PERSEDIAAN
Persediaan
Merupakan Aset :
• Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal (barang
dagang & dan produk jadi)
• Berada dalam proses produksi
• Bahan baku dan bahan pembantu
10/8/20
2
05:11:33 AM
PSAK 14
Persediaan
• Persediaan adalah Aset :
• Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
• Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
• Dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
Persediaan
• Biaya persediaan meliputi :
• Biaya pembelian
• Biaya konversi
• Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
tempat yagn siap untuk dijual atau dipakai (present location and
condition)
• Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya
kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak.
• Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang
dialokasikan secara sistematis.
Persediaan
• Biaya yang dikeluarkan dari persediaan :
• Jumlah pemborosan yang tidak normal
• Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum tahap produksi berikutnya
• Biaya administrasi dan umum
• Biaya penjualan
• Teknik pengukuran biaya persediaan Metode biaya standar,
Metode eceran (retail) dapat digunakan bila hasilnya mendekati
biaya historis
• Persediaan yang dibeli dengan pembayaran ditunda tidak boleh
memasukkan unsur bunga.
Rumus Biaya
• Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not
interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk
proyek khusus identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.
• Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya :
• Masuk pertama keluar pertama / FIFO
• Rata-rata / Weighted Average
• Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua
persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.
• Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda,
rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
Nilai Realisasi neto
Data tersedia:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit 1.000
Aug 14 200 unit 2.200
Sep 18 120 unit 1.800
420 unit 5.000
Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : 5.000/420 = 11.905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual
untuk memperoleh HPP: (420-20) x 11.905 = 4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di
persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x 11,91 =
238
Metode FIFO
Biaya Barang
Siap Jual 4.700
HPP
NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000
Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin
dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
16
Koreksi Kesalahan Persediaan
17
Jenis persediaan
Biaya Bahan Baku dan Bahan Pelengkap (harga beli + ongkos
angkut + biaya gudang + lain-lain yg berhub dgn penyimpanan)
Barang dalam Pengolahan (brg yg msh dlm tahap penyelesaian,
untuk menyelesaikan produk tsb, perusahaan masih memerlukan
tambahan pekerjaan shg membutuhkan Biaya Tenaga Kerja dan
biaya tidak langsung lainnya)
Barang Jadi (produk yang telah selesai diolah dan siap untuk
dijual)
SISTEM PENCATATAN
PERSEDIAAN
Dalam UU PPh No 36/2008, sistem pencatatan persediaan tidak
diatur secara jelas. Selama sistem dapat menunjukkan kebenaran
pencatatan, konsisten, dan taat asas, ketentuan perpajakan dapat
menerimanya.
Sistem Pencatatan Periodik
Sistem Pencatatan Perpetual (UU PPh No.36/2008 menegaskan agar
pencatatan sedapat mungkin dilakukan dengan sistem perpetual
Contoh
• Pada tanggal 4 April 2017, PD. Bintang membeli 100 unit barang
dagang dengan harga Rp 5.000.000 (harga belum termasuk PPN)
secara tunai. PD. Bintang telah dikukuhkan sebagai PKP sejak 31
Januari 2005. Pembukuan persediaan dilakukan dengan sistem
perpetual :
Tanggal Keterangan D K
4-April-’12 Persediaan Barang Dagang 5.000.000 ---
PPN Masukan 500.000 ---
Kas/Bank --- 5.500.000
Tanggal Keterangan D K
30-4-’12 Kas/Bank Rp 2.310.000 ---
PPN Keluaran --- Rp 210.000
Penjualan --- Rp2.100.000
HPP Rp1.500.000 ---
Persediaan Barang Dagang -- Rp1.500.000
Pers brg dgg yg tersisa dan tercatat dlm pembukuan = Rp 50.000 x 70 = Rp 3.500.000
Jika PD. Bintang belum dikukuhkan sbg
PKP
• PD. Bintang tidak dapat mengkreditkan PPN Masukannya
sehingga PPN Masukan dimasukkan sebagai harga perolehan
barang dagang sehingga harga 1 unit barang adagang adalah
Rp5.500.000 : 100 unit = Rp55.000
Tanggal Keterangan D K
4-4-’12 Persediaan barang dagang 5.500.000 ---
Kas/Bank --- 5.500.000
Karena bukan PKP, maka PD. Bintang tidak memungut PPN Keluaran
Nilai persediaan dalam neraca
• Penilaian persediaan barang didasarkan pada harga
perolehan. Penilaian pemakaian persediaan untuk
penghitungan HPP hanya boleh dilakukan melalui dua
cara menurut ketentuan perpajakan UU PPh No. 36
Tahun 2008 pasal 10 ayat (6), yaitu :
• 1. Metode rata-rata (average) atau
• 2. Metode FIFO
• Pemilihan ke dua metode tersebut harus dilakukan secara
taat asas, artinya sekali WP memilih salah satu cara
penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan HPP,
maka untuk selanjutnya harus digunakan cara yang sama.
Teknik menghitung nilai persediaan
akhir
1. Metode laba bruto (gross profit method), metode ini
biasa digunakan apabila inventarisasi fisik tidak
mungkin dilakukan dan pencatatan perpetual tidak
dilaksanakan
2. Metode harga eceran (retail method), metode ini
sering digunakan oleh pengecer, pasar swalayan dan
toserba untuk menaksir nilai persediaan guna
penyusunan penyusunan laporan perhitungan laba rugi.
UU PPh No.36/2008 dalam menghitung Penghasilan
Kena Pajak harus berdasarkan data yang benar dan
bukan berdasarkan penaksiran.
PENGERTIAN
Dalam SAK-ETAP yg diatur oleh IAI (2009:52) adalah:
• Aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
• Dlm proses produksi untuk kemudian dijual
• Dlm bentuk bahan atau perlengkapan untk digunakan dlm
proses produksi atau pemberian jasa.
• Jadi persedian merupakan aset yg dimiliki untk dijual dlm
kegiatan usaha normal dlm persh dagang maupun persh
manufaktur yg membutuhkan proses produksi.
PENGELOMPOKAN PERSEDIAAN
1. Perusahaan Dagang, persediaan disebut persediaan barang
dagang yaitu barang dagang yang dimiliki perusahaan dan
sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam
kegiatan bisnis normal perusahaan.
2. Perusahaan Manufaktur, awalnya persediaan belum siap
untuk dijual sehingga perlu diolah terlebih dahulu:
• Bahan Mentah
• Barang Setengah Jadi
• Barang Jadi
KEPEMILIKAN BARANG
Harus ditentukan di awal transaksi jual beli, yaitu berdasarkan
pada perjanjianatau syarat-syarat penjualan yang disepakati.
Menurut Wild dan Kwok (2016:157-158),
biaya angkut dibagi 2:
• FOB Destination
Biaya angkut dibayar oleh penjual dan kepemilikan barang
dagang akan berpindah pada saat barang telah sampai di
gudang pembeli.
• FOB Shipping Point
Biaya angkut dibayar oleh pembeli dan kepemilikan barang
dagang berpindah pada saat barang sampai di pelabuhan atau
barang sampai di perusahaan pengangkutan (carrier)
• Biaya angkut yg dibayar oleh pembeli akan menambah HPP yg
dibeli
• Biaya angkut yg dibayar oleh penjual akan dicatat dalam
“beban operasional” pada Laporan Laba Rugi.
• Bila ada barang yg rusak/tdk sesuai pesanan jika pembeli
mengembalikan maka akan dicatat dalam akun retur pembelian
(purchase return) , sebaliknya penjual akan mencatat dalam
akun retur penjualan (sales return)
• Akun diskon pembelian ( purchase discount) adalah untk
transaksi pembelian yg dilakukan secara kredit dimana pembeli
melakukan pembayaran dlm jangka waktu tertentu sehingga
pembeli mendapatkan potongan harga sehingga penjual dpt
dng segera mengonversi piutang usaha menjadi kas ataupun
bank .
• Akun diskon penjualan ( sales discount) dicatat apabila
potongan penjualan yg diberikan pihak penjual untk
pembayaran yg segera dilakukan oleh pembeli, sebesar nilai
jual yg tertera dlm faktur setelah dikurangi retur.
Merupakan suatu kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran
kembali piutang dari para pelanggan. Kebijakan ini diharapkan
dapat mendorong pelanggan untuk segera memenuhi
kewajibannya. Contoh:
2/10 – n/90
5/5 – n/15
Sebelum hari ke 5:
25.000.000 - (25.000.000 x 0.05)
25.000.000 – 1.250.000
23.750.000
Setelah hari ke 5:
25.000.000
Jenis Persedian:
Pengadaan brg untk usaha dagang dimaksudkan untk dijual
kembali, sedangkan pengadaan untk usaha manufaktur untk
diolah menjadi brg jadi sebelum dijual. Jenis persedian usaha
manufaktur sbb:
1. Bahan baku (raw material) dan bahan pelengkap
Biaya perolehan bahan baku (raw material) terdiri atas
harga pembelian, ongkos angkut, biaya gudang, dan biaya
lain-lain yg berhubungan dng penyimpanan sampai bahan tsb
dipakai dlm produksi. Bahan baku digolongkan : bahan baku
langsung (bahan-bahan yg dpt diidentifikasikan langsung
dlm produk) misal : bahan kayu untk pembuat lemari. dan
bahan pembantu (bahan yg tdk dapat diidentifikasikan
langsung dlm produk) misal: kertas amplas, minyak pelumas
2. Barang dlm pengolahan
Adalah barang yg masih dlm tahap penyelesaian. Untk
menyelesaikan membutuhkan biaya tenaga dan biaya tdk langsung
lainnya,
3. Barang jadi (finished good)
Adalah produk yg telah selesai diolah dan siap untk dijual. Semua
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya tdk langsung telah
selesai dibebankan.
4. Barang dalam perjalanan (goods in transit)
Adalah barang yg dikirim atas dasar FOB Shipping Point yg masih
berada dlm perjalanan pd akhir periode akan menjadi milik
pembeli dan hrs diperhitungkan pd catatan pembeli.
5. Barang konsinyasi (consigned goods)
Adalah barang yg telah diserahkan kepada consignee ttp
merupakan kepemilikan dari consignor dan dimasukan dlm
persediaan consignor sebesar hrg beli atau biaya produksi .
Pengukuran Persediaan:
Dalam PSAK No. 14, biaya persediaan meliputi semua biaya
pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yg timbul sampai
persediaan berada dlm kondisi dan lokasi saat ini.
• Biaya pembelian
meliputi harga beli, bea import, pajak lainnya (kecuali yg
kemudian dpt ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas
pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya
lainnya yg secara langsung dpt diartibusikan pada perolehan
brg jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang, rabat, dan hal lain yg
serupa dikurangkan dlm menentukan biaya pembelian.
• Biaya konversi
Meliputi biaya yg secara lansung terkait dengan unit yg
diproduksi contoh biaya tenaga kerja langsung termasuk juga
alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yg
timbul dlm mengonversi bahan menjadi barang jadi.
• Biaya-biaya lain
Hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang timbul,
agar persediaan berada dlm kondisi dan lokasi saat ini.
Sistem Pencatatan persediaan :
1. Sistem Periodik
Setaip pembelian dicatat dalam akun “pembelian” dan
penjualan dicatat dalam akun “penjualan”. Persh menentukan
HPP hanya pada saat akhir periode akuntansi dng rumus:
Persedian Awal + Pembelian (neto) – Persedian Akhir = Harga Pokok
Penjualan
PERIODIK PERPETUAL
Pembelian 1.200.000 Persedian 1.200.000
PERIODIK PERPETUAL
Pembelian 300.000 Utang Dagang 300.000
Retur Pembelian 300.000 Persedian 300.000
PERIODIK PERPETUAL
Biaya Angkut 75.000 Persedian 75.000
Kas 75.000 Kas 75.000
Pd sistem periodik, HPP tdk dicatat dlm setiap penjualan ttp total HPP
dihitung pd akhir periode. Pd tgl 3 Nop. PT.Z mencatat penjualan sebesar Rp
2.400.000 secara kredit dimana HPP sebesar Rp 1.600.000
PERIODIK PERPETUAL
Piutang 2.400.000 Piutang 2.400.000
Penjualan 2.400.000 Penjualan 2.400.000
HPP 1.600.000
Persedian 1.600.000
Tgl 6 Nop, pelanggan mengembalikan brg yg dibeli dari PT. Z pada tgl 3 Nop
dng harga jual Rp 800.000 dan HPP Rp 600.000.
PERIODIK PERPETUAL
Retur Penjualan 800.000 Retur Penjualan 800.000
Piutang 800.000 Piutang 800.000
HPP 600.000
Persedian 600.000
Sistem Penilaian Persedian:
1. Berdasarkan harga Perolehan
a. Metode Identifikasi Khusus
metode ini berasumsi arus barang harus sama dng arus biaya,
sehingga setiap kelompok brg diberi identifikasi dan dibuat
kartu. HP untk setiap brg dpt diketahui, sehingga HPP terdiri
atas HP Brg yg dijual dan sisanya sebagai persedian akhir .
Metode ini digunakan untk persh yg mempunyai persedian
relatif sedikit ttp harga per unitnya besar. Karena itu HPP dan
HP Persedian menggunakan arus harga pokok sebenarnya
(actual) dari persedian.
b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In Firt Out –
FIFO)
metode ini mendasarkan pada asumsi bahwa barang yg
masuk pertama akan dikeluarkan pertama.
c. Masuk Terakhir Keluar pertama (Last In First Out – LIFO )
Cara ini digunakan dng mendasarkan pd asumsi bahwa arus
pembebanan ke Harga Pokok Penjualan berdasarkan pada harga
pembelian terakhir.
d. Metode Rata-rata (Average)
dng metode rata-rata pembebanan ke harga pokok untk brg yg
dijual atau untk persedian akhir menggunakan harga rata-rata.
Metode rata-rata terdiri atas:
- Rata – rata Sederhana (Simple Average), harga rata-rata dihitung
dng cara menjumlahkan harga pokok per unit (tanpa
mengalikan juml barang ) dibagi dng banyaknya harga.
- Rata – rata Bergerak (Moving Average)
seperti pd perhitungan rata-rata tertimbang,Pembebanan ke
harga pokok penjualan dilakukan setiap terjadi pembelian.
Metode ini digunakan pada perpetual.
Contoh rata-rata sederhana:
• 2 Jan Persedian awal 200 unit @ Rp 10.000 = Rp 2.000.000
• 10 Jan Pembelian 400 unit @ Rp 11.500 = Rp 4.600.000
• 18 Jan Pembelian 100 unit @ Rp 12.500 = Rp 1.250.000
• 24 Jan Pembelian 200 unit @ Rp 12.000 = Rp 2.400.000
• Persedian per 31 Januari diketahui sebesar 200 unit.
Rata-rata Persedian =
10.000 + 11.500 + 12.500 +12.000
4
= 46.000/4 = 11.500
Jadi nilai persedian per 31 januari = 200 X Rp 11.500 = Rp
2.300.000
Contoh rata-rata bergerak:
2. Tgl 15 Juni 2018 PT. Rainbow membeli 125 unit barang dagangan
dng harga Rp 5.000.000 (harga belum termasuk PPN ) secara tunai.
PT. Rainbow telah dikukuhkan sebagai PKP sejak 31 Januari 2011.
Pembukuan atas persedian dilakukan secara perpetual. Bagaimana
pembukuannya bila PT. Rainbow belum dikukuhkan sebagai PKP?