Anda di halaman 1dari 3

Nama :

1. Cantiqea Rizky Putri (Hubungan Internasional) (190910101104)


2. M. Ganjar Tri Wijayanto (Sastra Inggris) (210110101022)
3. Daniel Ganda Christianto (Sastra Inggris) (210110101042)
4. Thesa Restu Tri Apriandani (Sastra Inggris) (210110101088)
5. Surya Hening Prakosa (Manajemen) (210810201068)

Tugas TM 9 Room 2

1. Cobalah anda telusuri berbagai sumber lain tentang hak dan kewajiban. Dari berbagai
sumber yang anda pelajari itu, kemukakan apa itu hak dan apa itu kewajiban. Serta
bagaimana hubungan di antara keduanya.

Jawab :
Hak adalah sesuatu yang harusnya bisa diterima atau nikmati. Itu berarti kita berhak
menerimahal-hal yang menjadi hak kita dan kita tidak boleh melanggar hak milik orang lain.
Untuk kewajiban sendiri memiliki arti hal-hal yang wajib dilakukan sebelum menerima hak.
Jadi hubungan antara hak dan kewajiban adalah orang yang sudah melaksanakan kewajibannya
berhak untuk menerima/menuntut haknya, sebaliknya orang yang belum melaksanakan
kewajibannya tidak berhak untuk menerima/menuntut haknya.
(Jawaban Daniel Ganda Christianto_210110101042)

2. John Stuart Mill berpandangan bahwa pendidikan yang bermutu membuka ruang-ruang
diskusi yang bebas, kreatif, lagi beradab dalam seni mengelola perbedaan pendapat. Apakah
pendidikan kita sudah mengarah pada hal demikian?

Jawab :
John Stuart Mill merupakan seorang filsuf politik yang berpengaruh dengan bukunya
berjudul “On Liberty”. John Stuart Mill sendiri seringkali mendiskusikan bentuk-bentuk
kebebasan di berbagai sudut pandang dengan tetap menaruh batasan-batasan kebebasan tersebut.
Sedangkan dalam pandangannya terhadap pendidikan adalah bahwa pendidikan ini sangat
diperlukan untuk kemudian menghasilkan bibit-bibit unggul bagi negara yang bermoral. Salah
satunya peran pemerintah sangat besar disini untuk menyediakan pendidikan yang bagus dan
berkualitas. Mendorong anak-anak menjadi lebih pro-aktif melalui diskusi-diskusi yang bebas dan
kreatif. Apabila suatu negara memiliki orang-orang berkualitas yang mendapatkan dukungan
pendidikan dari pemerintah dengan baik, maka nantinya mereka akan mampu dan mau
memberikan pendidikan yang sama baiknya bagi generasi mendatang.
Di Indonesia sendiri menurut saya pribadi belum atau lebih tepatnya masih dalam proses
panjang untuk menerapkan sistem pendidikan seperti itu. Hal ini dikarenakan Indonesia masih
kekurangan ruangan yang layak, fasilitas yang kurang memadai, dan persebarannya belum merata.
Dibandingkan dengan negara-negara maju yang memiliki fasilitas yang banyak sehingga
mendukung proses belajar mengajar. Selain itu juga Indonesia dikatakan sering berubah dalam
kurikulum sehingga hingga saat ini pun (dengan kurikulum yang menuntut siswa aktif) masih
dilakukan adaptasi dan proses mendorong diskusi-diskusi berkualitas dari para pelajar. Kemudian
juga dengan hambatan bahwa pendidik bisa jadi belum menerapkan cara mengajar yang
mengedepankan kebebasan berpendapat, sehingga banyak pelajar yang takut untuk
mengemukakan pendapat. Serta kebanyakan orang di Indonesia selalu berorientasi pada nilai dan
peringkat dibandingkan dari bagaimana caranya untuk berkembang secara mandiri. Meskipun
begitu, salah satu hal positifnya adalah banyak generasi Indonesia saat ini sudah mulai mau untuk
belajar suatu dengan kesadarannya sendiri sehingga bisa dikatakan Indonesia sedang melalui
proses untuk mengarah pada pendidikan yang berkualitas yang menghasilkan sumber daya
manusia berkualitas.
(Jawaban Cantiqea Rizky Putri_190910101104)

3. Prof. Dr. Bagir Hanan. SH berpandangan bahwa pemikiran dan aktualisasi HAM pada
periode 1950-1959 mengalami “pasang” dan menikmati “bulan madu” kebebasan.
Bagiamana menurut pandangan anda sendiri?
Jawab :
Menurut saya pada periode ini kebebasan dalam HAM sangat membanggakan dan
dinikmati kebebasannya, karena kebebasan ini menjadi semangat demokrasi parlementer
mendapat tempat di kalangan elit politik.
Hal ini disebabkan oleh 5 indikator yaitu, semakin banyak tumbuh partai politik dengan
beragam ideologi, kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi benar-benar menikmati
kebebasan, pemilu sebagai pilar lain berlangsung dalam suasana adil dan demokratis, dewan
perwakilan rakyat sebagai represntasi kedaulatan rakyat menunjukkan kinerja yang semakin
efektif, dan wacana pemikiran HAM mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan
bertumbuhnya kekuasaan yang memberikan ruang kebebasan.
(Jawaban Thesa Restu Tri Apriandani_210110101088)

4. Pasal 28 J UUD NRI adalah pasal yang secara khusus menyatakan adanya kewajiban
dasar manusia. Apa sajakah kewajiban dasar manusia itu? Apakah dengan adanya
kewajiban dasar manusia menjadikan HAM itu dibatasi?
Jawab :
Sesuai dengan pasal 28 J UDD NRI, kewajiban dasar manusia yaitu saling menghormati
hak antar individu atau sesama masyarakat dalam tertib bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta tetap mematuhi peraturan-peraturan maupun batasan yang sudah tertuang dalam undang-
undang. Menurut kami, dengan adanya kewajiban dasar manusia tidak menghalangi atau
pembatasan pada HAM, justru dengan adanya kewajiban dasar manusia, maka setiap individu
lebih terkontrol dalam mengungkapkan pendapat atau menggunakan haknya. Karena dengan
adanya kewajiban tersebut, manusia tidak akan menyalahgunakan hak kebebasannya dan tidak
akan membtasi hak orang lain. Maka dari itu, kewajiban dasar manusia tidak membatasi HAM.
(Jawaban Surya Hening Prakosa_210810201068)

5. Coba anda baca kembali dengan seksama pasal-pasal UUD NRI 1945 tentang hak dan
kewajiban asasi manusia tersebut apa simpulan yang dapat anda Kemukakan? Adakah
perubahan sebelum dan sesudah adanya perubahan UUD NRI 1945?
Jawab :
Pasal 28 sebelum amandemen berbunyi "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang." Hanya terdiri atas satu ayat saja. Ayat tersebut bermakna bahwa seluruh manusia diberi
kebebasan berkumpul dengan masyarakat lain dan diberi kebebasan untuk berpendapat atau
mengeluarkan pikiran mereka sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 28 UUD 1945 mengalami
amandemen Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Setelah diamandemen, Pasal 28 UUD 1945 terdiri dari Pasal 28A sampai 28J yang
melengkapi wujud implementasi hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945. Makna
yang terkandung dalam pasal 28 UUD negara Republik Indonesia tahun 1945 yakni negara
menjamin hak asasi manusia secara menyeluruh yang mencakup hak hidup, hak membentuk
keluarga, mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasar, perlakuan yang sama di mata hukum, hak memeluk agama, dan
beribadat menurut agamanya, dan hak-haklainnya.
(Jawaban M. Ganjar Tri Wijayanto_210110101022)

Anda mungkin juga menyukai