Nomor : 223a/SK-DIR/01.14/RSSM2/XII/2016
Tentang : Kebijakan Pengelolaan Teknologi Informasi
Di Lingkungan Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong
A. UMUM
1. Alignment Bisnis dengan Teknologi Informasi (TI) :
a. Setiap Unit Kerja / Pengelola TI Unit harus memiliki Rencana Strategis yang
mengacu kepada Rencana Strategis RS Sentra Medika Cibinong yang sangat
diperlukan untuk dijadikan acuan alignment bisnis dengan TI.
b. Setiap Unit Kerja / Pengelola TI Unit menerjemahkan sasaran strategis dan
program kerjanya ke dalam kebutuhan TI.
c. Kontribusi TI di mata pengguna dan pimpinan, mencapai derajat Partner
atau setidaknya Utility, dimana TI mampu menjadi pendorong dalam
pencapaian organisasi yang efisien bahkan sampai ke tingkat terpercaya
oleh publik.
d. Setiap Pengelola TI Unit mendekomposisi dan mendefinisikan proses bisnis
secara lengkap, serta melakukan analisis kesenjangan antara tingkat adopsi
secara operasional dan dukungan TI yang dituangkan dalam ICT Blueprint.
e. Setiap Pengelola TI Unit melakukan skala prioritas pembenahan proses
bisnis berdasarkan dampak bisnis dan upaya untuk implementasi yang akan
dijadikan acuan awal menentukan skala prioritas aplikasi TI yang
dibutuhkan.
B. MANAJEMEN
1. Implementasi yang konsisten dari konsep Deconsolidate Centralize terhadap
pola kerjasama TI antar Pengelola TI Unit :
a. Pengelola TI Unit secara bersama-sama mengembangkan kebijakan TI dan
standar TI.
b. Penentuan proses bisnis yang masuk dalam kategori shared services
dilakukan berdasarkan karakteristik kesamaan proses maupun karakteristik
integrasi proses yang dominan. Penentuan ini dituangkan dalam ICT
Blueprint RS Sentra Medika Cibinong dan dijalankan oleh unit TI secara
konsisten.
b. ICT Blueprint :
1) Unit TI memastikan ICT Blueprint yang tercantum dalam rencana
strategis selaras dengan rencana strategi RS Sentra Medika Cibinong,
senantiasa tersedia, valid dan mutakhir.
2) ICT Blueprint merupakan rencana jangka panjang (periode 4 sampai
dengan 6 tahun).
3) ICT Blueprint harus lengkap memiliki komponen utama (ruang lingkup
kegiatan/business context, definisi proses bisnis dan analisis
kesenjangan, arsitektur aplikasi dan pemetaannya terhadap proses
bisnis, arsitektur infrastruktur, perencanaan pembiayaan TI) serta
komponen penunjang (organisasi TI, IT Governance termasuk
manajemen layanan, keamanan, dan audit, dan perencanaan alih daya
TI).
4) ICT Plan merupakan rencana implementasi jangka pendek (periode
1 sampai dengan 2 tahun).
5) ICT Blueprint Pengelola TI Unit mengacu pada ICT Blueprint RS Sentra
Medika Cibinong.
6) Unit TI akan memastikan tersedianya anggaran dan sumber daya
sebagai bagian biaya operasionalnya untuk mengimplementasikan ICT
Plan yang telah disetujui.
D. DATA
1. Tanggung Jawab Pemilik Data :
a. Pemilik data bertanggung jawab untuk mencapai :
1) Kehandalan data harus dijaga dengan mengkombinasikan Data Master
yang lengkap dengan Data Transaksi yang terintegrasi secara baik
dengan seluruh pergerakan proses bisnisnya.
2) Dalam meningkatkan kehandalan data, maka pemilik data yang tidak
melakukan tugasnya dengan benar harus bertanggung jawab dalam
pembenahan data.
3) Semua perubahan data (termasuk pembatalan perubahan data) harus
melalui proses yang dapat diaudit.
b. Pemilik data harus secara jelas melakukan justifikasi masa retensi data yang
dibutuhkan oleh bisnis. Filosofi Hierarchical Storage Management
dilaksanakan secara konsekuen untuk mengoptimalkan penggunaan media
penyimpanan data yang disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Hak Akses Aplikasi TI berdasarkan tingkat jabatan dan unit nya. Untuk Hak Akses
diajukan oleh Kepala Bagian atau Kepala Bidang dari unit tersebut dan disetujui
oleh Wakil Direktur yang bersangkutan. Adapun Hak Akses tersebut sesuai
dengan Modul dari Aplikasi TI antara lain :
a. Unit Pendaftaran : Modul Rawat Jalan, Rawat Inap dan UGD.
b. Unit Kasir : Modul Administrasi.
c. Unit Keperawatan : Modul Rawat Inap dan UGD.
d. Unit MCU : Modul MCU.
e. Unit Farmasi : Modul Farmasi dan Logistik Medis.
f. Unit Laboratorium : Modul Laboratorium.
g. Unit Radiologi : Modul Radiologi.
h. Unit Purchasing : Modul Logistik, Logistik Medis, dan Logistik Umum.
i. Unit Rekam Medis : Modul Rekam Medis.
j. Unit Umum : Modul Logistik Umum.
k. Unit Keuangan : Modul Finance.
l. Unit Marketing : Modul Marketing.
m. Unit Gizi : Modul Gizi.
n. Unit Bank Darah : Modul Bank Darah.
4. Pertukaran Data
a. Pemilik data tidak membatasi efektifitas aliran informasi, baik di dalam unit
kerja, antar unit kerja, maupun untuk kepentingan pimpinan.
b. Pengguna data bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan data sesuai
dengan tingkat sensitifitasnya.
c. Pengguna data hanya diperkenankan mempergunakan data sebagai
referensi dan tidak diperkenankan menyampaikan laporan atas suatu data
yang diterimanya dari sumber data, kecuali atas seijin pemilik data.
d. Semua transfer data (di dalam dan antar kerja) harus dilindungi dengan baik
dan dapat diaudit. Pemilik data berkewajiban untuk menyusun kamus data
yang menjadi acuan untuk pengembangan matriks pertukaran data.
F. TEKNOLOGI
1. Standar TI
a. Unit TI membuat arsitektur TI berdasarkan best practices, yang terdiri dari
beberapa layer, yaitu presentation layer, application layer, data layer dan
base layer.
1) Teknologi presentation layer dapat mendukung user interface device
(personal computer, laptop, personal data assistance, handphone dan
sebagainya) tanpa mengubah logika pemrograman.
2) Teknologi Enterprise Application Integration (EAI), Business Process
Management (BPM) dan Business Intelligence (BI) di dalam application
layer hanya digunakan untuk mengintegrasikan aplikasi yang telah
memiliki kematangan arsitektur aplikasi.
3) Teknologi data layer memperhatikan aspek terkait dengan kepemilikan,
keamanan, dan kelangsungan kegiatan.
4) Teknologi base layer (common system services, network services,
platform services) memperhatikan aspek terkait dengan redundancy,
konsolidasi, kemudahan dan ketepatan dalam pengelolaan dan
pemantauan serta optimalisasi sumber daya.
b. Unit TI membuat standar TI untuk setiap layer dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1) Merupakan standar industri.
2) Memiliki versi yang stabil.
3) Memiliki platform yang terbuka dan didukung oleh sebagian besar
vendor teknologi.
4) Memiliki standar umur teknis teknologi.
c. Penentuan standar dilakukan dengan menggunakan RFI (Request For
Information).
d. Standar yang mendefinisikan teknologi harus menjadi masukan kunci dalam
penyusunan TOR.
e. Pengadaan infrastruktur diutamakan mengacu kepada kualitas kinerja,
kecuali apabila terkait dengan peningkatan kapasitas yang dinyatakan
dengan kompabilitas versi, implementasi, konfigurasi, Proof-of-Concept
(PoC) dan infrastruktur pendukung.
f. Estimasi volume transaksi dan volume data yang cukup akurat perlu
dilakukan untuk mendapatkan efektifitas biaya dalam menentukan kapasitas
yang ideal. Apabila terdapat kesulitan dalam mendapatkan keakuratan yang
diperlukan, maka diambil pendekatan overconfigured untuk menjamin
kinerja sistem yang baik untuk user.
g. Di dalam perencanaan implementasi teknologi (replace atau upgrade) harus
ada fall-back plan yang handal.