Anda di halaman 1dari 22

MEMAHAMI TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM

BENTUK NONTES DALAM PROSES EVALUASI INDIKATOR


MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Evaluasi Pembelajaran PAI”

Dosen Pengampu :
Drs. Syaifuddin, M.Pd.I

Disusun Oeh:
A Yulian Syamsudl Dluha (D91219090)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa terhaturkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat, inayah, taufik, serta hidayah Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini.
Shalawat serta salam selalu terucapkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad saw. yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju
zaman islamiyah.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu sumber wawasan dan pengetahuan mengenai khazanah mata kuliah “Evaluasi
Pembelajaran PAI”. Dan semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
Al Ustadz Drs. Syaifuddin, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran PAI yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Teknik Pengumpulan
Data Dalam Bentuk Nontes Dalam Proses Evaluasi Indikator” ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen matakuliah guna menjadi acuan dalam
tambahan pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Surabaya, 08 Sep 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data Nontes ....................................... 3
B. Bentuk-Bentuk Teknik Pengumpulan Data Nontes ............................... 4
C. Perbedaan Teknik Pengumpulan Data Nontes ..................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi
kapan saja dan di mana saja. Salah satu indikator bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah laku pada orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
Di dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa setiap jenis atau
bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, selalu mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu tertentu
selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil
yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Demikian pula dalam satu kali proses pembelajaran, guru hendaknya
menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan
apakah materi pelajaran yang diajarkan sudah tepat. Semua pertanyaan
tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran.
Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran
dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode
yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi
yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat
mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang akan
diambil selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk berprestasi lebih baik di kemudian hari. Contohnya dalam
evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian
merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan
pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes
dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya

1
alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab
masih ada teknik lain yakni teknik “Non Tes”.
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara,
pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun
menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada. Pada evaluasi penilaian
hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah
afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur
pada ranah kognitif. Berikut ini akan dijelaskan tentang resume pengertian,
bentuk-bentuk non-tes, dan beberapa contoh dalam pelaksanaan teknik non
tes.
Mengingat sangat luasnya pembicaraan mengenai teknik tes dan teknik
nontes, maka pembicaraanlebih lanjut mengenai hal tersebut akan
dikemukakan pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Teknik Pengumpulan Data Nontes?
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Teknik Pengumpulan Data Nontes?
3. Bagaimana Perbedaan Bentuk-Bentuk Teknik Pengumpulan Data
Nontes?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Teknik Pengumpulan Data Nontes.
2. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Teknik Pengumpulan Data Nontes.
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Bentuk-Bentuk Teknik Pengumpulan
Data Nontes.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data Nontes
Dilihat dari kata yang menyusunnya, maka non tes dapat diartikan
sebagai teknik penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes. Menurut
Ahmad Fauzi teknik non tes merupakan “alat ukur untuk mengetahui hasi
belajar siswa yang tidak dapat diukur dengan alat ukur tes”. Sedangkan
Teknik pengumpulan data dapat diartikan sebagai langkah strategis dalam
penelitian. Baik itu bisnis, pemasaran, humaniora, ilmu fisika, ilmu sosial,
atau bidang studi atau disiplin lainnya. Sehingga teknik ini dilakukan lewat
pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya
dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill,
terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan
oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata
lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari
pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan
panca indra.
Teknik nontes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan
hasil rekayasa dari guru dan sekolah. Nontes adalah cara penilaian hasil
belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi
dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik penilaian ini
umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap,
tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lain-lain. Yang berhubungan dengan
kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara
kelompok.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Teknik pengumpulan data non tes
merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk memahami
pribadi murid yang pada umumnya bersifat kualitatif (nilai dari perubahan
yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka). Tekhnik ini tidak
menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, tetapi hanya menggunakan
alat yang bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri

3
dari beberapa macam jenis antara lain pengamatan, wawancara, angket, daftar
cek, studi dokumen dan sosiometri.1

B. Bentuk-Bentuk Teknik Pengumpulan Data Nontes


Teknik pengumpulan data nontes dapat digunakan jika kita ingin
mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pembelajaran yang
berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, motivasi, dan
lain-lain. Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila
dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik
yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes.
Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung.
Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk
teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui
pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis.
Observasi sebagai alat evaluasi digunakan untuk menilai tingkah laku
individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati.
Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar,
misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru menyampaikan
pelajaran di kelas, tingkah laku peserta didik pada jam-jam istirahat, dll.
Menurut Moleong pengamatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pengamatan berperan serta dan tidak berperan serta. Dalam pengamatan
yang tidak berperan serta, seseorang hanya melakukan satu fungsi yaitu
mengamati tetapi pada pengamatan berperanserta seseorang disamping
mengamati juga menjadi anggota dari obyek yang diamati.2 Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi,
diantaranya :

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005), 15.
2
Elis Ratna Wulan, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 279.

4
a. Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati,
baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum
maksudnya yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus
diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan.
Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi
tersebut hanya memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di
dalam kelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran
tertentu.
b. Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu
mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam
pengamatan.
1) Jenis-Jenis Observasi
Observasi terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika
dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu observasi berperan serta/ aktif
(participant observation) dan observasi non partisipan/ pasif
(nonparticipant observation), sedangkan jika dilihat dari segi
instrument yang digunakan observasi dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur. Selain itu ada pula jenis observasi
yang lain diantaranya observasi terbuka, observasi terfokus, dan
observasi sistematik. Masing-masing jenis observasi tersebut akan
diuraikan sebagai berikut :
a) Observasi Partisipan (Participant Observation). Dalam observasi
ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan
observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak. Misalnya, guru yang bertindak sebagai
peneliti di dalam kelasnya. Sebagai guru, peneliti hendaknya
mencatat hasil pengamatannya secara sistematis.

5
b) Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation).
Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara
langsung, peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat
kesimpulan tentang perilaku objek yang diteliti. Pengumpulan
data dengan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang
akurat karena peniliti tidak mengalami secara langsung apa yang
dirasakan oleh objek penelitiannya. Contohnya, seorang guru
yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang
mengajar (bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati
apa yang terjadi di dalam kelas tersebut.
c) Observasi Terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi
yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan
diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur
dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variable
apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti
menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Berikut ini adalah contoh bagan observasi
terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti sedang menghitung
berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab pertanyaan guru
tanpa ditunjuk (sukarela), dengan ditunjuk (tidak sukarela), selain
itu juga dinilai secara kualitatif apakan jawaban yang diberikan
siswa benar, salah, atau bahkan tidak menjawab pertanyaan yang
diajukan (di luar sasaran). Kemudian guru menjumlahkan
jawaban dari masing-masing kriteria penilaian.
d) Observasi Terbuka, merupakan teknik observasi yang dilakukan
dengan cara mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas.
Misalnya ketika melakukan tanya jawab dengan siswa, segala
sesuatu yang terjadi ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh
guru sebagai bahan observasi yang selanjutnya akan dianalisis
dan akhirnya dibuat kesimpulan.
e) Observasi Terfokus, dilakukan apabila peneliti ingin mencari data
dengan menfokuskan masalah yang akan ditelitinya, misalnya

6
peneliti ingin mengumpulkan data tentang pola interaksi antara
guru dengan siswa melalui teknik bertanya guru.
f) Observasi Sistematik, observasi ini cenderung menggunakan
skala yang pada dasarnya adalah hasil pemikiran orang lain yang
menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan
menggunakan skala akan sangat menekankan pada aspek
penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan
jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.3
2) Langkah-Langkah Oservasi
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama
yang harus ditempuh, antara lain :
a) Pertemuan Perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan
pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi
dan menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan
observee (yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan
diamati.
b) Observasi Kelas
Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada
proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa
maupun situasi di dalam kelas.
c) Diskusi Balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat
mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan
dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini
harus dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually
supportive) serta didasarkan pada informasi yang diperoleh
selama observasi.

3
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), 50-51.

7
3) Contoh
Lembar Observasi Dalam Mengerjakan Tugas

Nama Siswa : .........................................


mata Pelajaran : PAI
Pokok Bahasan : Mengerjakan Tugas
Kelas/Semester : VII/I
Hari/Tanggal : ………………………….
Indikator : Siswa Dapat mengerjakan tugas dengan baik
Aspek yang diamati Hasil pengamatan Keterangan
Tinggi Sedang Kurang
1. Memberikan pendapat
untuk pemecahan
masalah
2. Memberikan tanggapan
terhadap pendpat orang
lain.
3. Mengerjakan tugas yang
diberikan

Pedoman skor akhir :


Nilai < 50 : Kurang baik
Nilai 50-75 : Cukup baik
Nilai 75-100 : Baik
Nilai 100-120 : Sangat baik
2. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan.
Menurut Bahri Djamarah, Wawancara adalah komunikasi langsung
antara yang mewancarai dan yang diwancarai. Sementara menurut
Mulyadi Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara
sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah
ditentukan.

8
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah
suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya
jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan
alat komunikasi).4
1) Jenis-Jenis Wawancara
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat
dalam evaluasi, yaitu :
a) Wawancara terpimpin (guided interview), biasanya juga dikenal
dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau
wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara
ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan
pertanyaanpertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam
bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini
responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih
jawaban yang sudah disediakan.
b) Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview), biasanya juga
dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview)
atau wawancara tidak sistematis (nonsystematic interview) atau
wawancara bebas, diamana responden mempunyai kebebasan
untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-
patokan yang telah dibuat oleh evaluator. Dalam wawancara
bebas, pewancara selaku evaluator mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa
dikendalikan oleh pedoman tertentu, mereka dengan bebas
mengemukakan jawabannya. Hanya saja pada saat menganilis
dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini evaluator
akan dihadapkan kesulitan-kesulitan, terutama apabila jawaban
mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat manusia
itu dibatasi ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil wawancara
itu dicatat seketika.
4
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 63.

9
2) Langkah-Langkah Wawancara
Sebelum melaksanakan wawancara, perlu dirancang pedoman
wawancara. Pedoman ini disusun dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
b) Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan
diungkap dari wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut
dijadikan dasar dalam menyusun materi pertanyaan wawancara.
c) Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk
berstruktur atau bentuk terbuka.
d) Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c)
di atas, yakni membuat pertanyaan yang berstruktur atau yang
bebas.
e) Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan
menafsirkan hasil wawancara.
3) Contoh
Pertanyaan guru Jawaban Komentar dan
Siswa kesimpulan
1. Kapan dan berapa lama anda
belajar di rumah?

2. Bagaimana cara anda


mempersiapkan diri untuk
belajar secara efektif?
3. Kegiatan apa yang anda
lakukan pada waktu
mempelajari bahan pengajaran
PAI?

10
3. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, sehingga angket berbeda dengan wawancara. Angket dapat
diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada
orang tua mereka. Angket atau kuesioner sering digunakan untuk menilai
hasil belajar ranah afektif. Ia dapat berupa kuesioner bentuk piihan ganda
dan dapat pula berbentuk skala sikap. Angket juga dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar.
Pada umumnya tujuan penggunaan angket dalam proses
pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar
belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka. Disamping itu juga dimaksudkan
untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan
program pembelajaran.5
1) Jenis-Jenis angket
a) Angket terbuka, ialah angket yang menggunakan pertanyaan-
pertanyaan terbuka. Responden diberikan jawaban sebebas-
bebasnya untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang
disediakan.
b) Angket tertutup, ialah angket yang menggunakan pertanyaan-
pertanyaan tertutup. Responden tinggal memilih jawaban-
jawaban yang sudah disediakan.
c) Angket terbuka dan tertutup, ialah angket yang pertanyaan-
pertanyaan nya berupa gabungan dari pertanyaan terbuka dan
tertutup, baik dalam suatu item, maupun dalam keseluruhan item.
Pada umumnya angket ini banyak digunakan untuk kepentingan
bimbingan dan konseling.6
2) Langkah-Langkah Membuat Angket
Petunjuk yang lebih teknis dalam membuat Angket (Quesioner),
antara lain, adalah sebagai berikut:
5
Anas Sudijono, Pengantara Evaluasi Pendidikan, 84.
6
Suharsimi Arkunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 25.

11
a) Mulai dengan pengantar yang isinya permohonan mengisi
kuesioner sambil dijelaskan maksud dan tujuannya.
b) Jelaskan petunjuk atau cara mengisinya supaya tidak salah.
c) Mulai dengan pertanyaan untuk mengungkapkan responden.
d) Isi pertanyaan sebaiknya dibuat beberapa kategori atau bagian
sesuai dengan variabel yang diungkapkan sehingga mudah
mengolahnya.
e) Rumusan pertanyaan dibuat singkat, tetapi jelas sehingga tidak
membingungkan dan mengakibatkan salah penafsiran.
f) Hubungan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain harus
dijaga sehingga tampak logikanya dalam satu rangkaian yang
sistematis.
g) Usahakan kemungkinan agar jawaban, kalimat, atau
rumusannya tidak lebih panjang dari pertanyaan.
h) Kuesioner yang terlalu banyak atau terlalu panjang akan
melelahkan dan membosankan responden sehingga
pengisiannya tidak akan objektif lagi.
i) Ada baiknya kuesioner diakhiri dengan tanda tangan si pengisi
untuk menjamin keabsahan jawabannya.
4. Skala Penilaian
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, yang
disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan
hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
1) Jenis-Jenis Skala
a) Skala likert ialah skala yang dapat di pergunakan untuk
mengukur sikap,pendapat,dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan. Skala ini memuat item yang diperkirakan sama
dalam sikap atau beban nilainya, subjek merespon dengan
berbagai tingkat intensitas berdasarkan rentang skala antara dua
sudut yang berlawanan, misalnya: Setuju tidak setuju, Suka tak

12
suka, Menerima menolak. Model skala ini banyak digunakan
dalam kegiatan penelitian, karena lebih mudah
mengembangkannya dan interval skalanya sama. Contoh: Semua
peserta latihan dapat menyusun program studinya sendiri.
Alternatif jawaban: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu
(RR), Sangat Tidak Setuju (STS)
b) Skala guttman yaitu skala yang mengiginkan tipe jawan tegas,
seperti jawaban benar salah, ya tidak, pernah tidak pernah,
positif- negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya. Pada
skala Guttman ada dua interval yaitu setuju dan tidak setuju,
selain dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, skala
Guttman dapat juga dibuat dalam bentuk daftar checklist.
c) Skala Semantik differensial yaitu skala untuk mengukur sikap,
tetapi bentuknya bukan pilihan ganda atau checklis, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang sangat
positif terletak dibagian kanan garis,dan jawaban negatif
disebelah kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui
pengukuran dengan skala semantik differensial adalah data
interval. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau
karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Sebagai contoh
penggunaan skala semantik differensial ialah menilai gaya
kepemimpinan kepala sekolah.
d) Rating Scale data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam
skala diatas adalah data kualitatif yang kemudian
dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating scale,data yang
diperoleh adalah data kuanitatif (angka) yakng kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Skala ini lebih fleksibel,
tidak saja untuk mengukur sikap tetapi juga digunakan untuk
mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan,
seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi,
pengetahuan,kemampuan,dan lain-lain.7

7
Athok Fuadi, System Pengembangan Evaluasi, (Surabaya: Ponorogo Press, 2006), 41.

13
2) Langkah-langkah menyusun skala
a) Tentukan obyek atau gejala apa.
b) Rumuskan perilaku apa yang mengacu sikap apa terhadap obyek
atau gejala tersebut.
c) Rumuskan karakteristik dari perilaku sikap tersebut.
d) Rincilah lebih lanjut tiap karekteristik menjdi sejumlah atribut
yang lebih speifik.
e) Tentukan indikator penilaian terhadap setiap atribut tersebut.
f) Sususnlah perangkat item sesuai dengan indikator yang telah
dirumuskan.
g) suatu skala terdiri dari antara 20 sampai dengan 30 item.
h) Susunlah item tersebut, yang terdiri dari separuhnya dalam
bentuk pernyataan positif dan separuhnya dalam bentuk
pernyataan negative.
i) Tentukan banyak skala: lima atau tujuh atau sebelas alternative.
j) tentukan bobot nilai bagi tiap skalanya. Misalnya 4,3,2,1.0 untuk
lima nilai skala, sebagai dasar perhitungan kuantitatif.
5. Sosiometri
Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola
struktur hubungan antara hubungan antara individu-individu dalam suatu
kelompok. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Moreno dan
Jenning. Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok
mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal
yang kompleks.
Dengan teknik sosiometri dapat diketahui posisi seorang siswa
dalam hubungan sosialnya dengan siswa lain. Sosiometri dapat dilakukan
dengan cara menugaskan kepada semua siswa dikelas tersebut untuk
memilih satu atau dua temanya yang paling dekat atau paling akrab.
Usahakan dalam memilih kesempatan tersebut agar tidak ada siswa yang
berusaha melakukan kompromi untuk saling memilih supaya pilihan
tersebut bersifat netral, tidak diatur sebelumnya. Tulislah nama pilihan

14
tersebut pada kertas kecil, kemudian digulung dan dikumpulkan oleh
guru, setelah seluruhnya terkumpul guru mengolahnya dengan dua cara.
Cara pertama melukiskan alur-alur pilihan dari setiap siswa dalam
bentuk diagram sehingga terlihat hubungan antar siswa berdasarkan
pilihanya, dengan hasil pilihan tersebut dinamakan sosiogram. Dengan
demikian, hasil dari sosiometri dapat dijadikan bahan bagi guru dalam
mempelajari para siswanya terutama dalam menganalisis sebab-sebab
seorang siswa termasuk kedalam siswa yang disenangi, atau sebaliknya
menjadi yang terisolasi. Dengan perkataan lain sosiometri dapat
digunakan sebagai salah satu alat dalam menemukan kasus-kasus siswa
disekolah dilihat dari hubungan sosialnya, dan dijadikan alat untuk
melengkapi data mengenai perkembangan siswa.
C. Perbedaan Teknik Pengumpulan Data Nontes
Metode pengumpulan data terdiri dari beberapa macam, yaitu observasi,
wawancara, survei atau dengan angket, skala sikap, dan juga sosiometri.
Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri ataupun
juga dengan menggabungkan dua metode pengumpulan data atau lebih.
Penentuan metode pengumpulan data dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan
masing-masing peneliti dalam mencapai tujuan penelitian.
Macam-macam metode pengumpulan data ini tentu memiliki cara
masing-masing dan juga perbedaan yang sangat signifikan antara macam
yang satu dengan macam yang lainnya. Metode pengumpulan data yang di
pilih untuk menuntaskan penelitian Anda antara lain:
1. Observasi: metode pengumpulan data dengan cara meninjau langsung
dengan panca indra yang dimiliki. Metode pengumpulan data ini cukup
tergolong kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam
pelaksanaannya. Metode pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan
langsung berpartisipasi ataupun tidak langsung.
2. Wawancara: metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
atau tatap muka dengan melangsungkan tanya jawab langsung antara
peneliti dan narasumber. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur.

15
3. Angket (kuesioner): metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
mengajukan sepaket pertanyaan yang sudah sesuai dengan tujuan
penelitian dengan tolok ukur tertentu. seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner atau
angket ini terbagi menjadi angket terbuka dan angket tertutup.
4. Skala: metode pengumpulan data untuk mengukur nilai, sikap, minat,
perhatian, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh
responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.
5. Sosiometri: metode pengumpulan data tentang pola struktur hubungan
antara hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Metode
ini mula-mula dikembangkan oleh Moreno dan Jenning. Metode ini
didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok mempunyai struktur yang
terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik pengumpulan data non tes merupakan prosedur pengumpulan
data yang dirancang untuk memahami pribadi murid yang pada umumnya
bersifat kualitatif (nilai dari perubahan yang tidak dapat dinyatakan dalam
angka-angka). Tekhnik ini tidak menggunakan alat-alat yang bersifat
mengukur, tetapi hanya menggunakan alat yang bersifat menghimpun atau
mendeskripsikan saja.
Teknik nontes sangat penting untuk mengevaluasi peserta didik pada
ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih
menekankan pada aspek kognitif. Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih
akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan
menggunakan tehnik yang berbeda, Ada beberapa macam teknik nontes, yaitu
observasi, wawancara, angket (questionaire), sekala sikap, dan sosiometri.
Macam-macam metode pengumpulan data ini tentu memiliki cara
masing-masing dan juga perbedaan yang sangat signifikan antara macam
yang satu dengan macam yang lainnya.
1. Observasi: metode pengumpulan data dengan cara meninjau langsung
dengan panca indra yang dimiliki.
2. Wawancara: metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
atau tatap muka dengan melangsungkan tanya jawab langsung antara
peneliti dan narasumber. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur.
3. Angket (kuesioner): metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
mengajukan sepaket pertanyaan yang sudah sesuai dengan tujuan
penelitian dengan tolok ukur tertentu.
4. Skala Sikap: metode pengumpulan data untuk mengukur nilai, sikap,
minat, perhatian, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai
oleh responden.
5. Sosiometri: metode pengumpulan data tentang pola struktur hubungan
antara hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok.

17
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut: guru perlu terus meningkatkan evaluasi pembelajaran agar
proses pembelajaran berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dan kinerja guru meningkat, sekolah dan instansi terkait harus
terus mendorong dan memfasilitasi guru untuk mengembangkan
kompetensinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2009.

Arkunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara,1993.

Fuadi, Athok. System Pengembangan Evaluasi, (Surabaya: Ponorogo Press, 2006


41.

Mulyadi. Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di


Sekolah. Malang: UIN-Maliki Press, 2010.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo,


2005.

Wulan, Elis Ratna. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

19

Anda mungkin juga menyukai