Anda di halaman 1dari 2

Tika Himmatur Rosyidah

21901071043
5B

UTS BIPA

1. Diketahui melalui berita Kompas, bahwa pada 2009 lalu, bahasa Indonesia secara resmi
ditempatkan sebagai bahasa asing kedua oleh pemerintah daerah Ho Chi Minh City,
Vietnam. Kemudian, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri pada 2012, bahasa
Indonesia memiliki penutur asli terbesar kelima di dunia, yaitu sebanyak 4.463.950
orang yang tersebar di luar negeri. Gencarnya pemerintah Indonesia menggaungkan
BIPA menjadi bahasa asing harus lebih ditingkatkan lagi. Kerjasama antarkedutaan
besar sebaiknya selalu dibangun agar memudahkan Bahasa Indonesia menjadi salah
satu bahasa yang layak dipelajari.
Sebagai tombak terlaksananya pembelajaran BIPA, kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan yang dikelola oleh Ditjen Perguruan Tinggi Kementerian Kebudayaan
menyatakan bahwa pengajar BIPA tentu tidak boleh sembarang orang. Mahasiswa
maupun dosen bisa menjadi pengajar/tutor BIPA setelah memenuhi persyaratan
tertentu.
Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME) khusus bidang Pengajaran BIPA
yang ditawarkan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud mensyaratkan dosen yang
menjadi calon pengajar BIPA harus menguasai metode dan teknik dan strategi
pengajaran serta pembelajaran BIPA. Hal ini menjadi kewajiban, sebab mengajar BIPA
berbeda sekali dengan mengajar bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama/kedua.
Selain itu, dosen juga harus mempunyai pengalaman mengajar mata kuliah BIPA
setidaknya dua tahun.
Selain itu pemerintah juga dapat mempromosikan BIPA sebagai peluang besar bagi
perekonomian dan pendidikan di Indonesia. Pengenalan kebudayaan serta
keanekaragaman yang ada di Indonesia menjadi PR pengajar BIPA untuk menarik calon
pembelajar BIPA.
2. Perguruan tinggi di Indonesia dapat mengembangkan BIPA melalui rancangan kurikulum
BIPA yang dapat dikembangankan oleh penyelenggara program atau pun lembaga yang
akan menyelenggarakan program BIPA. Pada prinsipnya, pemerhatian terhadap
pengembangan kurikulum BIPA didasarkan pada prinsip relevansi, efektivitas, efisiensi,
kesinambungan, dan fleksibilitas. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk penyusunan
rancangan kurikulum yang meliputi penentuan tujuan, ruang lingkup dan sumber
bahannya, dan evaluasi. Rancangan ini merupakan rancangan sederhana kurikulum
BIPA yang dapat dikembangkan oleh lembaga penyelenggara program berdasarkan
pada analisis kebutuhan. Dengan begitu keberadaan BIPA akan lebih dilirik dan menjadi
lebih potensial.
3. Harapan saya, semoga menjadi pengajar BIPA di kemudian hari. Adanya pemahaman
yang baik terhadap Indonesia dan meningkatnya kunjungan wisata ke Indonesia
menjadi poin plus dari pembelajaran BIPA. Tentu pembelajaran BIPA perlu
dikembangkan dengan lebih banyak menggali potensi keberanekaragaman budaya
Indonesia untuk menuntun pemelajar sehingga mereka memiliki kepekaan tinggi untuk
dapat berinteraksi dengan masyarakat Indonesia yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai