PENDAHULUAN
PETUNJUK UMUM
A. Tata Tertib
1. Praktikan diharuskan datang 10 menit sebelum acara praktikum dimulai.
Keterlambatan hadir lebih dari waktu yang ditentukan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
2. Setiap kali praktikum, praktikan mengisi daftar hadir yang sudah disediakan.
3. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus menggunakan jas laboratorium.
Dilarang menggunakan kaos oblong dan memakai sandal.
4. Bila praktikan berhalangan hadir, harus membuat surat ijin yang sah yang diberikan
kepada dosen pembimbimg praktikum.
5. Praktikan yang 3 kali berturut-turut tidak mengikuti acara praktikum tanpa ada
keterangan maka tidak diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya.
6. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa mengumpulkan laporan sementara dan
melakukan pre test.
7. Setiap selesai praktikum, praktikan harus menyelesaikan laporan resmi yang ditulis
tangan dan dikumpulkan pada acara praktikum selanjutnya.
8. Laporkan kepada laboran jika menghilangkan/merusak peralatan dilabortaorium.
Peralatan yang rusak/hilang harus diganti sebelum UAS sebagai syarat keluarnya
nilai Kimia Analisis II.
9. Setiap peserta praktikum Kimia Farmasi harus mentaati akan ketentuan dan tata cara
pratikum. Sanksi akan berlaku sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
1. Kebersihan
• Jaga agar meja dan alat yang digunakan tetap bersih. Sediakanlah serbet meja, serbet
alat gelas (dibawa dari rumah).
• Sebelum digunakan, bilas semua alat gelas dengan air. Seka bagian luar dengan
serbet sampai kering tetapi jangan bagian dalam (kecuali dilakukan titrasi bebas air).
• Bagian dalam bejana harus bebas minyak. Cucilah alat gelas dengan deterjen atau
sabun. Bilaslah dengan air kran sampai bersih.
• Pada alat gelas berskala, bilas dengan air yang banyak secepatnya untuk mencegah
alat tersebut menjadi panas ketika larutan bercampur dengan air.
2. Kerapian
• Kembalikanlah botol pereaksi ke tempat semula jika sudah digunakan. Jangan
menaruh tutup pereaksi di atas meja tetapi dipegang dengan tangan kiri.
• Semua larutan dan serbuk harus ditutup untuk mencegah kontaminasi kotoran dan
zat lain.
3. Penandaan
• Berilah label secara sistematis pada semua larutan, filtrat dan endapan yang
dianalisis (Label dibawa sendiri oleh mahasiswa).
• Jika bejana berisi cairan selain air maka diberi tanda selama analisis dilakukan.
4. Perencanaan
• Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa memahami petunjuk cara kerja dan
prinsip penetapan kadar. Sediakan alat dan pereaksi yang akan digunakan.
Rencanakan hal apa yang harus dikerjakan utama sehingga pekerjaan akan berjalan
lancar.
5. Penetapan dalam duplo
Lakukan penetapan paling sedikit dua kali. Jika kesesuain hasilnya lebih dari 0,4
janganlah hasil tersebut dirata-rata. Jika digunakan volume larutan sama, pembacaan
buret tidak boleh berselisih lebih dari 0,05 mL. Jika syarat- syarat ini tidak tercapai
lakukan titrasi lagi sampai diperoleh selisih yang tidak lebih dari 0,5 mL.
6. Pencatatan
Hal-hal yang perlu dimasukan dalam catatan :
• Nama, jenis
• Tanggal analisis
• Semua data numerik, misalnya volume larutan, bobot sampel, normalitas, volume
titran.
• Suhu pengeringan
• Perhitungan, hasil dan lain-lain yang berkaitan dengan pengamatan.
7. Penimbangan
• Gunakanlah sendok tanduk atau spatula untuk mengambil zat yang akan ditimbang.
• Pilihlah timbangan yang sesuai dengan kapasitas zat yang akan ditimbang.
Janganlah menimbang zat yang melebihi kapasitas timbangan. Catatlah hasil
penimbangan.
• Pengertian “timbang lebih kurang …” artinya jumlah yang harus ditimbang atau
diukur tidak boleh kurang dari 90% dan tidak boleh lebih dari 110% dari jumlah
yang tertera.
• Pengertian “timbang seksama ….” artinya kesalahan penimbangan tidak boleh
lebih dari 0,1% dari jumlah yang dimaksud. Misal dengan pernyataan timbang
seksama 500 mg, berarti batas kesalahan penimbangan tidak lebih dari 0,5 mg.
Penimbangan seksama dapat dinyatakan dengan menambahkan angka 0 di belakang
koma pada akhir bilangan yang bersangkutan. Misal dengan pernyataan timbang
seksama 300,0 mg artinya bahwa penimbangan harus dilakukan dengan seksama.
• Pernyataan “ukur dengan seksama ….” artinya bahwa pengukuran dilakukan
dengan pipet volume atau buret yang memenuhi syarat. Pengukuran seksama dapat
dinyatakan dengan dengan pipet atau dengan menambahkan angka 0 di belakang
koma angka yang besangkutan. Misalnya dengan pernyataan pipet 10,0 mL, artinya
adalah bahawa pengukuran harus dilakukan dengan seksama.
X ̅
𝑿 d(𝑿̅ –X) d2
95,72 -0,1 0,0100
95,81 -0,01 0,0001
95,83 95,82 + 0,01 0,0001
95,92 + 0,10 0,0100
∑ 𝑑= 0,22 ∑𝑑 2 = 0,0202
Deviasi rata-rata 𝑑̅ :=
𝑑̅ =∑( 𝑋̅ – X)
Standar deviasi (SD)
∑(𝑥̅ −𝑥)
SD =√ 𝑁−1
0,22
𝑑̅ = 4 = 0,055.
0,022
SD =√ = 0,08.
3
Selisih antara hasil yang dicurigai dengan rata-rata = 96,18-95,82= 0,36
Hasil analisis (α) ditolak jika Xi -𝑥̅ > 2,5
𝑑̅
Jadi hasil 96,18% ditolak.
Jika dihitung berdasarkan SD nya akan diperoleh hasil yang sama
0,36
(Xi -𝑥̅ ) = = 4,5 > 2
0,08
SD
Cara menyatakan hasil akhir penetapan kadar suatu bahan :
𝑆𝐷
Kadar = 𝑋̅± t√𝑛
𝑋̅= rerata
t = suatu harga yang besarnya tergantung derajat kebebasan dan taraf kepercayaan yang
dipilih
n= jumlah penetapan
untuk n=4; P=0,095 ; t= 3,182
Jadi kadar NaCl= 95,82 ± (3,182x0,08/√4)% = (95,82 ± 0,13)%
Penilaian.
1. Nilai harian 50 %
2. Ujian 30 %
3. Dokumen ? laporan 20%
Pertanyaan:
1. Kapan kita mengunakan labu takar dan kapan kita menggunakan gelas ukur?.
2. Bila kita mau menimbang zat standar sekunder neraca apa yang teknis atau
Neraca analitis dan bila mau menimbang zat primer harus meggunkan neraca
apa ?
3. Beri penjelasan alat pemanas yang digunakan bila ada peritah didihkan,uapkan
zat tsb?.
4. Bila didalam prosedur kerja ada perintah tambah 25 ml aquades alat apa yang
bisa digunakan? Sedangkan bila perintah 25,0 ml alat ukur yang tepat
digunakan?.
5. Bila saudara mau melakukan titrasi Iodimetri atau Permanganometri buret
warna apa yang seharusnya dipakai?.
6. Bila saudara mau membuat standar dengan konsentrasi kecil 2 ppm, bagaimana
saudara akan melakukan pembuatan standart tsb.
BAB II
PENGENALAN ALAT
1. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum pengenalan alat ini mahasiswa mampu:
a. Mengetahui dan memahani alat-alat kimia
b. Mengetahui dan memahami kegunaan dan cara pemakaian alat
2. Pendahuluan
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot,
yang dipakai untuk mencapai maksud.
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998)
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa,
gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu
juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan
kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk
mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok
dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer,
corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki
kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk
memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan
yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan
volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang
gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan
yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak
yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak
terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang
merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat
seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen
sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas
untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat
memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu
hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan
akhirnya mengering sendiri(Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan
alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan
maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang
menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium.
Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika
tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru.
Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai
saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan
dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan
percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan
petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari
gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).
Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :
A. Persiapan
Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal
berikut ini :
1. Jas laboratorium
2. Kacamata laboratorium
3. Sarung tangan laboratorium
4. Kertas kerja
B. Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan harus
sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja,
serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.
C. Keselamatan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri dan
orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia yang tidak
anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan
yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D. Beberapa Petunjuk atau Larangan
Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali
melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum dan petunjuk khusus pada setiap
percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu eksperimen dan praktek laboratorium
merupakan bagian dari pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga
mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman
menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan,
pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan
teori.Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial
dalam pengajaran sains sebagai produk ini.(Wahyudi, 2011).
3. Tugas
Tuliskan nama alat beserta penggunaannya
ALAT DAN KEGUNAANNYA
No Nama Fungsi / penggunaanya
1 Gelas piala •
2 Erlenmeyer •
3 Labu takar/labu ukur
4 Buret
BAB III
PENGENALAN BAHAN
1. Tujuan
Untuk dapat menjelaskan tentang jenis, sifat serta simbol-simbol bahaya bahan kimia.
2. Pendahuluan
Di dalam kegiatan pratikum kimia, bahan kimia merupakan bahan utama, oleh karena itu
kita perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia khususnya yang sering
digunakan di dalam pratikum. Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya
dimaksudkan agar kita mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian
kegiatan pratikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat
dihindarkan.
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena.
• Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudahterbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat
oekat.
• Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Huruf kode:F+
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable
“ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 oC) dan titik
didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah
terbakar berupa gas dengan udara dapatmembentuk suatu campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi normal.
Fase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)
• Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Huruf kode: F
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek
untukself-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferikbiasa, atau mereka
mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC).
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering
digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
• Flammable (mudah terbakar)
Huruf kode: tidak ada
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi
bahaya ‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara
+21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.
d. Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang
dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari. Busana
atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang terbuka,
sepatu licin, atau berhak tinggi.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang
tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang
berputar.
3. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik meskipun,
penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan
perhatian dan kecermatan dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Hindari kontak langsung dg bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (cukup
dengan mengkibaskan kearah hidung)
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)
Memindahkan Bahan Kimia Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan
bahan kimia pada setiap kerjanya. Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka
harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari
kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros.
Memindahkan Bahan Kimia Cair Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran
memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair. Hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dg jari tangan dan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut.
b. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran
yang ada diatas meja.
c. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan. d.
Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.
Memindahkan Bahan Kimia Padat Pemindahan bahan kimia padat memerlukan
penanganan sebagai berikut :
a. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu sendok untuk
bermacam macam keperluan.
Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi Pemanasan tabung reaksi sering
dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium. Ada banyak reaksi yang harus
dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi. Tata cara melakukan pemanasan
tabung reaksi adalah :
a. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
b. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
c. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
d. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai
orang lain.
Cara memanaskan dengan gelas Kimia Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas
kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus memperhatikan aturan sebagai berikut :
a. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
b. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan
mendadak.
c. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya saja
supaya tidak terjadi tumpahan.
Peralatan dan Cara Kerja Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja, oleh karena itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak tangan .
b. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila memasukkan
gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
c. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja karena
mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
d. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang sedikit
demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.
Pembuangan Limbah Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh
karena itu perlu penanganan khusus :
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b. Buang pada tempat yang disediakan
c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal: detergen) boleh langsung dibuang ,dg
pengenceran air yang cukup banyak.
f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g. Limbah cair yang tidak larut dalam air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yg jelas.
Terkena Bahan Kimia Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan
hati hati. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Jangan panik .
b. Mintalah bantuan rekan anda yang ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja
sendirian di laboratorium.
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan tersegut, bila
memungkinkan bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
e. Bawa keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.
Terjadi Kebakaran Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya
banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka :
a. Jangan Panik
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dg kelas pemadam
yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dan lain-lain tidak boleh
disiram dengan air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan
sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
f. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karena itu nomor telepon Pemadam
Kebakaran haru ada di Lab.
BAB IV
PEMBUATAN LARUTAN
1. Tujuan
Setelah mengikut praktikum ini, mahasiswa diharapkan:
a. Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
b. Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi
c. Mampu membuat larutan dengan pencampuran berbagai konsentrasi
2. Pendahuluan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Pelarut yang umum
digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan pelarut, dikenal
adalah konsentrasi. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan
pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan
jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum
mencapai titik jenuh, larutan tidak jenuh Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan
zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut
pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Cara membuat larutan aplikasinya banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkin anda pernah membuat air teh manis. Untuk menghasilkan larutan yang sesuai
dengan yang diharapkan tentu anda harus bisa mencampurkan bahan-bahan dengan
komposisi yang sesuai. Keterampilan membuat larutan tentu sangat banyak manfaatnya
baik di laboratorium maupun di bidang industri. (Kartimi, 2013)
Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyak nya mol zat terlarut dalam
satuan liter larutan. Dapat ditulis dengan rumus :
M = gram/mr x 1000/V
atau
Membuat suatu larutan untuk satuan eksperimen dpat dilakukan dengan melarutkakn zat
padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi
konsentrasi rendah.
Pengenceran adalah penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan, sehingga konsentrasi
larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut). (Kartimi, 2013). Dengan
rumus:
M1.V1 = M2.V2
Dimana: M1 = Molaritas mula-mula
Dalam kimia, campuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat
atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (obyek tidak menempel satu sama
lain).
Sementara tak ada perubahan fisik dalam suatu campuran, properti kimia suatu campuran
dapat menyimpang dari komponennya seperti titik lelehnya. Campuran dapat dipisahkan
menjadi komponen aslinya secara mekanis. Campuran dapat bersifat homogen atau
heterogen.
Campuran adalah hasil pencampuran mekanis atau pencampuran zat kimia seperti elemen
dan senyawa, tanpa penyatuan kimia atau perubahan kimia lainnya, sehingga masing-
masing zat mempertahankan properti dan karakteristik kimianya.
BAB VI
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION
GOLONGAN I (Ag, Hg, dan Pb)
1.1 Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan identifikasi kation golongan I (Ag)
b. Melakukan identifikasi kation golongan I (Hg)
c. Melakukan identifikasi kation golongan I (Pb)
1.2 Pendahuluan
Dalam analisa kualitatif sistematik kation-kation dapat diklasifikasikan ke dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap pereaksi tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi tersebut maka dapat ditetapkan ada atau tidaknya suatu kation
dan dapat juga memisahkan kation-kation untuk pemeriksaan yang lebih lanjut.
Kation-kation yang dapat membentuk endapan putih dengan HCl termasuk golongan
I. Ion-ion golongan ini timbal (Pb), meerkuri (Hg), perak (Ag). Endapan yang tersebut
PbCl2, HgCl2, dan AgCl berwarna putih. Jika ditambah air panas maka endapan PbCl 2
akan larut dan larutan ini diidentifikasi dengan ion kromat yang akan membentuk kuning
PbCrO4, sedangkan AgCl dapat dipisah dari Hg2Cl2 dengan
1.1 Pengantar
Dalam melakukan identifikasi kation dari larutan contoh senyawa tunggal agar diperoleh
hasil yang benar hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pergunakan alat-alat yang bersih dan telah dibilasi oleh akuades
b. Pergunakan pereaksi yang murni, bila menggunakan larutan, pereaksi larutannya
tidak boleh keruh
c. Untuk keselamatan kerja, pergunakan alat-alat menurut cara yang benar
1.4.2 Identifikasi
1.4.2.1. Identifikasi Kation Perak (Ag+)
1. Larutan contoh tambah larutan HCl 2 N terjadi endapan putih. Endapan putih larut dalam
larutan NH4OH (1:1) berlebih, endapan putih timbul lagi bila larutan diasamkan oleh
HNO3 4N.
2. Larutan contoh tambah larutan K2CrO4 5% terjadi endapan merah. Endapan larut dalam
larutan NH4OH (1:1) berlebih atau HNO3 4N.
3. Larutan contoh tambah larutan KI 10% terjadi endapan kuning. Endapan dapat larut
dalam larutan KCN atau larutan Na2S2O3.
4. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan putih. Warna endapan segera
berubah menjadi kecoklatan.
5. Larutan contoh tambah larutan NH4OH (1:1) terjadi endapan putih. Endapan segera
berubah menjadi kecoklatan. Endapan dapat larut dalam pereaksi berlebih.
5
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Kation Hg+ (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB VII
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II (As, Sb,
Sn, Hg, Bi, Cu, dan Cd)
4
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Sb5+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1
3
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Bi3+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB VIII
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III (Fe, Al,
Cr, Co Ni, Mn, dan Zn)
6
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Cr3+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1
4
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Mn2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB IX
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV (Ba, Sr,
dan Ca)
5
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Ca2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB X
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI ANION GOLONGAN I & II
Penambahan pereaksi
Warna Endapan
Anion NO2- dan NO3- Pengamatan dan
No (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
campuran berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XI
IDENTIFIKASI ANION II
4
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion Fe(CN)63- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XII
IDENTIFIKASI ANION III, IV & V
3
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion ClO3- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XIII
IDENTIFIKASI ANION GOLONGAN IV
2
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion CrO42- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XIV
IDENTIFIKASI ANION GOLONGAN V
3
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion MnO4- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1
6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………