Anda di halaman 1dari 7

Makalah Hak Asasi Manusia

Diajukan sebagai Tugas mata kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
Aulia Putri Utami : 1700016113
Muhammad Faisal Supriansyah : 1700016083
Muhammad Syafarul : 1700016039
Nita Rosiana : 1700016085
Sri Hardianti : 1700016017
Syarul Khori Abrianto : 1700016069

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGJAKARTA
2017
Daftar isi
Bab 1
Hakikat HAM
1.1 Pengertian HAM
Hak asasi Manusia adalah sejumlah hak yang dimiliki oleh manusia atas karunia
Tuhan Yang Maha Esa. Hak ini diperoleh serta dibawanya sejak dalam kandungan
sampai kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Dikarenakan sifat kemanusiannya,
hak ini tidak dapat dicabut atau dirampas oleh siapapun, sebab apabila dicabut atau
dirampas akan hilang sifat kemanusiannya.

1.2 Macam-macam HAM

1.2.1 Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)


Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, bergerak, kebebasan untuk aktif di setiap organisasi,
perkumpulan, atau sebagainya.
Contohnya :

 Hak Kebebasan dalam berpendapat.


 Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk agama.
 Hak Kebebasan dalam bepergian, berkunjung, dan berpindah-pindah
tempat.
 Hak Kebebasan ber-organisasi.
 Hak untuk hidup, berperilaku, tumbuh dan berkembang.
 Hak untuk tidak dipaksa dan disiksa.

1.2.2 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)


Hak Asasi Ekonomi adalah hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta
memanfaatkan sesuatu.

Contohnya :

 Hak kebebasan dalam membeli sesuatu.


 Hak kebebasan mengadakan dan melakukan perjanjian kontrak.
 Hak memiliki sesuatu.
 Hak memiliki pekerjaan yang layak.
 Hak kebebasan melakukan transaksi.
 Hak untuk menikmati SDA.
 Hak untuk memperoleh kehidupan yang layak.
 Hak untuk meningkatkan kualitas hidup.
1.2.3 Hak Asasi Politik (Political Right)
Hak Asasi Politik adalah hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih dan dipilih

Contohnya :

 Hak memilih dalam suatu pemilihan, misalnya pemilihan presiden.


 Hak dipilih dalam pemilihan, misalnya pemilihan ketua rt.
 Hak kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak mendirikan partai politik.
 Hak memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa usulan petisi.
 Hak diangkat dalam jabatan pemerintah.

1.2.4 Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)


Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan.

Contohnya :

 Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum.


 Hak mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.
 Hak yang sama dalam proses hukum.
 Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum.
 Baca juga: 30 Contoh Sikap Taat Terhadap Hukum

1.2.5 Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)
Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam masyarakat yaitu
untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan lain
sebagainya.

Contohnya :

 Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.


 Hak untuk mendapat pelajaran.
 Hak untuk memperoleh jaminan sosial
 Hak untuk berkomunikasi
 Hak untuk memilih, menentukan pendidikan.
 Hak untuk mengembangkan bakat dan minat.

1.2.6 Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan dalam hal penahanan,
penangkapan dan penggeledahan.
Contohnya :

 Hak memperoleh kepastian hukum.


 Hak menolak digeledah tanpa surat adanya surat penggeledahan.
 Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum.
 Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum
baik itu penyelidikan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan
 Hak mendapatkan perlakukan adil dalam hukum

HAM dalam Konstitusi Indonesia


2.1. UUD 1945
UUD 1945 sering disebut dengan “UUD Proklamasi”. Dikatakan
demikian karena kemunculannya bersamaan dengan lahirnya Negara Indonesia
melalui Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Fakta sejarah
menunjukkan bahwa pergulatan pemikiran, khususnya pengaturan HAM dalam
konstitusi begitu intens terjadi dalam persidangan-persidangan BPUPKI dan
PPKI.
Satu hal menarik bahwa meskipun UUD 1945 adalah hukum dasar
tertulis yang di dalamnya memuat hak-hak dasar manusia Indonesia serta
kewajiban-kewajiban yang bersifat dasar pula, namun istilah perkataan HAM itu
sendiri sebenarnya tidak dijumpai dalam UUD 1945, baik dalam pembukaan,
Batang Tubuh, maupun Penjelasannya
Diakui bahwa proses perumusan UUD 1945 sangat tergesa-gesa.
Waktu yang tersedia dirasakan sangat pendek apalagi dalam kenyataanya
dihadapkan dengan momentum Proklamasi Kemerdekaan RI. Atas dasar itu,
Presiden Soekarno menandaskan bahwa UUD 1945 adalah “UUD kilat”, yang
karenanya harus dilakukan perubahan pada saat Indonesia merdeka. Jelas
kelihatan bahwa pengaturan HAM berhasil dirumuskan dalam UUD 1945. Itu
artinya, bahwa jauh sebelum lahirnya UDHR/DUHAM versi PBB, Indonesia
ternyata lebih awal telah memberlakukan sebuah UUD yang mengatur perihal
dan penegakan HAM di Indonesia.
2.2. Konstitusi RIS 1949
UUDRIS sering disebut dengan Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (KRIS) tahun 1949. Secara formal dengan UUDRIS ini perjuangan
kemerdekaan nasional dan pengakuan internasional terhadap Indonesia sebagai
negara berdaulat telah tercapai.
Dalam Konstitusi RIS 1949, pengaturan HAM terdapat dalam
Bagian V yang berjudul “Hak-Hak dan Kebebasan-kebebasan Dasar Manusia”.
Pada bagian tersebut terdapat 27 pasal dari mulai Pasal 7 sampai dengan Pasal
33. Eksistensi manusia secara tegas dinyatakan pada Pasal 7 ayat (1) yang
berbunyi, “Setiap orang diakui sebagai manusia:.
2.3. UUDS 1950
UUDS 1950 terdiri atas 6 bagian dan 43 pasal. Dari tiga UUD yang
berlaku sepanjang sejarah kemerdekaan Indonesia, menurut Adnan Buyung
Nasution, negara ini pernah memiliki UUD yang memuat pasa- pasal tentang
HAM yang lebih lengkap daripada UDHR/DUHAM, yaitu UUDS 1950.
Ketentuan HAM diatur pada Bagian V (Hak- hak dan Kebebasan-
kebebasan Dasar Manusia) dari mulai Pasal 7 sampai Pasal33. Menariknya,
pemerintah juga memiliki kewajiban dasar konstitusional yang diatur sedemikian
rupa, sebagaimana diatur pada Bagian VI (Azas- azas Dasar), Pasal 35 sampai
dengan Pasal 43. Kewajiban dasar ini dapat dilihat, misalnya pada Pasal 36.
2.4. Kembali kepada UUD 1945
Pasca keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, praktis hukum dasar
ketatanegaraan Indonesia mengalami suasana setback. Dekrit tersebut menjadi
dasar hukum berlakunya kembali muatan-muatan yang terkandung dalam UUD
1945. Karena itu, pengaturan HAM adalah sama dengan apa yang tertuang dalam
UUD 1945.
2.5. Amandemen UUD 1945
Dalam sejarah UUD 1945, perubahan UUD merupakan sejarah baru
bagi masa depan konstitusi Indonesia. Perubahan UUD 1945 dilakukan sebagai
buah dari amanat reformasi pembangunan nasional sejak turunnya rezim
Soeharto (1967-1998). Terdapat empat kali perubahan yang berturut- turut telah
dilakukan sejak tahun 1999 sampai dengan 2002.
Khusus mengenai pengaturan HAM, dapat dilihat pada Perubahan
Kedua UUD 1945 Tahun 2000. Perubahan dan kemajuan signifikan adalah
dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas dalam sebuah bab
tersendiri, yakni Bab XA (Hak Asasi Manusia) dari mulai Pasal 28A sampai
dengan28J.
Berdasarkan ketentuan dari seluruh konstitusi yang berlaku di
Indonesia dapat dikatakan bahwa konseptualisasi HAM di Indonesia telah
mengalami proses dialektika yang serius bdan panjang. Pentingnya pengaturan
HAM dalam konstitusi menggambarkan komitmen atas upaya penegakan hukum
dan HAM. Selain itu beragam muatan HAM secara maksimal telah diupayakan
untul mengakomodasi kebutuhan perlindungan HAM secara keseluruhan.

HAM PERSPEKTIF ISLAM


Seiring dengan menguatnya kesadaran global, persoalan tentang
universalitas HAM dan hubungannya dengan berbagai sistem nilai atau tradisi
agama terus menjadi perbincangan wacana HAM kontemporer.
Perkembangan wacana global tentang HAM memberikan penilaian
tersendiri bagi posisi islam. Hubungan antara Islam dan HAM muncul menjadi
isu penting , kecuali didalamnya terdapat interpretasi yang beragam yang terkesan
mengandung perdebatan sengit.
Islam dan Barat, menurut A.K Brohi, sebenarnya mengupayakan
tercapainya pemeliharaan HAM dan kemerdekaan fundamental individu dalam
masyarakat, namun perbedaan terletak padapendekatan yang digunakan.
Menurut Supriyanto Abdi, setidaknya terdapat tiga varian pandangan
tentang hubungan IslaM dan HAM, baik yang dikemukakan oleh para sarjana
Barat atau pemikir Muslim sendiri, yakni: pertama, menegaskan bahwa Islam
tidak sesuai dengan gagasan dan konsepsi HAM modern.

Anda mungkin juga menyukai