di segmen bawah rahim elektif pada usia kehamilan 34-35 mempengaruhi luaran maternal
pada trimester pertama. Diagnosis minggu dapat menurunkan mor­ pada mereka yang menderita pla­
prenatal akan menurunkan resiko biditas luaran maternal. Saat ini senta akreta. American College of
perdarahan maternal.  Ketika diag­ terdapat beberapa pilihan tatalaksana Obstetricians and Gynecologists
nosis plasenta akreta ditegak­
kan, konservatif, seperti meninggalkan (ACOG) telah merekomendasikan
keputusan bagaimana metode per­ plasenta in situ, embolisasi arteri seksio sesarea-histerektomi sebagai
sa­linan membutuhkan peren­canaan uterina diikuti terapi adjuvan se­ tindak­
an operatif pilihan pada
tim multidisiplin dan seringnya perti Methotrexate, Misoprostol, akreta. 1,3,7
MD

SPC Kunci Keberhasilan Terapi


sebut. Setiap parameter memiliki
poin tersendiri yang mana secara
kumulatif akan membentuk total
skor 9 serta memiliki probabilitas
invasi dengan kisaran 5-96%. Nilai Pola Pemikiran
setiap parameter yang dijumlahkan
untuk menghasilkan skor Indeks
Plasenta Akreta yang dapat dilihat 33.3% Memiliki hipertensi
pada tabel 1.
2 dari 3 masih memiliki
Total skor Plasenta Akreta hipertensi yang tidak terkontrol
KEPATUHAN
72

Index ini dapat dikonversi menjadi MINUM OBAT


%

probabilitas invasi resiko plasenta Hipertensi dengan komorbid1


akreta, sesuai pada tabel 2. PENDUDUK Pertimbangan penting
dalam tata laksana pasien4
INDONESIA
51%
Tabel 2. Probabilitas resiko Kepatuhan yang
invasi berdasarkan skor PAI Penderita jantung koroner buruk  tekanan darah tidak
dengan komorbid hipertensi2 terkontrol dan peningkatan
PAI Skor Probabilitas risiko kardiovaskular4,5
invasi (%) >75%

0 5 Pasien dengan hipertensi


1 10 Rekomendasi membutuhkan 2 atau lebih
obat untuk mencapai target
2 19 tekanan darah.3
3 33 RAAS + BETA
BLOCKER BLOCKER
4 51
Pilihan obat lini
5 69 pertama pada pasien
dengan hipertensi dan
6 83
penyakit jantung koroner.4,5 SINGLE PILL COMBINATION (SPC)
7 91
terapi awal pada sebagian besar
>8 96 BETA BLOCKER
pasien hipertensi.4,5
sangat bermanfaat Keuntungan utama dari SPC:4
Daftar Pustaka untuk terapi hipertensi
1. American College of Obstetricians and dengan kondisi angina yang:4 Meningkatkan kepatuhan berobat pasien
Gynaecologists ACOG Committee Opinion.
Placenta accreta No 266, Jan 2002. Int. J. Gynaecol. Dapat mencapai kontrol tekanan darah
Obstet. 2002; 77: 77 – 78
Simtomatik
2. Tantbirojn P, Crum CP, Parast MM. Pathophy­
siology of placenta acreta: the role of decidua and
extravillous trophoblast. Placenta 2008;29:639– Kontrol denyut jantung
45.
3. Son M and Grobman W. Placenta Disorders in: Paska infark miokard ACEi / ARB + Consider monotherapy in
Obstetric Evidence Based Guidelines, Berghella low risk grade 1 hypertension
V., eds. 3rd, 2017. CRC Press: USA, 299-308.
INITAL THERAPY beta-blocker / CCB / CCB +
Gagal jantung dengan (systolic BP <150mmHg),
1 PILL Dual combination diuretic / beta-blocker / beta-blocker +
4. Medscape. An alarming ultrasound in a pregnant penurunan ejeksi fraksi or in very old (≥80 years)
patient: Case quiz [Internet]. [Cited 2016 January diuretic or frailer patients
18] Available from: http://reference.medscape.
com/features/slideshow/alarming-ultrasound
Consider initiating therapy
5. Clark SL, Koonings PP, Phelan JP. Placenta previa/ STEP 2 Triple combination
direkomendasikan when systolic BP is ≥130mHg
ACE
accreta and prior cesarean section. Obstet
Gynecol 1985;66:89-92. pada pasien dengan 1 PILL Triple combination of above in these very high risk patients
with established CVD
6. Fitzpatrick KE, Sellers S, Spark P, Kurinczuk JJ,
Brocklehurst P, Knight M. Incidence and Risk
INHIBITOR kondisi:
Factors for Placenta Acreta/Increta/Percreta in STEP 3 Resistant hypertension
the UK: A National Case-Control Sudy. Plos One. hipertensi
2012;7(12):e52893 Triple combination & Add spironolactone (25-50mg o.d.) Consider referral to a specialist
7. Eller AG, Porter TF, Soisson P, et al. Optimal
berisiko tinggi kejadian spironolactone or or other diuretic, alpha-blocker centre for further investigation
management strategies for placenta accreta. kardiovaskular.6 2 PILLS other drug or beta-blocker
BJOG Int J Obstet Gynaecol 2009;116:648–54.
8. Farquhar CM, Li Z, Lensen S, et al. Incidence, risk
factors and perinatal outcomes for placenta
accreta in Australia and New Zealand: a case–
control study. BMJ Open 2017;7:e017713.
DOI:10.1136/bmjopen-2017-017713
9. Royal College of Obstetricians and Gynaeco­ Daftar Pustaka
logists. Placenta praevia, placenta praevia accreta
and vasa praevia: Diagnosis and mana­gement. 1. Turana Y, Tengkawan J, Soenarta AA. Asian Management of Hypertension: Current status, home blood pressure, and specific
London, England: Royal College of Obste­tricians concern in Indonesia. J Clin Hypertens. 2019;00:1-3.
and Gynaecologists; 2011 .p. 26.
LVP/COS/C1/2122/INFOGRAPH1

2. Saputri FB, Fauziah D, Hindariati E. Prevalence Proportion of Patient with Coronary Heart Disease in Inpatient Room of RSUD Dr.
Soetomo Surabaya in 2017. Biomolecular and Health Science Journal. 2020;3(2):92-95.
10. Comstock CH. Antenatal diagnosis of placenta
accreta: A review. Ultrasound Obstet Gynecol. 3. Mensah GA, Bakris G. Treatment and Control of High Blood Pressure in Adults. Cardiol Clin. 2010; 28:609-622.

2005;26:89–96. 4. Williams B, Mancia G, Spiering W, Rosei EA, Azizi M, Burnier M, et al. 2018 ESC/ESH Guidelines for the Management of Arterial
Hypertension. Eur Heart J. 2018;39:3021-3104.
11. Nelson T, Chang E, Goodier C, Mateus-Nino 5. Unger T, Borghi C, Charchar F, Khan NA, Poulter NR, Prabhakaran D, et al. 2020 International Society of Hypertension Global
J. Validation of the Placenta Accreta Index Hypertension Practice Guidelines. Hypertension. 2020;75:1334-1357.
(PAI): Improving the antenatal diagnosis of the 6. Knuuti J, Wijns W, Saraste A, Capodanno D, Barbato E, Funck-Brentano C, et al. 2019 ESC Guidelines for the Diagnosis and
morbidly adherent placenta. American Journal of Management of Chronic Coronary Syndromes. Eur Heart J. 2020;41:407-477.
Obstetrics & Gynecology, 2017: S133-134.

www.tabloidmd.com TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021


10 PRACTICE

Pentingnya Rehabilitasi
Paru untuk Pasien
Pasca Covid 19 dr. Aldy Sethiono, dr. Wiseley Hong
Rumah Sakit Husada Jakarta

C
OVID-19 telah menyebar gangguan ginjal akut. Laporan rehabilitasi paru 6 minggu untuk
hingga ke seluruh dunia dan patologi terbaru menunjukkan 133 pasien dengan SARS-COV2
menjadi sebuah kedaruratan bahwa kerusakan patologis yang yang telah dipulangkan setelah
dalam kesehatan dunia. WHO telah dominan yakni cedera paru difus, perawatan. Setiap sesi rehabilitasi
menyatakan status pandemi global. dengan fibrosis paru interstisial dilakukan selama 1 - 1,5 jam, 4-5
Penderita COVID-19 menderita dan eksudat fibrinous intraalveolar. kali per pekan. Intervensi termasuk
dari berbagai tingkat gejala dis­ Kondisi ini berpengaruh terhadap 30 - 40 menit latihan aerobik
fungsi pernafasan, fisik, dan psi­ hipoksemia dan gangguan fungsi pada 60-75% (hingga 80-85% dispnea dan menghilangkan kece­ membantu mengurangi perasa­
an
ko­
logis. Rehabilitasi pulmoner kardiopulmoner dan organ lain untuk beberapa subjek) dari detak masan dan depresi. Sedangkan dis­
pnea, mengurangi laju perna­
memiliki peran penting pada di seluruh tubuh pasien sehingga jantung maksimum yang diprediksi tujuan jangka panjangnya yakni pasan, kerja pernapasan, dan mem­
pasien rawat inap dan rawat jalan mempengaruhi aktivitas sehari-hari menggunakan Tes Langkah Chester mempertahankan fungsi pasien bawa efek psikologis positif untuk
dalam penatalaksanaan penyakit dan mengganggu kualitas hidup untuk mencapai skor 4-6 pada the secara maksimal, meningkatkan meningkatkan partisipasi di tingkat
pasien dan meningkatkan kualitas mereka. Diduga gejala ini dapat Borg Rating of Perceived Exertion, kualitas hidupnya, dan memfasilitasi masyarakat.7
hidupnya. 1
juga berkaitan dengan kondisi tirah diikuti 3 set latihan resistensi mereka kembali ke masyarakat.
Rehabilitasi paru merujuk kepada baring yang lama, efek samping ekstremitas atas dan bawah pada Perlu dilakukan penilaian yang B. Latihan kekuatan:
tatalaksana rehabilitasi pasien de­ obat steroid, dan proses sisa pasca 10-15 repetisi (pengulangan maksi­ kom­
prehensif sebelum memulai Latihan ketahanan progresif sa­
ngan penyakit pulmoner kronis infeksi, seperti atelektasis, alveolitis mum, beban maksimum yang dapat program rehabilitasi. Sebagai con­ ngat direkomendasikan. Beban
setelah dilakukannya pemeriksaan persisten, fibrosis paru, dan berbagai diulang dengan 10-15 gerakan di toh, penilaian risiko klinis dan latih­
a n masing-masing kelompok
penunjang lanjutan. Dengan gerak­ tingkat atrofi, kelemahan atau setiap set). olah­raga harus dilakukan berdasar­ otot target adalah 8-12 kali pengu­
an fisik sebagai inti dari tatalaksana, disfungsi otot. 3,4 Hasilnya kelompok ini diban­ kan gejala klinis pasien, tanda vital, langan, 1-3 kelompok otot/kali.
rehabilitasi pulmoner terdiri dari Istilah umum yang digunakan ding­
kan dengan pasien dalam pemeriksaan penunjang, pencitraan, Interval latihan setiap latihan ini
intervensi komprehensif, termasuk untuk menggambarkan kondisi kelompok kontrol yang hanya me­ penyakit penyerta, kontraindikasi, adalah 2 menit, 2-3 kali/minggu, dan
dukungan psikologis dan nutrisi, fisik pasca COVID ini adalah Long ne­
rima perawatan konvensional. dll. Kualitas hidup, daya tahan beban latihan ditingkatkan 5-10%
serta edukasi dan perubahan peri­ COVID atau Post Acute COVID19 Pasien dalam kelompok rehabilitasi aktivitas sehari-hari, dan penilaian setiap minggu, selama 6-12 ming­
laku. Tujuan dari rehabilitasi Syndrome. Kondisi ini umum­ menunjukkan perbedaan yang psikologis dan nutrisi biasa dieva­ gu. Para peserta biasanya me­mulai
pulmoner tidak hanya untuk nya terjadi 4-12 minggu pasca signifikan dalam uji jalan 6 menit luasi juga dalam anamnesis. Hasil dengan delapan repetisi dan me­
mening­
katkan kondisi fisik dan infeksi SARS-COV2, namun dapat dan tingkat konsumsi oksigen penilaian ini kemudian dikom­
bi­ ningkatkannya hingga 10 repetisi.
mental pasien namun juga untuk berkepanjangan tergantung tingkat mak­
simum selama latihan tam­ nasikan dengan kondisi daya tahan Jika latihan ditoleransi dengan
mem­
bantu pasien untuk kembali keparahan kerusakan dan sekue­ bahan. Selain itu, kekuatan otot aerobik pasien, kekuatan otot, baik, maka beban harus ditingkatkan
lebih cepat dalam keadaan baik. 1,2 lenya. Dikategorikan sebagai sin­ isometrik otot deltoid anterior keseimbangan, dan fleksibilitas 2-10%. Otot yang dilatih biasanya
Manifestasi klinis utama drom karena melibatkan kondisi dan gluteus maximus, kekuatan untuk merumuskan resep program antara lain otot bantu pernafasan
COVID-19 adalah demam, batuk, beragam dan multiorgan, sehingga genggaman kedua tangan (kekuatan reha­
bi­
litasi secara individual dan (termasuk inspirasi dan ekspirasi),
sesak nafas, dan mialgia. Namun, perlu evaluasi secara menyeluruh otot distal), dan hasil tes curl dan progresif. 1,6
dan otot skeletal.7,8
kasus dapat dengan cepat berkem­ dan penanganan multidisipliner. push-up 1 menit (daya tahan otot Peresepan program meliputi:
bang menjadi sindrom gangguan Gambar 1 menjelaskan proses per­ perut dan ekstremitas atas) semua C. Latihan keseimbangan:
pernapasan akut (Acute Respiratory ja­lanan penyakit dan kondisi fisik secara substansial meningkat pada A. Latihan aerobik: Target utama ada pasien dengan
Distress Syndrome/ARDS). Selain yang berubah pasca menderita kelompok rehabilitasi. 6
Berjalan, jalan cepat, jogging, disfungsi keseimbangan, dapat di­
itu, beberapa pasien dapat menga­ COVID 19.5 Tujuan jangka pendek rehabilitasi berenang, dll, mulai dari intensitas laku­
kan dengan atau tanpa ins­
lami cedera miokardium dan Lau dkk, melakukan program paru adalah untuk mengurangi rendah, ditingkatkan secara berta­ trumen.1
hap intensitas dan durasinya, 3-5
kali seminggu, 20-30 menit setiap D. Latihan pernapasan:
Acute COVID-19 Post-acute COVID-19
kali, selama 6-12 minggu. Pasien Untuk pasien yang mengalami
Subacute/ongoing COVID-19 Chronic/post COVID-19

Detection unlikely PCR positive PCR negative


seringkali dianjurkan untuk meng­ gejala sesak napas persisten, mengi,
Fatigue gunakan terapi beta 2-agonis kerja dan kesulitan mengeluarkan dahak
Decline in quality of life
Muscular weakness
Joint pain pendek 15 menit sebelum me­mulai dan ludah, sebaiknya dilaku­
kan
Nasopharyngeal
Dyspnea latihan untuk mencegah hiper­
res­ latihan pernapasan seperti mana­
Cough
Presistent oxygen requirement
ponsif jalan napas yang diinduksi jemen posisi tubuh, penye­
suaian
Viral isolation from
Azxiety/depression
Sleep disturbances
oleh olahraga, khususnya pada ritme pernapasan, metode batuk
respiratory tract PTSD
Cognitive disturbances (brain fog) pasien dengan kondisi fibrosis paru, yang efektif, dan latihan kelompok
Viral load

Headaches
PPOK, dan Asma. otot pernapasan.
Palpitations
Chest pain Beban kerja latihan olahraga di­ Umumnya setelah 4-8 minggu
SARS-CoV-2 Thromboembolism kategorikan berdasarkan tes latih­a n paska latihan pernafasan, pasien
exposure
kardiopulmonal atau uji jalan (60– akan mengalami (1) penurunan kele­
Chronic kidney disease
70% VO2 max atau 60–80–100% dari lahan otot pernapasan, (2) respons
Hair loss
denyut nadi maksimal) dengan jenis metaborefleks otot perna­pasan yang
Week –2 Week –1 Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 12 6 months
latihan terus menerus atau interval lebih baik, (3) dan pemeliharaan
Before symptom onset After symptom onset
setidaknya selama 20-30 menit. saturasi oksigen (SaO2) yang lebih
Gambar 1: Proses perjalanan penyakit dan kondisi fisik yang berubah paska menderita COVID-19. 5 Diduga bahwa adaptasi dan sen­ baik dan perfusi aliran darah ke
sitisasi otot perifer karena olah­raga otot-otot yang lebih maksimal. 1,8,9

TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021 www.tabloidmd.com


PRACTICE 11

osilasi (OPEP) dapat digu­nakan. sering meningkat, yang meng­


4) Terapi oksigen yang tepat selama arah pada pembentukan pola
latihan. Pasien dengan penyakit pernapasan yang tidak normal.
paru kronis dapat mengalami
hipoksemia saat istirahat. Tuju­ Rehabilitasi paru dapat diberikan
an terapi oksigen adalah untuk selama proses tatalaksana penyakit,
mengatur laju aliran oksigen terlepas dari apakah pasien di­rawat
untuk mempertahankan SpO2 di rumah sakit atau di ru­mah. Selain
dalam kisaran 90-92%. Untuk itu, peresepan rehabili­
tasi harus
meningkatkan efek latihan, laju bersifat individual berda­
sarkan
aliran oksigen dapat diting­ kon­disi spesifik pasien. Peng­ga­bu­
E. Latihan teknik melakukan Baduan jin, Twenty-four 3) latihan ekspirasi, latihan pem­ katkan sesuai dengan intensitas ngan rehabilitasi paru yang efektif
konservasi energi: Simplified Tai chi, Sixword Qigong, bersihan jalan napas untuk latihan untuk mempertahankan ke dalam tatalaksana penya­
k it
Teknik konservasi energi me­ dll., 30-50 menit setiap kali, sekali mem­
fasilitasi ekskresi dahak SpO2 sekitar 95%. dan kehidupan sehari-hari pasien,
main­
kan peran penting dalam sehari.1 dan mengurangi kelelahan aki­ 5) Koreksi kifosis toraks: Karena sehing­
ga menjadi perilaku sadar,
memu­tus kondisi kelelahan kronis, bat batuk. Selain itu, teknik dispnea jangka panjang, batuk, dapat memberikan manfaat jangka
kecemasan, dan depresi di antara G. Penggunaan teknologi tambahan, seperti pene­rap­a n dll., kerja pernapasan pada pan­
jang baik bagi pasien maupun
populasi penderita. Cara sederhana robotik : tekanan ekspirasi posi­
tif ber­ pasien penyakit paru kronis keluarganya.1,6 MD
bisa dengan meminta pasien untuk Banyak studi yang sedang di­
melakukan aktivitas keseharian lakukan untuk mengevaluasi efek­ R20005 - Material intended for Healthcare Professional only.

yang umum. Pada saat yang sama, tivitas strategi penggunaan teknologi
terapis memeriksa waktu reaksi, robotik untuk memfasilitasi rehabi­
eksekusi, dan durasi total tindakan, litasi, memak­simalkan aktivitas ke­
secara bersamaan merekam detak seharian dengan lebih maksimal dan
jantung, laju pernapasan, saturasi presisi. Namun biaya dan manfaat
oksigen, dan dispnea (jika ada). perlu dipertimbangkan dalam pene­
Beberapa teknik sederhana dapat rapannya di masa mendatang.8
digunakan untuk teknik ini, seperti
pernapasan diafragma, mengontrol Seluruh rehabilitasi perlu dila­

Relizema
ku­kan dengan memperhatikan ke­ TM
siklus sebelum, selama, dan setelah
aktivitas untuk menghindari periode selamatan. Jika pasien menunjuk­
apnea singkat. Selain itu, latihan kan saturasi oksigen kapiler perifer
pernapasan dapat dikaitkan dengan (SpO2) < 88% atau mengalami gejala
THE COMPLETE CARE
melatih ekstremitas atas dan bawah, seperti jantung berdebar, ber­
ke­
ri­
FOR DERMATITIS
menggunakan skala subjektif untuk ngat, dada terasa sesak, dan sesak
memantau intensitas pelatihan. napas yang dinilai tidak layak untuk
Juga penting untuk memodifikasi melanjutkan rehabilitasi, maka la­
lingkungan rumah dan kantor un­ tih­a n akan dihentikan.6
tuk meningkatkan ergonomi atau Pada pasien COVID-19 dengan
meng­g unakan teknologi bantu yang komplikasi penyakit paru kronis,
sesuai dengan kebutuhan pasien.8 seperti PPOK, asma bronkial, dan
fibrosis paru interstisial, selain me­
F. Perawatan kesehatan lakukan penilaian dan pengem­
menggunakan pengobatan bangan peresepan, sebaik­nya perlu
tradisional Tiongkok: mengikuti anjuran berikut : 1,6
Terutama untuk pasien dengan 1) Melanjutkan pengobatan dasar
gejala ringan atau tanpa gejala. Jika standar dan diet yang optimal.
tidak ada kontraindikasi (seperti 2) Berhenti merokok, vaksinasi flu,
disfungsi anggota badan dan kesa­ dan vaksinasi terhadap Strep­
daran abnormal), dianjurkan untuk tococcus pneumoniae. A clinically tested line of products
indicated for conditions ranging
from dry sensitive skin to dermatitis
Daftar Pustaka
1. Yang, L. L., Yang, T. Pulmonary rehabilitation for patients with coronavirus disease 2019 (COVID-19). Chronic
and erythema.
Diseases and Translational Medicine 2020; 6(2), 79–86.
2. Charususin N, Gosselink R, Decramer M, et al. Randomised controlled trial of adjunctive inspiratory muscle Take care of your patient’s skin with RelizemaTM, the new generation range
training for patients with COPD. Thorax. 2018;73:942e950. of products based on multi-active compounds. Cream, ultra hydrating lotion,
3. Xu Z, Shi L, Wang Y, et al. Pathological findings of COVID-19 associated with acute respiratory distress lipid-replenishing cleanser, and baby care are formulated to calm, repair, and
syndrome. Lancet Respir Med. 2020;8:420e422.
protect the skin. The range has been developed as an integrated baseline
4. Hui DS, Joynt GM, Wong KT, et al. Impact of severe acute respiratory syndrome (SARS) on pulmonary treatment in accordance with the most recent international guidelines for
function, functional capacity and quality of life in a cohort of survivors. Thorax. 2005;60:401e409.
dermatitis1.
5. Nalbandian, A., Sehgal, K., Gupta, A, et al. Post-acute COVID-19 syndrome.  Nature Medicine. 2021; 27(4),
pp.601-615.
6. Lau HM, Ng G.Y., Jones AY, et al. A randomised controlled trial of the effectiveness of an exercise training
program in patients recovering from severe acute respiratory syndrome. Aust J Physiother. 2005;51:213–219
7. Zampogna E, Zappa M, Spanevello A, et al. Pulmonary rehabilitation and asthma. Frontiers in Pharmacology. RELIFETM. MY SKIN SAYS HOW I FEEL.
2020; 11: 1–6.
8. Dixit S., Borghi-Silva A., Bairapareddy K. C. Revisiting pulmonary rehabilitation during COVID-19 pandemic:
a narrative review. Reviews in Cardiovascular Medicine, 2021; 22(2), 315. 1EADV, AAD, AADV Guidelines. relifecompany.com
9. Álvarez-Herms J, Julià-Sánchez S, Corbi F, et al. Putative role of respiratory muscle training to improve
endurance performance in hypoxia: a review. Frontiers in Physiology. 2019; 9: 1970.

www.tabloidmd.com TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021


12 ADVICE

Awet Muda dan


inflamasi kronik dan stres oksidatif
terkait proses aterosklerosis. Pada
kanker, restriksi kalori dan puasa
intermiten menurunkan insidens

Bebas Penyakit
terbentuknya tumor dan mem­ per­
baiki sensitivitas terhadap kemo­
ra­
diasi serta radioterapi. Pada pe­
nya­k it neurodegeneratif, terdapat

dengan Puasa
bukti-bukti pre-klinis kuat bahwa

Foto: thebridge.in
puasa inter­miten dapat menghambat
proses Alzheimer dan Parkinson.
Pada akhirnya, pada kondisi asma,

Intermiten
sklerosis multipel dan artritis, ter­
da­pat tanda-tanda penurunan kadar
inflamasi dan stres oksidatif yang
Dampak klinis dan berat badan, memperbaiki kendali dikaitkan dengan perbaikan akti­
bagaimana menerapkan glukosa dan resistensi insulin. Pada vitas penyakit.
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, Sp.PD, K-AI puasa intermiten penyakit kardiovaskular puasa Dengan dampak yang demikian
Studi hewan coba dan uji klinis intermiten memperbaiki tekanan banyak, bagaimana cara paling

F
akta menunjukkan sebagian tersentralisasinya kehidupan di pada manusia telah membuktikan darah, denyut nadi istirahat, efektif dalam menerapkan puasa
besar penyakit kronik modern kota, semakin nyata dampak dari puasa intermiten bermanfaat memperbaiki kadar HDL, LDL, intermiten? Pertama, pola diet
disebabkan oleh inflamasi kelebihan kalori dan kemiskinan zat pada berbagai situasi dan kondisi Trigliserida, glukosa, insulin dan makan tiga kali sehari dengan ca­
kronik, terkait dengan kelebihan gizi yang dialami, beserta dengan klinis. Pada obesitas dan diabetes, resistensi insulin. Selain itu puasa milan diantaranya harus dihi­
kalori dan obesitas. Sejak tahun penyakit kronik yang mengikuti. restriksi kalori dan puasa intermiten intermiten juga secara signifikan langkan, meskipun sulit karena
1975, jumlah orang dengan obesitas bermanfaat untuk menurunkan menurunkan kadar penanda sudah demikian terpatri dalam
meningkat tiga kali lipat, saat ini Peranan Puasa intermiten pikir­an dokter dan pasien. Kedua,
lebih dari 1,9 milyar orang dewasa Weindruch dan Sohal pada tahun Medical Education Physicians, Dietitians, Lifestyle-Change peru­bahan ke pola puasa intermiten
kelebihan berat badan dan 650 1997 menunjukkan restriksi kalori Basic science and Nurses Centers harus dilakukan bertahap, karena
Indications Family practice Inpatient (3-4 wk)
juta diantaranya obese. Kelebihan memperbaiki proses penuaan dan Risk reduction Internal medicine Outpatient (2-5 days/wk) pada periode transisi dapat terjadi
Treatment Pediatrics Implementation of
berat badan, kalori dan inflamasi memperpanjang usia pada hewan Implementation Cardiology intermittent fasting rasa lapar, iritabilitas dan penurunan
kronik dikaitkan dengan hipertensi, coba. Pada percobaan restriksi Oncology Diet composition kemam­ puan konsentrasi. Namun
Psychiatry Exercise programs
diabetes, stroke, penyakit jantung kalori, hewan coba diberikan makan demikian, efek ini biasa hanya ter­
koroner, kanker dan proses penuaan hanya pada waktu tertentu dan jadi selama sebulan, setelah itu
dipercepat. Hal ini dikarenakan pola mengalami periode puasa harian pasien akan merasakan perubahan
diet modern telah bergeser dari pola kurang lebih 20 jam. Ratusan studi Sample Prescriptions signifi­kan pada mood, kemampuan
yang sesuai dengan metabolisme pada hewan coba dan manusia Month Time-Restricted Feeding 5:2 Intermittent Fasting konsentrasi dan kondisi Kesehatan
Month 1 10-Hr feeding period 5 days/wk 1000 calories 1 day/wk Food log
alamiah. menunjukkan puasa intermiten Month 2 8-Hr feeding period S days/wk 1000 calories 2 days /wk Body weight
secara umum. Ketiga, karena sebagi­
dapat merubah metabolisme dari Month 3 6-Hr feeding period S days/wk 750 calories 2 days/wk Glucose an dokter tidak terlatih untuk
Problematika diet modern glukosa menjadi keton. Meskipun Month 4 (goal) 6-Hr feeding period 7 days/wk 500 calories 2 days/wk Ketones mengedukasi mengenai puasa inter­
Manusia modern merupakan dampak dari puasa intermiten miten, kerja sama ahli gizi yang
Gambar 2. Proses penerapan bertahap konsep puasa intermiten
keturunan Homo sapiens awal terhadap usia hidup bervariasi kompeten disarankan untuk mence­
dalam kehidupan sehari-hari.
dari benua Afrika, dimana selama (dipengaruhi oleh jenis kelamin, gah terjadinya malnutrisi atau gang­
ratusan ribu tahun hidup sebagai diet dan faktor genetik), studi Sumber: N Engl J Med 2019; 381:2541-51. DOI: 10.1056/NEJMra1905136 guan pola makan (gambar 2). MD
pemburu dan pengumpul. Mereka mencit dan primata menunjukkan
hidup dengan pola diet yang ditandai efek konsisten dari restriksi kalori
dengan periode panjang hanya terhadap pemanjangan usia.
makan akar-akaran dan buah- Studi-studi pada hewan dan ma­
buahan, diselingi dengan waktu nusia telah menunjukkan dampak
mendapatkan buruan besar yang kesehatan puasa intermiten disebab­
jarang terjadi. Sebagian besar waktu, kan adanya respons selular adaptif
manusia prasejarah hidup dengan organ dan berdampak memperbaiki
kalori minimal dan metabolisme regulasi gula darah, meningkatkan
kita telah menyesuaikan dengan daya tahan terhadap tekanan, dan
pola tersebut. menekan inflamasi. Selama periode
Pola kehidupan manusia berubah puasa, sel mengaktifkan jalur-jalur
saat mulai bercocok tanam dan pertahanan intrinsik terhadap stres
hidup menetap. Perubahan dramatis metabolik dan oksidatif, serta mem­
semakin nyata pada revolusi industri, buang atau memperbaiki molekul
manusia mulai hidup di lingkungan rusak. Sedangkan pada saat makan,
urban, akses makanan tinggi kalori sel mengaktifkan proses selular per­
miskin zat gizi semakin mudah tumbuhan serta plastisitas. (gambar
didapat, ditambah dengan polusi 1.) Namun demikian, pada masa
dan kekurangan aktivitas fisik. Saat kini manusia makan tiga kali sehari
ini di abad 21 dengan kemajuan ditambah dengan camilan, sehingga
ekonomi, teknologi dan semakin proses puasa intermiten tidak terjadi.

Periods of Periods of Recovery Long-Term


Intermittent Fasting (eating, sleeping) Adaptations
Metabolic
Switching
Exercise

Systemic and cellular Systemic and cellular


adaptations to adapta-tions to energy
bioenergetic challenge repletion (ketone-to-
(ketogenesis)

Increased insulin
sensitivity
Increased H RV
Increased ketones Increased glucose

( -HB, acetoacetate) Increased insulin
Improved lipid
metabolism
Increased mitochondrial Increased mTOR Healthy gut microbiota
stress resistance
Increased protein
Increased antioxidant Reduced abdominal fat
synthesis
defenses Reduced inflammation
Increased mitochondria!
Increased autophagy Reduced blood pressure
biogenesis
Increased DNA repair
Decreased ketones
Decreased insulin
Decreased mTOR ᵦ
( -HB, acetoacetate)
Decreased protein Decreased autophagy
synthesis

Resistance of cells and Cell growth and plasticity


organs to stress Structural and functional Resilience Disease
(metabolic, oxidative, tissue remodeling resistance
ischemic, proteotoxic)

Gambar 1. Proses penyesuaian metabolisme dan dampaknya pada


periode puasa intermiten dan pemulihan.

TABLOID MD • NO 41 | OKTOBER 2021 www.tabloidmd.com

Anda mungkin juga menyukai