Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SORONG
Jalan Basuki Rahmat Km.11 Kota Sorong 98417
Telepon (0951) 324 309 Faksimile (0951) 324 309
Laman http://poltekkessorong.ac.id Surat Elekronik poltekkes_sorong@yahoo.co.id

DAFTAR TILIK
MANAJEMEN AKTIF KALA III

Penilaian
Nilai 1 : Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan). Masih membutuhkan bantuan pelatih
untuk perbaikan langkah dan cara mengerjakannya.
Nilai 2 : Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan). Waktu kerja masih dalam batas rata-rata waktu prosedur terkait.
Nilai 3 : Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang
sangat efisien

Mahasiswa
Kegiatan
1 2 3 4
MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA (MAK III)
1. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)
2. Beritahukan pada ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
3. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM di
1/3 distal lateral paha, lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin .
4. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain
untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu dan klem tali pusat sekitar 2 cm
distal dari klem pertama.
5. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
o Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
o Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan lakukan ikatan kedua dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
o Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
(masukkan kembali ke partus set)
6. Letakan bayi tengkurap pada dada ibu untuk kontak kulit ibu ke kulit
bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting susu/areola mamae ibu. ( IMD : Inisiasi Menyusui
Dini)
o Selimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi
dikepala bayi
o Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit
1 jam
o Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dlam waktu 30 –
60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung sekitar 10 –
15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
o Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusui.
7. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
8. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis)
untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
9. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SORONG
Jalan Basuki Rahmat Km.11 Kota Sorong 98417
Telepon (0951) 324 309 Faksimile (0951) 324 309
Laman http://poltekkessorong.ac.id Surat Elekronik poltekkes_sorong@yahoo.co.id

tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-cranial)


secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu
Mengeluarkan Palcenta
10. Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah o
dorsokranial ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal,
maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga plasenta placenta dapat
dilahirkan.
a Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya bisa ditegakkan (jangan
ditarik secara kuat terutama jika uterus tidak berkontraksi) sesuai
dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas)
b Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5- 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta o o o
c Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
o Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
o Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
o Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
o Ulangi tekanan dorsocranial dan penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
o jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir lakukan
tindakan manual plasenta.
11. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan
o Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem ovum DTT/steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
12. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terasa
keras).
o Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik setelah rangsangan taktil/masase (Kompresi bimanual
Internal, kompresi aorta abdominal, tampon kondom kateter)
MENILAI PERDARAHAN
13. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan telah lahir lengkap
dan utuh. masukkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat
khusus.
14. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan.
o Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan
penjahitan

Penguji,

(………………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai