Anda di halaman 1dari 30

P RI O RI TA S D A N M A NA J E M E N

P E RS E D I A A N

Oleh:
Akhmad Ghiffary Budianto, S.T., M.T.
Persediaan (Inventory)

Inventory dibutuhkan untuk


menjadi penyeimbang antara jumlah
supply dan jumlah demand
Bahan baku
(raw material)

Komponen atau
Sub-assembly
atau Work In
Process Produk jadi
(finished good)
01 02 03
Menjaga kelancaran Meredam Menjamin kepuasan
proses produksi / ketidakpastian pelanggan
operasi permintaan
(uncertainty
demand)

Fungsi Persediaan
ILUSTRASI
PERSEDIAAN
DA N T I N G K AT
P RO D U K S I
HUBUNGAN
ALIRAN
P RO D U K
DENGAN
I N V E N T O RY
Hubungan Persediaan dengan Peramalan

Demand Independen Demand Dependen

• Permintaan item tidak • Permintaan suatu item


dipengaruhi oleh item dipengaruhi oleh
lain permintaan item yang
• Berupa produk akhir dan lain
memerlukan peramalan • Tidak perlu peramalan
tetapi rencana produksi
Ruang Lingkup Permasalahan pada Persediaan
Kuantitatif
• Apa yang dipesan?
• Kapan harus memesan?
• Berapa yang harus dipesan?
Kualitatif
• Sistem administrasi
• Sistem prosedur
• Sistem informasi
Karakteristik Sistem Persediaan
• Konstan vs Berubah
Sifat Permintaan (demand)
• Diketahui vs Random

Lead Time (waktu dari pesanan dibuat • Diketahui pasti


sampai dengan pesanan diterima • Tidak pasti

• Review kontinyu
Waktu review (peninjauan posisi stock)
• Review periodik

• Back order (pesanan inden)


Kelebihan permintaan
• Lost Sales

• Perishable (cepat rusak/busuk)


Umur hidup barang
• Non Perishable
Istilah-Istilah pada Sistem Persediaan
❑ Order : pesanan item atau komponen
❑ Safety stock : penyeimbang antara jumlah permintaan sampai stock kembali diperbaharui
❑ Stockout : kondisi dimana tidak adanya persediaan pada gudang
❑ Lot size inventory: jumlah pemesanan untuk persediaan
❑ Lead time : waktu tunggu sampai pesanan item atau komponen tersebut tiba
❑ Service level : tingkat persentase pelayanan kepada konsumen, semakin tinggi tingkat service level maka semakin
banyak persediaan yang disiapkan sebagai antisipasi permintaan konsumen
❑ Finish goods : produk jadi yang siap dijual/dipasarkan
❑ Raw material : bahan baku untuk proses produksi
❑ Work-in-process (WIP) : barang setengah jadi hasil sebuah proses manufaktur
❑ Maintenance, repair, and operational supplies (MRO) : item yang bukan menjadi bagian dari produk tapi diperlukan
dalam proses produksi
Tujuan pada Manajemen Persediaan

• Memaksimalkan tingkat pelayanan pada konsumen, memenuhi


permintaan dengan stok produk yang tersedia
• Meminimalkan biaya produksi, dengan cara menyeimbangkan jumlah
persediaan produk dan transportasi produk
• Meminimalkan total biaya investasi untuk penyimpanan item, komponen
maupun produk
Tolak Ukur Performansi Manajemen Persediaan
Biaya persediaan (Inventory Costs)
• Semua biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan persediaan
• Tujuan: minimasi
• Perhatian: internal perusahaan

Tingkat Pelayanan Sistem (Service Level)


• Ukuran yang menyatakan kemampuan sistem melayani
• Tujuan: maksimasi
• Perhatian: penilaian eksternal perusahaan
Biaya Persediaan (Inventory Costs)
Item cost→ terkait harga item yang disimpan

Holding/Carrying cost (biaya simpan)→biaya pengeluaran untuk penyimpanan (terkait jumlah)


• cost of capital
• Storage cost
• Biaya Asuransi
• Biaya pengondisian ruangan (listrik, pendingin dll)
Order costs→semua biaya terkait pemesanan persediaan (terkait frekuensi order)
• Biaya set up mesin
• Biaya pengiriman
Stockout costs→ biaya opportunity karna tidak ada stock
• Lost sale cost→ biaya karna seharusnya bisa memenuhi permintaan tapi tidak bisa karena stockout
• Back order cost→biaya berupa pencacatan order (admin) dan emergency production
Capacity-associated costs→biaya terkait perluasan pasar dan penambahan produksi
Hubungan Keuangan pada Industri dengan Persediaan

Inventory berpengaruh besar pada neraca keseimbangan


perusahaan

Semakin besar tingkat persediaan maka diperlukan:


• Fasilitas warehouse (gudang) yang besar
• Jumlah pekerja yang mengelola persediaan yang banyak
• Peralatan untuk transportasi raw material, WIP dan finish goods
Turnover ratio pada persediaan
Turnover rasio pada persediaan merupakan indikator yang menentukan seberapa cepat suatu perusahaan
menjual barang dan produknya serta mengganti persediaannya dalam jangka waktu tertentu.

𝑎𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑔𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑑


𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 ($)

Contoh:
Jika diketahui rata-rata penjualan adalah Rp. 24 Juta setahun dan rata-rata biaya simpan adalah Rp.
6 Juta. Maka berapakah Turnover rasio nya?

𝑅𝑝.24 𝐽𝑢𝑡𝑎
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = = 4 atau 400%
𝑅𝑝.6 𝐽𝑢𝑡𝑎
Inventory Turnover Ratio
Contoh
Jika kita ingin meningkatkan turnover rasio menjadi 12 kali per tahun, maka berapa jumlah
pengurangan biaya inventory yang harus dilakukan?

𝑅𝑝. 24 𝐽𝑢𝑡𝑎 𝑅𝑝.24 𝐽𝑢𝑡𝑎


12 = Rata-rata persediaan ($)= = 𝑅𝑝. 2 𝐽𝑢𝑡𝑎
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 ($) 12

Jika biaya simpan merupakan 25% dari nilai rata-rata persediaan, maka berapa penghematan yang
dilakukan?
Biaya simpan TR 4 = Rp. 6 Juta x 25% = Rp. 1.500.000
Biaya simpan TR 12 = Rp. 2 Juta x 25% = Rp. 500.000
Savings = Rp. 1.500.000 - Rp. 500.000 = Rp.1.000.000
Penentuan Prioritas Persediaan dengan Model ABC
• Model ABC memiliki prinsip yang sama dengan kaidah PARETO yang dikenalkan oleh
Vilfredo Pareto
• Model ABC menunjukkan pemberian prioritas lebih kepada item produk yang memiliki total
penjualan tinggi dibandingkan dengan penjualan produk yang rendah
• Biasanya dikenal dengan kurva 80-20

KELAS % Dari Nilai Total Inventory Banyaknya item dari total item

A 75%-80% 15%-20%

B 15%-20% 20%-30%

C Kurang dari 10% 50%-65%


1. Urutkan total pemakaian mulai dari yang tertinggi
Langkah-Langkah sampai terendah

Pembuatan Kurva 2. Hitung total pemakaian


3. Hitung presentase pemakaian dari total pemakaian
Model ABC
4. Hitung presentase komulatif pemakaian dari total
pemakaian
5. Klasifikasikan
Contoh Model ABC
Sebuah perusahaan memiliki beberapa jenis persediaan dan
menetapkan kelas A sebesar 78% dari total pemakaian inventory,
kelas B sebesar 20% dari total pemakaian inventory dan kelas C
sebesar 2% dari total pemakaian inventory. Informasi lain
diketahui sebagai berikut:
Item Jenis Harga/unit Penggunaan Total Rupiah
1 X-111 1000 150 150000
2 318 12000 100 1200000
3 504 110000 2 220000
4 200-C 1250000 4 5000000
5 124 120 8000 960000
6 306 75000 1 75000
7 XVR 40000 5 200000
8 705 220000 50 11000000
9 160 500
DATA I T E M 10
128
M-16 750000 2
80000
1500000
11 618 1000000 2 2000000
12 SR-71 200 500 100000
13 431 50000 1 50000
14 RX-125 2500000 4 10000000
15 V-75 140000 50 7000000
16 P-100 5000 20 100000
17 GL-100 4000000 2 8000000
18 RS-125 1500000 4 6000000
19 300-SEL 400000 1 400000
20 618 5000 12 60000
Jumlah 54095000
Komulatif
Item Jenis Total Rupiah % Biaya % komulatif KELAS
biaya
8 705 11000000 11000000 20.33% 20.33%
14 RX-125 10000000 21000000 18.49% 38.82%
17 GL-100 8000000 29000000 14.79% 53.60%
15 77.64%
V-75 7000000 36000000 12.94% 66.54% A
18 RS-125 6000000 42000000 11.09% 77.64%
4 200-C 5000000 47000000 9.24% 86.88%
SOLUSI 11
10
618 2000000 49000000 3.70% 90.58%
M-16 1500000 50500000 2.77% 93.35%
MODEL ABC 2
5
318 1200000 51700000 2.22% 95.57%
19.71%
B
124 960000 52660000 1.77% 97.34%
19 300-SEL 400000 53060000 0.74% 98.08%
3 504 220000 53280000 0.41% 98.49%
7 XVR 200000 53480000 0.37% 98.86%
1 X-111 150000 53630000 0.28% 99.14%
12 SR-71 100000 53730000 0.18% 99.32%
16 P-100 100000 53830000 0.18% 99.51% 2.65%
9 128 80000 53910000 0.15% 99.65% C
6 306 75000 53985000 0.14% 99.79%
20 618 60000 54045000 0.11% 99.90%
13 431 50000 54095000 0.09% 100.00%
Jumlah 54095000 926905000 100.00%
Kurva ABC
Interpretasi:
ITEM Derajat Lot size Frekuensi Ukuran
pengendalian review SS
A Ketat Kecil Kontinu Kecil
B Moderat Sedang Biasa Sedang
C longgar besar jarang besar
ABC Model
120.00%

100.00%

80.00%

Persentase
60.00%

77.64% 19.71% 2.65%

A B C
40.00%

20.00%

0.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis Persediaan
MODEL PEMESANAN UNTUK
PERSEDIAAN
I T E M / KO M P O N E N / P RO D U K
Memesan sesuai dengan jumlah kebutuhan

Memerlukan informasi berupa Jadwal Induk


Produksi (JIP) atau MRP (Perencanaan
Kebutuhan Material) yang bersifat rinci
mengenai kebutuhan item
Lot for Lot (L4L) Tidak ada persediaan yang tidak terpakai

Biasanya umum digunakan pada item jenis ‘A’


Memesan dengan jumlah/kuantitas yang sama
setiap periode

Mudah dimengerti dalam perencanaannya

Namun tidak meminimalkan biaya


Fixed Order Quantity
Menggunakan prinsip Min-Max system yaitu
pesan saat berada di titik atau dekat dengan
titik minimum persediaan
Misal: FOQ = 200 unit, maka akan dilakukan
pemesanan sejumlah 200 unit setiap kali
pemesanan.
Model dasar yang paling sederhana

Menunjukkan trade-off antara biaya


simpan dan biasa pesan

Economic Order Asumsi model:


Quantity (EOQ) • Laju permintaan diketahui dan konstan
• Tidak ada kekurangan persediaan
• Tidak ada lead time; kedatangan material segera
• Biaya diketahui dan tetap meliputi: biaya set-up;
biaya pesan proporsional terhadap jumlah unit
dipesan; biaya simpan per unit per satuan waktu
Ilustrasi Penggunaan Model EOQ

Usage rate
Order
quantity = Q
Inventory level

(maximum
inventory
level)

Minimum
inventory

Time
Ilustrasi Hubungan Inventory Cost dengan EOQ
Curve for total
cost of holding
and setup

Minimum
total cost
Annual cost

Holding cost
curve

Setup (or order)


cost curve
Optimal Order quantity
order
quantity
Formulasi Model EOQ

2 𝐴𝐷 𝑆
𝐸𝑂𝑄 =
𝐻𝐶
Dimana: AD = rata-rata permintaan pada gross requirement
S = biaya setup/pesan
HC = biaya simpan
Tabel MRP (Material Requirement Planning)
atau Perencanaan Kebutuhan Material
Contoh EOQ
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gross Req 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55

jumlah rata-rata gross req adalah 27 Stock On


unit dengan biaya simpan $2/unit Hand |35| 0 44 4 4 68 28 72 72 42 61

lead time 1 periode dan biaya pesan Net Req 30 6 2 13


$200/pesan. Maka perhitungan
PO Receipt 74 74 74 74
EOQ akan menjadi sebagai berikut:
PO Release 74 74 74 74
2 (27) (200)
𝐸𝑂𝑄 = = 74 unit
2
S E K I A N DA N
TERIMA KASIH

ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai