Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,

Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG


DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Adhika Kusuma Tama, Lila Anggraini, Bambang Tutuko


Program Studi Strata 1, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Semarang,
Email: Adhikakusuma7@gmail.com

ABSTRAK

Manajemen dalam mengelola suatu kegiatan pekerjaan konstruksi sangat diperlukan


mengingat usaha di bidang konstruksi saat ini semakin berkembang pesat. Manajemen konstruksi
merupakan suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin. Manajemen Konstruksi
dapat berupa badan usaha yang didalamnya diperlukan sumber daya manusia yang ahli dibidangnya
masing-masing yang mencakup POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controling) secara
sistimatis dan terukur.
Saat ini Universitas Negeri Semarang Jawa Tengah sedang dilakukan proyek Gedung Digitasi
letaknya di bagian selatan Universitas Negeri Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam
dalam penelitian ini adalah dengan kajian pustaka dari berbagai sumber yang berkaitan. Data yang
didapatkan berasal dari pengisian kuisioner oleh responden yang terlibat dalam proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang. Kuisioner yang digunakan sebanyak 45 responden yang
berpartisipasi dalam pengisan kuesioner.
Hasil analisis mengenai faktor faktor sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek
pembangunan Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang yang paling dominan adalah pada
tahapan pelaksanaan , sedangkan analisis mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen
konstruksi untuk pengendalian waktu, biaya, dan mutu yang paling dominan adalah tahapan
pengendalian.

Kata kunci : Analisis, Manajemen Konstruksi, Proyek Konstruksi

ABSTRACT

Management in a work job is very important to consider in the field of work currently
growing rapidly. Construction management is an organization or individual that is multi-disciplinary.
Construction Management can consist of business entities that require human resources who are
experts in their respective fields who need a POAC (Planning, Organizing, Actuating, and
Controlling) by being systematic and measurable.

At present the Semarang State University in Central Java is underway in the Digitation
Building project located in the southern part of Semarang State University. The research method used
in this research is literature review from various sources that discuss. Data obtained from filling out
questionnaires by respondents involved in the Semarang State University Digitization Building
project. The questionnaire used was 45 respondents who answered the questionnaire.

The results of the analysis of the work management system construction factors in the
Semarang State University Digitation Building construction project are the most dominant at the
stage of actuating, while the analysis of the actions taken by construction management to control
time, cost, and quality is the most dominant stage controlling.

1
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

Keywords: Analysis, Construction Management, Construction Projects

PENDAHULUAN memiliki tinggi 4 (Empat) lantai . Jenis


pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam
Manajemen dalam mengelola suatu
renovasi stadion ini antara lain : pekerjaan
kegiatan pekerjaan konstruksi sangat
persiapan, pekerjaan pondasi tiang
diperlukan mengingat usaha di bidang
pancang, pekerjaan struktur, pekerjaan
konstruksi saat ini semakin berkembang
arsitektur, pekerjaan plumbing, dan
pesat. Manajemen konstruksi merupakan
pekerjaan finishing.
suatu organisasi atau perorangan yang
Dalam pelaksanaan suatu proyek,
bersifat multi disiplin. Suatu proyek dapat
tentunya tidak dapat terhindarkan dari
dikatakan berhasil atau tidaknya
berbagai permasalahan yang perlahan
tergantung dari manajemen konstruksi itu
timbul. Contohnya saja seperti kurangnya
sendiri dalam mengelola dan
hubungan koordinasi antara MK dan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang
kontraktor, keterlambatan datangnya
tersedia untuk dapat dimaksimalkan
bahan material, atau juga jumlah tenaga
hasilnya dan juga bagaimana tindakan
kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas
yang dilakukan apabila timbul masalah
proyek itu sendiri. Hal ini menjadi
yang tidak di inginkan. Dengan adanya
tantangan serius bagaimana nantinya MK
suatu perusahaan atau perseorangan yang
itu sendiri akan mencoba memecahkan
profesional dalam bidang manajemen
berbagai masalah yang terjadi agar Proyek
konstruksi dalam mendukung pemilik
Gedung Digitasi Universitas Negeri
proyek untuk mengelolanya, maka akan
Semarang ini tetap dapat berjalan sesuai
diharapkan dapat tercapai sasaran proyek
rencana awal. Dengan adanya manajemen
secara efektif dan efisien
konstruksi pada Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang ini, kami
Mendirikan Gedung Digitasi ini untuk
ingin mengetahui sistem manajemen
meningkatkan kualitas Universitas tersebut
konstruksi yang diterapkan sehingga dapat
, karena dalam gedung digitasi ini nantinya
berjalan dengan baik dan sesuai dengan
akan di lengkapi dengan system GIS
yang dijadwalkan
(Geographic Information System). Dengan
di bangunnya Gedung Digitasi tersebut
Tujuan Penelitian
akan meningkatkan skill setiap mahasiswa
Universitas Negeri Semarang. Dalam Tujuan penelitian ini sebagai berikut :
perencanaannya sendiri stadion ini

2
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

1. Menganalisa penerapan kinerja mendalam tentang manajemen


manajemen konstruksi pada proyek konstruksi sehingga ilmu pengetahuan
Gedung Digitasi Universitas Negeri ini dapat dikembangkan lebih lanjut di
Semarang Jawa Tengah. kemudian hari.
2. Memberikan pemahaman tentang
LANDASAN TEORI
penerapan kinerja manajemen
konstruksi pada proyek Gedung Manajemen Konstruksi

Digitasi Universitas Negeri Semarang Dalam buku Teori Aplikasi


Jawa Tengah. Manajemen Proyek Konstruksi
3. Memberikan solusi pemecahan menyatakan bahwa proyek konstruksi
terhadap masalah yang timbul guna memiliki karakteristik unik yang tidak
membuat proyek tetap berjalan sesuai berulang. Proses yang terjadi ada suatu
target yang di harapkan proyek tidak akan berulang pada proyek
lainnya (Ervianto (2004). Kegiatan proyek
Manfaat Penelitian dapat diartikan sebagai satu kegiatan

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sementara yang berlangsung dalam jangka

berikut : waktu terbatas, dengan alokasi sumber


daya tertentu dan dimaksudkan untuk
a. Bagi Pengguna Jasa Konstruksi melaksanakan tugas yang sasarannya telah
Untuk mengetahui cara menerapkan digariskan dengan jelas (Soeharto (1995).
kinerja manajemen konstruksi
sehingga dalam pembangunan suatu Menurut Soehendradjati (1987),

proyek dapat dikelola dengan baik, manajemen konstruksi adalah kelompok

tepat mutu dan tepat waktu. yang menjalankan fungsi manajemen

b. Bagi Peneliti dalam proses konstruksi (tahap

Untuk menambah ilmu pengetahuan pelaksanaan), suatu fungsi yang akan

dan pemahaman yang lebih mendalam terjadi dalam setiap proyek konstruksi.

tentang penerapan kinerja manajamen sedangkan menurut Dipohusodo (1996),

kostruksi pada suatu proyek sehingga manajemen konstruksi merupakan proses

dapat dijadikan bekal saat peneliti terpadu dimana individu-individu sebagai

menjalankan pelaksanaan suatu proyek bagian dari organisasi diliatkan untuk

c. Bagi Ilmu Pengetahuan memelihara , mengembangkan ,

Hasil dari penelitian diharapkan dapat mengendalikan , dan menjalankan

memberi pengetahuan yang lebih program-program yang semuanya

3
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

diarahkan pada sasaran yang telah ada. Tidak terlalu mudah dan tidak
ditetapkan dan berlangsung menerus terlalu sulit. Tapi tetap ada
seiring den gan berjalannya waktu. tantangan.
5. Time artinya ada batas waktu yang
Fungsi Manajemen Konstruksi
jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
Menurut Ervianto (2005) fungsi semesteran atau tahunan. Sehingga
dasar manajemen tersebut diatas dapat mudah dinilai dan dievaluasi.
dikelompokkan menjadi empat kelompok
kegiatan antara lain : b. Organizing ( Organisasi )

a. Planning ( Perencanaan ) Fungsi Organizing / Organisasi dari

Fungsi Perencanaan/Planning manajemen konstruksi adalah

dari manajemen konstruksi adalah mengelompokkan kegiatan - kegiatan

suatu proses untuk menentukan yang diperlukan, dan bagaimana

tindakan masa depan yang tepat, hubungan antar kegiatan tersebut

melalui urutan pilihan, dengan dalam suatu bentuk struktur organisasi

memperhitungkan sumber daya yang atau institusi. Dalam hal ini organisasi

tersedia dalam rangka pencapaian berarti sebagai wadah atau tempat

tujuan yang telah ditetapkan menyatukan pemikiran dari

sebelumnya. Dalam perencanaan, ada sekelompok orang didalamnya

beberapa faktor yang harus diantaranya owner, Konsultan

dipertimbangkan. Yaitu Perencana, Pihak Kontraktor, dan

harus SMART : Konsultan Pengawas untuk mencapai

1. Specific artinya perencanaan harus satu tujuan. Organizing adalah proses

jelas maksud maupun ruang dalam memastikan kebutuhan manusia

lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan fisik setiap sumber daya tersedia

dan terlalu idealis. untuk menjalankan rencana dan

2. Measurable artinya program kerja mencapai tujuan yang berhubungan

atau rencana harus dapat diukur dengan organisasi.

tingkat keberhasilannya.
3. Achievable artinya dapat dicapai. c. Actuating ( Pelaksanaan )

Jadi bukan anggan-angan. Fungsi actuating/pelaksanaan dalam

4. Realistic artinya sesuai dengan manajemen konstruksi bertujuan untuk

kemampuan dan sumber daya yang mewujudkan bangunan yang


dibutuhkan oleh pemilik proyek, dan
4
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

yang sudah dirancang oleh konsultan yang terpenting adalah bagaimana


perencana dalam batasan biaya dan sejak dini dapat diketahui
waktu yang telah disepakati, serta penyimpangan-penyimpangan yang
dengan mutu yang disyaratkan. Dalam terjadi. Baik dalam tahap perencanaan,
tahap ini, fungsi actuating dibagi pelaksanaan maupun pengorganisasian.
menjadi 2, yaitu fungsi staffing dan Sehingga dengan hal tersebut dapat
fungsi directing. Fungsi staffing segera dilakukan koreksi, antisipasi
berkenaan dengan pengerahan dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
(recruitment), penempatan, penilaian dengan situasi, kondisi dan
kinerja, pelatihan, dan pengembangan perkembangan zaman.
tenaga kerja dalam organisasi.
Peranan Manajemen Konstruksi
Sedangkan fungsi directing merupakan
usaha utuk memobilisasi sumber- Peranan Manajemen Konstruksi pada
sumber daya yang dimiliki oleh tahapn proyek konstruksi dapat dibagi
organisasi agar dapat bergerak dalam menjadi :
satu kesatuan sesuai dengan rencana
1. Agency Construction Management
yang telah dibuat. Dalam tahapan
(ACM)
proses directing juga terkandung
Pada sistem ini konsultan manajemen
usaha-usaha bagaimana memotivasi
konstruksi mendapat tugas dari pihak
agar dapat bekerja dengan baik dan
pemilik dan berfungsi sebagai
bagaimana proses kepemimpinan agar
koordinator “penghubung” (interface)
tercapai tujuan.
antara perancangan dan pelaksanaan
serta antar para kontraktor. Konsultan
d. Controlling ( Pengawasan )
MK dapat mulai dilibatkan mulai dari
Fungsi pengendalian dari manajemen
fase perencanaan. Pihak pemilik
konstruksi terdiri dari fungsi
mengadakan ikatan kontrak langsung
controlling, supervising, dan
dengan beberapa kontraktor sesuai
koordinasi. Agar pekerjaan berjalan
dengan paket-paket pekerjaan yang
sesuai dengan visi, misi, aturan dan
telah disiapkan.
program kerja maka dibutuhkan
2. Extended Service Construction
pengontrolan. Baik dalam bentuk
Manajemen (ESCM)
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga
Jasa konsultan MK dapat diberikan
audit. Kata-kata tersebut memang
oleh pihak perencana atau pihak
memiliki makna yang berbeda, tapi
5
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

kontraktor. Apabila perencana Penerapan konsep manajemen


melakukan jasa Manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap
Konstruksi, akan terjadi “konflik- perencanaan, namun dapat juga pada
kepentingan” karena peninjauan tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan
terhadap proses perancangan tersebut dan kondisi proyek tersebut sehingga
dilakukan oleh konsultan perencana itu konsep MK dapat diterapkan pada tahap
sendiri, sehingga hal ini akan menjadi - tahap proyek sebagai berikut
suatu kelemahan pada sistem ini. Pada
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan
type yang lain kemungkinan
pada seluruh tahapan proyek.
melakukan jasa Manajemen Konstruksi
Pengelolaan proyek dengan sistem MK,
berdasarkan permintaan Pemilik
disini mencakup pengelolaan teknis
ESCM/ KONTRAKTOR.
operasional proyek, dalam bentuk
3. Owner Construction Management
masukan - masukan dan atau keputusan
(OCM)
yang berkaitan dengan teknis
Dalam hal ini pemilik
operasional proyek konstruksi, yang
mengembangkan bagian manajemen
mencakup seluruh tahapan proyek,
konstruksi profesional yang
mulai dari persiapan, perencanaan,
bertanggungjawab terhadap
perancangan, pelaksanaan dan
manajemen proyek yang dilaksanakan.
penyerahan proyek.
4. Guaranted Maximum Price
Construction Management (GMPCM) 2. Tim MK sudah berperan sejak awal
Konsultan ini bertindak lebih ke arah disain, pelelangan dan pelaksanaan
kontraktor umum daripada sebagai proyek selesai, setelah suatu proyek
wakil pemilik. Disini konsultan dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari
GMPCM tidak melakukan pekerjaan tahap disain.
konstruksi tetapi bertanggungjawab
3. Tim MK akan memberikan masukan
kepada pemilik mengenai waktu, biaya
dan atau keputusan dalam
dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian
penyempurnaan disain sampai proyek
Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM
selesai, apabila manajemen konstruksi
tipe ini bertindak sebagai pemberi
dilaksanakan setelah tahap disain
kerja terhadap para kontraktor (sub
kontraktor). 4. MK berfungsi sebagai koordinator

Penerapan Manajemen Konstruksi pengelolaan pelaksanaan dan

6
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

melaksanakan fungsi pengendalian atau variabel studi. Setelah pengumpulan


pengawasan, apabila manajemen data yang telah diisi dari responden,
konstruksi dilaksanakan mulai tahap maka hasil data analisis dengan mean
pelaksanaan dengan menekankan rank, yang merupakan teknik
pemisahan kontrak - kontrak penjelasan kelompok ysng didasarkan
pelaksanaan untuk kontraktor. dari nilai rata-rata tersebut. Nilai rata-
rata akan digunakan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN memberikan nilai akan pengaruh
Metode Analisis dan Pengolahan Data keberhasilan dari penerapan sistem
kerja manajemen konstruksi dalam
Proses analisis data dimulai
proyek Gedung Digitasi Universitas
dengan mengumpulkan seluruh data yang
Negeri Semarang.
telah berhasil dari responden. Setelah
c. Pengolahan Analisis Data
dibaca, dipelajari maka langkah
Penggunaan metode statistik dengan
selanjutnya adalah melakukan pengolahan
bantuan program aplikasi dari
dan analisa data. Metode yang digunakan
microsoft excel untuk mengolah dari
untuk mencari keberhasilan penerapan
data sebagai berikut :
sistem manajemen konstruksi pada proyek
1. Menyusun tabel,tabel disusun
Gedung Digitasi Universitas Negeri
berdasarkan data yang diperoleh
Semarang adalah metode kuantitatif.
dan dikelompokkan berdasarkan
Langkah yang dilakukan dalam analisis
pekerjaan maupun sistem dalam
data pada penelitian ini adalah sebagai
pekerjaan yang terkait objek yang
berikut
diteliti sehingga dapat
a. Analisis Deskriptif Responden dilihat/diamati dengan mudah.
Data yang diberikan oleh responden 2. Metode Statistik nilai rata-rata
melalui kuisioner yang dibagikan, (mean), menganalisa nilai rata-rata
akan diolah dan digunakan untuk dari akhir jawaban dari butir-butir
memberi gambaran atau penjelasan. tertentu pada kuisioner yang telah
Gambaran atau penjelasan dalam diisi oleh para responden, dengan
bentuk tabel. tujuan tertentu untuk
b. Analisis Ranking mengidentifiksi prioritas dari
Metode analsis ini berguna untuk variabel-variabel. Untuk
menentukan ranking responden dan mendapatkan nilai IKR digunakan
memberikan prioritas terhadap rumus
7
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

̅
IKR =

Dimana :

Dimana : IKR = Indeks Kepentingan n


Relatif
= rata-rata ukuran nilai faktor
xi = ukuran nilai faktor pada ̅ = nilai rata-rata (mean)
responden ke-1
n = Jumlah responden M = 4 (pada faktor yang
mempengaruhi)
Analisis data kuesioner
menggunakan metode statistik Variabel yang dimiliki IKR
deskriptif. Dengan mengetahui tertinggi deberi ranking 1,
seberapa besar faktor-faktor yang kemudian diurutkan sampai
mempengaruhi penerapan sistem dengan nilai IKR yang paling
kerja manajemen konstruksi dari rendah. Jika ada varriabel dari IKR
setiap petanyaan yang nantinya memiliki angka yang sama maka
akan dihitung nilai rata-ratanya ( diurutkan dari kuisioner yang
mean ). Dari rata-rata setiap paling banyak emiliki bobot nilai
jawaban responden akan disusun tertinggi. Metode analisis ini akan
berurutan dalam tabel dengan nilai sangat berguna untuk
rata-rata terksecil. Nilai rata-rata mengidentifikasi rangking dan
mean terbesar ditetapkan sebagai memberi prioritas terhadap
nilai paling baik (dominan) dari variabel studi.
setiap pertanyaan.Metode itu juga
Metode Penyimpulan Data
digunakan untuk tindakan yang
perlu di lakukan agar sitem kerja Setelah nilai mean dan rangking
manajemen konstruksi berjalan diketahui, kemudian kita menentukan
dengan baik. Setelah itu, hasil dari range untuk mengelompokan masing-
kuisioner tersebut diperbandingkan masing variabel, dengan meberi 4 pilihan
sebagai koefisian rangking dari sesuai dengan tingkat kepentingan dan
setiap faktor dengan cara untuk kepentingan dilapangan. Cara
mengurutkan niali rata-rata (mean) penyimpulan data adalah dengan cara
dari nilai yang tertinggi sebagai menarik kesimpulan berdasarkan analisis
ranking 1 ( satu ). data yang telah dilakukan yang termasuk
8
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

kategori faktor-faktor yang mempengaruhi yang paling banyak. Dalam kuisioner


penerapan sistem kerja manajemen ini bobot yang mempunyi nilai tertinggi
konstruksi yaitu dengan : adalah sangat setuju.
1. Menentukan interval yang setuju
Hasil Analisa rata – rata faktor yang
sampai yang tidak setuju dengan
mempengaruhi sistem kerja manajemen
melihat kriteria skor hasil analisa
konstruksi
sebagai berikut.
Tabel 1.1 Analisa rata – rata faktor yang
Tabel 3-1 Penilaian Hasil Kuisioner
mempengaruhi sistem kerja manajemen
konstruksi
Nilai Rata-Rata Keterangan No Faktor yang
(X) mempengaruhi
Rata- Keterangan
sistem kerja
3,5 < X < 4,0 Sangat rata
manajemen
Berpengaruh konstruksi
1 Perencanaan
2,5 < X < 3,5 Berpengaruh 3,41 Berpengaruh
(Planning)
1,5 < X < 2,5 Kurang
2 Pengorganisasian
Berpengaruh 3,39 Berpengaruh
(Organizing)
1,0 < X < 1,5 Tidak 3 Pelaksanaan
3,44 Berpengaruh
Berpengaruh (Actuating)
4 Pengawasan
3,37 Berpengaruh
(Controlling)
2. Berdasarkan urutan rangking skor
nantinya diambil 4 faktor yang
3.46
berpengaruh diantara faktor-faktor lain,
3.44
yaitu dengan melihat rangking nilai
3.42
teratas skor faktor yang keluar didalam 3.4
analisa data tersebut.Kemudian 3.38
berdasarkan urutan rangking, nantinya 3.36

akan diambil faktor yang setuju dan 3.34

sangat setuju. Bilamana dalam 3.32


Planning Organizing Actuating Controlling
menentukan mean, terdapat dua atau
lebih variabel yang mempunyai nilai Gambar 1.1 Diagram analisa rata – rata
sama, maka diurutkan dari kuisioner faktor yang mempengaruhi sistem kerja
yang mmpunyai bobot nilai tertinggi manajemen konstruksi pada proyek

9
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

Gedung Digitasi Universitas Negeri rata hasil yang di dapat sebesar ̅ =


Semarang. 3,43 walaupun nilainya tidak jauh
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui berbeda dengan indikator biaya dan
bahwa menurut responden, faktor-faktor waktu.
yang mempengaruhi sistem kerja 5. Pada Pelaksanaan (Actuating), yang
manajemen konstruksi pada proyek paling berpengaruh adalah mengenai
Gedung Digitasi Universitas Negeri indikator waktu dengan rata-rata hasil
Semarang didapat hasil sebagai berikut : yang di dapat sebesar ̅ = 3,50
walaupun nilainya tidak jauh berbeda
1. Secara keseluruhan, faktor-faktor
dengan indikator biaya dan mutu.
mengenai Perencanaan (planning),
6. Pada Pengawasan (Controlling), yang
Pengorganisasian (Organizing),
paling berpengaruh adalah mengenai
Pelaksanaan (Actuating), dan
indikator biaya dengan rata-rata hasil
Pengawasan (Controlling) pada proyek
yang di dapat sebesar ̅ = 3,41
Gedung Digitasi Universitas Negeri
walaupun nilainya tidak jauh berbeda
Semarang semuanya berpengaruh
dengan indikator waktu dan mutu
dengan hasil rata-rata yaitu 3,40.
2. Diantara faktor-faktor POAC yang Hasil Analisa tindakan-tindakan yang
paling berpengaruh adalah Pelaksanaan dilakukan Manajemen Konstruksi
(actuating) dengan hasil rata-rata yaitu Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan
3,44. Walaupun sedikit lebih besar di Mutu
banding faktor Perencanaan Tabel 1.2 Analisa tindakan-tindakan yang
(planning), Pengorganisasian dilakukan manajemen konstruksi
(Organizing), dan Pengawasan No Tindakan yang Rata- Keterangan
(Controlling). dilakukan rata
3. Pada perencanaan (Planning), yang Manajemen
paling berpengaruh adalah mengenai konstruksi
indikator mutu dengan rata-rata hasil 1 Perencanaan 3,40 Berpengaruh
yang di dapat sebesar ̅ = 3,42 (Planning)
walaupun nilainya tidak jauh berbeda
2 Pengorganisasian 3,40 Berpengaruh
dengan indikator biaya dan waktu.
(Organizing)
4. Pada Pengorganisasian (Organizing),
yang paling berpengaruh adalah 3 Pelaksanaan 3,39 Berpengaruh
mengenai indikator mutu dengan rata- (Actuating)

10
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

4 Pengawasan 3,42 Berpengaruh Pengawasan (Controlling) dengan hasil


(Controlling) rata-rata yaitu 3,42. Walaupun sedikit
lebih besar di banding faktor

3.43 Perencanaan (planning), Pelaksanaan


3.42
3.42 (Actuating), dan Pengawasan
3.41
3.41 (Controlling).
3.40
3.40 3. Pada perencanaan (Planning), yang
3.39
3.39
paling berpengaruh adalah mengenai
3.38
3.38
indikator mutu dengan rata-rata hasil
yang di dapat sebesar ̅ = 3,42
walaupun nilainya tidak jauh berbeda
dengan indikator biaya dan waktu.
Gambar 1.2 Diagram analisa tindakan
4. Pada Pengorganisasian (Organizing),
rata – rata yang Dilakukan Manajemen
yang paling berpengaruh adalah
Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu,
mengenai indikator waktu dengan rata-
Biaya, dan Mutu
rata hasil yang di dapat sebesar ̅ =
3,44 walaupun nilainya tidak jauh
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui berbeda dengan indikator biaya dan
bahwa menurut responden, tindakan- mutu.
tindakan yang mempengaruhi sistem kerja 5. Pada Pelaksanaan (Actuating), yang
manajemen konstruksi pada proyek paling berpengaruh adalah mengenai
Gedung Digitasi Universitas Negeri indikator biaya dengan rata-rata hasil
Semarang didapat hasil sebagai berikut : yang di dapat sebesar ̅ = 3,44
walaupun nilainya tidak jauh berbeda
1. Secara keseluruhan, tindakan-tindakan
dengan indikator waktu dan mutu.
mengenai Perencanaan (planning),
6. Pada Pengawasan (Controlling), yang
Pengorganisasian (Organizing),
paling berpengaruh adalah mengenai
Pelaksanaan (Actuating), dan
indikator biaya dengan rata-rata hasil
Pengawasan (Controlling) pada proyek
yang di dapat sebesar ̅ = 3,47
Gedung Digitasi Universitas Negeri
walaupun nilainya tidak jauh berbeda
Semarang semuanya berpengaruh
dengan indikator waktu dan mutu.
dengan hasil rata-rata yaitu 3,40.
2. Diantara tindakan-tindakan POAC KESIMPULAN DAN SARAN
yang paling berpengaruh adalah
Kesimpulan
11
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

A. Faktor yang mempengaruhi sistem b. Faktor yang sangat


kerja manajemen konstruksi dalam berpengaruh dalam sistem kerja
Proses P (Planning)/Perencanaan, O manajemen konstruksi pada
(Organizing)/Pengorganisasian, A indikator biaya adalah adanya
(Actuating) / Pelaksanaan, dan C pekerjaan tambah kurang .
(Controlling) / Pengawasan pada c. Faktor yang sangat
Proyek Gedung Digitasi Universitas berpengaruh dalam sistem kerja
Negeri Semarang antara lain : manajemen konstruksi pada
1. Perencanaan (Planning) indikator mutu adalah kurang
a. Faktor yang sangat berpengaruh lengkapnya dokumen kontrak.
dalam sistem kerja manajemen 3. Pelaksanaan (Actuating)
konstruksi pada indikator waktu a. Faktor yang sangat
adalah waktu yang digunakan berpengaruh dalam sistem kerja
untuk membuat gambar kerja yang manajemen konstruksi pada
terbatas dan tidak memadai. indikator waktu adalah kondisi
b. Faktor yang sangat berpengaruh cuaca yang buruk saat kegiatan
dalam sistem kerja manajemen pembangunan proyek.
konstruksi pada indikator biaya b. Faktor yang sangat
adalah perusahaan kehilangan berpengaruh dalam sistem kerja
peluang/pasar akibat produk (hasil manajemen konstruksi pada
desain) tidak sesuai persyaratan. indikator biaya adalah
c. Faktor yang sangat berpengaruh kesalahan dalam memasukkan
dalam sistem kerja manajemen data keuangan proyek.
konstruksi pada indikator mutu c. Faktor yang sangat
adalah kurangnya ketersediaan berpengaruh dalam sistem kerja
tenaga ahli untuk masalah teknis manajemen konstruksi pada
selama proses perencanaan. indikator mutu adalah Tidak
2. Pengorganisasian (Organizing) adanya pengajuan metode
a. Faktor yang sangat berpengaruh pelaksanaan atau job mix
dalam sistem kerja manajemen desain dari kontraktor untuk
konstruksi pada indikator waktu setiap tahapan pekerjaan.
adalah koordinasi yang kurang baik 4. Pengawasan (Controlling)
antar penyedia jasa konstruksi yang a. Faktor yang sangat
terlibat dalam proyek. berpengaruh dalam sistem kerja
12
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

manajemen konstruksi pada Pengorganisasian, A (Actuating) /


indikator waktu adalah terjadi Pelaksanaan, dan C (Controlling) /
penyimpangan pelaksanaan di Pengawasan pada Proyek Gedung
lapangan terhadap master Digitasi Universitas Negeri
schedule. Semarang antara lain :
b. Faktor yang sangat 1. Perencanaan (Planning)
berpengaruh dalam sistem kerja a. Tindakan yang dilakukan
manajemen konstruksi pada manajemen konstruksi pada
indikator biaya adalah indikator waktu yang sangat
keterlambatan pencairan dana berpengaruh adalah
untuk pembelian material. meningkatkan instruksi
c. Faktor yang sangat pekerjaan untuk meningkatan
berpengaruh dalam sistem kerja produktivitas antar tenaga kerja
manajemen konstruksi pada untuk menghasilkan gambar
indikator mutu adalah kerja.
penyimpangan terhadap b. Tindakan yang dilakukan
pelaksanaan metode konstruksi. manajemen konstruksi pada
indikator biaya yang
Dari hasil analisis mengenai
berpengaruh adalah fokus pada
faktor-faktor yang mempengaruhi
metode bagaimana mencari dan
sistem kerja manajemen konstruksi
mengembangkan peluang
pada proyek pembangunan Gedung
pasar.
Digitasi Universitas Negeri
c. Tindakan yang dilakukan
Semarang dalam proses
manajemen konstruksi pada
Perencanaan (planning),
indikator mutu yang sangat
Pengorganisasian (Organizing),
berpengaruh adalah melakukan
Pelaksanaan (Actuating),
tindakan korektif yang tepat
Pengawasan (Controlling). Paling
sasaran dan paling efektif
dominan adalah pada tahapan
selama proses pengecekan
Pelaksanaan (Actuating).
spesifikasi berlangsung.
B. Tindakan yang mempengaruhi 2. Pengorganisasian (Organizing)
sistem kerja manajemen konstruksi a. Tindakan yang dilakukan
dalam Proses P (Planning) / manajemen konstruksi pada
Perencanaan, O (Organizing) / indikator waktu yang sangat
13
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

berpengaruh adalah melakukan indikator biaya yang sangat


identifikasi masalah dan berpengaruh adalah mengontrol
memberikan pertimbangan dan mengoreksi estimasi biaya
dalam mengambil keputusan pengeluaran proyek.
sehingga lebih cepat. c. Tindakan yang dilakukan
b. Tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi pada
manajemen konstruksi pada indikator mutu yang sangat
indikator biaya yang sangat berpengaruh adalah memeriksa,
berpengaruh adalah memimpin menolak atau menyetujui
dan mengadakan rapat khusus metode pelaksanaan atau job
apabila terjadi penyimpangan mix desain yang diajukan
terhadap pelaksanaan kontraktor untuk setiap jenis
konstruksi. atau tahap-tahap baru
c. Tindakan yang dilakukan pekerjaan.
manajemen konstruksi pada 4. Pengawasan (Controlling)
indikator mutu yang sangat a. Tindakan yang dilakukan
berpengaruh adalah memeriksa manajemen konstruksi pada
dan mempelajari dokumen indikator waktu yang sangat
untuk pelelangan konstruksi berpengaruh adalah melakukan
yang akan dijadikan dasar control dan monitoring
dalam pengawasan pekerjaan di terhadap jumlah tenaga kerja
lapangan. yang digunakan sehingga
3. Pelaksanaan (Actuating) jumlah tenaga kerja dapat
a. Tindakan yang dilakukan tercapai sesuai kebutuhan dan
manajemen konstruksi pada pekerjaan dapat selesai tepat
indikator waktu yang sangat waktu.
berpengaruh adalah pengalihan b. Tindakan yang dilakukan
menggunakan metode lain manajemen konstruksi pada
dalam pekerjaan khusus di indikator biaya yang sangat
proyek sehingga dapat berpengaruh adalah melakukan
dialihkan dengan menggunakan persetujuan terhadap perubahan
alat lain. material dengan spesifikasi
b. Tindakan yang dilakukan yang setara dengan material
manajemen konstruksi pada sebelumnya.
14
Jurnal Teknik Sipil /Adhika Kusuma Tama ,
Lila Anggraini , Ir. Bambang Tutuko (2020)

c. Tindakan yang dilakukan proses Planning, Organizing,


manajemen konstruksi pada Actuating, dan Controlling terkait
indikator mutu yang sangat indikator waktu, biaya, dan mutu .
berpengaruh adalah mengawasi 3. Manajemen Konstruksi sebaiknya
dan menyetujui pelaksanaan mampu menanamkan rasa komitmen
metode pelaksanaan konstruksi yang tinggi terutama untuk pihak
yang sesuai dengan jenis Kontraktor agar tidak terjadi miss
pekerjaan. komunikasi.
4. Manajemen Konstruksi harus bisa
Dari hasil analisis mengenai
mengidentifikasi masalah dan
tindakan - tindakan yang dilakukan
memberikan pertimbangan dalam
manajemen konstruksi Untuk
mengambil keputusan untuk
Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu
menyelesaikan suatu permsalahan.
dalam Proses P (Planning) /
Perencanaan, O (Organizing) /
Pengorganisasian, A (Actuating) /
Pelaksanaan, C (Controlling) /
Pengendalian yang paling dominan
adalah (Controlling) / Pengendalian.

Saran

Dari hasil analisa pembahasan


mengenai Analisis Kinerja Manajemen
Konstruksi Pada Proyek Gedung Digitasi
Universitas Negeri Semarang diatas saran
yang diberikan sebagai berikut :

1. Manajemen Konstruksi harus mampu


menganalisa terhadap kendala-
kendala yang diterjadi di lapangan
kemudian mengejar keterlambatan
progress.
2. Sebagai Manajemen Konstruksi harus
mengontrol dan memonitor faktor-
faktor yang terjadi di lapangan dalam
15

Anda mungkin juga menyukai