Pada grafik tersebut, energi aktivasi pada reaksi dengan katalis lebih rendah dari pada energi
aktivasi tanpa katalis. Oleh sebab itu, energi minimal yang harus tersedia agar reaksi terjadi akan
lebih sedikit pada reaksi yang menggunakan katalis sehingga reaksi pun berlangsung lebih cepat.
Katalis itu berupa zat yang dicampurkan dengan reaktan. Jika reaksi di atas tanpa katalis, AB dan
C bertumbukan sampai mencapai Ea yang relatif tinggi. Karena umumnya energi molekulnya
rendah, jadi tumbukan yang teijadi tidak efektif. Ea sangat sulit dicapai. Untuk itu maka
ditambahkan zat yang bertindak sebagai katalis. Ternyata pada saat katalis dicampurkan reaksi
makin cepat.
Katalis homogen pada saat reaksi akan memiliki fase yang sama dengan reaktan sedangkan
katalis heterogen akan memiliki fase yang berbeda dengan reaktann pada saat reaksi
berlangsung. Katalisator bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi. Untuk dapat berjalan,
tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel di dalamnya bertumbukan
dengann energi yang cukup agar reaksi dapat dimulai. Energi minimum yang dibutuhkan tersebut
disebut dengan energi aktivasi.
Katalis memungkinkan mekanisme alternatif untuk reaktan menjadi produk, dengan energi
aktivasi yang lebih rendah dan dalam keadaan transisi yang berbeda. Katalis memungkinkan
reaksi berlangsung pada suhu yang lebih rendah atau meningkatkan laju reaksi atau selektivitas.
Katalis sering bereaksi dengan pe-reaksi untuk membentuk zat perantara yang akhirnya
menghasilkan produk reaksi yang sama dan meregenerasi katalis.