Tinjauan Pustaka Alat Penukar Kalor CC
Tinjauan Pustaka Alat Penukar Kalor CC
TINJAUAN PUSTAKA
Alat penukar kalor selongsong dan tabung umumnya banyak digunakan dalam
industri proses, sekurang-kurangnya 60% dari semua APK yang digunakan, karena
dapat di-disain untuk menjalankan lebih banyak tekanan dan temperatur seperti yang
dijumpai dalam industri proses. APK ini dapat juga dikonstruksi dari bermacam-
dan tabung bahwa konstruksinya sederhana, dapat dipisah satu sama lain (tidak
penukar kalor selongsong dan tabung (shell and tube) sebagai pemanas air dengan
memanfaatkan energi thermal gas buang motor diesel bahwa dapat mencapai
Unated States. Salah satu tipe APK selongsong dan tabung seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.1. Alat Penukar Kalor ini mempunyai selongsong tipe E yaitu satu
laluan selongsong (single-pass shell) dan satu laluan tabung (single-pass tube) serta
oleh fluida sejak masuk kedalam selongsong melalui saluran masuk (inlet nozzle),
dan melewati bagian dalam selongsong melintasi bundel tabung, kemudian keluar
dari saluran buang (outlet nozzle). Apabila lintasan itu dilakukan satu kali maka
disebut satu laluan selongsong (single-pass shell), kalau terjadi dua kali disebut
Untuk fluida di dalam tabung, jika fluida masuk ke dalam penukar kalor
melalui bagian depan (front head) lalu mengalir ke dalam tabung dan langsung keluar
dari bagian belakang (rear head), maka disebut dengan satu laluan tabung (single-
pass tube). Apabila fluida itu membelok lagi masuk ke dalam tabung, sehingga terjadi
dua kali lintasan fluida dalam tabung maka disebut dua laluan tabung (two-pass tube).
Biasanya jumlah laluan selongsong (pass shell) lebih sedikit atau sama dengan
Susunan tabung yang biasa digunakan adalah susunan tabung bujur sangkar
(In-line square pitch), susunan tabung belah ketupat (rotated square pitch), susunan
Umumnya aliran fluida dalam selongsong adalah aksial terhadap tabung atau
menyilang. Untuk membuat aliran fluida dalam selongsong menjadi aliran menyilang
biasanya ditambah dengan sekat. Sekat ini juga berfungsi untuk mendukung tabung
dan menahan vibrasi. Bentuk sekat yang lazim adalah segmental baffle, disc and
doughnut baffle, dan orifice baffle. Tipe yang paling banyak dipergunakan adalah
segmental baffle dengan pemotongan sekat (baffle cut) seperti pada Gambar 2.3.
Secara umum aliran dalam sisi selongsong yang menggunakan sekat sangat
kompleks. E.S Gaddis [7] menganalisa bahwa aliran dalam sisi selongsong sebagian
tegak lurus dan sebagian sejajar terhadap bundel tabung seperti yang ditunjukkan
sekat dan celah antara sekat dengan selongsong terdapat kebocoran aliran SL.
Demikian juga tabung tidak dapat ditempatkan sangat dekat dengan selongsong
celah antara sekat dengan selongsong dan antara sekat dengan tabung terhadap
cut) yang bervariasi antara 18,4 % sampai 37,5 % dari diameter selongsong, maka
diperoleh hasil bahwa semakin besar celahnya semakin kecil koefisien perpindahan
kalor konveksi.
pang persegi yang menggunakan sekat. Parameter ketinggian sekat merupakan variasi
perbandingan antara tinggi sekat dengan tinggi saluran (C/H) dengan variasi
signifikan tergantung pada sudut kemiringan sekat, perbandingan tinggi sekat dengan
tinggi saluran dan bilangan Reynold. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa
bilangan Nusselt dan faktor gesekan meningkat dengan berkurangnya rasio C/H dan
Aliran fluida yang melintas bundel tabung dalam posisi miring diamati oleh
Zukauskas (Taborek et al [15]). Variasi sudut kemiringan sekat diamati dari posisi
arus datang yang tegak lurus (90o) sampai kemiringan 30o. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa semakin besar sudut arus fluida yang menuju bundel tabung
semakin besar pula faktor koreksi terhadap sudut lintasnya. Hasil ini menunjukkan
bahwa proses perpindahan kalor paling efektif terjadi jika menggunakan arus aliran
fluida yang melintasi luas frontalnya dan akan berakibat langsung pada koefisien
perpindahan kalor. Kern [3] mengatakan adanya pemasangan sekat adalah untuk
mengarahkan aliran fluida dalam selongsong menjadi melintang (cross flow) terhadap
berkas tabung, dan juga menjadikan aliran tersebut lebih turbulen. Aliran turbulen
Dalam pengkajian eksperimental yang dilakukan oleh Li dan Kottke [1] pada
kalor konveksi dan penurunan tekanan lebih tinggi, dari pada jarak sekat yang
digunakan atau jarak antar sekat semakin pendek maka akan menambah derajat
Dilain pihak Tunggul [10] mengemukakan apabila jarak antar sekat dibuat
terlalu jarang atau panjang, maka aliran fluida akan menjadi aksial sehingga tidak
terdapat aliran yang melintang, sebaliknya jika jarak antar sekat dibuat terlalu sempit
atau kecil, maka akan menimbulkan bocoran yang berlebihan antara sekat dengan
selongsong. Kemudian Taborek [8] dan Kern [3] menyarankan bahwa jarak antar
sekat dapat bervariasi antara minimum 20 % dari diameter selongsong sampai dengan
maan korelasi untuk perhitungan jarak sekat optimum pada APK kondenser tipe E
ideal antara 20% sampai dengan 35% dari diameter selongsong. Jika pemotongan
sekat diambil kurang dari 20 % dengan maksud agar koefisien perpindahan kalor
konveksi pada sisi selongsong bertambah atau pemotongan diambil lebih dari 35 %
dengan maksud agar kerugian tekanan berkurang, maka hasil yang diperoleh
dimana nilai konstanta C, m, dan n tergantung pada bilangan Reynolds. Persamaan ini
berlaku untuk jumlah baris tabung N > 16 dan 0,7 < Pr < 500 serta 0 < ReD < 2 x 106.
Bila jumlah baris tabung N < 16 maka persamaan diatas dimodifikasi dengan menga-
yang banyak diterapkan pada alat penukar kalor komersil, Janna [4] merumuskan
sebagai berikut :
faktor gesek dan laju aliran fluida. Besar faktor gesek (f) dalam sisi selongsong
Pekdemir, at al [19] bahwa penurunan tekanan adalah fungsi dari bilangan Reynolds.
f = 1,79 Re-0,19
Demikian juga menurut Jakob (Holman [21]), persamaan empiris untuk faktor
⎧ ⎫
⎪ ⎪
⎪ 0,118 ⎪ −0,16
f = ⎨0,25 + 1,08 ⎬
Re
⎪ ⎡ n
S − d ⎤ ⎪
⎪ ⎢ d ⎥ ⎪
⎩ ⎣ ⎦ ⎭
perpindahan kalor dan faktor gesek terjadi pada posisi sekat (baffle) tegak lurus
terhadap tabung. Korelasi empiris koefisien perpindahan kalor dan kerugian tekanan
Perpindahan kalor dan kerugian tekanan yang terjadi pada alat penukar kalor
selongsong dan tabung sangat bergantung pada bentuk geometri dan dimensi dari
memperhitungkan jumlah kalor yang diserap oleh fluida dalam selongsong (shell).
Jumlah kalor yang diserap diasumsikan sama besar dengan jumlah kalor yang
dipindahkan oleh fluida dalam tabung (tube) secara konduksi melalui dinding tabung.
Analisis ini juga mengasumsikan bahwa tidak terdapat kehilangan kalor melalui
Laju perpindahan kalor yang diserap oleh fluida (udara) dalam selongsong
dimana :
Laju perpindahan kalor yang dilepaskan oleh fluida (air) dalam tabung (tube)
dimana :
Laju perpindahan kalor menyeluruh dari fluida (air) melalui dinding tabung
Δ Tlm
Q& = U As Δ Tlm = (2.3)
Rt
dimana :
U As = U o Ao = U i Ai
−1
⎡A 1 A ln( Do / Di ) 1 ⎤
Uo = ⎢ o + o + ⎥
⎣ Ai ha 2 π k Ls hu ⎦
−1
⎡ D 1 N T Do ln( Do / Di ) 1 ⎤
=⎢ o + + ⎥
⎣ Di ha 2k hu ⎦
−1
⎡ 1 A ln( Do / Di ) Ai 1 ⎤
Ui = ⎢ + i + ⎥
⎣ ha 2 π k Ls Ao hu ⎦
−1
⎡ 1 N D ln( Do / Di ) Di 1 ⎤
=⎢ + T i + ⎥
⎣ ha 2k Do hu ⎦
⎡ 1 ln( Do / Di ) 1 ⎤
Rt = ⎢ + + ⎥
⎣ Ai ha 2 π k Ls Ao hu ⎦
Ao = N T π Do Ls
Ai = N T π Di Ls
NT = jumlah tabung
Koefisien perpindahan kalor konveksi fluida (air) dalam sisi tabung dapat
k a 48 k a k
ha = Nu a = = 4,36 a (untuk laminar Re<2300) (2.4)
Di 11 Di Di
ka ka
ha = Nu a = (0,023 Re 0,8 n
a Pra ) (untuk turbulen Re>4000) (2.5)
Di Di
ku
hu = Nu u (2.6)
De
Kern [3] menyatakan bahwa untuk pemotongan sekat (baffle cut) 25 %, maka
c p ,u μ u
Pru =
ku
ρ u Vmaks De m& u De
Re u = =
μu A f μu
Untuk alat penukar kalor selongsong dan tabung dengan susunan tabung belah
ketupat (rotated square) maka definisi luas aliran dan diameter ekivalen adalah
sebagai berikut :
⎡ D − Do ⎤
A f = LB ⎢ Ds − DOTL + OTL (PT − Do )⎥ (2.8)
⎣ 0,707 PT ⎦
o
D
PT
C
1
P1
P
⎛ π ⎞
4 ⎜ PT2 − Do2 ⎟
4
De = ⎝ ⎠ (2.9)
π Do
Efektivitas suatu alat penukar kalor merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam mendisain alat penukar kalor. Hal ini disebabkan karena parameter
efektifitas tersebut merupakan suatu gambaran unjuk kerja sebuah alat penukar kalor.
sebagai berikut :
Laju perpindahan kalor aktual dalam alat penukar kalor dapat ditentukan dari
balans energi dari pada fluida panas atau dingin sebagai berikut :
Laju perpindahan kalor maksimum yang mungkin dalam alat penukar kalor
adalah berdasarkan perbedaan temperatur maksimum dan laju kapasitas panas yang
minimum, yaitu :
Selain itu dengan mensubstitusi persamaan 2.11 dan 2.12 ke persamaan 2.10
(Thi − Tho )
bila Ch adalah Cmin maka : ε = (2.14)
(Thi − Tci )
(Tco − Tci )
dan bila Cc adalah Cmin maka : ε = (2.15)
(Thi − Tci )
Penurunan tekanan merupakan suatu kerugian tekanan antara sisi masuk dan
keluar dari bundel tabung yang terjadi pada aliran dalam sisi selongsong (shell).
Penurunan tekanan ini dipengaruhi oleh bentuk geometri dari tabung dan sifat-sifat
2
ρ Vmaks
ΔP = N L f χ (2.17)
2
dimana :
f = faktor gesek
χ = faktor koreksi
2
(
Δp = K a + nr K f ) ρ V2maks (2.18)
dimana :
Ka = konstanta
Demikian juga Kern [3] menyatakan penurunan tekanan aliran fluida dalam
4 f ( N B + 1) Ds m& 2
Δp s = (2.19)
( μ / μ w ) 0s ,14 De 2 ρ A 2f
f = faktor gesek
NB = jumlah sekat
Sidik Kakac dkk [5], menyatakan bahwa penurunan tekanan adalah fungsi
dari jumlah segmen lintasan pada bundel tabung yang terletak diantara sekat dengan
Ds ρ s Vs2
Δp = f ( N B + 1) (2.20)
De 2