2210 5176 1 SM
2210 5176 1 SM
Fitri Setyawati
Pascasarjana IAIN IB Padang
Email : setyawatifitri26@gmail.com
Abstract : Riba in The View of Al-Qur'an And Hadis. usury is an exploitation activity and does
not use the concept of ethics or morality. The problem forbids transactions that
contain elements of ribawi, this is due mendholimi others and the element of injustice
(unjustice). The scholars agreed and stated firmly about the prohibition of usury.
Broadly usury riba there are two namely: usury due to debt accounts receivable and
usury due to sale and purchase.
Keywords : Usury, prohibition
Abstrak: Riba dalam Pandangan Al-Qur’an dan Hadis. Riba merupakan kegiatan eksploitasi
dan tidak memakai konsep etika atau moralitas. Masalah mengharamkan transaksi
yang mengandung unsur ribawi, hal ini disebabkan mendholimi orang lain dan
adanya unsur ketidakadilan (unjustice). Para ulama sepakat dan menyatakan dengan
tegas tentang pelarangan riba. Secara garis besar riba riba ada dua yaitu: riba akibat
hutang piutang dan riba akibat jual beli.
Kata kunci : Riba, pengharaman
A. Pengertian Riba
Kata riba berasal dari bahasa Arab, Menurut Wasilul Chair mengutip Abd
secara etimologis berarti tambahan al-Rahman al-Jaziri mengatakan para
(azziyadah),berkembang (an-numuw), ulama' sependapat bahwa tambahan atas
membesar (al-'uluw) dan meningkat (al- sejumlah pinjaman ketika pinjaman itu
1
irtifa'). Sehubungan dengan arti riba dari dibayar dalam tenggang waktu tertentu
segi bahasa tersebut, ada ungkapan orang 'iwadh (imbalan) adalaha riba. Yang
Arab kuno menyatakan sebagai berikut; dimaksud dengan tambahan adalah
arba fulan 'ala fulan idza azada 'alaihi tambahan kuantitas dalam penjualan asset
(seorang melakukan riba terhadap orang yang tidak boleh dilakukan dengan
lain jika di dalamnya terdapat unsur perbedaan kuantitas (tafadhul), yaitu
tambahan atau disebut liyarbu ma penjualan barang-barang riba fadhal: emas,
a'thaythum min syai'in lita'khuzu aktsara perak, gandum, serta segala macam
minhu (mengambil dari sesuatu yang kamu komoditi yang disetarakan dengan
berikan dengan cara berlebih dari apa yang komoditi tersebut.3
diberikan).2 Dalam pengertian lain secara
linguistik riba juga berarti tumbuh dan
1
Abu Sura'i Abdul Hadi, Bunga Bank Dalam
Islam, alih bahasa M. Thalib, (Surabaya: al-Ikhlas,
1993), h. 125.
2
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami,
3
Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad Abduh, cet. I, Wasilul Chair, Riba Dalam Perspektif Islam Dan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 1996), h. 37. Sejarah, Iqtishadia, Vol.1 No. 1 Juni 2014, h.102
gandum, tepung, kurma dan garam). memahami metode yang telah digunakan
Contohnya tukar menukar emas dengan oleh Al-Qur’an dalam larangan dan
emas,perak dengan perak. penghapusan riba.12 Al-Qur’an
4. Riba Nasi’ah membicarakan riba secara bertahap,
Penangguhan penyerahan atau diantaranya:
penerimaan jenis barang ribawi yang Tahap pertama, sekadar
ditukarkan dengan jenis barang ribawi menggambarkan adanya unsur negatif riba.
lainnya, riba ini muncul karena adanya Tahap kedua, memberikan sinyal atau
perbedaan atau tambahan antara yang isyarat tentang keharaman riba. Tahap
diserahkan hari ini dan yang diserahkan ketiga, secara eksplisit menyatakan
kemudian. Contoh :Seseorang keharaman salahs atu bentuk riba. Dan
meminjam sekilo gandum dalam jangka tahap keempat, mengharamkan riba secara
waktu tertentu. Apabila saat total dalam berbagai bentuknya.13
pembayaran tiba, pihak yang Kronologi analsisnya adalah sebagai
mempunyai hutang tidak dapat berikut:14
membayarnya maka ia harus menambah 1. Dalam surat Ar-Rum ayat 39 Allah
menjadi 1.5 kilo. Yang maksudnya menyatakan secara nasehat bahwa
menambah pembayaran utangnya sesuai Allah tidak menyenangi orang yang
dengan pengunduran waktu melakukan riba. Dan untuk
pembayaran.11 mendapatkan hidayah Allah ialah
C. Tahapan Larangan Riba dalam Al- dengan menjauhkan riba. Di sini Allah
Qur’an
menolak anggapan bahwa pinjaman riba
Ada kemiripan antara larangan riba ini
yang mereka anggap untuk menolong
dan larangan Allah yang telah digunakan
manusia merupakan cara untuk
terhadap minuman keras, perjudian dan
mendekatkan diri kepada Allah.
juga dalam menghadapi praktek
Berbeda dengan harta yang dikeluarkan
perbudakan. Oleh karena itu, penelitian
untuk zakat, Allah akan memberikan
tentang metode yang digunakan dalam Al-
berkahNya dan melipat gandakan
Qur’an untuk larangan terhadap minuman
pahalanya. Pada ayat ini tidaklah
keras, perjudian dan juga perbudakan akan
memberika informasi yang berguna untuk 12
Imran N.Hosein, Larangan Riba dalam Al-
Qur’an dan Sunnah, (Malaysia: Ummavision
Sdn.Bhd), hlm. 38
11 13
Ahmad Muhammad Al-Assal dan Dr. Fathi Ade Dedi Rohayana, “Riba dalam Tinjauan Al-
Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip dan Tujuan Qur’an”, Religia, Vol.18, No.1, April 2015, hlm. 75
14
Ekonomi Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, Muhammad Syafii Antonio, Bank Islam..., h.
1999).h.91. 48-50
berimplikasi pada perolehan pahala.
Berbeda dengan zakat yang bila
ditunaikan semata-mata untuk
menggapai ridha Allah, pasti pelakunya
akan mendapatkan pahala yang berlipat
Artinya: Dan sesuatu riba (tambahan) ganda dari Allah Swt.15
yang kamu berikan agar dia 2. Riba digambarkan sebagai sesuatu yang
bertambah pada harta manusia,
Maka riba itu tidak menambah buruk, Allah menurunkan surat An-Nisa'
pada sisi Allah. dan apa yang ayat 160-161.
kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah,
Maka (yang berbuat demikian)
Itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya).(Q.S.ar-
Rum ayat 39).
Ayat tersebut turun ketika Nabi berada
di Mekkah, tentang riba yang tidak akan
memberikan tambahan pada harta dan Artinya:Maka disebabkan kezaliman
orang-orang Yahudi, kami
itu berbeda dengan zakat ataupun haramkan atas (memakan
sedekah yang akan menambahkan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan
keberkahan pada harta. bagi mereka, dan Karena
Sama halnya dijelaskan oleh Mujar Ibnu mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah,Dan
Syarif menegaskan bahwa ayat tersebut disebabkan mereka memakan
merupakan bagian dari ayat-ayat riba, padahal Sesungguhnya
mereka Telah dilarang
Makkiyyah. Sebagaimana lazim daripadanya, dan Karena
diketahui, pada umumnya ayat-ayat mereka memakan harta benda
orang dengan jalan yang batil.
Makiyyah lebih dominan berbicara kami Telah menyediakan untuk
mengenai masalah-masalah akidah orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang
(theologi). Pembahasan mengenai riba pedih.(Q.S. an-Nisa ayat 160-
dalam ayat 39 surah al-Rûm yang 161)
Dalam ayat ini Allah menceritakan
termasuk kategori ayat-ayat Makiyyah
balasan siksa bagi kaum Yahudi yang
itu menyimpan sebuah indikasi
15
mengenai betapa urgennya masalah riba Mujar Ibnu Syarif, Konsep Riba dalam Alqur’an
dan Literatur Fiqih, Al-Iqtishad, Vol. III, No. 2, Juli
2011, h. 295
ganda. Para ahli tafsir berpendapat
bahwa mengambil bunga dengan tingkat
tinggi merupakan fenomena yang
banyak dipraktikkan dalam masa
jahiliyah. Allah berfirman dalam surat
Al-‘Imran ayat 130: Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah
kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, sisa riba), Maka
janganlah kamu memakan riba Ketahuilah, bahwa Allah
dengan berlipat ganda dan dan rasul-Nya akan
bertakwalah kamu kepada memerangimu. dan jika
Allah supaya kamu mendapat kamu bertaubat (dari
keberuntungan.(Q.S al-‘Imran pengambilan riba), Maka
ayat 130). bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiaya dan
Secara umum ayat ini harus dipahami
tidak (pula) dianiaya.(Q.S.
bahwa berlipat ganda bukanlah syarat al-Baqarah ayat 278-279).
dari terjadinya riba, namun merupakan
Ayat ini menjelaskan tentang
praktek pembungaan pada masa itu.
pelarangan riba secara tegas, jelas, pasti,
Dan maksud dari ayat diatas adalah
tuntas, dan mutlak mengharamkannya
dalam berbagai bentuknya, dan tidak masa pembayaran hutang yang merupakan
dibedakan besar kecilnya.Bagi yang pokok harta, tetapi melipatgandakan pokok
melakukan riba telah melakukan harta tersebut, sebagaimama kalian
kriminalisasi. Dalam ayat tersebut jika lakukan di masa jahiliyah. Islam melarang
ditemukan melakukan kriminalisasi, perbuatan tersebut karena mengandung
maka akan diperangi oleh Allah Swt penindasan kepada orang yang sedang
dan RasulNya. kesulitan.
Menurut Quraish Shihab, analisis Menurut Ibnu Jarir, maksud firman
singkat tentang riba yang diharamkan al- Allah di atas adalah janganlah kalian
Quran dapat dilihat pada kandungan ayat memakan riba setelah masuk Islam, karena
Ali Imran ayat 130 dan al-Baqarah ayat Allah telah memberi hidayah kepadamu,
278, atau lebih spesifik lagi dengan sebagaimana perbuatanmu di masa
memahami kata-kata kunci pada ayat- jahiliyah. Apabila seseorang mempunyai
ayat tersebut, yaitu (a) adh’afan hutang kepada orang lain, kemudian masa
mudha’afah; (b) maa baqiya min al-riba; pembayarannya telah tiba (padahal debitor
(c) fa lakum ru’usu amwalikum, la belum bisa membayar), maka si debitor
tazhlimuuna wa la tuzhlamuun. berkata kepada kreditor: tundalah
Dari segi etimologi, kata adh’af hutangmu, dan saya akan menambah
adalah bentuk plural dari kata dhi’fu yang hartamu, kemudian keduanya sepakat.
berarti “double atau berlipat kali”. Karena Transaksi itu adalah riba yang berlipat
itu, kata adh’afan mudha’afah adalah ganda; karena itu, Allah melarang
pelipatgandaan yang berkali-kali. Kata melakukannya saat mereka memeluk
adh’af yang terdapat dalam firman Allah di Islam.16
atas kedudukannya sebagai hal dari kata Menurut al-Razi, apabila seseorang
riba, dan mudha’afah-nya sebagai sifat berhutang kepada orang lain, misalnya
adh’af. seratus dirham untuk masa yang
Maksud dari firman Allah: ditentukan. Kemudian masa pembayaran
kemudian bila masa pembayaran yang ini tidak ada kontradiksi pendapat di antara
kedua tiba, iapun berbuat seperti semula, ulama, apapun mazhab dan alirannya.
dan seterusnya berulang kali. Karena itu, si Akan tetapi, timbul pertanyaan, apakah
kreditor mengambil kelipatan-kelipatan yang diharamkan itu hanya penambahan
dari yang seratus. Inilah maksud dari yang berlipat ganda ataukah segala bentuk
firman Allah adh’afan mudha’afah. penambahan?
Riba pada masa jahiliyah adalah riba Yang pasti adalah bahwa teks ayat
yang dinamai pada masa sekarang dengan menunjukkan arti adh’afan mudha’afah
riba fahisy, yaitu keuntungan yang (berlipat ganda). Mereka yang berpegang
berganda. Tambahan yang fahisy kepada teks tersebut menyatakan bahwa ini
(berlebih-lebihan) ini terjadi setelah tiba merupakan syarat keharaman. Artinya,
masa pelunasan, dan tidak ada dari kalau tidak berlipat ganda, maka tidak
penambahan itu (terjadi) dalam transaksi haram. Pihak lain berpendapat bahwa teks
pertama, seperti memberikan kepadanya tersebut bukan merupakan syarat, tetapi
100 dengan (mengembalikan) 110 atau penjelasan tentang bentuk riba yang sering
lebih atau kurang (dari jumlah tersebut). dipraktikkan pada masa turunnya al-Quran,
Rupanya mereka itu merasa berkecukupan sehingga kata mereka lebih lanjut,
dengan keuntungan yang sedikit. Tetapi, penambahan walaupun tanpa pelipat
apabila telah tiba masa pelunasan dan gandaan adalah haram.17
belum lagi dilunasi, sedangkan debitor Quraish Shihab berpendapat bahwa
ketika itu telah ada dalam genggaman untuk menyelesaikan hal ini perlu
mereka, maka mereka memaksa untuk diperhatikan ayat yang terakhir turun
mengadakan pelipatgandaan sebagai menyangkut riba, khususnya kata-kata
imbalan penundaan. Dan inilah yang kunci yang terdapat di sana. Karena,
dinamai riba al- nasi’ah. Ibnu Abbas sekalipun teks adh’afan mudha’afah
berpendapat bahwa nash al-Qur’an (berlipat ganda) merupakan syarat,
menunjuk kepada riba nasi’ah yang namun pada akhirnya yang
dikenal ketika itu. menentukan essensi riba yang
Dari urian di atas tampak jelas bahwa diharamkan adalah ayat-ayat pada tahapan
riba yang adh’afan mudha’afah (berlipat ketiga.
ganda) diharamkan oleh Allah, karena Disini yang pertama dijadikan kunci
riba yang berlipat ganda adalah adalah firman Allah wa dzaruu maa baqiya
perbuatan komunitas jahiliyah. Dalam hal
17
Ade Dedi Rohayana, “Riba dalam ..., hlm. 83
min al-riba (dan tinggalkanlah sisa riba kunci ini menetapkan bahwa segala bentuk
yang belum dipungut). Pertanyaan yang penambahan atau kelebihan baik berlipat
timbul adalah “apakah kata al- riba yang ganda atau tidak, telah diharamkan al-
berbentuk ma’rifat (definite) ini mengarah Quran dengan turunnya ayat tersebut. Ini
kepada riba adh’afan mudha’afah atau berarti kata adh’afan mudha’afah bukan
tidak”? Menurut Rasyid Ridha mengarah syarat tetapi sekadar penjelasan tentang
kepadanya, sedangkan menurut ulama lain riba yang sudah lumrah mereka
tidak mengarah kepadanya. Kemudian praktikkan. Karena itu, kata adh’afan
Quraish Shihab membenarkan pendapat mudha’afah tidak penting lagi karena
Rasyid Ridha karena didukung oleh apakah ia syarat atau bukan, apakah yang
riwayat-riwayat yang jelas dan banyak dimaksud dengannya pelipatgandaan
tentang sebab nuzul ayat al-Quran tersebut. atau bukan, pada akhirnya yang
Oleh karena itu, tidak tepat mejadikan diharamkan adalah segala bentuk
pengertian riba pada ayat terakhir yang kelebihan. Namun, kelebihan yang
turun itu melebihi pengertian riba dalam dimaksud adalah dalam kondisi yang sama
ayat Ali Imran yang lalu (adh’afan seperti yang terjadi pada masa turunnya
mudha’afah). Karena riba yang dimaksud al-Quran dan yang disyaratkan oleh
adalah riba yang mereka lakukan pada penutup ayat al-Baqarah ayat 279
masa yang lalu (jahiliyah). Pada akhirnya tersebut, yaitu laa tazhlimuun wa laa
dapat disimpulkan bahwa riba yang tuzhlamuun (kamu tidak menganiaya dan
diharamkan al- Quran adalah yang tidak pula dianiaya).18
disebutkannya sebagai adh’afan
mudha’afah atau yang diistilahkan dengan D. Riba dalam Prespektif Hadis Nabi
riba nasi’ah. Nabi Muhammad SAW telah
Akan tetapi, Quraish Shihab menegaskan dengan bahasa yang keras
menyebutkan kata kunci berikutnya yaitu, untuk memperingatkan umat manusia dan
fa lakum ruuusu amwalikum. Dalam arti juga umat Islam mengenai riba, sebagai
bahwa yang berhak mereka peroleh berikut:19
kembali hanyalah modal-modal mereka. Abu Hurairah telah mengatakan
bahwa pesuruh Allah bersabda: “Riba
Jika demikian, setiap penambahan atau
terdiri dari tujuh puluh jenis yang
kelebihan dari modal tersebut yang berbeda dan yang paling kurang
bahayanya adalah setara dengan
dipungut dalam kondisi yang sama dengan
apa yang terjadi pada masa turunnya ayat- 18
Ade Dedi Rohayana, “Riba dalam ..., hlm. 84-85
19
ayat riba ini tidak dapat dibenarkan. Kata Imran N.Hosein, Larangan..., hlm. 90-91
yang bertransaksi riba ini akan itu dengan yang ada. (H.R Bukhari
Muslim).
mendapatkan laknat dari Allah Swt.
Makna terminology dalam al-Qur’an Hadis diatas menjelaskan bahwa jual
digunakan dalam konteks kaitannya beli dengan barang- barang yang sejenis
dengan hutang piutang, lain halnya dengan seperti emas dengan emas, perak dengan
hadis nabi, meskipun dasar rujukannya perak, gandum dengan gandum, kurma
berpangkal dari permasalahan hutang dengan kurma harus dilakukan dengan
piutang, namun juga dapat berupa ukuran, takaran dan timbangan yang sama.
pinjaman atau permasalahan jual beli yang Jika jual beli dilakukan dengan takaran
ditangguhkan21. Disamping itu yang berbeda maka dikategorikan riba,
pembicaraan tentang riba dalam hadis nabi kecuali objek yang diperjualbelikan
juga berkaitan dengan bentuk-bentuk jual berbeda. Karena itu tidak boleh jual beli
beli tertentu yang dipraktekkan pada masa satu dirham dengan dua dirham dan satu
pra Islam. Diantara hadis-hadis yang dinar dengan dua dinar, sebagaimana sabda
menerangkan tentang riba yang berkaitan Rasulullah Saw:
dengan jual beli yaitu:22 : م ﻗﺎل.ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎن ﺑﻦ ﻋﻔﺎن أن رﺳﻮل ﷲ ص
م.ﻋﻦ أﺑﻰ ﺳﻌﯿﺪ اﻟﺨﺪري ﻗﺎل رﺳﻮل ﷲ ص ﻻ ﺗﺒﯿﻌﻮا اﻟﺪﯾﻨﺎر ﺑﺎﻟﺪﯾﻨﺎرﯾﻦ وﻻ اﻟﺪرھﻢ
ﻻﺗﺒﯿﻌﻮا اﻟﺬھﺐ ﺑﺎﻟﺬھﺐ اﻻ ﻣﺜﻼوﻻ ﺗﺸﻔﻮا:ﻗﺎل ﺑﺎﻟﺪرھﻤﯿﻦ
ﺑﻌﻀﮭﺎ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ وﻻﺗﺒﯿﻌﻮا اﻟﻮرق ﺑﺎﻟﻮرق اﻻ ()رواه ﻣﺴﻠﻢ
ﻣﺜﻼ ﺑﻤﺜﻞ وﻻ ﺗﺸﻔﻮا ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ وﻻ ﺗﺒﯿﻌﻮا ﻣﻨﮭﺎ Dari Utsman bin Affan bahwasannya
Rasulullah SAW bersabda janganlah
(ﻏﺎﺋﺒﺎ ﺑﻨﺎﺟﺰ )رواه اﻟﺒﺨﺎرى وﻣﺴﻠﻢ kalian berjual beli satu dinar dengan dua
Diriwayatkan oleh Abu said Al-Khudri dinar dan satu dirham dengan dua
bahwa Rasulullah SAW bersabda dirham. (H.R Muslim).23
janganlah kalian menjual emas dengan Disamping harus sama kadar, ukuran,
emas kecuali yang sama beratnya, atau timbangannya, menurut Rasulullah
janganlah kalian melebihkan sebahagian
diatas bagian yang lain, janganlah kalian barang-barang ribawi itu harus diserahkan
menjual perak dengan perak kecuali yang secara langsung saat transaksi dilakukan,
sama beratnya dan janganlah kalian
melebihkan sebahagian diatas bagian sebagaimana sabda Rasulullah yang
yang lain, dan janganlah kalian menjual diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri.
yang tidak ada diantara barang-barang
Dan apabila salah satu sifat barang yang
diperjual belikan berubah, misalnya
21
Idri, Hadis Ekonomi , (Jakarta: Prenadamedia warnanya kusam karena lama tak terjual
Group, 2015.) h.186.
22
Mardani, Ayat- ayat dan Hadis Ekonomi
Syariah, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.135
23
Ibid., h.188
dan yang lainnya masih segar, maka jual وأﻛﻞ ﻣﺎل اﻟﯿﺘﯿﻢ، وأﻛﻞ اﻟﺮﺑﺎ،ﺣﺮم ﷲ إﻻ ﺑﺎﻟﺤﻖ
beli dengan ukuran yang berbeda وﻗﺬف اﻟﻤﺤﺼﻨﺎت،واﻟﺘﻮﻟﻰ ﯾﻮم اﻟﺰﺣﻒ
diperbolehkan, sebagaimana sabda
.(اﻟﻐﺎﻓﻼت اﻟﻤﺆﻣﻨﺎت )رواه اﻟﺒﺨﺎرى
Rasulullah Saw:24
Dari Abu Huraira R.A dari nabi Saw
اﻟﺘﻤﺮ ﺑﺎﻟﺘﻤﺮ: ﻋﻦ أﺑﻰ ھﺮﯾﺮة ﻗﺎل رﺳﻮل ﷲ ﷺ bersabda “ Jauhilah tujuh dosa besar!”
Para sahabat bertanya, ‘ Apakah hal itu
واﻟﺤﻨﻄﺔ ﺑﺎ ﻟﺤﻨﻄﺔ واﻟﺸﻌﯿﺮ ﺑﺎﻟﺸﻌﯿﺮ واﻟﻤﻠﺢ ya Rasulullah?” Nabi menjawab,
ﺑﺎﻟﻤﻠﻊ ﻣﺜﻼ ﯾﺪا ﺑﯿﺪ ﻓﻤﻦ زاد أواﺳﺘﺰاد ﻓﻘﺪ أرﺑﻰ menyukutan Allah, sihir, membunuh jiwa
yang diharamkan oleh Allah kecuali
( إﻻ ﻣﺎاﺧﺘﻠﻔﺖ أﻟﻮاﻧﮫ )رواه ﻣﺴﻠﻢ dengan hak, makan riba, makan harta
anak yatim, lari dari peperangan, dan
Dari Abu Huraira berkata, Rasulullah menuduh wanita baik- baik melakukan
Saw bersabda, jual beli kurma dengan zina.” (H.R Bukhari).
kurma, biji gandum dengan biji gandum,
tepung dengan tepung, garam dengan E. Sebab- Sebab dilarangnya Riba
garam harus sama dan langsung serah
terima. Barang siapa yang menambah Baik Al-Quran maupun Hadis nabi
dan minta tambahan, maka ia melakukan mengharamkan riba, bahkan dalam hadis
riba kecuali yang warnanya berbeda.
(HR Muslim) dijelaskan bahwa semua pihak yang
Rasulullah mengutuk dan terlibat dalam riba dilaknat oleh
menganggap sebagai orang tidak waras Rasulullah. Larangan tersebut bukan tanpa
kepada orang- orang yang terlibat dalam sebab. Menurut al-Far al-Razi ada
riba, baik melalui utang piutang, jual beli beberapa sebab atas dilarangnya dan
yang bermaksud agar hartanya bisa diharamkannya riba:26
bertambah, orang yang mewakili dalam 1. Riba memungkinkan seseorang
transaksi riba, menulis atau menjadi memaksakan pemilikan harta dari orang
saksinya. Riba dimasukkan sebagai salah lain tanpa ada imbalan. Keuntungan
satu dari tujuh dosa besar yang harus yang akan diperoleh si peminjam
dijauhi.Riba disepadankan dengan syirik, bersifat belum pasti, dan pemungutan
sihir, membunuh, makan harta anak yatim, tambahan oleh pemberi pinjaman adalah
lari dari peperangan, dan menuduh wanita hal yang pasti tanpa risiko.
baik-baik melakukan zina. Rasulullah Saw 2. Riba menghalangi pemodal ikut
25
bersabda: berusaha mencari rezeki, karena ia
: م ﻗﺎل.ص. ع ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ.ﻋﻦ أﺑﻰ ھﺮﯾﺮة ر dengan mudah membiayai hidupnya
ﯾﺎرﺳﻮل ﷲ وﻣﺎ: ﻗﺎﻟﻮا،اﺟﺘﻨﺒﻮا ﺳﺒﻊ اﻟﻤﻮﺑﻘﺎت dengan bunga saja.
3. Jika riba diperbolehkan, masyarakat 1. Riba akan mencetak manusia yang tidak
akan tidak segan-segan meminjam uang mau berusaha dan bekerja keras, seperti
walaupun dengan bunga yang tinggi, berdagang, berindustri, bertani dan
dan ini telah merusak tata hidup tolong pekerjaan-pekerjaan lain yang dituntut
menolong. oleh perkembangan zaman, seperti
4. Dengan riba biasanya pemodal semakin kedokteran, arsitektur, pharmasi,
kaya dan si peminjam semakin miskin. advokat dan lain-lainya. Riba akan
5. Larangan riba telah ditetapkan dalam mendorong si pemraktik riba untuk
nash. memeras darah sekelompok orang
Seorang pakar hukum Islam, Wahbah yang mau berusaha dan bekerja
al-Zuhaili, secara singkat dan jelas keras. Dia akan mengarungi
menyingkap background atau latar kehidupan dengan bersantai-santai
belakang keharaman riba. Menurutnya, karena selalu berharap dari harta
agama Islam adalah agama yang menyukai yang dipinjamkan yang mengandung
kesungguh- sungguhan dan kerja riba tersebut.
keras, mendorong bersedekah dan 2. Riba adalah usaha Cuma-Cuma,
memberi pinjaman dengan baik, melarang padahal syara’ meng- haramkan
mempersulit keperluan orang lemah, mengambil harta secara aniaya dan
melarang berbuat sesuatu yang dapat tanpa haknya, serta melarang orang kuat
membawa kepada permusuhan, kebencian mempersulit orang lemah.
dan pertengkaran, melarang dengki, hasud, 3. Riba menanamkan kedengkian ke
serakah dan rakus, mengharuskan dalam hati orang-orang fakir atas
mengambil harta dengan jalan halal, tidak orang-orang kaya, melahirkan
menyenangi menumpuk-numpuk harta permusuhan dan kebencian, dan
kekayaan di tangan kelompok kecil yang membangkitkan/menyulut percekcokan
akan mempersulit keperluan orang lain dan dan perselisihan di antara manusia. Ini
mempermainkan perekonomian negara dan karena riba akan menghilangkan sifat
masyarakat. kasih sayang dan tolong menolong dan
Berangkat dari prinsip-prinsip yang membuat manusia manjadi hambanya
luhur inilah, menurut Wahbah al-Zuhaili, harta. Si pemraktik riba seolah-olah
Allah mengharamkan praktik riba, karena seekor serigala yang akan merampas
praktik riba akan melahirkan beberapa apa yangterdapat di dalam
kerugian sebagai berikut: sakunya manusia dengan
penampilan yang tenang, penuh tipuan
AL-INTAJ Vol. 3, No. 2, September 2017
Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISSN : 2621-668X
Fitri Setyawati 258
Riba Dalam Pandangan Al-Qur’an dan Hadist
yang jahat, dengan tidak diketahui pelakunya terlebih lagi bagi korbannya.
debitor. Dampak buruk praktik riba juga sudah
4. Riba akan meretakkan jalinan sangat jelas disampaikan Allah di dalam
silaturahmi manusia, menghapus al-Quran, sebagaimana dapat dilihat pada
kebaikan di antara mereka dengan jalan ayat-ayat riba tersebut di atas. Padahal
qirad (pinjam meminjam) yang baik, sudah disepakati ulama bahwa tujuan dasar
dan akan merampas harta si fakir dan dari diturunkannya agama Islam adalah
orang yang sedang dalam keperluan untuk mendatangkan kebaikan dan
mendesak yang ingin memperbaiki meniadakan kerusakan. Oleh karena itu,
usaha dan kehidupannya. latar belakang Islam mengharamkan riba
5. Riba akan menghancurkan harga karena akibat buruk yang ditimbulkan oleh
manusia dan melahirkan perselisihan di praktik riba, yaitu dapat merusak tatanan
antara mereka, selain akan memonopoli sosial-kemasyarakatan.27
perekonomian masyarakat. Dampak KESIMPULAN
negatif yang khusus adalah lahirnya Dari urain di atas, maka dapat
kehancuran, kefakiran, dan disimpulkan bahwa riba merupakan kegiatan
kerugian, karena Allah akan eksploitasi dan tidak memakai konsep etika
menghancurkan riba dan menyuburkan atau moralitas. Masalah mengharamkan
sedekah. Kerugiannya tidak hanya transaksi yang mengandung unsur ribawi, hal
bagi si lintah darat, tetapi juga bagi ini disebabkan mendholimi orang lain dan
distributornya. Banyak petani yang adanya unsur ketidakadilan (unjustice). Para
terjerat lintah darat harus menjual tanah- ulama sepakat dan menyatakan dengan tegas
tanah milik mereka untuk menutupi tentang pelarangan riba. Secara garis besar
hutang yang dipinjamnya yang riba riba ada dua yaitu: riba akibat hutang
mengandung riba. Semua ini karena piutang dan riba akibat jual beli.
bertani atau berladang banyak Berbicara riba identik dengan bunga
memerlukan pembiayaan, padahal bank atau rente, sering kita dengar di tengah-
usahanya itu sangat rentan terkena tengah masyarakat bahwa rente disamakan
hama, kekeringan, dan paceklik. dengan riba. Pendapat itu disebabkan rente
Sangat jelas apa yang disampaikan dan riba merupakan "bunga" uang, karena
oleh Wahbah al-Zuhail bahwa praktik riba mempunyai arti yang sama yaitu sama-sama
merupakan perbuatan yang sudah pasti bunga, maka hukumnya sama yaitu haram.
mendatangkan kerusakan, baik bagi
27
Ade Dedi Rohayana, “Riba dalam ..., hlm. 79-81