Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan Diskusi :

Forum Diskusi 1 ini akan membahas tentang persoalan-persoalan yang berkaitan


dengan pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi setiap warga negara di Indonesia.

Seperti yang diketahui bersama, pendidikan kewarganegaraan adalah pembelajaran


yang selalu diberikan kepada setiap warga negara Indonesia melalui pendidikan formal,
mulai dari pendidikan dasar, menengah, atas, hingga pendidikan tinggi.

Namun demikian, dalam beberapa kasus, kesadaran warga negara tentang hak dan
kewajibannya masih belum sesuai dengan harapan. Misalnya dalam bentuk masih
terjadinya perilaku melanggar hukum dilakukan oleh warga negara. Pelanggaran
peraturan lalu lintas masih sering terjadi. Perilaku korupsi masih terus berlangsung.
Kejahatan terorisme juga masih ada di negara kita. Menurut pendapat Anda, mengapa
hal ini bisa terjadi dan sebagai mahasiswa apa yang bisa Anda lakukan jika dikaitkan
dengan jurusan atau prodi yang Anda ambil sekarang?

Jawaban Diskusi :

Assalamualaikum Teman-teman mahasiswa dan Tutor mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan yang saya hormati. Berikut adalah jaawaban saya dalam forum diskusi
pada sesi 1, sekiranya ada kesalahan kata, teori dan pemahaman mohon di bimbing dan
di koreksi bersama.

Hak dan kewajiban warga negara merupakan persoalan yang penting dalam konteks
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara setidaknya dalam tiga alasan.
Pertama negara pada hakikatnya adalah institusi yang didalamnya ada lebih dari satu
individu yang masing-masing memiliki hak asasi semenjak di lahirkan. Kedua Indonesia
adalah negara demokarasi yang menjujung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan
berpendapat. Ketiga Indonesia dalam UUD 1945 menyatakan kebebasan dan
kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Pengertian hak adalah kewenangan atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
melakukan sesuatu, sedangkan pengertian kewajiban adalah hal-hal yang berhubungan
dengan keharusan manusia dalam melakukan sesuatu. Sebagai warga negara maka
warga negara berhak untuk diberi kewenangan dan kekuasaan yang benar atas suatu
atau kebebasan untuk melakukan sesuatu dengan tetap menjunjung tinggi hal hal yang
berhubungan dengan keharusan manusia dalam melakukan sesuatu yang benar pula.

Menurut Franklin D. Rosevelt manusia mempunyai 4 kebebasan dasar atau di sebut


dengan The Four Freedoms yaitu kebebasan memeluk agama, kebebasan berbicara,
kebebasan dari rasa takut dan kebebasan untuk melakukan keinginan yang tidak
meragukan orang lain. Dari panjangnya sejarah tentang hak asasi manusia (HAM),
Indonesia telah menyusun berbagai macam ketentuan tentang HAM pada UUD NRI
tahun 1945 yaitu pasal 27 sampai dengan pasal 34 (Kaelan dan Zubaidi, 2007 : 119).
Setelah Reformasi terdapat amandemen terhadap UUD NRI tahun 1945 dan persoalan
tentang HAM mendapatkan porsi yang lebih besar yaitu pada pasal 28 A-J menunjukan
komitmen Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi kemanusiaan.

Di dalam tata hukum di Indonesia tidak banyak di atur tentang kewajiban warga negara
di bandingkan dengan peeraturan tentang hak asasi manusia. Salah satu ketentuan
tentang kewajiban dapat dijumpai dalam pasal 27 ayat 1, pasal 28 J ayat 1, pasal 30 ayat
1 UUD NRI tahun 1945.

Menurut pemaparan di atas dapat di simpulkan mengapa sampai saat ini kesadaran
warga negara dalam melaksanakan Hak dan kewajibannya masih sangat kurang karena
Indonesia masih sangat berfokus pada Hak tanpa di imbangi dengan peningkatan
peraturan tentang kewajiban sebagai warga negara yang cuma sebatas menghargai
kebebasan orang lain dan taat kepada hukum perundangan yang berlaku. Sedangkan
implementsi terhadap hukum yang masih sangat jauh dari moral dan norma yang berlaku
bagi masyarakat yang menjunjung tinggi kesetaraan di mata hukum. Meskipun saat ini
Kapolri sudah menggalakan gerakan Restorative Justice dengan mengedepankan
Mediasi untuk mencapai perdamaian.

Sebagai mahasiswa manajemen kontribusi yang bisa saya lakukan untuk Indonesia
adalah menjaga keharmonisan antar Hak dan Kewajiban dalam lingkungan kerja atau
perusahaan sehingga semua individu dalam perusahaan tidak melakukan pelanggaran
hukum seperti korupsi, terorisme dan paling sederhana tidak melanggar lalu lintas
dengan mengimplementasikan peraturan peusahaan dan kontrol yang kontinu.

Referensi :

BMP MKDU 4111, Modul 6, hal. 6.4 - 6.20

Anda mungkin juga menyukai