Perancangan Bejana Tekan Horisontal
Perancangan Bejana Tekan Horisontal
PERANCANGAN
BEJANA TEKAN HORISONTAL
Disusun oleh :
MEMET HIKMAT
NIM : 01301142
i
LEMBAR PERNYATAAN
Memet Hikmat
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
MEMET HIKMAT
NIM : 01301142
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Mesin S1
Ir. Ruli Nutranta M.Eng. Ir. Ruli Nutranta M.Eng. Ariosuko ST.
Kaprodi Mesin Dosen Pembimbing Koordinator TA
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan
program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu
Buana.
Pada hakekatnya keterbatasan Ilmu Pengetahuan dan Kemampuan adalah milik manusia,
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Untuk itu penulis menyadari Tugas Akhir ini jauh dari
sempurna, harapan penulis kiranya ada masukan yang positif untuk mengurangi kesalahan yang
ada.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak
baik materi maupun pemikiran dan pengetahuan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis
1. Bapak Ir. Ruli Nutranta M.Eng, selaku dosen pembimbing I tugas akhir dan ketua Jurusan
Teknik Mesin-UMB.
2. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma M.Eng, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri-UMB.
3. Orang tua penulis, Bpk Tarwin dan Ibu Ocah, atas dukungan moral, semangat serta doanya.
iii
6. Dan semua pihak yang telah turut serta membantu penulisan tugas akhir ini yang tidak dapat
Penulis hanya dapat berharap bahwa Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya untuk penulis sebagai titik awal untuk pengembangan kemampuan
Penulis,
MEMET HIKMAT
iv
ABSTRAKSI
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAKSI v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR NOTASI xii
DAFTAR PUSTAKA 70
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar belakang 1
I.2 Maksud dan Tujuan penulisan 2
I.3 Ruang lingkup permasalahan 2
I.4 Pembatasan masalah 3
I.5 Metodologi penulisan 3
I.6 Sistematika penulisan 4
vi
II.2.2.3 Bejana silindris dengan ujung-ujung yang dibentuk ( Cylindrical
vessel with formed ends ) 13
II.3 Kekuatan Bahan 15
II.3.1 Tegangan 15
II.3.2 Regangan 16
II.3.3 Diagram Tegangan-Regangan Dengan Karakteristik Batas Lumer 16
II.3.4 Hukum Hook 17
II.4 Bejana Tekan ( Pressure vessel ) 18
II.4.1 Fungsi Bejana Tekan 18
II.4.2 Komponen-komponen pada bejana tekan 19
II.4.2.1 Komponen Utama 20
II.4.2.1.1 Dinding Bejana ( Shell ) 20
II.4.2.1.1.1 Perhitungan ketebalan minimum dinding shell
vii
II.4.2.2 Komponen Aksesoris atau Tambahan 39
viii
IV.3.3 Perhitungan panjang Shell 54
fungsinya. 66
ix
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
diijinkan 60
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bejana berbentuk bola ( Spherical ) dan Jenis Noded Spherical……………. 9
2. Dua buah Multisphere sebagai bejana penyimpanan Nitrogen dengan
dengan tekanan kerja dibawah 400 lb per sq in……………………………… 10
3. Tangki penyimpanan bahan bakar (bensin) kapasitas 20.000 bbl, dirancang
untuk menerima tekanan kerja 2 ½ lb per sq in……………………………… 11
4. Bejana silindris dengan alas rata dan atap mengambang berbentuk kerucut
(Cylindrical vessel with flat bottom and conical floating roof).................... 12
5. Bejana silindris horisontal dengan ujung-ujung yang dibentuk
(Horizontal cylindrical l vessel with formed ends)......................................... 13
6. Bejana jenis Field-ereccted dengan dasar dan atap berbentuk kerucut,
yang mempunyai diameter hingga 30 ft........................................................ 14
7. Contoh Bejana Tekan Horisontal (Horizontal Pressure Vessel).................... 18
8. Komponen utama dan komponen tambahan pada bejana tekan..................... 20
9. Beberapa bentuk Head yang umum digunakan.............................................. 27
10. Beberapa posisi nosel pada bejana tekan yang akan diinstalasikan
dengan jaringan pipa....................................................................................... 35
11. Beberapa jenis Nosel atau flange yang umum digunakan............................. 36
12. Beberapa lokasi manhole pada bejana tekan yang disesuaikan dengan
akses perawatan pada suatu platform............................................................. 37
13. Beberapa bentuk dan lokasi Pelat pengangkat (lifting lug) pada bejana tekan 40
14. Bejana Tekan tanpa dilengkapi dengan Stiffening Ring dan Bejana Tekan
yang dilengkapi dengan Stiffening Ring......................................................... 40
15. Bejana Tekan dengan Jacket pelindung panas................................................ 41
16. Bejana Tekan Horisontal dengan penyangga jenis Saddle............................. 42
17. Bejana Tekan Vertikal dengan penyangga jenis Leg..................................... 43
18. Bejana Tekan Vertikal dengan penyangga jenis Lug..................................... 43
xi
DAFTAR NOTASI
A1 = Luas area penguat yang tersedia akibat kelebihan pada shell, in2
A2 = Luas area penguat yang tersedia akibat kelebihan pada pipa leher nosel, in2
Ashell = Luas area permukaan kulit dinding bejana ( surface area ), in2
D = Diameter nominal, in
M = Faktor pengali
xii
P = Tekanan dalam perancangan ( internal design pressure ), psi
Pmax = Tekanan kerja maximum yang diijinkan ( maximum allowable working pressure ), psi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
proses eksplorasi, penyaluran pengolahan dan juga penyimpanan dalam suatu industri
hydrocarbon, mengakibatkan suatu industri rancang bangun yang berkonsentrasi pada industri
kimia pasti akan melibatkan aplikasi ilmu pengetahuan dalam suatu proses industri yang secara
khusus terkait dengan konversi suatu material terhadap material lain, baik secara bahan kimia
maupun secara phisik. Dalam pemrosesannya akan dibutuhkan suatu sistem pengolahan dan
penyimpanan material dengan sekala besar, oleh sebab itu dibutuhkan kontainer dengan
konstruksi yang bervariasi, dan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia serta sifat fisik dari
material yang akan disimpan atau diolah, jenis pengolahan dan operasi yang akan dilaksanakan
terhadap material juga sangat mempengaruhi pemilihan konstruksi kontainer yang akan
digunakan. Untuk memproses material yang berupa zat cair (Fluids) dan gas (Gases), konstruksi
kontainer yang digunakan adalah Bejana (Vessel). Beberapa peralatan proses yang digunakan
merupakan suatu Bejana yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan fungsi yang diperlukan
dari suatu unit peralatan proses agar dapat digunakan untuk melaksanakan suatu proses
pengolahan atau penyimpanan.. Sebagai contoh, sebuah ruang penyulingan atau penyerapan
akan ditambahkan pada suatu bejana yang memproses dan bersentuhan dengan uap air; sebuah
mesin pemindah panas (Heat Exchanger) akan dipertimbangkan menggunakan bejana yang
sesuai dengan proses perpindahan panas yang diperlukan pada sepanjang dinding Tube; dan
untuk mendapatkan suatu fungsi Evaporator maka akan dirancang suatu Bejana yang memiliki
pemindah panas yang dikombinasikan dengan ruangan pelepas uap air. Ketepatan dan ketelitian
dalam merancang suatu bejana sangat penting, karena bejana adalah peralatan dasar (Basic
Equipment) bagi sebagian besar peralatan proses (Procces Equipment), yang pada
1
umumnya berhubungan dengan tekanan dan temperatur yang cukup tinggi dalam suatu industi
Secara umum maksud dan tujuan yang ingin dicapai adalah agar dapat menerapkan ilmu
yang berhubungan dengan mata kuliah teknik mesin yang telah didapatkan selama kuliah di
Tujuan khusus dari perancangan bejana tekan ( pressure vessel ) ini ialah agar
didapatkan suatu bejana tekan yang sesuai dengan parameter – parameter yang ditentukan yang
sesuai dengan standar ASME Section VIII pada suatu proses produksi pada industri. Metoda
perhitungan dapat dijadikan sebagai dasar perancangan bejana tekan yang sesuai dengan standar
Dalam perancangannya, bejana tekan (pressure vessel) memiliki standar yang harus
digunakan, seperti ASME Section VIII , serta parameter-parameter atau spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan yang akan menggunakan bejana tekan tersebut.
Banyak elemen – elemen yang harus diperhatikan dalam merancang suatu bejana tekan
(pressure vessel), seperti, ketebalan dinding bejana tekan, diameter, panjang, dan juga fluida
yang akan di proses, hal tersebut berhubungan dengan adanya parameter – parameter tekanan
dalam (internal forces), tekanan luar (external forces) dan juga gaya – gaya (forces) yang berada
Perancangan bejana tekan (pressure Vessel) harus diperhatikan secara cermat, agar
tidak mengalami hal – hal yang terjadi di luar aturan saat suatu proses produksi berlangsung.
Perancangan bejana tekan ini akan sangat dipengaruhi oleh suhu kerja dan tekanan kerja dari
materi yang akan diproses. Pemilihan material dan bentuk bejana tekan yang tepat dan semua
2
parameter tersebut harus diperhatikan secara cermat agar proses instalasi dan konstruksi sesuai
Dalam perancangan bejana tekan ini, penulis akan mengacu pada perancangan bejana
tekan jenis horisontal, dimana data – data pendukung telah mendapat persetujuan dari
departement terkait, data – data tersebut sesuai dengan spesifikasi materi yang akan diproses
• Bejana tekan yang dirancang adalah Bejana silindris horisontal yang memiliki fungsi
• Data teknik untuk Bejana tekan (pressure vessel), seperti temperatur operasi, temperatur
• Data teknik Fluida, seperti, kerapatan fluida , z factor, viskositas dan flow rate telah
diperoleh sebelumnya.
• Contoh hitungan perancangan yang diterapkan berdasar pada data-data yang telah
• Penulisan dan penggunaan rumus, digunakan rumus praktis yang telah diaplikasikan
dalam industri hydrocarbon dan telah distandarkan dalam kode ASME Section VIII div 1
• Standart kode material yang dipakai adalah ASME Section VIII div 1 for pressure vessel.
Dalam menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metoda penyusunan,
antara lain :
3
1. Studi Kepustakaan, yaitu mencari literatur yang berhubungan tentang Bejana Tekan
2. Teori yang didapat selama mengikuti kuliah di Universitas Mercu Buana-Jakarta dan
4. Pencarian data:
Data-data yang digunakan merancang Pressure Vessel dalam tugas akhir ini adalah :
- Dll
Sistematika penulisan tugas akhir Perancangan Bejana Tekan ( Pressure Vessel ) akan
dijabarkan dalam 5 bab, untuk memberikan penjelasan dan penyelesaian yang tepat.
Bab I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Bab ini menguraikan teori dasar dari Bejana (Vessel) serta memperkenalkan lebih
dalam apa yang dinamakan bejana mulai dari fungsi, jenis – jenis atau klasifikasi
bejana, dan komponen – komponennya. Dalam Bab ini juga akan dijabarkan
4
diaplikasikan untuk merancang bejana tekan (pressure vessel) sesuai dengan
Bab ini menguraikan data-data yang menjadi dasar perancangan, dan mencakup
Bab V KESIMPULAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan akhir dari hasil pembahasan yang dilakukan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bejana (Vessel) adalah peralatan dasar (Basic Equipment) bagi sebagian besar peralatan
proses (Procces Equipment). Beberapa peralatan proses yang digunakan merupakan suatu bejana
yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan fungsi yang diperlukan dari suatu unit peralatan
proses agar dapat digunakan untuk melaksanakan suatu proses pengolahan atau penyimpanan.
Sebagai contoh, sebuah sebuah ruang penyulingan atau penyerapan akan ditambahkan pada
suatu bejana yang memproses dan bersentuhan dengan uap air; Sebuah mesin pemindah panas
(Heat Exchanger) akan dipertimbangkan menggunakan bejana yang sesuai dengan proses
perpindahan panas yang diperlukan pada sepanjang dinding Tube; dan untuk mendapatkan suatu
fungsi Evaporator maka akan dirancang suatu bejana yang memiliki pemindah panas yang
Pada umumnya langkah awal dari perancangan suatu bejana adalah penentuan jenis
bejana yang paling sesuai dengan proses yang akan dilakukan. Faktor utama yang
- Volume penyimpanan yang diperlukan atau kapasitas proses yang akan dikerjakan
6
2) Bejana Tertutup (Closed Vessel)
b) Bejana silindris dengan alas rata dan atap bundar atau berbentuk kerucut
penyimpan dan juga sebagai bejana pemroses fluida. Cakupan fungsi dari beberapa bejana
akan saling tumpang tindih, sehingga hal ini mempersulit dalam menentukan kalsifikasi
berdasarkan fungsinya.
Sangat mungkin untuk menandai adanya pengelompokan kondisi secara umum dalam
cairan atau fluida yang tidak mengandung racun dan tidak terlalu berharga dengan kapasitas
yang besar, seperti air asin dan larutan lain yang mengandung air, dan sangat
memungkinkan untuk disimpan dalam kolam, di dalam tanki baja terbuka, tanki kayu, atau
• Sebagai tong untuk proses perantara dimana material dicampur dan diaduk
• Tanki pengendapan
1
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959, hal2
7
• Reaktor kimia
Dengan kapasitas dan konstruksi yang sama, bejana terbuka lebih murah
dibandingkan dengan bejana tertutup. Pemilihan penggunaan bejana terbuka atau tertutup
cairan atau fluida yang mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan, cairan asam,
cairan mudah terbakar seperti pada proses pengolahan minyak bumi, atau berupa gas dalam
kondisi penyimpanan (akan dimanfaatkan kembali), dan jika tekanan yang diperlukan dalam
proses penyimpanan atau proses pengolahan lebih besar ataupun lebih kecil dari tekanan
atmosfir, dalam artian lain, ada perbedaan tekanan maka suatu sistem tertutup sangat pasti
akan diperlukan.
Bejana jenis ini banyak di gunakan pada industri pengolahan minyak dan industri
telah dimodifikasi)
2. Cylindrical vessel with flat bottom and conical or domed roof, (bejana silindris
yang dibentuk)
2
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959, hal3
8
II.2.2.1 Bejana berbentuk bola ataupun yang telah dimodifikasi (Spherical or
Untuk menyimpan fluida dengan volume yang besar dengan tekanan di bawah
tekanan moderat pada umumnya kontainer dibuat berbentuk Bola atau Spheroid (Gambar
2.1).
Dalam penggunaannya, kapasitas dan tekanan yang dapat diatasi oleh bejana jenis
ini lebih bervariasi. Kapasitas terbentang dari 1000 sampai 25.000 bbl, dan tekanan
terbentang dari 10 lb per sq in hingga 200 lb per sq in. dengan dimensi yang bervariasi
pula, mulai dari yang kecil hingga yang memiliki dimensi lebih besar.
Gambar 2.1 . Bejana penyimpanan berbentuk bola (Spherical) dan Jenis Noded
Spheroida4
Jika sejumlah gas harus disimpan dalam ruang bertekanan, maka volume
Secara umum tangki berbentuk bola lebih hemat dan ekonomis untuk volume yang besar
serta penyimpanan dengan tekanan operasi kecil. Pada tekanan penyimpanan yang lebih
tinggi, volume gas harus dikurangi, dan oleh karena itu, bejana penyimpanan berbentuk
3
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959, hal4
4
CE Natco ,GPSA electronic data book
9
silindris akan lebih ekonomis untuk digunakan. Ketika massa gas yang harus ditangani
tidak terlalu besar (kecil), ada suatu keuntungan didalam penggunaan bejana penyimpanan
silindris, hal ini disebabkan biaya fabrikasi merupakan salah satu faktor yang menentukan
dalam pemilihan jenis bejana dan biaya fabrikasi bejana silindris kecil lebih dibanding
.
Gambar 2.2 Dua buah multispheres sebagai bejana penyimpanan nitrogen
dengan tekanan kerja dibawah 400 lb per sq in 5
Untuk beberapa kasus, faktor ekonomi ini dapat disiasati dengan menggunakan
bejana berbentuk bola yang telah dimodifikasi, seperti dua buah multispheres yang
dirancang sebagai bejana untuk menyimpan gas nitrogen pada tekanan kerja 400 lb per sq
in (gambar 2.2). Bejana berbentuk bola yang telah dimodifikasi juga digunakan untuk
penyimpanan dalam volume besar dibawah tekanan moderat. Sebuah bejana Ellipsoidal
besar (Gambar 2.3) telah dibangun untuk menyimpan 55,000 bbl fluida pada tekanan 75 lb
per sq in. Bejana paling besar untuk menyimpan Fluida bertekanan adalah tangki semi-
ellipsoidal, yang mana telah dibuat untuk menyimpan 120,000 bbl fluida pada tekanan 2½
lb per sq in. ketika kapasitas dari suatu bejana ditingkatkan, tekanan yang dapat diatasi
5
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959, hal5
10
dalam kondisi aman oleh bejana tersebut (tanpa konstruksi pendukung/penguat) akan
berkurang.
Gambar 2.3 20.000 bbl tangki penyimpanan bahan baker (bensin), dirancang untuk
mengatasi tekanan kerja 2 ½ lb per sq in 6
II.2.2.2 Bejana silindris dengan alas rata dan atap bundar atau berbentuk kerucut
Bentuk rancangan yang paling ekonomis untuk suatu bejana tertutup yang
beroperasi pada tekanan atmosfir adalah tangki silindris vertikal dengan suatu atap
berbentuk kerucut dan suatu alas datar/rata yang berpijak secara langsung pada permukaan
yang padat dari suatu pondasi terdiri atas pasir, kerikil, atau serpihan batu karang.
Untuk suatu kondisi dimana gaya grafitasi digunakan sebagai bagian dari proses,
tangki diangkat dari permukaan tanah dan bagian alas tangki akan disanggah oleh suatu
kolom dengan balok baja atau balok kayu yang disilangkan. Dinding silindris, alas rata dan
atap kerucut dilengkapi dengan lubang pernapasan atau ventilasi, hal ini diperlukan untuk
mengatasi adanya perubahan tekanan sebagai akibat dari fluktuasi temperatur dan volume
yang terjadi dalam tangki tersebut. Tangki/bejana dengan garis tengah hingga 24 ft dapat
ditutup dengan atap tanpa penyanggah tambahan; Untuk tangki/bejana dengan garis tengah
lebih besar, hingga 48 ft, pada umumnya memerlukan sedikitnya satu kolom pusat sebagai
penyangga. Sedangkan untuk tangki/bejana dengan garis tengah lebih besar dari 48 ft
6
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959 hal5
7
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959, hal3
11
selalu dirancang memiliki kolom penyangga lebih dari satu atau dengan suatu atap yang
mengapung atau ponton yang dapat bergerak naik-turun mengikuti tinggai permukaan
Gambar 2.4 Bejana silindris dengan alas rata dan atap mengambang berbentuk kerucut (Cylindrical vessel
with flat bottom and conical floating roof) 8
penggunaannya, hal ini dikarenakan tekanan operasi yang dianjurkan tidak melebihi
tekanan atmosfir. Jika atap bundar digunakan maka tekanan kerja yang dapat diterima
antara 2 1/2 sampai 15 lb/sq in, dan pada kondisi ini penggunaan alat kontrol tekanan
sangat dianjurkan. Secara umum Bejana ini memiliki garis tengah yang lebih kecil dan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan tangki / bejana beratap kerucut untuk kapasitas
8
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959, hal 49
12
II.2.2.3 Bejana silindris dengan ujung-ujung yang dibentuk (Cylindrical Vessel with
Formed Ends)9
Bantalan pendukung
Bejana silindris tertutup dengan ujung yang dibentuk pada kedua-duanya, seperti
yang diilustrasikan pada gambar 2.5, digunakan jika tekanan uap air dari fluida yang
disimpan memerlukan suatu rancangan yang lebih kuat. Bejana jenis ini disebut bejana
tekan, karena pada pengoperasiannya baik sebagai bejana penyimpanan ataupun bejana
pemrosesan akan terjadi atau diperlukan perbedaan tekanan antara lingkungann luar dan
dalam bejana. Standar-standar yang harus dicapai dan merupakan syarat mutlak dari suatu
perancangan sebuah bejana jenis ini telah ditentukan dan terus dikembangkan oleh
(ASME) yang akan menjadi dasar utama bagi perancangan bejana tersebut. Bejana ini pada
umumnya memiliki garis tengah kurang dari 12 ft. Akan tetapi pada bejana dengan jenis
Field-Erected, (gambar 2.6), Diameter bejana dapat dibuat hingga 35 ft dengan panjang
9
Lloyd E. Brownell and Edwin H. Young, Equipment Design.1959, hal 4
10
CE Natco ,GPSA electronic data book
13
Gambar 2.6 Bejana jenis Field-ereccted dengan dasar dan atap berbentuk
kerucut, yang mempunyai diameter hingga 30 ft.11
• Bola (Spherical),
• (Torispherical),
• (Toriconical) .
Karena tujuan yang khusus, ujung rata/flat digunakan untuk menutup bejana
terbuka. Bagaimanapun, ujung rata jarang digunakan untuk bejana besar. Untuk tekanan
yang tidak tercakup dalam kode ASME, bejana akan dibuat dengan ujung berbentuk
mangkuk standar, sedangkan bejana yang mempunyai kode konstruksi pada umumnya
akan dirancang dengan menggunakan bentuk yang telah ditetapkan dalam standar ASME,
11
H. C. Boardman, Research Engineer
14
seperti bentuk (ASME-dished) atau mangkuk ellips (elliptical-dished). Bentuk yang paling
umum untuk penutup bejana bertekanan adalah mangkuk yang berbentuk ellips.
Kebanyakan peralatan proses pada industri kimia dan petrokimia, seperti, kolom-
separator, termasuk bejana silindris tertutup dengan akhir yang dibentuk sejenis atau
berbeda.
Kekuatan bahan adalah tahanan suatu bahan dalam melawan perubahan oleh suatu
gaya luar.
II.3.1 Tegangan
Jika sebuah benda padat berada dalam keadaan setimbang tetapi dipengaruhi gaya-
gaya yang berusaha menarik, menggeser, atau menekannya maka bentuk benda itu akan
berubah. Jika benda kembali kebentuknya semula bila gaya-gaya dihilangkan, benda
dikatakan elastik. Kebanyakan benda adalah elastik terhadap gaya-gaya sampai ke suatu
batas tertentu yang dinamakan batas elastik. Jika gaya-gaya terlalu besar dan batas elastik
dilampaui, benda tidak kembali ke bentuknya semula tetapi secara permanen berubah
F
σz = ( 2.1 )
A
Ket:
σz = Tegangang, lb/in2
F = Gaya beban, lb
12
Verlag Europa-Lehrmittel. 1997. Tabellenbuch metall, hal. 160
15
II.3.2 Regangan
Akibat gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda berusaha meregangkan benda
tersebut maka terjadi perubahan fraksional pada panjang benda ΔL / L adalah dinamakan
regangan13:
ΔL
ε= x100% ( 2.2 )
L
Ket:
ε = Regangan, %
ΔL = Perbedaan panjang, in
L = Panjang awal, in
Berikut ini adalah contoh diagram tegangan dan regangan untuk baja konstruksi.
13
Verlag Europa-Lehrmittel. 1997. Tabellenbuch metall, hal. 160
16
Batas proporsionalitas (titik P) menunjukkan akhir hubungan dari proporsional
tegangan dan regangan. Pada beban dibawah titik P pertambahan tegangan dan regangan
adalah sebanding. Karenanya kurva grafik ini mulai dari titik nol berupa suatu garis lurus
(garis lurus hukum hook). Setelah pembebanan berakhir bahan ini kembali seperti bentuk
Batas elastisitas (titik E) adalah jika bahan tersebut dibebani sedikit diatas titik P
Batas lumer (titik S) adalah jika bahan tersebut dibebani lebih lanjut melewati titik
E sampai titik S mulailah daerah perubahan bentuk bahan (plastis). Diatas titik E timbul
perubahan bentuk tetap. Kurva ini membuat suatu patokan pada titik S, batang uji akan
menjadi panjang, bahan muali lumer tanpa penambahan beban. Pada daerah perubahan
bentuk tetap (setelah titik P) tegangan yang tersedia tidak dapat dipakai untuk menentukan
Batas kekuatan tarik (titik B) adalah jika tegangan meningkat sampai suatu nilai
Batas putus (titik Z) adalah jika bahan dibebani melebihi kekuatan tarik
tertingginya , maka batang uji secara nyata mengecil dan bebannya berkurang sampai
Pada grafik diatas sampai dengan titik P menunjukkan bahwa regangan berubah
secara linear dengan tegangan adalah dikenal sebagai hukum Hook. Rasio tegangan
terhadap regangan dalam daerah linear grafik adalah konstanta yang dinamakan Modulus
Young14:
14
Verlag Europa-Lehrmittel. 1997. Tabellenbuch metall, hal. 160
17
σz
E= ( 2.3 )
ε
Ket:
ε = Regangan, %
Melalui percobaan tarik seperti diatas dapat ditemtukan nilai tegangan dan
regangan suatu logam dan dengan membandingkan nilai-nilai ini dapat ditentukan kualitas
logam tersebut.
Bejana tekan adalah suatu komponen yang memiliki ruang dengan tekanan yang
relatif tinggi (seperti suatu kontainer silindris atau berbentuk bola) yang mempunyai suatu
potongan melintang lebih besar dari tabung atau pipa yang dihubungkan15. Gambar 2.7
atau pemrosesan cairan atau fluida yang mengandung bahan kimia yang dapat
membahayakan seperti :
15
ES and H manual 2000, Pressure vessel and System Design. UCRL-MA hal 44
16
Mechanical Engineer, PT. SOFRESID INDONESIA
18
• Cairan asam,
1. Komponen utama :
3. Nosel (Nozzle)
4. Jaket (Jacket)
19
3 4
1
7 6
2
5
5. Penyangga ( Support / Saddle )
1. Dinding Bejana ( Shell ) 6. Ring penguat ( Stiffening Ring )
2. Ujung penutup / kepala bejana ( 7. Jaket bejana ( Jacket )
Head )
3. Nosel ( Nozzle )
4. Pelat pengangkat ( Lifting Lug)
Gambar 2.9 Komponen utama dan komponen tambahan pada bejana tekan
sehingga dapat berfungsi dengan benar sesuai tujuan dasar dari suatu perancangan
bejana tekan
Komponen terbesar pada sebuah bejana adalah Shell, yaitu dinding utama
dari sebuah Bejana atau dapat juga disebut sebagai badan bejana yang berfungsi
sebagai tempat kedudukan nosel dan juga komponen lainnya, selain itu shell juga
sebagai pembentuk utama bejana. Shell terbuat dari Billet yang dibentuk menjadi
sebuah silinder dan kemudian disambung dengan proses pengelasan, atau shell
20
dapat juga berupa suatu geometri pipa. Pemilihan material shell ditentukan dalam
kode ASME seksi VIII divisi 1 subsuksi C berdasarkan sifat-sifat fluida yang akan
diproses, tekanan operasi, suhu operasi serta tekanan maximum yang diijinkan
yang akan diterima oleh shell tersebut berdasarkan suatu rancangan yang sesuai
perhitungan teoritis17
P F
l P
F l
F = p × Di × l
F = S x Luas penampang
F = S ×t ×l ×2
⇒ S × t × l × 2 = p × Di × l
sehingga diperoleh :
p × Di
t= ( 2.4 )
S ×2
ket :
17
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal12
21
Di = Diameter dalam ( inside diameter ), in
F Ap2
l
P
tt
F F
p= ⇒ p=
A p1 π Di 2
4
P × π × Di
2
maka : F=
4
p × π × Di 4
2
F
S= ⇒ S=
Ap 2 π × Di × t
sehingga diperoleh :
p × Di
t= ( 2.5 )
4× S
ket :
22
l = Panjang dinding bejana ( shell ), in
• Circumferential Joints
pD
S1 =
4t a
( 2.6 )
• Longitudinal Joints
pD
S2 =
2t a
( 2.7 )
Keterangan :
18
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal14
23
II.4.2.1.1.3 Perhitungan ketebalan dan tekanan pada dinding silinder
pRiCA
t min = + C. A ( 2.8 )
SE − 0,6 p
SEt min
p max = ( 2.9 )
Ri + 0,6t min
pRo
t min = + C. A ( 2.10 )
SE + 0,4 P
19
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal14
20
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal 22
24
• Tekanan kerja Maksimum ( Pmax )
SEt min
Pmax = ( 2.11 )
Ro − 0,4t min
Keterangan :
Vshell = πRi l
2
( 2.12 )
Keterangan :
21
tabel Volume of Shell and Heads, Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition,
pressure vessel publishing Inc. hal416-417
25
II.4.2.1.1.5 Perhitungan luas permukaan dinding silinder ( Shell )
material pelat yang tersedia dipasaran. Pada umumnya dimensi pelat yang
dimensi yang besar akan diperlukan lebih dari 1 lembar pelat untuk membentuk
sebuah Vessel. Mengetahui posisi sambungan dan jumlah pelat yang digunakan
sangat penting dalam penentuan posisi Nozel yang akan digunakan pada Pressure
Vessel.
Shell D πD
Ashell = π × D × l ( 2.13 )
Keterangan :
Ashell = Luas area permukaan kulit dinding bejana ( surface area ), in2
26
II.4.2.1.2 Penutup Bejana ( Head )
Ciri utama dari sebuah bejana tekan atau bejana bertekanan yang
yang digunakan pada head harus mempunyai stress value, komposisi kimia
yang sama ataupun sejenis dengan material yang digunakan pada shell, karena akan
1 2 3 4
Gambar 2.10 Beberapa bentuk Head yang umum digunakan, 1-Setengah bola(Hemispherical Head),
2- Setengah Elips(Ellipsoidal Head), 3- Tirus(Conical Head),dan 4-Bentuk
pinggan(Torispherical Head)---22
22
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc
27
II.3.2.1.2.1 Bola atau Setengah Bola ( Sphere or Hemispherical Head)
pRiCA
t min = + C. A ( 2.14 )
2 SE − 0.2 p
2 SEt min
p max = ( 2.15 )
Ri + 0.2t min
pRo
t min = + C. A (2.16)
2 SE + 0.8 p
2 SEt min
p max = ( 2.17 )
Ro − 0,8t min
23
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal18
24
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal22
28
Keterangan :
h=D 4
25
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal 18
29
pDiCA
t min = + C. A ( 2.18
2 SE − 0.2 P
2 SEt min
p max = ( 2.19 )
Di + 0.2t min
pDo
t min = + C. A ( 2.20 )
2 SE + 1,8 p
2 SEt min
p max = ( 2.21 )
Do − 1,8t min
Keterangan :
26
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal 22
30
CA = Nilai korosi yang terjadi ( corrosion allowance ), in
pDiCA
t min = ( 2.22 )
2 cos α × ( SE − 0,6 p)
pDo
t min = ( 2.24 )
2 cos α × ( SE + 0,4 p)
27
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal20
28
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal24
31
2 SEt min cos α
p max = ( 2.25 )
Do + 1,2t min cos α
Keterangan :
π
α = alphaDeg ×
180
working pressure),psi
32
Perumusan dalam kaitan dengan dimensi dalam ( internal dimensions )29 :
2
Li
1. Jika = 16 maka perumusan yang digunakan adalah :
3
r
0.885 pLiCA
t min = + C. A ( 2.26 )
SE − 0.1 p
SEt min
p max = ( 2.27 )
0.885 Li + 0.1t min
2
Li
2. Jika < 16 3 maka perumusan yang digunakan adalah :
r
pLiCA M
t min = + C. A ( 2.28 )
2 SE − 0.2 p
2 SEt min
p max = ( 2.29 )
Li M + 0.2t min
29
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal 20
33
Perumusan dalam kaitan dengan dimensi luar ( external dimensions )30 :
2
Lo
1. Jika = 16 3 maka perumusan yang digunakan adalah :
r
0.885 pLo
t min = + C. A ( 2.30 )
SE − 0.8 p
SEt min
p max = ( 2.31 )
0.885 Lo + 0.1t min
2
Lo
2. Jika < 16 maka perumusan yang digunakan adalah :
3
r
pLo M
t min = + C. A ( 2.32 )
2 SE + p( M − 0,2)
2 SEt min
p max = ( 2.33 )
Lo M − t min ( M − 0,2)
Keterangan :
30
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc hal 24
34
r = Jari-jari dalam knucle ( inside knucle radius ), in
working pressure),psi
M = Faktor pengali
Nosel (Nozzel) pada bejana tekan berfungsi sebagai saluran masuk dan
keluarnya fluida dari bejana. Lokasi nosel pada bejana tekan disesuaikan dengan
nosel, jenis nosel, diameter nozel, serta material yang digunakankan. Seperti yang
31
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal20
35
Gambar 2.11 Beberapa posisi nosel pada bejana tekan yang akan
diinstalasikan dengan jaringan pipa32
Secara geometri, terdapat beberapa jenis nosel atau flange yang umum
1. Welding neck
2. Slip-ON Welding
3. Blind
Gambar 2.12 Beberapa Jenis Nosel atau flange yang umum digunakan.33
Dimensi Nozzle atau Flange secara umum telah diatur didalam tabel
dimensi berdasarkan kelas pembebanannya menurut standart ANSI B16.533
32
Mechanical Engineer, PT. SOFRESID INDONESIA
33
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal 20
36
Pada sebuah bejana tekan setidak-tidaknya terdapat minimum 3 buah nosel utama,
yaitu :
1. Inlet Nozel
2. Outlet Nozel
Berfungsi sebagai saluran utama keluarnya fluida dari dalam bejana (vessel).
3. Manhole
Manhole pada bejana tekan difungsikan sebagai akses perawatan bagi bejana
dipengaruhi oleh akses manusia serta kedudukan bejana tekan pada suatu
Gambar 2.13 Beberapa lokasi Manhole pada bejana tekan yang disesuaikan dengan akses
perawatan pada suatu platform 34
Selain itu, agar bejana tekan dapat beroperasi sesuai dengan parameter yang
menambahkan beberapa nosel tambahan yang berfungsi sebagai saluran akses bagi
sebagian equipment kontrol indikator, seperti : pressure gauge, level control, level
transmiter, vent dan kemudian dapat disebut sebagai instrumentation nozel, jumlah
34
Mechanical Engineer, PT. SOFRESID INDONESIA
37
dan posisi instrumentation nozel disesuaikan dengan equipment kontrol yang
2 2
I p = Ri − Ri − ro ( 2.34 )
keterangan :
35
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal138
36
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal128
37
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal129
38
PRis
• Pada Shell t rs = ( 2.35 )
SE − 0,6 P
pRin
• Pada Nosel : t rn = ( 2.36 )
SE − 0,6 p
A = d × tr ( 2.37 )
A1 = (t − t r ) × (t n + t ) × 2 ( 2.38 )
A2 = (t n − t rn ) × 2t atau
A2 = (t n − t rn ) × 2t n ( 2.39 )
At
• Lebar pelat = ( 2.43 )
tebal _ pelat
• Diameter luar pelat penguat = diameter luar pipa – lebar pelat ( 2.44 )
Selain komponen utama yang merupakan komponen inti dari bejana tekan,
operasi bejana tekan tersebut dan lebih bersifat sebagai pelengkap ataupun sebagai
39
kondisi kerja bejana tekan tersebut. Beberapa yang termasuk kategori komponen asesoris,
diantaranya adalah :
4. Jaket (Jacket)
Pelat pengangkat (Lifting Lug) Dirancang agar dapat menahan beban bejana
tekan pada saat proses instalasi. Posisi Lifting lug dihitung berdasarkan titik
2.13.
Gambar 2.14 Beberapa bentuk dan lokasi Pelat pengangkat (lifting lug) pada bejana tekan 38
Ring penguat (Stiffening Ring) ditambahkan pada bejana jika tekanan kerja
yang terjadi sangat tinggi, sehingga dibutuhkan penguat dinding bejana. Selain itu
penambahan ring penguat ini akan menambah usia pakai ( life time ) dari bejana
tekan itu sendiri. Gambar 2.14 memberikan gambaran bejana tekan yang
38
Mechanical Engineer, PT. SOFRESID INDONESIA
40
menggunakan ring penguat dengan bejana tekan yang tidak menggunakan ring penguat.
Gambar 2.15 Bejana Tekan tanpa dilengkapi dengan Steffening Ring (1) dan Bejana Tekan
38
yang dilengkapi dengan Stiffening Ring (2)
Saat beroperasi dengan tekanan yang tinggi, suhu fluida yang diproses
didalam bejana tekan akan meningkat. Pada beberapa kasus, suhu yang dihasilkan
dimana bejana tekan tersebut beroperasi. Keadaan ini sangat berbahaya bagi
suhu yang terjadi, diperlukan suatu komponen tambahan yang dapat menahan
panas dari bejana tekan agar panas yang dilepaskan kelingkungan tidak berbahaya
kerja dan pekerja dari panas berlebihan yang diterima bejana tekan pada saat proses
berjalan ataupun panas yang dihasilkan oleh fluida. Penggunaan Jaket pada bejana
41
Gambar 2.16 Bejana Tekan dengan Jacket pelindung panas.39
Dalam kondisi operasi, sebuah bejana tekan akan menerima beban yang
cukup besar sehingga memungkinkan terjadinya getaran yang dapat merubah posisi
bejana tekan pada kedudukannya, getaran yang berlebihan pada bejana tekan juga
tekan. Oleh karena itu untuk mempertahankan posisi bejana tekan dan mengurangi
efek getaran yang terjadi, dibutuhkan suatu konstruksi penyangga atau support.
1. Saddle Support
2. Leg Support
3. Lug Support
39
Mechanical Engineer, PT. SOFRESID INDONESIA
42
Gambar 2.17 Bejana Tekan horisontal dengan penyangga jenis Sadle40
suatu permukaan solid, gambar 2.18 merupakan contoh bejana tekan yang
40
Mechanical Engineer, PT MMF
43
Gambar 2.19 Bejana Tekan vertikal dengan penyangga jenis Lug41
41
Mechanical Engineer, PT MMF
44
BAB III
DATA-DATA PERANCANGAN
Bejana Tekan (Pressure Vessel) yang dirancang dalam karya tulis ini adalah bejana
tekan silindris horisontal dengan fungsi utama sebagai tangki pengendapan ( Sump Tank ). Data-
data yang diperlukan telah diperoleh sebelumnya dari Departemen terkait. Data-data tersebut
adalah42 :
• Temperatur :
• Tekanan :
• Efisiensi Sambungan :
Dinding ( Shell ) : 1
Penutup ( Head ) : 1
42
PT. SOFRESID INDONESIA, Mechanical Engineering Division, PTT Exploration and Production, Bongkot Field
Development Project – Phase 3E, Data Sheet, Pressure Vessel
44
• Pengujian Ultrasonik : Sesuai Kode ASME VIII
• Gas :
Faktor Z : 0,99
Viskositas : 0,0013 cP
(712–757 kg m 3 )
• Air :
(956 - 1004 kg m 3 )
45
• Orientasi : Horisontal
Masukan dari saluran terbuka berminyak( inlet from Oily open drain): ∅ 3”
Instrumentasi : 3 buah ∅ 2”
Level Transmitter
Level Gauge
Level Transmitter
Data diameter nominal nosel yang digunakan tiap fungsinya telah diperoleh
sebelumnya
46
BAB IV
= 0,4331 in
= 43,7402 in
• Circumferential Joints
pD
S1 = ( 2.6 )
4t a
47
50,7630 × 43,7402 2220,3838
Maka : S1 = = = 1281,6808 psi
4 × 0,4331 1,7324
• Longitudinal Joints
pD
S2 = ( 2.7 )
2t a
• Dari Hasil perhitungan Longitudinal dan Circumferential ( hoop ) stress, dapat ditentukan
bahwa material yang digunakan harus memiliki Stress value lebih dari 2563,3616 psi.
• Dengan temperatur kerja maksimal 90 ° C ( 194°F ) dan tekanan operasi sebesar 1 atm
(14,6959 psi) maka jenis vessel termasuk kategori Vessel yang digunakan atau beroperasi
pada tekanan Atmosfer dan temperatur rendah, berdasarkan Tabel Properties of material for
Carbon and Low Alloy Steel43, material yang dapat digunakan adalah material dengan
IV.1.2 Analisa perhitungan ketebalan minimum dan tekanan maksimum yang dapat
diterima Shell
Daridata diperoleh :
Material = A 516 GR 60
43
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal186-
189
48
S ( material stress value )44 = 15.000 psi
p × Di
t= ( 2.4 )
S ×2
p × Di
t= ( 2.5 )
4× S
Material = A 516 GR 60
44
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal189
45
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal189
49
tnom ( nominal thickness ) = 0,315 in
= 43,3071 = 21,6536 in
Di
Ri ( inside radius ) =
2 2
E ( joint efficiency ) = 1
pRiCA
t min = + C. A ( 2.8 )
SE − 0,6 p
Maka :
50,7630 × 21,7717 1105,1968
t min = + 0,1181 = + 0,1181 = 0,1919 inci
(15000 × 1) − (0,6 × 50,7630) 15000 − 30,4578
t min = 0,1919 inci => 4,8743 mm
• Tekanan kerja Maksimum ( pmax )
SEt min
p max = ( 2.9 )
Ri + 0,6t
Maka :
15000 × 1 × 0,1919 2878,5 2878,5
p max = = = = 132,2318 psi
21,6536 + (0,6 × 0,1919) 21,6536 + 0,115 21,7686
p max = 132,2318 psi
(4,8743 mm), dan tekanan maksimum yang dapat diterima oleh shell hingga sebesar
50
• Material SA 516 GR 60 memenuhi syarat tekanan kerja dan temperatur kerja maksimum
yang harus diatasi oleh bejana tekan pada saat proses berlangsung.
Berdasarkan data yang diperoleh, jenis Head yang digunakan untuk menutup ujung –
ujung dari shell adalah jenis Elliptical Head 2:1 dengan perhitungan sebagai berikut :
h=D 4
IV.2.1 Analisa perhitungan ketebalan minimum dan tekanan maksimum yang dapat
diterima Head
Material = A 516 GR 60
E ( joint efficiency ) = 1
46
Nilai Stress value of material dilihat pada tabel properties material sesuai dengan jenis material dan temperatur
perancangan untuk material SA 516 Grade 60 Nilai stress value material adalah 15000
51
DiCA ( inside diameter, CA incl ) = Di + 2CA = 43,3071 + (2 × 0,1181)
= 43,5433 in
pDiCA
t min = + C. A ( 2.18 )
2 SE − 0.2 p
Maka :
50,7630 × 43,5433 2210,3885
t min = + 0,1181 = + 0,1181 = 0,1918 in
(2 × 15000 × 1) − (0,2 × 50,7630) 30000 − 10,1526
t min = 0,1918 in
t min = 4,8717 mm
2 SEt min
p max = ( 2.19 )
Di + 0.2t min
Maka :
2 × 15000 × 1 × 0,1918 5754
p max = = = 132,7473 psi
43,3071 + (0,2 × 0,1918) 43,3071 + 0,0384
p max = 132,7473 psi
minimum yang diperoleh 0,1918 in (4,8717 mm), dan tekanan maksimum yang dapat
diterima oleh head hingga sebesar 132,7473 psi (9,1526 bar g).
52
IV.3 Perhitungan Dimensi Head dan Shell
43,3071 − 42
X h = 5,6 + (8,4 − 5,6) = 5,6 + 1,3071 (2,8) = 5,6 + 0,6101 = 6,2101 ft3
48 − 42 6
• Dengan interpolasi, diperoleh volume Elliptical Head dengan diameter 43,3071 in adalah
47
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal416
53
IV.3.2 Perhitungan volume Shell
Maka :
Perhitungan volume shell per linear feet dengan diameter dalam 43,3071 in ( X )
43,3071 − 42
(12,6 − 9,6) = 9,6 + 1,3071 (3) = 9,6 + 0,6537 = 10,2537 Ft Ft
3
X s = 9,6 +
48 − 42 6
• Dengan interpolasi, diperoleh volume Shell dengan diameter 43,3071 in adalah 10,2537
54
Perhitungan panjang shell ( l ) dengan internal diameter 43,3071 in
VShell 491137,3447in 3
l= , ⇒l = ⇒ l = 332,6288 in
1476,5328 in in
3
Xs
D = 43,7402 in
l = 332,6288 in
Maka :
Ashell = 3,14 × 43,7402 × 332,6288 = 45.684,6458 in2
= 13.924 in2
Maka :
Ashell 45.684,6458
Jumlah pelat yang diperlukan = = = 3,28 lbr
A pstd 13924
• Berdasarkan perhitungan, pelat yang diperlukan untuk membentuk shell adalah 3,28
lbr, maka ditentukan pelat yang digunakan ± 4 lbr. Dengan ilustrasi pembentuk
sebagai berikut:
55
Ilustrasi penggunaan material dasar ( pelat ) sebagai pembentuk silinder
Berdasarkan data yang diperoleh, Pressure vessel yang dirancang memerlukan 12 buah nosel
jenis Welding Neck pembebanan 150 lb dengan perincian : 2 buah nosel 24 in, 1 buah nosel 6in,
56
2 buah nosel 4 in, 4 buah nosel 3 in, dan 3 buah nosel 2 in.dengan perhitungan masing-
48
Eugene F. Megyesy, PRESSURE VESSEL HANDBOOK Eleventh Edition, pressure vessel publishing Inc. hal
342-343
57
Dimensi flange yang digunakan dimensi standar berdasarkan standar ANSI B16.5
Flange / Nozel nominal 6 in std ( Sch 40 ) Flange / Nozel nominal 4 in std (Sch 40)
Flange / Nozel nominal 3 in std ( Sch 40) Flange / Nozel nominal 2 in std (Sch 40)
58
IV.4.2 Perhitungan pipa leher nosel ( Nozzle Neck Pipe )
Persyaratan suatu logam dapat disambung atau disatukan dengan logam lain dengan
menggunakan metoda pengelasan adalah memiliki nilai tegangan ( Stress Value ) yang sama.
Pipa leher nosel menggunakan material A 106 GR B (Seamless Carbon Steel Pipe), selain
memiliki nilai tegangan yang sama, material ini juga memiliki komposisi kimia yang tidak
jauh berbeda ( tabel IV.5 dan tabel IV.6) dengan material pembentuk shell ( A 516 GR 60
Tabel IV.3 Tabel Chemical Requirements for material A 516 ( Carbon Steel Plate )
Tabel IV.4 Tabel Chemical Requirements for material A 106 ( Carbon Steel Seamless Pipe )
59
IV.4.2.1 Perhitungan ketebalan minimum Pipa leher nosel ( Nozzle Neck Pipe )49
Material = A 106 GR B
E ( joint efficiency ) = 1
Ø Nominal
Diameter Diameter Ketebalan
Pipa
luar dalam dinding pipa
Dengan Sch.
( Do ) ( Di ) ( in )
standar
24 24 23,25 0,375
6 6,625 6,065 0,280
4 4,5 4,026 0,237
3 3,5 3,068 0,216
2 2,375 2,067 0,154
Perhitungan ketebalan minimum ( tPmin ) pipa leher nosel ( Nozzle Neck Pipe ) Ø 24 in std
( Sch. 20 )
Diketahui :
Dip( inside diameter ) = 23,25 in
= 23,25
Dip
Rp ( inside radius ) = = 11,625 in
2 2
pR p
Maka : t P min = ( 2.8 )
SE − 0,6 p
49
perumusan menggunakan rumus ketebalan pada shell
50
ANSI B36.10 Carbon and Aloy steel pipe
60
Perhitungan ketebalan minimum ( tPmin ) pipa leher nosel ( Nozzle Neck Pipe ) Ø 6 in std
(Sch. 40 )
Diketahui :
= 6,0625
Dip
Rp ( inside diameter ) = = 3,0313 in
2 2
Maka :
pR p
t P min = ( 2.8 )
SE − 0,6 p
Perhitungan ketebalan minimum ( tPmin ) pipa leher nosel ( Nozzle Neck Pipe ) Ø 4 in std
(Sch. 40 )
Diketahui :
= 4,026
Dip
Rp ( inside radius ) = = 2,013 in
2 2
Maka :
pR p
t P min = ( 2.8 )
SE − 0,6 p
61
Perhitungan ketebalan minimum ( tPmin ) pipa leher nosel ( Nozzle Neck Pipe ) Ø 3 in std
(Sch. 40 )
Diketahui :
= 3,068
Dip
Rp ( inside radius ) = = 1,534 in
2 2
Maka :
pR p
t P min = ( 2.8 )
SE − 0,6 p
Perhitungan ketebalan minimum ( tPmin ) pipa leher nosel ( Nozzle Neck Pipe ) Ø 2 in std
(Sch. 40 )
Diketahui :
= 2,067
Dip
Rp ( inside radius ) = = 1,0335 in
2 2
Maka :
pR p
t P min = ( 2.8 )
SE − 0,6 p
62
Tabel IV.5 Tabel Perbandingan ketebalan pipa standar dengan ketebalan pipa minimum yang diijinkan
nosel ukuran standart nominal 24”, 6”, 4”, 3” dan 2” dengan bahan dasar A 106 Gr,
Pada kasus ini Reinforcement pad digunakan sebagai penguat kedudukan Manhole terhadap
Shell.
Diketahui
p = 50,7630 psi
Ri = 21,6536 in
Mat.Shell = 0,315 in SA-516-60 plate
E = 1
Rin = 12 in
Mat.nosel = 0,375 in SA-106-B
tpad = 0,375 in SA-516-60
h = 0,500 in
63
Perhitungan ketebalan dinding yang diperlukan
pRi
tr =
SE − 0,6 p
50,7630 × 21,6536 1099,2017
Pada Shell : tr = ⇒
(15000 × 1) − (0,6 × 50,7630) 15000 − 30,4578
t r = 0,0734 _ in
pRin
t rn =
SE − 0,6 p
50,7630 × 12 609,156
Pada Nosel : t rn = ⇒
(15000 × 1) − (0,6 × 50,7630) 15000 − 30,4578
t rn = 0,0394 _ in
A = d × tr
A = 43,3071 × 0,0734 ( 2.37 )
A = 3,1787 _ in 2
= (t − t r ) × d
= (0,315 − 0,0734) × 23,250 ( 2.38 )
= 5,6172 _ in 2
atau
= (t − t r ) × (t n + t ) × 2
= (0,315 − 0,0734) × (0,375 + 0,315) × 2
= 0,2416 × 0,69 × 2
= 0,3334 _ in 2
64
• kelebihan pada pipa leher nosel ( A2 ) :
= (t n − t rn ) × 5t
= (0,375 − 0,0394) × 5 × 0,315 ( 2.39 )
= 0,5286 _ in 2
atau
= (t n − t rn ) × 5t n
= (0,375 − 0,0394) × 5 × 0,375
= 0,6293 _ in 2
= t n × 2h
= 0,375 × 2 × 0,500 ( 2.40 )
= 0,375 _ in 2
• Potongan pengelasan ( A4 ) :
A4 = 0.375 2
( 2.41 )
A4 = 0,141 _ in 2
= At − ( A1 + A2 + A3 + A4 )
= 3,1787 − (5,612 + 0,6293 + 0,375 + 0,141) ( 2.42 )
= −3,5786 _ in 2
¾ Berdasarkan perhitungan ,luas area penguat yang tersedia lebih besar dari pada luas
area penguat yang dibutuhkan, sehingga pada rancangan ini tidak diperlukan pelat
65
IV.4 Penentuan posisi Nosel terhadap bejana tekan berdasarkan fungsinya.
Pada umumnya tidak ada perhitungan khusus yang mendasari penentuan posisi nosel
pada bejana tekan. Syarat umum penentuan posisi nosel pada bejana tekan didasari oleh
Akan tetapi syarat utama dari penentuan posisi nosel yang harus diperhatikan adalah
posisi kawah pengelasan penyambungan pelat pembentuk shell. Sangat tidak diizinkan
menempatkan nosel pada jalur pengelasan, karena hal ini akan berpengaruh terhadap tegangan
66
BAB V
Terdapat banyak elemen–elemen yang harus diperhatikan dalam merancang suatu bejana
tekan (pressure vessel), seperti, ketebalan dinding bejana tekan, diameter, panjang, dan juga
fluida yang akan di proses, hal tersebut berhubungan dengan adanya parameter–parameter
tekanan dalam (internal forces), tekanan luar (external forces) dan juga gaya–gaya (forces) yang
Perancangan bejana tekan (pressure Vessel) harus diperhatikan secara cermat, agar
tidak mengalami hal–hal yang terjadi di luar aturan saat suatu proses produksi berlangsung.
Perancangan bejana tekan ini akan sangat dipengaruhi oleh suhu kerja dan tekanan kerja dari
materi yang akan diproses. Pemilihan material dan bentuk bejana tekan yang tepat dan semua
parameter tersebut harus diperhatikan secara cermat agar proses instalasi dan konstruksi sesuai
Berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan yang akan
menggunakan bejana tekan tersebut serta analisa dan perhitungan yang dilakukan penulis maka
kesimpulan yang didapat dari hasil perhitungan perancangan bejana tekan ( sump tank ) adalah
sebagai berikut:
• Silinder ( shell )
o Tipe : Horisontal
67
o Tebal , t : 0.315 in (8 mm)
• Penutup ( head )
• Nosel ( nozzle )
68
• Pipa leher nosel ( nozzle neck pipe )
V.2 Saran
Untuk lebih dapat memastikan hasil analisa dan perhitungan tersebut diatas maka
alangkah lebih baiknya jika dilakukan Finite Element Analysis dengan menggunakan perangkat
lunak yang memadai. Dengan FEA dapat meminimalisasi daerah-daerah atau komponen-
komponen yang kritis terhadap perubahan gaya-gaya yang bekerja dari dalam dan luar sehingga
dapat langsung disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratn teknis. Dengan demikian mutu
69
DAFTAR PUSTAKA