0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan2 halaman
Etnopedagogi dan pendidikan multikultural sangat penting diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia untuk menghargai keragaman budaya di tengah perubahan sosial akibat globalisasi dan teknologi. Pendidikan multikultural bertujuan mengembangkan potensi seluruh manusia dengan menghargai pluralitas budaya, etnis, dan agama melalui prinsip persamaan, saling menghormati, dan keadilan sosial. Paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek ketid
Etnopedagogi dan pendidikan multikultural sangat penting diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia untuk menghargai keragaman budaya di tengah perubahan sosial akibat globalisasi dan teknologi. Pendidikan multikultural bertujuan mengembangkan potensi seluruh manusia dengan menghargai pluralitas budaya, etnis, dan agama melalui prinsip persamaan, saling menghormati, dan keadilan sosial. Paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek ketid
Etnopedagogi dan pendidikan multikultural sangat penting diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia untuk menghargai keragaman budaya di tengah perubahan sosial akibat globalisasi dan teknologi. Pendidikan multikultural bertujuan mengembangkan potensi seluruh manusia dengan menghargai pluralitas budaya, etnis, dan agama melalui prinsip persamaan, saling menghormati, dan keadilan sosial. Paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek ketid
Pembelajaran yang berorientasi etnopedagogi sangat penting diterapkan
mengingat Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda. Kedua, globalisasi dan perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya pada masyarakat Indonesia. Jika pembelajaran berorientasi pada etnopedagogi tidak diterapkan sejak dini, maka masa yang akan datang globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat menggeser kearifan lokal dalam masyarakat. Dalam pendidikan kita menggunakan istilah multi etnic education dan bukan multi cultural education karena di Indonesia masyarakatnya bersifat collectivisme, para penduduknya benar-benar murni rakyat Indonesia yang secara geografis terbagi-bagi dalam bentuk pulau maka menghasilkan keanekaragaman suku, budaya, dan bangsa. Berbeda dengan dengan Eropa atau Amerika dimana rakyat mereka berasal dari berbagai negara seperti Cina, Hawai, Afrika dan sebagainya makanya memakai istilah multi culture. Pada jenjang Magister dan Doktor kita diajak untuk berbicara dan mengkritisi tentang wacana dari lingkungan di sekitar kita, apa yang sedang terjadi dan pengembangan keilmuan seperti apa yang dapat kita berikan bagi masyarakat. Satu posisi, satu amanah dan menuntut satu privacy dari kita. Pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Pendidikan multikultural menekankan sebuah filosofi pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip- prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. Pendidikan multikultural berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran tentang interkulturalisme seusai Perang Dunia II. Kemunculan gagasan dan kesadaran interkulturalisme ini selain terkait dengan perkembangan politik internasional menyangkut HAM, kemerdekaan dari kolonialisme, diskriminasi rasial, dan lain-lain, juga karena meningkatnya pluralitas di negara-negara Barat sendiri sebagai akibat dari peningkatan migrasi dari negara-negara baru merdeka ke Amerika dan Eropa. Pendidikan multikultural sebenarnya merupakan sikap peduli dan mau mengerti (difference) atau politics of recognition politik pengakuan terhadap orang- orang dari kelompok minoritas. Pendidikan multikultural melihat masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap indiference dan non- recognition tidak hanya berakar dari ketimpangan struktur rasial, tetapi paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan, kemiskinan, penindasan, dan keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.