0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan2 halaman
Buku ini membahas tentang kesedihan yang dianjurkan agama Islam yaitu kesedihan atas perguliran waktu yang dihabiskan tanpa mengerjakan amal saleh. Dijelaskan bahwa kesedihan seperti ini merupakan sifat orang saleh karena menyadari kerugian besar kehilangan waktu tanpa mengerjakan amal. Buku ini juga menjelaskan contoh-contoh kesedihan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta hik
Buku ini membahas tentang kesedihan yang dianjurkan agama Islam yaitu kesedihan atas perguliran waktu yang dihabiskan tanpa mengerjakan amal saleh. Dijelaskan bahwa kesedihan seperti ini merupakan sifat orang saleh karena menyadari kerugian besar kehilangan waktu tanpa mengerjakan amal. Buku ini juga menjelaskan contoh-contoh kesedihan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta hik
Buku ini membahas tentang kesedihan yang dianjurkan agama Islam yaitu kesedihan atas perguliran waktu yang dihabiskan tanpa mengerjakan amal saleh. Dijelaskan bahwa kesedihan seperti ini merupakan sifat orang saleh karena menyadari kerugian besar kehilangan waktu tanpa mengerjakan amal. Buku ini juga menjelaskan contoh-contoh kesedihan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta hik
Penulis : Syafaat Selamet Editor : Cecep Hasannudin Penerbit : Mizania Tahun Terbit : Pertama, Desember 2015 Jumlah Halaman : 210 halaman ISBN : 978-602-1337-77-6 a. Kekurangan Buku Meskipun judulnya seolah memberi kesan bahwa buku ini bisa dimengerti dalam sekali baca, tapi sebenanya tidak semudah itu. Buku ini merupakan buku filosofi yang perlu dibaca oleh orang berpikiran terbuka dan perlu analisa lebih lanjut tentang apa yang dibaca. b. Kelebihan Buku Syafaat selamet bisa membawakan karya ini dengan bahasa yang mudah dimengerti beserta tambahan-tambahan cerita nyata didalamnya. Meskipun ia memberikan pandangan pribadinya, tapi tidak ada kesan memojokkan kepercayaan tertentu, melainkan seolah syafaat mengajak kita untuk lebih terbuka dalam setiap masalah dan mencurahkan nya kepada Allah yang lebih dapat dipercaya dan agar kesdihan itu menjadi dapat meningkatkan keimanan. c. Kesimpulan Bersedih bukan hal yang dilarang dalam syariat Islam. Bersedih adalah termasuk hal yang lumrah dan manusiawi dengan catatan; selama kita mampu menjadikan kesedihan tersebut sebagai sarana intropeksi diri, untuk kemudian segera bangkit dari keterpurukan dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Dalam buku ini dijelaskan bahwa bersedih atau menangisi perguliran waktu yang sia-sia atas amalan yang berkualitas merupakan karakternya orang saleh. Habisnya jatah usia tanpa disertai amal saleh merupakan kerugian besar bagi seorang hamba Allah. Bahlan, kerugian atas perguliran waktu yang habis sia-sia itu tidak hanya dirasakan oleh kaum mukmin, tapi juga dirasakan oleh semua orang. Namun, bukankah bersedih itu menunjukkan kelemahan? Apakah semua kesdihan dapat meningkatkan kedekatan kita kepada Allah? Kesedihan seperti apa yang dianjurkan? Lalu, pernahkah Rasul Muhammad Saw, serta para sahabat bersedih? Apa yang mereka sedihkan? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab dalam buku ini, desertai dengan contoh-contoh kesedihan sederhana yang mengandung hikmah dan pelajaran yang dapat meningkatkan keimanan. Bersedihlah memberikan ruang untuk anda berpikir bagaimana bersedih yang pantas dan membuat kita menjadi lebih baik dan bijaksana.