Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis
Oleh :
Wilda Yuladu Fitri Elisa
14.02.02.1629
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktik klinik kebidanan selama 3 minggu di Pondok Bersalin Bu Tin
Desa Sidokumpul Kecamatan Paciran, mahasiswa kebidanan dapat memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil patologis.
Laporan asuhan kebidanan ini disusun dari hasil praktek kerja lapangan, studi kasus,
konsultasi dengan dosen pembimbing ruangan, konsultasi dengan dosen pembimbing
akademik dan studi pustaka.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan asuha kebidanan ini dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang , tujuan , metode pembahasan dan
sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Winkjosastro, 2014).
Menurut Varney (2006), Masa kehamilan dapat disebut dengan periode antepartum,
periode dimana mulai dihitung sejak hari pertama haid terakhir atau HPHT hingga
dimulainya persalinan sejati. Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minngu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Saifudin, 2006).
2.1.2 Pembagian Kehamilan
Menurut Hellen Varney (2007), dalam kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu
trimester I berlangsung pada minggu 1 sampai ke 12 (12 minggu), trimester II
berlangsung pada minggu ke 13 sampai ke 27 (15 minggu), trimester III berlangsung pada
minggu ke 28 sampai ke 40 (13 minggu).
2.1.3 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Masa Kehamilan
1) Perubahan Fisiologis Kehamilan
(1) Uterus. Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormon estrogen dan
progesterone. Selain itu, selama kehamilan uterus akan membesar karena hipertofi dan
hipervaskularisasi akibat dari pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
volume amnion, dan perkembangan plasenta dari yang berukuran 30 gr menjadi 1000 gr
dengan volume dari 10 ml menjadi 5 L bahkan dapat mencapai 20 L pada akhir
kehamilan. Disamping itu, akan terjadi pelunakan pada isthmus uteri dan pembesaran
plasenta pada satu sisi uterus, (Hani, dkk, 2011), (2) Serviks. Terjadi hipervaskularisasi
dan pelunakan pada serviks, peningkatan hormon estrogen dan progesteron, peningkatan
lendir serviks yang disebut operkulum, dan kerapuhan meningkat sehingga mudah
berdarah saat melakukan senggama, (Hani, dkk, 2011), (3). Vagina dan vulva. Selama
kehamilan terjadi peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada kulit dan otot-otot
diperineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat bewarna keunguan yang
dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot olos. Disamping itu,
juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan, menebal, dan
pH antara 3,5-6, (Prawirohardjo, 2014), (4). Ovarium. Proses ovulasi selama kehamilan
akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda dan hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Korpus luteum graviditatis ini akan berkembang
sampai usia kehamilan 16 minggu kemudian ia mengecil sampai plasenta terbentuk dan
lambat laun fungsinya akan diambil alih oleh plasenta, (Prawirohardjo, 2014), (5)
Mammae. Terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormon
estrogen dan progesteron. Sealin itu, juga terjadi peningkatan hormon
somatomamotropin untuk produksi ASI sehingga menjadi lebih besar, (Hani, dkk,
2011). (6). Sirkulasi darah. Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi plasenta. Uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang besar
pula, mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
Volume darah ibu pada kehamilan bertambah secara fisiologis dengan adanya pencarian
darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak sekitar 25% dengan
puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak
kira-kira 30% akibat hemodilusi yang dimulai pada kehamilan 16 minngu. Eritropoesis
dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport zat asam yang
dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga
konsentrasi hemoglobin pada darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh
dinamakan anemia fisiologis dalam kehamilan oleh karena jumlah hemoglobin pada
wanita hamil keseluruhannya lebih besar dari pada waktu sebelum hamil,
(Winkjosastro, 2014). (7). Respirasi. Seorang wanita hamil pada kelanjutan
kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang sesak nafas. Hal ini dikemukakan pada
kehamilan 30 minggu keatas, oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar
kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang meningkat sekitar 20% seorang wanita hamil selalu nafas lebih
dalam, dan bagian toraksnya juga melebar kesisi, yang sesudah partus kadang-kadang
menetap jika tidak dirawat dengan baik, (Winkjosastro, 2014), (8). Traktus digestivus.
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Mungkin ini akibat
hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot traktus digestivus juga berkurang serta
terjadi relaksasi otot-otot pencernaan antara lain peristaltik usus dilambung sehingga
pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah terjadi peritaltik
balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh hormon HCG juga dapat menyebabkan ibu
hamil merasakan mual dan muntah, (Hani, dkk, 2011), (9) Traktus urinarius.
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat
kompresi pada kandung kemih. Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik ke atas
dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil
ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini
membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung
kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar
1500 ml. pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih,
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine, (
Hani, dkk, 2011), (10). Kulit. Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara
dan paha. Perubahan ini dikenal dengan namastrie gravidarum. Perubahan ini diduga
karena adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormon yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesterone, (Prawirohardjo, 2014).
2) Perubahan Psikologis Kehamilan
Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada trimester I meliputi
ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.Pada trimester II, perubahan meliputi perasaan lebih
nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat,
kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.Pada trimester III, perubahan yang
terjadi meliputi perasaan aneh, lebih introvert dan merefleksikan pengalaman masa lalu
(Mansur, 2011).
5) Pemberian tablet besi (minimum 90 tablet selama kehamilan). Selama kehamilan seorang
ibu hamil minimal harus mendapatkan 90 tablet tambah darah (Fe), karena untuk
mendapatkan zat besi dengan jumlah yang cukup dari makanan. Untuk mencegah anemia
seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi sedikitnya 60 mg zat besi (FeSO4) dan 1 mg
asam folat setiap hari. Akan tetapi, jika ibu tersebut sudah menderita anemia, maka
sebaiknya mengkonsumsi 2 tablet besi dan 1 asam folat perhari, ingatkan bahwa zat beri
menyebabkan mual, konstipasi, serta perubahan warna pada feses. Maka saran yang
dianjurkan adalah minum tablet beri pada malam hari untuk menghindari perasaan mual.
Tablet besi sebaikanya diberikan saat diketahui ibu tersebut hamil sampai 1 bulan sesudah
persalinan zat besi penting untuk mengopensasi peningkatan volume darah yang terjadi
selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan janin yang
adekuat.
6) Tes terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual). PMS yang terjadi selama kehamilan akan
menyebabkan kelainan bawaan pada janin dengan segala akibatnya, oleh karena itu tes
terhadap PMS perlu dilakukan agar dapat didiagnosis secara dini dan mendapat pengobatan
secara tepat.
7) Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan. Temuwicara mengenai persiapan tentang
segala sesuatu yang kemungkinan terjadi selama kehamilan. Hal ini penting karena bila
terjadi komplikasi dalam kehamilan, ibu dapat segerah mendapat pertolongan secara tepat,
karena kematian ibu sering terjad karena 3T yaitu sebagai berikut: 1) Terlambat mengenali
bahanya, 2) Terlambat untuk dirujuk, 3) Terlambat mendapat pertologan yang memadai.
8) Pemeriksaan Hb. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi terjadinya anemia pada ibu.
Penyakit anemia akan berdampak buruk selama kehamilan dan persalinan. Adapun nilai
normal Hb pada ibu hamil: 1) Trimester 1 = 11 g/dl, 2) Trimester 2 = 10,5 g/dl, 3)
Trimester 3 = 11 g/dl.
9) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara. Perawatan payudara
diperlukan ibu hamil untuk persiapan masa laktasi.Perawatan Payudara (Prawirohardjo,
2014) antara lain: 1) Mengompres payudara dengan kapas yang diberi baby oil/atau
minyak kelapa selama 10 menit.2) Membersihkan dengan searah jarum jam. 3) Massae
mulai areola ke Corpus mamme dengan 8 arah. 4) Mengeluarkan putting susu dengan 2 ibu
jari yaitu: tekan putting susu dari arah samping, dengan gerakan 2 arah samping dan atas,
bahwa dilakukan 2x sehari selama 5 menit. 5) Mengeluarkan putting susu dengan
memijat/menekan dari daerah areola menuju putting.
10) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil. Senam hamil mulai dilakukan saat usia
kehamilan suidah mencapai 22 minggu dan tidak ada gejala potologis, senam hamil akan
dapat menuntut wanita hamil ke arah persalinan yang fisiologis pada minggu ke 22-25
Trimester II .
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi. Untuk mengetahui adanya kadar protein dalam
urin ibu hamil, yang dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi.Penetapam kadar
protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin.
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi. Pemeriksaan ini dilakukan, untuk mendeteksi
adanya penyakit, atau kelainan yang diderita oleh seorang ibu hamil, misalnya ibu tersebut
mempunyai diabetes, bilirubin yang tidak normal, darah dalam urin, asam urat, dan masih
banyak lagi, bila hal ini bisa dideteksi sedini mungkin, penanganan tau rujukan dapat
dilakukan secara optimal dan efektif.
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok. Wanita hamil didaerah
endemik GAKY akan mengalami berbagai gangguan kehamilan antara lain: Abortus, Bayi
Lahir mati, Hipothryroid pada Neonatal. Daerah endemik sedang dan berat : 1) Wanita
Usia Subur Wus: 2 Kapsul/tahun @ 200 mg, 2) Ibu hamil: 1 Kapsul/tahun, 3) Ibu
menuyusui: 1 Kapsul selama menyusui, 4) Kebutuhan yodiumdewasa 150 mikrogram/hari,
5) Ibu hamil 175 mikrogram/hari,6) Ibu menyusui 200 mikrogram/hari.
14) Pemberian Terapi Anti Malaria Untuk Daerah Endemis Malaria. Di daerah endemismalaria
wanita hamil lebih mudah terinfeksi parasit malaria dibandingkan wanita tidak hamil. Pada
ibu dengan infeksi plasmodium falciparum dapat terjadi komplikasi berat seperti demam,
anemia, hipoglikemia, malaria otak, edema paru merupakan yang utama mempengaruhi
wanita-wanita dengan kekebalan rendah. Pada malaria plasenta dapat menyebabkan
kematian janin, abortus, hiperpireksia, prematuritas dan berat badan lebih rendah. Kontrol
malaria selama kehamilan dapat dilakukan secara kemoprofilaksis, kemoterapi,
mengurangi kontak dengan vektor dan vaksinasi.
2.1.6 Jadwal Minumal ANC
Jadwal minimal ANC meliputi: 1) Kehamilan trimester pertama (<14 mgg) satu
kali kunjungan. 2) Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan. 3)
Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu & sesudah migg ke-36) dua kali kunjungan.
Di dalam laporan ini akan di bahas penunjang atau hambatan melaksanakan asuhan
kebidanan kehamilan patologis pada Ny ”I” GIII P2002 Uk 13/14 minggu dengan perdarahan
pervaginam. Tidak ada hambatan dalam asuhan tersebut. Untuk menyelesaikan atau
mempermudah penyusunan pembahasan ini akan mulai pembahasannya dari latar belakang
pendahuluan, kemudian mengelompokkan permasalahan sesuai tahap proses asuhan kebidanan
yaitu tahap pengkajian, analisa diagnosa atau masalah. Diagnosa potensial, tindakan segera,
perencanaan dan tindakan serta tahap penilaian atau evaluasi.
4.7 EVALUASI
Pada tahap ini setelah melakukan penilaian dari asuhan kebidanan yang telah di
berikan pada pasien dapat di catat perkembangan hasil akhir yang di peroleh sesuai dengan
tujuan kriteria evaluasi yang terdapat pada tinjauan pustaka.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan Ny ”I” GIII P2002 Uk 13/14 minggu dengan
perdarahan pervaginam di dapatkan kesimpulan bahwa pengkajian telah di dapat atau di
lakukan pengumpulan data yang meliputi data subjektif dan data obyektif. Intervensi yang
di berikan sesuai dengan ketentuan yang ada. Sedangkan penerapanya di sesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi di lakukan setelah implementasi di lakukan yang
menunjukkan bahwa Ny ”I” GIII P2002 Uk 13/14 minggu dengan perdarahan pervaginam
harus dipantau sesuai dengan kebutuhan saat ini.