Anda di halaman 1dari 2

Logam berat masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut, yaitu makanan yang

terkontaminasi oleh alat masak, wadah (minum/makanan kaleng) dan juga melalui pernapasan

seperti asap dari pabrik, proses industri dan buangan limbah. Kontaminasi makanan juda bisa

terjadi dari tanaman pangan ( bidang pertanian) yang diberi pupuk dan pestisida yang mengandung

logam.

Menurut Kloassan et. al(1986), toksisitas arsenik pada manusia bisa diamati menggunakan

indikator biologis antara lain dalam urin, darah, kulit, rambut dan kuku. Toksisitas senyawa

arsenic, sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah

daripada bentuk arsenic anorganik. Penelitian telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalent

bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk).

Minimal dosis akut arsenic yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1

mg/kg/hari. Sebagian besarmelaporkan keracunn arsenic tidak disebabkan oleh unsur arsenic, tapi

salah satu senyawa arsen, terutama arsenic trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada

arsenikum murni.

Arsenik yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati,

ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut. Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut

dapat mempengaruhi enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun

enzim yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik bervalensi
lima dapat berubah menjadi arsenic bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3

adalah asam dimetil arsenik (DMA) dan asam mono metil arsenik (MMA) yang keduanya dapat

diekskresi melalui urin. Menurut Del Razo LM, (1997) menyatakan bahwa paparan kronik

terhadap arsenik secara kronik didapatkan bahwa padadaerah kontrol kadar arsenik dalam urin

(Astot 12 – 104 /g creatinin) dan daerah terpapar (Astot 0,456 – 1,981 μg/g creatinin), hal ini

disebabkan oleh individu yang mengkonsumsi air minum yang mengadung konsentrasi arsenic

yang tinggi. Sedangkan menurut Uttam et.al (1999) menyatakan kadar arsenic di urin masyarakat

Bengal Barat adalah 10 – 3.147 μg/L dan di Bangladesh adalah 24 – 3.086 μg/L, hal ini akibat
pada paparan arsenik dalam air tanah yang dikonsumsi masyarakat.
Arsen dapat menyebabkan dampak bagi kesehatan meski kadar paparannya rendah yang

dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan hati, ginjal, darah, saluran pencernaan dan

saluran pernafasan. Toksisitas arsen berakibat buruk bagi kesehatan hati, mata, darah dan kulit.

Selain itu arsen juga dapat mengakibatkan kegagalan sumsum tulang belakang, infeksi laring

bahkan kerusakan jaringan ginjal. Arsen juga akan terakumulasi terakhir kali di kuku dan rambut,

dimana akumulasi ini mengisyaratkan keracunan arsen kronis. Gejala keracunan arsen sendiri

antara lain ialah kram otot, mual dan muntah, sakit perut, perubahan pada kulit seperti muncul

kutil, gangguan irama jantung, kesemutan pada jari tangan maupun kaki, urin bewarna gelap dan

sakit kepala (Davis, 2017).

Daftar pustaka

Maksuk. “Kadar Arsenik dalam Air Sungai, Sedimen, dan Air Sumur dan Urin pada Komunitas di daerah Aliran

Sungai Musi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009”. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang ,Vol. 1, no.

09 (2009):hal.117-124.

Agustina. “Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan dan Dampaknya Pada Kesehatan”. TEKNOBUGA, Vol 1

no.1 (2014): 53-65,

Islamiati. “Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan Kandungan Arsen Pada Beras di Desa Batu Ampar

Kecamatan Sirah Pulau Padang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. 2019.

Anda mungkin juga menyukai