Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN
PETUNJUK UMUM

A. Tata Tertib
1. Praktikan diharuskan datang 10 menit sebelum acara praktikum dimulai.
Keterlambatan hadir lebih dari waktu yang ditentukan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
2. Setiap kali praktikum, praktikan mengisi daftar hadir yang sudah disediakan.
3. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus menggunakan jas laboratorium.
Dilarang menggunakan kaos oblong dan memakai sandal.
4. Bila praktikan berhalangan hadir, harus membuat surat ijin yang sah yang diberikan
kepada dosen pembimbimg praktikum.
5. Praktikan yang 3 kali berturut-turut tidak mengikuti acara praktikum tanpa ada
keterangan maka tidak diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya.
6. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa mengumpulkan laporan sementara dan
melakukan pre test.
7. Setiap selesai praktikum, praktikan harus menyelesaikan laporan resmi yang ditulis
tangan dan dikumpulkan pada acara praktikum selanjutnya.
8. Laporkan kepada laboran jika menghilangkan/merusak peralatan dilabortaorium.
Peralatan yang rusak/hilang harus diganti sebelum UAS sebagai syarat keluarnya
nilai Kimia Analisis II.
9. Setiap peserta praktikum Kimia Farmasi harus mentaati akan ketentuan dan tata cara
pratikum. Sanksi akan berlaku sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

B. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama praktikum


1. Jika akan memulai praktikum, semua peralatan disiapkan terlebih dahulu. Alat yang
tidak digunakan sebaiknya disimpan supaya tidak menganggu praktikum.
2. Periksalah alat-alat praktikum pada waktu meminjam dan jika ada yang cacat segera
dikembalikan. Sebelum mengembalikan alat-alat harus dicuci dan dikembalikan
dalam keadaan bersih.
3. Semua kerusakan alat selama peminjaman menjadi tanggung jawab praktikan.
4. Zat yang akan dianalisis ditempatkan dalam wadah tertutup agar tidak
terkontaminasi oleh kotaran-kotoran. Ambillah pereaksi secukupnya sesuai dengan
yang dibutuhkan. Jika berlebih jangan dikembalikan dalam botolnya untuk
menghindari kontaminasi dan kesalahan pengambilan.
5. Zat padat harus diambil dengan sendok atau spatel kering.
6. Hindarkan dari api dan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, alkohol,
metanol, dan lain-lain.
7. Hati-hati menggunakan bahan yang dapat menimbulkan luka bakar seperti asam-
basa kuat (H2SO4 , HCl, HNO3, KOH, NaOH).
8. Jagalah pipet yang digunakan selalu bersih untuk mengambil larutan pereaksi dan
dicuci setiap kali habis digunakan.
C. Teknik Analisis Kualitatif
1. Cara memanaskan Pembakar : Bunsen atau lampu spiritus jika tidak digunakan
supaya dimatikan.
a. Cara memanaskan dengan cawan porselin/Erlenmeyer/gelas beker :
➢ ambillah kaki tiga dan letakan kasa kawat di atasnya.
➢ Letakan gelas kimia yang berisi larutan diatas kasa dan panaskan dengan lampu
spiritus.
b. Cara memanaskan dengan tabung reaksi :
➢ Jepit tabung reaksi dengan penjepit.
➢ Panaskan dengan lampu nyala spiritus, api pemanas hendaknya terletak pada bagian
atas larutan.
➢ Pada saat melakukan pemanasan arahkan lubang tabung reaksi ke arah tempat
kosong jangan diarahkan ke muka sendiri atau orang, dengan sambil digoyang-
goyangkan agar pemanasan merata.
2. Cara menyaring : ketika melakukan penyaringan jagalah jangan sampai saringan
penuh, cairan hanya boleh sampai 1 cm di bawah pinggir kertas saring dan tepi atas
kertas saring 1 cm di bawah tepi atas corong.
3. Cara mencuci endapan pada kertas saring : arahkan aliran air dari botol pencuci.
Pertama-tama di sekitar pinggir atas kertas saring menyusul gerakan spiral menuju
endapan dan setiap pencucian, kertas saring terisi antara separuh sampai dua
pertiganya.
4. Cara melarutkan endapan :
Buatlah lubang kecil pada bagian bawah kertas saring dengan batang pengaduk dan
endapan di semprot dengan pelarut, ditampung di gelas piala kecil atau tabung
reaksi.Ambil kertas saring dari corong, buka diatas gelas arloji, endapan diambil dan
dilarutkan dalam gelas piala.
6. Cara pengenceran : asam kuat atau basa kuat yang mempunyai bobot lebih besar
dari air, lakukan dengan cara menuangkan asam atau basa tersebut ke dalam air dan
bukan sebaliknya (hati-hati dengan asam sulfat pekat).
7. Cara mengamati kristal di bawah mikroskop : 1 tetes larutan sampel pada objek
gelas dan tetesi 1 tetes pereaksi, tutup dengan deck glass. Amati di bawah mikroskop
sampai Kristal terlihat jelas.

D. Prinsip dalam analisis kuantitatif


Beberapa hal dibawah ini ditujukan untuk mengenalkan teknik dasar yang perlu
diketahui oleh mahasiswa ketika melakukan teknik analisis kuantitatif agar dalam
melaksanakan analisis kuantitatif diperoleh hasil yang benar menurut kaidah kimia.

1. Kebersihan
• Jaga agar meja dan alat yang digunakan tetap bersih. Sediakanlah serbet meja, serbet
alat gelas (dibawa dari rumah).
• Sebelum digunakan, bilas semua alat gelas dengan air. Seka bagian luar dengan
serbet sampai kering tetapi jangan bagian dalam (kecuali dilakukan titrasi bebas air).
• Bagian dalam bejana harus bebas minyak. Cucilah alat gelas dengan deterjen atau
sabun. Bilaslah dengan air kran sampai bersih.
• Pada alat gelas berskala, bilas dengan air yang banyak secepatnya untuk mencegah
alat tersebut menjadi panas ketika larutan bercampur dengan air.
2. Kerapian
• Kembalikanlah botol pereaksi ke tempat semula jika sudah digunakan. Jangan
menaruh tutup pereaksi di atas meja tetapi dipegang dengan tangan kiri.
• Semua larutan dan serbuk harus ditutup untuk mencegah kontaminasi kotoran dan
zat lain.
3. Penandaan
• Berilah label secara sistematis pada semua larutan, filtrat dan endapan yang
dianalisis (Label dibawa sendiri oleh mahasiswa).
• Jika bejana berisi cairan selain air maka diberi tanda selama analisis dilakukan.
4. Perencanaan
• Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa memahami petunjuk cara kerja dan
prinsip penetapan kadar. Sediakan alat dan pereaksi yang akan digunakan.
Rencanakan hal apa yang harus dikerjakan utama sehingga pekerjaan akan berjalan
lancar.
5. Penetapan dalam duplo
Lakukan penetapan paling sedikit dua kali. Jika kesesuain hasilnya lebih dari 0,4
janganlah hasil tersebut dirata-rata. Jika digunakan volume larutan sama, pembacaan
buret tidak boleh berselisih lebih dari 0,05 mL. Jika syarat- syarat ini tidak tercapai
lakukan titrasi lagi sampai diperoleh selisih yang tidak lebih dari 0,5 mL.
6. Pencatatan
Hal-hal yang perlu dimasukan dalam catatan :
• Nama, jenis
• Tanggal analisis
• Semua data numerik, misalnya volume larutan, bobot sampel, normalitas, volume
titran.
• Suhu pengeringan
• Perhitungan, hasil dan lain-lain yang berkaitan dengan pengamatan.

7. Penimbangan
• Gunakanlah sendok tanduk atau spatula untuk mengambil zat yang akan ditimbang.
• Pilihlah timbangan yang sesuai dengan kapasitas zat yang akan ditimbang.
Janganlah menimbang zat yang melebihi kapasitas timbangan. Catatlah hasil
penimbangan.
• Pengertian “timbang lebih kurang …” artinya jumlah yang harus ditimbang atau
diukur tidak boleh kurang dari 90% dan tidak boleh lebih dari 110% dari jumlah
yang tertera.
• Pengertian “timbang seksama ….” artinya kesalahan penimbangan tidak boleh
lebih dari 0,1% dari jumlah yang dimaksud. Misal dengan pernyataan timbang
seksama 500 mg, berarti batas kesalahan penimbangan tidak lebih dari 0,5 mg.
Penimbangan seksama dapat dinyatakan dengan menambahkan angka 0 di belakang
koma pada akhir bilangan yang bersangkutan. Misal dengan pernyataan timbang
seksama 300,0 mg artinya bahwa penimbangan harus dilakukan dengan seksama.
• Pernyataan “ukur dengan seksama ….” artinya bahwa pengukuran dilakukan
dengan pipet volume atau buret yang memenuhi syarat. Pengukuran seksama dapat
dinyatakan dengan dengan pipet atau dengan menambahkan angka 0 di belakang
koma angka yang besangkutan. Misalnya dengan pernyataan pipet 10,0 mL, artinya
adalah bahawa pengukuran harus dilakukan dengan seksama.

8. Cara menyatakan hasil


Diantara hasil yang diperoleh dari seri pengukuran adakalanya terdapat hasil yang
sangat menyimpang bila dibandingkan dengan yang lain. Untuk mengetahui apakah
harga itu ditolak atau diterima perlu dilakukan analisis data secara statistik
Misalnya pada penetapan kadar NaCl diperoleh harga-harga 95,72%; 95,81%; 95,83%;
95,92%; dan 96,18%. Jika diperhatikan harga 96,18% paling besar menyimpang dari
hasil pengukuran yang lain, maka harga ini perlu dicurigai tidak dimasukkan. Hasil
yang menyimpang ini disebut dengan outlier.
Jadi reratanya :
X =(95,72 + 95,81 + 95,83 + 95,92)
4
= 95,82

X ̅
𝑿 d(𝑿̅ –X) d2
95,72 -0,1 0,0100
95,81 -0,01 0,0001
95,83 95,82 + 0,01 0,0001
95,92 + 0,10 0,0100
∑ 𝑑= 0,22 ∑𝑑 2 = 0,0202

Deviasi rata-rata 𝑑̅ :=
𝑑̅ =∑( 𝑋̅ – X)
Standar deviasi (SD)

∑(𝑥̅ −𝑥)
SD =√ 𝑁−1

Standar Deviasi Relative (SDR)/Koefisien variasi (CV)


𝑆𝐷
x 100%
𝑋̅

0,22
𝑑̅ = 4 = 0,055.
0,022
SD =√ = 0,08.
3
Selisih antara hasil yang dicurigai dengan rata-rata = 96,18-95,82= 0,36
Hasil analisis (α) ditolak jika Xi -𝑥̅ > 2,5
𝑑̅
Jadi hasil 96,18% ditolak.
Jika dihitung berdasarkan SD nya akan diperoleh hasil yang sama
0,36
(Xi -𝑥̅ ) = = 4,5 > 2
0,08
SD
Cara menyatakan hasil akhir penetapan kadar suatu bahan :
𝑆𝐷
Kadar = 𝑋̅± t√𝑛

𝑋̅= rerata
t = suatu harga yang besarnya tergantung derajat kebebasan dan taraf kepercayaan yang
dipilih
n= jumlah penetapan
untuk n=4; P=0,095 ; t= 3,182
Jadi kadar NaCl= 95,82 ± (3,182x0,08/√4)% = (95,82 ± 0,13)%

9. Cara penulisan angka


Penulisan angka hasil pengukuran atau hasil analisis pada hakikatnya
berkaitan dengan ketelitian alat yang digunakan. Angka penting adalah semua digit
dalam suatu bilangan (diperoleh dari hasil pengukuran) yang bersifat pasti dan satu
yang mengandung suatu ketidakpastian (uncertain number).
Secara umum, penulisan hasil pengukuran hanya terdapat satu angka yang harganya
tak tentu yaitu angka terakhir. Misalnya suatu hasil penimbangan dituliskan dengan
1,0 dan 1,0000 gr, ini berarti bahwa ketelitian timbangan yang pertama hanya
sampai 0,1 gr. Jika penulisan dilakukan dengan 1,0000 gr hal ini menunjukkan
bahwa penimbangan dilakukan dengan neraca yang mempunyai ketelitian 0,1 mg
dan hanya angka nol yang terakhir merupakan angka tidak tentu. Hasil penimbangan
ini hanya dapat diperoleh jika menggunakan neraca analitik.
Contoh lainnya ; pembacaan buret makro dengan skala terkecil 0,1 ml seharusnya
dituliskan dua desimal misalnya 12,50 ml dan bukan 12,5 ml, sebab angka 5 belum
pasti sehingga dapat diartikan volume titran berada antara 12,4 ml sampai 12,6 ml,
padahal angka 5 yang menyatakan 0,5 ml dapat dibaca dengan pasti.
• Dalam menuliskan hasil rata-rata pembacaan buret, banyaknya desimal disesuaikan
dengan banyaknya desimal pada masing-masing pembacaan.
• Banyaknya desimal hasil penjumlahan atau pengurangan sama dengan faktor
penjumlahan atau pengurangan yang mengandung desimal paling sedikit. Contoh :
12,4 + 121,502 + 3,6653 = 137,5673. Hasil akhir cukup dituliskan 137,6. Dalam hal
tertentu dapat dituliskan 137,57.
• Banyaknya desimal hasil perkalian atau pembagian, sama dengan satu angka lebih
banyak daripada yang terdapat pada faktor perkalian atau pembagian yang
mengandung desimal paling sedikit. Contoh : 11,32 x 12,2 x 0,0321 = 4,4331384.
Hasil perkalian cukup dituliskan, 4,43.
• Penulisan hasil akhir yang memerlukan pembulatan angka desimal, maka angka
desimal 5 atau lebih dibulatkan ke atas sedangkan angka desimal kurang dari 5
dibulatkan ke bawah.

E. Teknik Analisis Volumetri


Teknik analisis volumetri memerlukan pengukuran dengan seksama volume larutan
yang bereaksi. Alat yang lazim digunakan adalah labu takar, pipet, buret, dan gelas
ukur.
1. Labu takar
Labu takar biasanya digunakan untuk pembuatan larutan dengan kadar tertentu.
Caranya adalah masukkan senyawa dengan bobot tertentu yang sudah ditimbang
seksama ke dalam gelas piala, kemudian larutkan dalam air atau pelarut lainnya
sampai larut. Masukkan secara kuantitatif larutan ke dalam labu takar dengan
bantuan batang gelas, corong dan botol pencuci dengan sebagai berikut :
• pegang gelas piala dengan tangan kanan dan tuangkan pelan-pelan melalui batang
gelas yang dipegang dengan tangan kiri ke dalam corong yang ditempatkan di atas
labu takar.
• Pindahkan gelas piala ke tangan kiri dengan tetap dijungkir dan dipegang di atas
corong. Cuci gelas piala dan batang pengaduk dengan aliran air botol pencuci yang
dipegang dengan tangan kanan. Goyangkan labu takar untuk mencampur isinya
sampai larut semua, dan tambahkan pelarut hingga tanda
2. Pipet
Pipet ada dua jenis yaitu :
1. Pipet volume : pipet yang digunakan untuk pengambilan sejumlah volume tertentu
secara tepat yang ukurannya seperti tertera pada kapasitas pipet. Pipet jenis ini
ditandai dengan bagian tengahnya yang menggelembung.
2. Pipet ukur : pipet yang ada garis-garis skala yang menyatakan banyaknya volume
terukur. Pengukuran volume dengan pipet ukur berkisar dari sepersepuluh hingga ke
batas kapasitas volumenya. Titik nolnya terletak di sebelah atas, sedangkan paling
bawah menunjukkan volume kapasitasnya. Terkadang garis bawahnya tidak ada,
artinya volume terukur harus tertuang seluruhnya.

Cara menggunakan pipet :


• Sebelum digunakan pipet dicuci denga air dengan cara menghisapnya menggunakan
bola penghisap, lalu dikeluarkan lagi. Tetes cairan yang menempel diujung
dihilangkan dengan menempelkan ujung pipet di kertas saring. Bagian luar
dikeringkan juga agar tidak menambah encernya larutan.
• Pembilasan dilakuan 2-3 kali dengan larutan yang akan dipipet. Cairan bilasan
dibuang.
• Cairan yang akan dihisap dari lubang atas sehingga cairan naik ke atasa sampai
tanda. Lubang atas ditutup dengan jari telunjuk, pipet diangkat dari tempat cairan,
bagian luar diseka dengan kertas saring atau tisu.
• Pipet dipegang tegak berdiri, mata sejajar garis tanda, jari telunjuk dikendorkan yang
menutup lubang atas sehingga cairan dalam pipet akan turun sampai meniscus
terletak pada garis tanda dan rapatkan lagi jari telunjuk yang menutup lubang.
Kenakan ujung piipet pada bagian luar gelas agar menghilangkan tetesan yang ada
pada ujung pipet.
• Masukkan pipet kedalam labu penerima, alirkan ujung pipet menyentuh dinding
bejana dengan membentuk sudu 800. Perhatikan bahwa pipet jangan dicelupkan ke
dalam larutan yang telah dipindahkan. Tahan 5 detik lalu pipet diangkat jika cairan
telah keluar semua.
• Sedikit cairan pada ujung pipet jangan dimasukan kembali ke dalam cairan
penerima, sebab adanya sedikit cairan itu sudah diperhitungakan dalam peneraan
pipet tersebut.
3. Buret : Periksalah apakah kran buret sudah diolesi dengan pelicin (valesin atau
silicon grease) sebelum digunakan. Bilas dua kali dengan sedikit larutan yang akan
diisikan. Lebih kurang 5 mL setiap pengambilan biarkan buret tuntas dahulu
sebelum dibilas untuk kedua kali.
• Pemilihan buret : lakukan titrasi orientasi terlebih dahulu menggunakan buret
kapasitas 50 ml. untuk titrasi replikasi selanjutnya buret harus berdasarkan ketentuan
volume terukur yang teliti adalah sebanyak 20-80% dari kapasitas buret. Jadi jika
hasil dari orientasi didapat volume titrasi 10,0 ml maka titrasi selanjutnya
menggunakan buret kapasitas 25,0 ml.
• Masukan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret dengan menggunakan
corong hingga sedikit di atas tanda 0.
• Bukalah kran atau bagian penjepit agar semua ujungnya terisi dan gelembung udara
terdesak keluar, sementara mata sejajar dengan titik nol. Cairan dikeluarkan hati-hati
sampai meniscus terletak tepat pada tanda nol. Hilangkan tetesan pada ujung buret
dengan menyentuhkan pada bagian luar gelas. Setelah lapisan tipis
• Cara titrasi : zat yang akan dititrasi disebut titrat (ditampung dalam erlenmeyer),
sedangkan larutan yang digunakan untuk titrasi disebut titran (dimasukkan ke dalam
buret).
• Pembacaan : Mata harus sejajar dengan meniscus, gunakan meniscus bawah untuk
menentukan volume titrasi. Jangan lupa perhatikan skala buret karena masing-
masing kapasitas buret memiliki skala yang berbeda. Untuk mempertajam
pembacaan dapat digunakan karton hitam putih sebagai latar belakang di balik
meniscus. Tempatkan sisi yang hitam ±1 mm di bawah miniskus, dengan demikian
bagian bawah meniscus menjadi gelap dan berlatar belakang delap dan terhadap
latar belakang yang putih menjadi nampak jelas sehingga meniscus cairan dapat
terbaca dengan teliti. Baca sampai 1/10 skala terkecil.
4 Spektrofotometer
• Nyalakan dan panaskan sebelum digunakan sampai betul alat tersebut siap
dgunakan.
• Siapkan aquades dan tisu untuk membersihkan kuvet.
• Setiap mengganti larutan kuvet harus dibilas dengan aquades dan larutan yang akan
diukur absorbanya.
• Bila selesai pengukuran jangan lupa mematikan spektrofotometer dan mencatat lama
pemakaian spektrofotometer di buku loog book spektrofotometer.

Penilaian.
1. Nilai harian 50 %
2. Ujian 30 %
3. Dokumen ? laporan 20%

Pertanyaan:
1. Kapan kita mengunakan labu takar dan kapan kita menggunakan gelas ukur?.
2. Bila kita mau menimbang zat standar sekunder neraca apa yang teknis atau
Neraca analitis dan bila mau menimbang zat primer harus meggunkan neraca
apa ?
3. Beri penjelasan alat pemanas yang digunakan bila ada peritah didihkan,uapkan
zat tsb?.
4. Bila didalam prosedur kerja ada perintah tambah 25 ml aquades alat apa yang
bisa digunakan? Sedangkan bila perintah 25,0 ml alat ukur yang tepat
digunakan?.
5. Bila saudara mau melakukan titrasi Iodimetri atau Permanganometri buret
warna apa yang seharusnya dipakai?.
6. Bila saudara mau membuat standar dengan konsentrasi kecil 2 ppm, bagaimana
saudara akan melakukan pembuatan standart tsb.

BAB II
PENGENALAN ALAT

1. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum pengenalan alat ini mahasiswa mampu:
a. Mengetahui dan memahani alat-alat kimia
b. Mengetahui dan memahami kegunaan dan cara pemakaian alat

2. Pendahuluan
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot,
yang dipakai untuk mencapai maksud.
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998)
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa,
gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu
juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan
kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk
mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok
dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer,
corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki
kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk
memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan
yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan
volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang
gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan
yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak
yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak
terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang
merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat
seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen
sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas
untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat
memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu
hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan
akhirnya mengering sendiri(Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan
alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan
maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang
menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium.
Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika
tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru.
Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai
saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan
dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan
percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan
petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari
gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).
Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :
A. Persiapan
Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal
berikut ini :
1. Jas laboratorium
2. Kacamata laboratorium
3. Sarung tangan laboratorium
4. Kertas kerja

B. Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan harus
sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja,
serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.
C. Keselamatan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri dan
orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia yang tidak
anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan
yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D. Beberapa Petunjuk atau Larangan
Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali
melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum dan petunjuk khusus pada setiap
percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu eksperimen dan praktek laboratorium
merupakan bagian dari pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga
mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman
menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan,
pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan
teori.Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial
dalam pengajaran sains sebagai produk ini.(Wahyudi, 2011).

3. Tugas
Tuliskan nama alat beserta penggunaannya
ALAT DAN KEGUNAANNYA
No Nama Fungsi / penggunaanya
1 Gelas piala •
2 Erlenmeyer •
3 Labu takar/labu ukur
4 Buret

BAB III

PENGENALAN BAHAN

1. Tujuan
Untuk dapat menjelaskan tentang jenis, sifat serta simbol-simbol bahaya bahan kimia.

2. Pendahuluan
Di dalam kegiatan pratikum kimia, bahan kimia merupakan bahan utama, oleh karena itu
kita perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia khususnya yang sering
digunakan di dalam pratikum. Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya
dimaksudkan agar kita mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian
kegiatan pratikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat
dihindarkan.

a. Bahan-bahan Kimia biasanya dibuat dalam 4 tingkat kemurnian yaitu:


1) Tingkat Teknik (Technical Grade)
2) Tingkat Farmasi (Pharmaceutical Grade)
3) Tingkat Murni (Chemically Pure/CP)
4) Tingkat Pereaksi (Analyzed Grade)
b. Penggolongan Bahan Kimia berdasarkan sifat kimianya:
1) Bahan Kimia Mudah terbakar
2) Bahan pengoksidasi
3) Bahan mudah Meledak
4) Bahan Radioaktif
5) Bahan Korosif
6) Bahan Toksik
c. Pengenalan Simbol Bahaya (Hazard Symbol)
Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
• Explosive (bersifat mudah meledak)
Huruf kode: E
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “explosive“ dapat meledak
dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan.
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3

Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena.
• Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudahterbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat
oekat.
• Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Huruf kode:F+
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable
“ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 oC) dan titik
didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah
terbakar berupa gas dengan udara dapatmembentuk suatu campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi normal.
Fase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)
• Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Huruf kode: F
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek
untukself-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferikbiasa, atau mereka
mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC).
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering
digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
• Flammable (mudah terbakar)
Huruf kode: tidak ada
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi
bahaya ‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara
+21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.

Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan


• Very toxic (sangat beracun)
Huruf kode: kode T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “very toxic” dapat
menyebabkan kerusakan keusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian
pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin.
• Toxic (beracun)
Huruf kode: T
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker.
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven
• Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki
resikomerusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut,
atau kontak dengan kulit.
Frase-R unt k bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen
glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).
Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)
• Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan dan formulasi dengan notasi “corrosive” adalah merusak jaringan hidup.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl danH2SO4
maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).

• Irritant (menyebabkan iritasi)


Huruf kode: Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi “irritant” adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam
dan basa encer.
• Bahan berbahaya bagi lingkungan
Huruf kode: N
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan
menyebabkan gangguan ekologi.
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda,
tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

d. Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang
dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari. Busana
atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang terbuka,
sepatu licin, atau berhak tinggi.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang
tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang
berputar.
3. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik meskipun,
penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan
perhatian dan kecermatan dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Hindari kontak langsung dg bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (cukup
dengan mengkibaskan kearah hidung)
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)
Memindahkan Bahan Kimia Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan
bahan kimia pada setiap kerjanya. Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka
harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari
kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros.
Memindahkan Bahan Kimia Cair Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran
memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair. Hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dg jari tangan dan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut.
b. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran
yang ada diatas meja.
c. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan. d.
Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.
Memindahkan Bahan Kimia Padat Pemindahan bahan kimia padat memerlukan
penanganan sebagai berikut :
a. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu sendok untuk
bermacam macam keperluan.
Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi Pemanasan tabung reaksi sering
dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium. Ada banyak reaksi yang harus
dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi. Tata cara melakukan pemanasan
tabung reaksi adalah :
a. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
b. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
c. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
d. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai
orang lain.
Cara memanaskan dengan gelas Kimia Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas
kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus memperhatikan aturan sebagai berikut :
a. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
b. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan
mendadak.
c. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya saja
supaya tidak terjadi tumpahan.
Peralatan dan Cara Kerja Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja, oleh karena itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak tangan .
b. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila memasukkan
gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
c. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja karena
mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
d. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang sedikit
demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.
Pembuangan Limbah Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh
karena itu perlu penanganan khusus :
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b. Buang pada tempat yang disediakan
c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal: detergen) boleh langsung dibuang ,dg
pengenceran air yang cukup banyak.
f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g. Limbah cair yang tidak larut dalam air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yg jelas.
Terkena Bahan Kimia Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan
hati hati. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Jangan panik .
b. Mintalah bantuan rekan anda yang ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja
sendirian di laboratorium.
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan tersegut, bila
memungkinkan bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
e. Bawa keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.
Terjadi Kebakaran Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya
banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka :
a. Jangan Panik
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dg kelas pemadam
yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dan lain-lain tidak boleh
disiram dengan air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan
sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
f. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karena itu nomor telepon Pemadam
Kebakaran haru ada di Lab.
BAB IV

PEMBUATAN LARUTAN

1. Tujuan
Setelah mengikut praktikum ini, mahasiswa diharapkan:
a. Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
b. Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi
c. Mampu membuat larutan dengan pencampuran berbagai konsentrasi

2. Pendahuluan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Pelarut yang umum
digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan pelarut, dikenal
adalah konsentrasi. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan
pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan
jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum
mencapai titik jenuh, larutan tidak jenuh Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan
zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut
pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Cara membuat larutan aplikasinya banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkin anda pernah membuat air teh manis. Untuk menghasilkan larutan yang sesuai
dengan yang diharapkan tentu anda harus bisa mencampurkan bahan-bahan dengan
komposisi yang sesuai. Keterampilan membuat larutan tentu sangat banyak manfaatnya
baik di laboratorium maupun di bidang industri. (Kartimi, 2013)

Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyak nya mol zat terlarut dalam
satuan liter larutan. Dapat ditulis dengan rumus :
M = gram/mr x 1000/V
atau
Membuat suatu larutan untuk satuan eksperimen dpat dilakukan dengan melarutkakn zat
padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi
konsentrasi rendah.
Pengenceran adalah penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan, sehingga konsentrasi
larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut). (Kartimi, 2013). Dengan
rumus:

M1.V1 = M2.V2
Dimana: M1 = Molaritas mula-mula

V1 = Volume Larutan mula-mula

M2 = Molaritas akhir (setelah pengenceran)

V2 = Volume akhir (setelah pengenceran)

Dalam kimia, campuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat
atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (obyek tidak menempel satu sama
lain).
Sementara tak ada perubahan fisik dalam suatu campuran, properti kimia suatu campuran
dapat menyimpang dari komponennya seperti titik lelehnya. Campuran dapat dipisahkan
menjadi komponen aslinya secara mekanis. Campuran dapat bersifat homogen atau
heterogen.
Campuran adalah hasil pencampuran mekanis atau pencampuran zat kimia seperti elemen
dan senyawa, tanpa penyatuan kimia atau perubahan kimia lainnya, sehingga masing-
masing zat mempertahankan properti dan karakteristik kimianya.
BAB VI
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION
GOLONGAN I (Ag, Hg, dan Pb)
1.1 Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan identifikasi kation golongan I (Ag)
b. Melakukan identifikasi kation golongan I (Hg)
c. Melakukan identifikasi kation golongan I (Pb)

1.2 Pendahuluan
Dalam analisa kualitatif sistematik kation-kation dapat diklasifikasikan ke dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap pereaksi tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi tersebut maka dapat ditetapkan ada atau tidaknya suatu kation
dan dapat juga memisahkan kation-kation untuk pemeriksaan yang lebih lanjut.
Kation-kation yang dapat membentuk endapan putih dengan HCl termasuk golongan
I. Ion-ion golongan ini timbal (Pb), meerkuri (Hg), perak (Ag). Endapan yang tersebut
PbCl2, HgCl2, dan AgCl berwarna putih. Jika ditambah air panas maka endapan PbCl 2
akan larut dan larutan ini diidentifikasi dengan ion kromat yang akan membentuk kuning
PbCrO4, sedangkan AgCl dapat dipisah dari Hg2Cl2 dengan

1.1 Pengantar
Dalam melakukan identifikasi kation dari larutan contoh senyawa tunggal agar diperoleh
hasil yang benar hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pergunakan alat-alat yang bersih dan telah dibilasi oleh akuades
b. Pergunakan pereaksi yang murni, bila menggunakan larutan, pereaksi larutannya
tidak boleh keruh
c. Untuk keselamatan kerja, pergunakan alat-alat menurut cara yang benar

1.2 Cara Melakukan Identifikasi atau Pemeriksaan


a. Pergunakan tabung reaksi yang bersih dan telah dibilasi oleh akuades, kecuali untuk
hal-hal yang khusus bila diperlukan harus kering.
b. Tiap melakukan identifikasi. Pergunakan ± 5 tetes contoh yang cukup pekat
kemudian ditambah ± 15 tetes akuades, kocok sampai homogen.
c. Penambahan pereaksi:
1. Bila diawali dengan penambahan suatu asam. Penambahan asam dilakukan hati-
hati sampai larutan tersebut asam terhadap kertas lakmus.
2. Bila diawalai dengan penambahan basa, larutan harus basa.
3. Penambahan pereaksi dilakukan tetes demi tetes sambil diperhatikan dengan
seksama gejala yang timbul missal: kekeruhan atau endapan, perubahan warna
larutan atau terjadi gelembung gas.
d. Bila dikatakan “endapan larut dalam pereaksi berlebih” atau “endapan larut dalam
pereaksi tertentu”, sebaiknya endapan yang terjadi dipisahka dahulu dari larutan
induknya, baru ditambah pereaksi lagi.
e. Bila perlu pemanasan larutan dalam tabung tabung reaksi, tabung reaksi dipegang
dengan jepit tabung reaksi dan digoyang dengan teratur. Selama pemanasan, mulut
tabung reaksi diarahkan ke tempat yang aman atau tidak ada orang. Bila selama
pemanasan terjadi gas yang berbahaya, pemanasan harus dilakukan dalam lemari
asam.
f. Setiap hasil pengamatan dicatat dalam buku jurnal praktek tiap praktikan.

1.3 Alat-alat yang diperlukan:


No Nama Alat Banyaknya
1 Rak tabung reaksi 12 lubang 1 buah
2 Tabung reaksi 20 ml 12 buah
3 Jepit tabung reaksi 1 buah
4 Botol semprot 500 ml 1 buah
5 Pipet tetes 3 buah
6 Ose 1 buah
7 Pembakar gas atau Bunsen 1 buah

1.4 Identifikasi Kation Golongan I


1.4.1 Pereaksi yang diperlukan:
No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 HCl 2 N 8 NaOH 2 N
2 NH4OH (1:1) 9 HCl pekat
3 HNO3 4 N 10 NaOH pekat 40%
4 K2CrO4 5% 11 H2SO4 5 N
5 KI 10% 12 NH4-asetat
6 KCN 0,5 N 13 HNO3 pekat pa
Na2S2O3. 5 H2O 0,1 N 14 Kertas lakmus merah
7
atau biru

1.4.2 Identifikasi
1.4.2.1. Identifikasi Kation Perak (Ag+)
1. Larutan contoh tambah larutan HCl 2 N terjadi endapan putih. Endapan putih larut dalam
larutan NH4OH (1:1) berlebih, endapan putih timbul lagi bila larutan diasamkan oleh
HNO3 4N.
2. Larutan contoh tambah larutan K2CrO4 5% terjadi endapan merah. Endapan larut dalam
larutan NH4OH (1:1) berlebih atau HNO3 4N.
3. Larutan contoh tambah larutan KI 10% terjadi endapan kuning. Endapan dapat larut
dalam larutan KCN atau larutan Na2S2O3.
4. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan putih. Warna endapan segera
berubah menjadi kecoklatan.
5. Larutan contoh tambah larutan NH4OH (1:1) terjadi endapan putih. Endapan segera
berubah menjadi kecoklatan. Endapan dapat larut dalam pereaksi berlebih.

1.4.2.2. Identifikasi Kation Timbal (Pb++)


1. Larutan contoh tambah larutan HCl 2 N terjadi endapan putih. Endapan putih larut bila
dipanaskan, dalam HCl pekat atau larutan NaOH pekat. Endapan timbul lagi bila
didinginkan atau larutan diencerkan.
2. Larutan contoh tambah larutan K2CrO4 5% terjadi endapan kuning. Endapan larut dalam
larutan NaOH atau HNO3 4 N.
3. Larutan contoh tambah larutan KI 10% terjadi endapan kuning. Endapan dapat larut bila
dipanaskan, setelah dingin timbul endapan kuning emas. Endapan dapat larut dalam
pereaksi berlebih.
4. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan putih. Endapan dapat larut
pada penambahan pereaksi berlebih.
5. Larutan contoh tambah larutan Asam sulfat 5 N terjadi endapan putih yang dapat larut
dalam larutan Ammonium asetat pekat.
1.4.2.3. Identifikasi Kation Raksa (I) (Hg+)
1. Larutan contoh tambah larutan HCl 2 N terjadi endapan putih. Endapan putih jadi hitam
bila ditambah NH4OH (1:1). Endapan larut dalam air raja.
2. Larutan contoh tambah larutan K2CrO4 5% terjadi endapan coklat. Endapan menjadi
merah bila dipanaskan.
3. Larutan contoh tambah larutan KI 10% terjadi endapan kuning kehijauan. Endapan dapat
bila dipanaskan, setelah dingin timbul endapan kuning emas. Endapan dapat larut dalam
pereaksi berlebih disertai dengan timbulnya Hg bebas yang berwarna hitam atau kelabu.
4. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan putih. Endapan segera
berubah warna menjadi hitam.
5. Larutan contoh tambah larutan NH4OH (1:1) terjadi endapan hitam.
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan :6 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Kation Golongan I menggunakan cara penambahan pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………............................................
……………………………………………………………………………………………
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Kation Ag+ (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Kation Pb2+ (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

5
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Kation Hg+ (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB VII
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II (As, Sb,
Sn, Hg, Bi, Cu, dan Cd)

2.1 Pereaksi yang diperlukan:


No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 HCl 2 N 17 KOH 2 N
2 HNO3 pekat 18 AgNO3 kristal
3 NaOH 4 N 19 HCl pekat
4 Kertas lakmus merah atau biru 20 Asam tartrat pekat
5 NH4OH (1:1) 21 Logam Zn
6 (NH4)2S 22 KI 10%
7 HNO3 4N 23 Sublimat 0,2 N
8 Magnesia mixture 24 Serbuk Fe
9 CuSO4 0,5 N 25 Air raja
10 NaOH 2 N 26 SnCl2 0,5 M
11 Iodium 0,1 N dalam KI 10 % 27 NH4Cl 0,5 N
12 Ammonium karbonat 0,5 N 28 Na-Stanit (segar)
13 AgNO3 0,1 N 29 KCN 0,5 N
14 Ammonium molibdat 1% 30 Amilum 0,1 %
15 H2O2 3% 31 K4Fe(CN)6
16 Logam Al 32 NH4CNS

2.2 Identifikasi Kation


2.2.1 Identifikasi Kation Arsen (III) (As3+)
1. Larutan contoh tambah larutan AgNO3 0,1 N terjadi endapan coklat merah dalam
keadaan netral. Endapan dapat larut dalam asam atau dalam ammonia.
2. Larutan contoh tambah larutan magnesia mixture, tidak terjadi endapan.
3. Larutan contoh tambah larutan CuSO4 0,5 N terjadi endapan hijau dalam keadaan netral.
Bila endapan ditambah larutan NaOH 2 N kemudian dipanaskan endapan jadi hitam.
Endapan dapat larut dalam asam atau dalam ammonia.
4. Larutan contoh tambah larutan Iodium dalam KI, warna iodium hilang.
2.2.2 Identifikasi Kation Arsen (V) (As5+)
1. Larutan contoh tambah larutan AgNO3 0,1 N terjadi endapan coklat merah dalam
keadaan netral. Endapan dapat larut dalam asam atau dalam ammonia.
2. Larutan contoh tambah larutan magnesia mixture, terjadi endapan kristalin putih (dalam
keadaan netral atau ammoniakal).
3. Larutan contoh tambah larutan Ammonium molibdat, setelah ditambah HNO3 4 N terjadi
endapan kristalin kuning. Endapan larut dalam NaOH 2 N atau dalam Ammonia.

2.2.3 Identifikasi Kation Stibium (III) (Sb3+)


1. Larutan contoh tambah air terjadi endapan putih. Endapan dapat larut dalam HCl encer
atau HNO3 4 N.
2. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih, endapan dapat larut
dalam pereaksi berlebih.
3. Larutan contoh tambah larutan Zn terjadi endapan hitam.
4. Larutan contoh tambah larutan KI 10 % terjadi larutan kuning.

2.2.4 Identifikasi Kation Stibium (V) (Sb5+)


1. Larutan contoh tambah larutan KI 10 % terjadi Iodium bebas
2. Larutan contoh tambah air terjadi endapan putih
3. Larutan contoh tambah logam Zn terjadi endapan hitam

2.2.5 Identifikasi Kation Timah Putih (II) (Sn2+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih, endapan dapat larut
dalam pereaksi berlebih.
2. Larutan contoh tambah larutan sublimat terjadi endapan putih. Warna endapan segera
berubah menjadi kelabu.
3. Larutan contoh tambah logam Zn terjadi endapan Sn yang menempel pada logam Zn.

2.2.6 Identifikasi Kation Timah Putih (IV) (Sn4+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih gelatin, endapan dapat
larut dalam pereaksi berlebih.
2. Larutan contoh tambah larutan sublimat tidak terjadi endapan putih.
3. Larutan contoh tambah serbuk Fe kemudian disaring. Ke dalam air saringan tambah
larutan sublimat terjadi endapan putih.

2.2.7 Identifikasi Kation Raksa (II) (Hg2+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih, endapan jadi hitam
atau abu dalam pereaksi berlebih.
2. Larutan contoh tambah larutan KI 10 % terjadi endapan merah. Endapan dapat larut
dalam pereaksi berlebih.
3. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan merah coklat. Pada
penambahan pereaksi berlebih endapan jadi kuning.
4. Larutan contoh tambah larutan Ammonia (1:1) terjadi endapan putih. Endapan dapat
larut dalam Ammonia pekat, dalam larutan ammonium klorida pekat berlebih.

2.2.8 Identifikasi Kation Bismut (III) (Bi3+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih. Endapan tidak larut
dalam pereaksi berlebih.
2. Larutan contoh tambah larutan Ammonia (1:1) terjadi endapan putih. Endapan tidak larut
dalam penambahan pereaksi berlebih.
3. Larutan contoh tambah larutan KI 10 % terjadi endapan coklat gelap. Endapan larut
dalam pereaksi berlebih jadi larutan kuning, bila larutan diencerkan terjadi endapan
orange.
4. Larutan contoh tambah larutan Na-satnit (segar), terjadi endapan hitam.
5. Larutan contoh tambah air terjadi endapan putih. Endapan larut dalam asam mineral
encer.
2.2.9 Identifikasi Kation Tembaga (II) (Cu2+)
1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan biru. Endapan berubah jadi
hitam bila dipanaskan.
2. Larutan contoh tambah larutan Ammonia (1:1) terjadi endapan biru. Endapan larut dalam
penambahan pereaksi berlebih.
3. Larutan contoh tambah larutan KI 10 % terjadi Iodium bebas (asam). Larutan jadi biru
bila ditambah amylum.
4. Larutan contoh tambah larutan K4Fe(CN)6 terjadi endapan merah kecoklatan (asam atau
netral).
5. Larutan contoh tambah Ammonium tiosianat tidak terjadi endapan.
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan :7 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Kation Golongan II menggunakan cara penambahan pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………................................
……………………………………………………………………………………………
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation As3+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation As5+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Sb3+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

4
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Sb5+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Sn2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Sn4+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Hg2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

3
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Bi3+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Cu2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Cd2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB VIII
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III (Fe, Al,
Cr, Co Ni, Mn, dan Zn)

3.1 Pereaksi yang diperlukan:


No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 NH4OH (1:1) 12 Natrium fosfat
2 NH4Cl 0,5 N 13 Natrium karbonat 3 N
3 NaOH 2 N 14 HNO3 4 N
4 K4Fe(CN)6 15 Air raja
5 NaNO2 16 K3Fe(CN)6
6 KCN 0,5 N 17 Amil alkohol
7 KCNS 0,5 N 18 Dimethyl glioksim
8 HCl 2 N 19 PbO2
9 H2O2 3% 20 HNO3 pekat
10 SnCl2 0,5 M 21 K2S2O8 atau (NH4)2S2O8
11 Natrium asetat 3 N 22 H2SO4 4 N

3.2 Identifikasi Kation


3.2.1 Identifikasi Kation Besi (II) (Fe2+)
1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih. Endapan segera
berubah jadi coklat bila berhubungan dengan udara. Endapan dapat larut dalam asam.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan putih. Endapan dapat larut
dalam asam.
3. Larutan contoh tambah larutan K4Fe(CN)6 terjadi endapan biru Prusia.
4. Larutan contoh tambah larutan K3Fe(CN)6 terjadi larutan coklat. Bila ditambah larutan
Hidrogen peroksida atau SnCl2 terjadi endapan biru Prusia.
5. Larutan contoh tambah larutan Ammonium tiosianat tidak terjadi perubahan warna.

3.2.2 Identifikasi Kation Besi (III) (Fe3+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan merah coklat. Endapan larut
dalam asam.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan merah coklat. Endapan
dapat larut dalam asam.
3. Larutan contoh tambah larutan K4Fe(CN)6 terjadi endapan biru Prusia.
4. Larutan contoh tambah larutan K3Fe(CN)6 terjadi larutan coklat. Bila ditambah larutan
Hidrogen peroksida atau SnCl2 terjadi endapan biru Prusia.
5. Larutan contoh tambah larutan Ammonium tiosianat terjadi larutan merah darah.

3.2.3 Identifikasi Kation Aluminium (III) (Al3+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih. Endapan larut dalam
pereaksi berlebih.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan putih gelatin. Endapan
terkoagulasi bila dipanaskan.
3. Larutan contoh tambah larutan Na-asetat terjadi endapan putih setelah dipanaskan.
4. Larutan contoh tambah larutan Natrium fosfat, terjadi endapan putih gelatin. Endapan
dapat larut dalam asam mineral atau dalam larutan alkali hidroksida.
5. Larutan contoh tambah larutan Natrium karbonat terjadi endapan putih. Endapan dapat
larut pada penambahan pereaksi berlebih.

3.2.4 Identifikasi Kation Krom (III) (Cr3+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan abu biru. Endapan larut dalam
pereaksi berlebih atau dalam asam.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan abu biru berbentuk
gelatin. Pada penambahan pereaksi berlebih terjadi larutan berwarna violet.
3. Larutan contoh tambah larutan Na-asetat tidak terjadi endapan sekalipun dipanaskan.
4. Larutan contoh tambah larutan Natrium fosfat, terjadi endapan hijau. Endapan dapat larut
dalam asam mineral.

3.2.5 Identifikasi Kation Kobal (II) (Co2+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan biru. Dengan pereaksi
berlebih setelah dipanaskan endapan jadi pink.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan biru. Pada penambahan
pereaksi berlebihan larut menjadi berwarna kuning coklat.
3. Larutan contoh tambah larutan KCN terjadi endapan coklat merah. Endapan larut dalam
pereaksi berlebih.
4. Larutan contoh tambah larutan Natrium nitrit, terjadi endapan kuning (larutan contoh
pekat suasana reaksi asam asetat).
5. Larutan contoh tambah larutan Ammonium tiosianat terjadi larutan biru. Tambah amil
alcohol. Kocok amil alcohol jadi biru.

3.2.6 Identifikasi Kation Nikel (II) (Ni2+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan hijau. Endapan larut dalam
Ammonia terjadi larutan hijau biru.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan hijau. Endapan larut
dalam pereaksi berlebih.
3. Larutan contoh tambah larutan KCN terjadi endapan hijau. Endapan larut dalam pereaksi
berlebih.
4. Larutan contoh tambah larutan ammonia sampai basa, tambah 1-2 tetes Dimethyl
glioksim.

3.2.7 Identifikasi Kation Mangan (II) (Mn2+)


1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan putih. Endapan berubah jadi
coklat bila berhubungan dengan udara.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan putih. Endapan larut
dalam larutan garam ammonium.
3. Larutan contoh tambah serbuk PbO2 dan Asam nitrat pekat. Didihkan, terjadi larutan
berwarna merah atau ungu.
4. Larutan contoh tambah serbuk K/NH4 persulfat tambah Asam sulfat encer. Didihkan,
larutan jadi merah atau ungu.
5. Larutan contoh tambah Na-fosfat terjadi endapan merah daging (suasana larutan
ammoniakal).
3.2.8 Identifikasi Kation Seng (II) (Zn2+)
1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N terjadi endapan putih gelatin. Endapan dapat
larut dalam pereaksi berlebih.
2. Larutan contoh tambah larutan ammonia (1:1) terjadi endapan putih. Endapan larut
dalam pereaks berlebih.
3. Larutan contoh tambah Na-fosfat terjadi endapan putih. Endapan dapat larut dalam asam
encer atau ammonia.
4. Larutan contoh tambah larutan K-ferrosianida terjadi endapan putih. Endapan dapat larut
dalam NaOH 2 N.
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan :8 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Kation Golongan III menggunakan cara penambahan
pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………................................
……………………………………………………………………………………………
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Kation Fe2+ (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Kation Fe3+ (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

6
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Cr3+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Co2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Ni2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

4
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Mn2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Zn2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB IX
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV (Ba, Sr,
dan Ca)

4.1 Pereaksi yang diperlukan:


No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 NH4OH (1:1) 6 H2SO4 4 N
2 NH4CO3 4 N 7 H2SO4 p.a pekat
3 CH3COOH 5 N 8 K2CrO4 5%
4 HCl 2 N 9 HCl p.a pekat
5 (NH4)2C2O4 0,5 N 10 K4Fe(CN)6 0,5 N

4.2 Identifikasi Kation


4.2.1 Identifikasi Kation Barium (II) (Ba2+)
1. Larutan contoh tambah larutan NaOH 2 N, terjadi endapan putih. Endapan segera
berubah jadi coklat bila berhubungan dengan udara. Endapan dapat larut dalam asam
asetat atau asam mineral encer.
2. Larutan contoh tambah larutan NH4OH (1:1) ditambah (NH4)2C2O4 terjadi endapan
putih. Endapan dapat larut dalam asam asetat panas atau asam mineral.
3. Larutan contoh tambah larutan Asam sulfat encer terjadi endapan putih. Endapan dapat
larut dalam Asam sulfat pekat panas.
4. Larutan contoh tambah larutan K2CrO4 5%, terjadi endapan kuning. Endapan dapat larut
dalam asam sulfat atau asam mineral.
5. Reaksi nyala: warna nyala hijau kekuningan.

4.2.2 Identifikasi Kation Strontium (II) (Sr2+)


1. Larutan contoh tambah larutan Ammonia, tambah larutan NH4CO3 terjadi endapan putih.
2. Larutan contoh tambah larutan NH4OH (1:1) ditambah (NH4)2C2O4 terjadi endapan
putih. Endapan dapat larut dalam asam mineral.
3. Larutan contoh tambah larutan Asam sulfat encer terjadi endapan putih. Endapan tidak
dapat larutan Ammonium sulfat sekalipun dipanaskan.s
4. Larutan contoh tambah larutan K2CrO4 5%, terjadi endapan kuning. Endapan dapat larut
dalam asam asetat.
5. Reaksi nyala: warna nyala api merah karmin.

4.2.3 Identifikasi Kation Kalsium (II) (Ca2+)


1. Larutan contoh tambah larutan Ammonia, tambah larutan NH4CO3 terjadi endapan putih
amorf. Endapan larut dalam air yang mengandung asam karbonat.
2. Larutan contoh tambah larutan NH4OH (1:1) ditambah (NH4)2C2O4 terjadi endapan
putih. Endapan dapat larut dalam asam mineral.
3. Larutan contoh tambah larutan Asam sulfat encer terjadi endapan putih. Endapan dapat
larut dalam Ammonium sulfat.
4. Larutan contoh tambah larutan K2CrO4 5%, tidak terjadi endapan.
5. Larutan contoh tambah larutan K4Fe(CN)6 terjadi endapan putih.
6. Reaksi nyala: warna nyala api kuning merah
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan :9 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Kation Golongan IV menggunakan cara penambahan
pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...........
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Ba2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Sr2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

5
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan Penyelesaian
No Kation Ca2+ (Gunakan pensil
Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB X
MEMBUAT PEREAKSI SERTA IDENTIFIKASI ANION GOLONGAN I & II

6.1 Pereaksi yang diperlukan:


No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 Serbuk K-H-sulfat 12 H2SO4 p.a pekat
2 HCl 2 N 13 Serbuk ureum
3 Air barit 14 Ammonium molibdat
4 CaCl2 0,5 N 15 FeCl3 0,5 N
5 HNO3 4 N 16 Metanol
6 AgNO3 0,1 N 17 HCl pekat
7 MgSO4 0,5 N 18 CH3COOH 5 N
8 NH4OH (1:1) 19 NH4Cl 0,5 N
9 Natrium karbonat 3 N 20 Serbuk Na2B4O7.10 H2O
10 H2SO4 4 N 21 Difenilamin dalam Asam sulfat pekat
11 Serbuk Ferro sulfat

6.2 Identifikasi Anion


6.2.1 Identifikasi Anion Asetat (CH3COO-)
1. Dalam sebuah lumping porselen yang bersih dan kering, sedikit contoh asli dicampur
dengan sedikit serbuk Kalium hydrogen sulfat. Digerus! Dicium uapnya berbau cuka.

6.2.2 Identifikasi Anion Karbonat (CO32-)


1. Contoh asli (padat) ditambah larutan HCl encer, terjadi gas. Gas dikenakan air barit
terjadi kekeruhan putih.
2. Contoh larutan zat asli ditambah larutan BaCl2 atau CaCl2 terjadi endapan putih.
Endapan dapat larut dalam asam mineral.
3. Contoh larutan zat asli ditambah larutan Perak nitrat terjadi endapan putih. Endapan
dapat larut dalam asam nitrat encer.
6.2.3 Identifikasi Anion Bikarbonat (HCO3-)
1. Contoh asli (padat) dalam tabung reaksi kering dipanaskan. Setelah dingin kepada sisa
pemanasan ditambah larutan HCl encer, gas yang terjadi dikenakan ke dalam air barit
terjadi kekeruhan putih.
2. Contoh larutan zat asli ditambah larutan Mg-sulfat, panaskan. Terjadi kekeruhan putih.
3. Contoh larutan zat asli dipanaskan. Gas yang terjadi dikenakan ke air barit terjadi
kekeruhan putih.

Karbonat dan Bikarbonat dalam Campuran:


1. Contoh zat asli ditambah larutan CaCl2 berlebih. Endapan putih menunjukkan adanya
karbonat.
2. Endapan disaring. Ke dalam air saringan ditambah larutan ammonia sampai basa,
bila terjadi endapan putih menunjukkan adanya bikarbonat.

6.2.4 Identifikasi Anion Nitrit (NO2-)


1. Ke dalam ± 1 ml larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer dan sedikit serbuk Ferro
sulfat, aduk. Dengan hati-hati melalui dinding tabung reaksi tambahkan ± 1 ml Asam
sulfat pekat (jangan digoyang), bila larutan berwarna coklat atau merah menunjukkan
keberadaan Nitrit.

6.2.5 Identifikasi Anion Nitrat (NO3-)


1. Lakukan seperti pada identifikasi 11.2.4. Bila hanya ada nitrat akan terjadi “Cincin
warna coklat atau merah”.
2. Nitrat dan nitrit dalam campuran:
Ke dalam ± 1 ml larutan ekstraksoda tambah larutan HCl encer, tambah serbuk ureum
kemudian dikocok sampai semua gas Nitrogen terbang.Tambah sedikit serbuk Ferro
sulfat, aduk. Dengan cara hati-hati tambahkan ± 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding
tabung reaksi. Terbentuknya cincin coklat menunjukkan adanya nitrat disamping nitrit.

6.2.6 Identifikasi Anion Nitrat (PO43-)


1. Sedikit larutan ekstraksoda tambah asam nitrat encer. Tambah 1-2 tetes larutan Perak
nitrat terjadi endapan kuning. Endapan dapat larut dalam asam nitrat encer.
2. Sedikit larutan ekstraksoda tambah asam klorida encer. Tambah larutan Barium klorida,
terjadi endapan putih. Endapan dapat larut dalam asam nitrat encer.
3. Sedikit larutan ekstraksoda tambah asam nitrat encer. Tambah larutan Ammonium
molibdat terjadi endapan kuning.
4. Sedikit larutan ekstraksoda tambah asam klorida encer. Tambah larutan Ferri klorida
terjadi endapan putih. Endapan dapat larut dalam asam mineral encer.

6.2.7 Identifikasi Anion Borat (BO3-)


Sedikit contoh padat asli dalam cawan porselen yang bersih dan kering tambah ± 1 ml asam
sulfat pekat dan ± 5 ml metanol.Nyalakan. Nyala api hijau, menunjukkan adanya Borat.

6.2.8 Identifikasi Anion Boraks (B4O72-)


1. Ke dalam sedikit larutan contoh tambah HCl pekat, terjadi uap putih.
2. Ke dalam larutan contoh ditambah AgNO3 terjadi endapan putih. Endapan dapat larut
dalam ammonia encer atau asetat. Bila endapan dipanaskan terjadi hidrolisa dan endapan
menjadi coklat.
3. Ke dalam sedikit larutan contoh ditambah larutan BaCl2 terjadi endapan putih. Endapan
dapat larut dalam pereaksi berlebih, asam mineral encer atau dalam larutan garam
ammonium.
4. Serbuk Boraks bila dibakar dengan menggunakan ose dapat membentuk mutiara boraks.

6.2.9 Identifikasi Anion mengoksidir


Ke dalam ± 1 ml larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer.Hati-hati tambah 1-2 tetes
larutan difenilamin dalam asam sulfat pekat.Bila ada anion mengoksidir, terjadi larutan biru
tua.
Anion mengoksidir misalnya: Nitrit, Nitrat, Klorat, Klorit, Kromat, Permanganat, dll.
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan : 10 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Anion I menggunakan cara penambahan pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….........
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion CH3COO- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion CO32- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion HCO3- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

4 Anion CO32- dan HCO3-


Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion NO2- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion NO3- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi
Warna Endapan
Anion NO2- dan NO3- Pengamatan dan
No (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
campuran berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion PO43- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion BO43- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion B4O72- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion Mengoksidir (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XI
IDENTIFIKASI ANION II

1.1 Pereaksi yang diperlukan:


No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 HCl 2 N 12 H2SO4 4 N
2 HNO3 4 N 13 H2SO4 p.a pekat
3 AgNO3 0,1 N 14 CuSO4 0,5 N
4 (CH3COO)2Pb 0,5 N 15 Co(NO3)2 0,5 N
5 NH4OH (1:1) 16 KI 10%
6 Na2S2O3 0,1 N 17 Amylum 0,5 %
7 NaOH 2 N
8 FeSO4 0,5 N
9 FeCl3 0,5 N
10 (NH4)2S2

1.2 Identifikasi Anion


1.2.1 Identifikasi Anion Sulfida (S2-)
1. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer terjadi gas berbau busuk.
2. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 4 N terjadi
endapan hitam. Endapan dapat larut dalam HNO3 encer panas.
3. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer, tambah 1-2 tetes larutan Pb-asetat terjadi
endapan hitam. Endapan dapat larut dalam HNO3 encer panas.

1.2.2 Identifikasi Anion Sianida (CN-)


1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan putih. Endapan dapat larut dalam ammonia atau larutan Na-tiosulfat.
2. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer, tambah larutan NaOH 2 N dan sedikit larutan
Ferro sulfat segar, campuran dididihkan, tambah HCl encer dan 1-2 tetes larutan Ferri
klorida terjadi endapan biru prusia.
3. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer, tambah larutan ammonia dan sedikit larutan
ammonium polisulfida. Campura diuapkan di atas penangas air, residu dilarutkan dalam
sedikit air, tambah 1 tetes HCl encer dan 1-2 tetes larutan Ferri klorida terjadi larutan
merah darah.
4. Sedikit contoh padat asli tambah ± 1 ml asam sulfat pekat. Gas yang terjadi dibakar,
timbul nyala api biru.
1.2.3 Identifikasi Anion Ferrosianida [Fe(CN)64-]
1. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer, tambah larutan Ferri klorida terjadi endapan biru
prusia (suasana asam atau netral).
2. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan putih. Endapan dapat larut dalam larutan Na-tiosulfat.
3. Larutan ekstraksoda tambah Asam sulfat encer, tambah larutan Ferro sulfat terjadi
endapan putih. Endapan berubah jadi biru bila ada oksidator.
4. Larutan ekstraksoda tambah Asam sulfat encer, tambah larutan CuSO4 terjadi endapan
coklat. Endapan tidak dapat larut dalam asam mineral encer.

1.2.4 Identifikasi Anion Ferrosianida [Fe(CN)63-]


1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah larutan AgNO3 terjadi endapan merah
jingga yang dapat larut dalam larutan ammonia.
2. Larutan ekstraksoda tambah Asam sulfat encer, tambah larutan Ferro sulfat terjadi
endapan biru Turnbul (asam atau netral).
3. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer, dan tambah larutan Ferri klorida terjadi larutan
warna coklat.
4. Larutan ekstraksoda tambah Asam sulfat encer, tambah larutan CuSO4 terjadi endapan
hijau. Endapan tidak dapat larut dalam HCl encer.
5. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah larutan Cobalt nitrat terjadi endapan
merah. Endapan larut dalam larutan ammonia.
6. Larutan ekstraksoda tambah Asam sulfat encer, dan tambah larutan KI terjadi Iodium
bebas. Bila larutan ditambah larutan amylum, akan terjadi warna biru.
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan : 11 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Anion II menggunakan cara penambahan pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion S2- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion CN- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion Fe(CN)64- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

4
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion Fe(CN)63- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XII
IDENTIFIKASI ANION III, IV & V

IDENTIFIKASI ANION GOLONGAN III


1.1 Pereaksi yang diperlukan:
No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 HNO3 4 N 7 CuSO4 0,5 N
2 AgNO3 0,1 N 8 HCl 2 N
3 NH4OH (1:1) 9 FeCl3 0,5 N
4 H2SO4 p.a pekat 10 NaNO2 0,1 N
5 Lakmus merah dan biru 11 KI 10 %
6 NH4OH pekat

1.2 Identifikasi Anion


1.2.1 Identifikasi Anion Klorida (Cl-)
1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan putih. Endapan dapat larut dalam larutan ammonia berlebih, endapan timbul lagi
bila larutan diasamkan oleh HNO3.
2. Contoh padat ditambah asam sulfat pekat lalu dipanaskan
Uap yang terjadi:
a. Kenakan lakmus biru jadi merah
b. Kenakan uap ammoniak terjadi kabut putih

1.2.2 Identifikasi Anion Iodida (I-)


1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan kuning curdy. Endapan dapat larut dalam larutan ammonia berlebih, tapi tidak
larut dalam Asam nitrat pekat.
2. Contoh padat ditambah Asam sulfat pekat terjadi Iodium bebas berwarna violet.

1.2.3 Identifikasi Anion Iodida (Br -)


1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan kuning muda berbentuk curdy. Endapan dapat larut dalam larutan ammonia
berlebih, tapi tidak larut dalam Asam nitrat encer.
2. Contoh padat ditambah Asam sulfat pekat terjadi larutan merah coklat (berbahaya!!)
1.2.4 Identifikasi Anion Tiosianat (CNS-)
1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan putih berbentuk curdy. Endapan dapat larut dalam larutan ammonia berlebih,
tapi tidak larut dalam Asam nitrat encer.
2. Larutan ekstraksoda tambah Asam sulfat encer dan CuSO4 terjadi larutan berwarna hijau.
Bila ditambah pereaksi berlebih terjadi endapan hitam.
3. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer dan larutan Ferri klorida terjadi larutan berwarna
merah darah.

1.2.5 Identifikasi Anion Klorat (ClO3-)


1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer, tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 tidak terjadi
endapan. Bila ditambah Natrium nitrit segera terbentuk endapan putih.
2. Larutan ekstraksoda tambah Asam sulfat encer dan KI terjadi Iodium bebas yang
berwarna violet.
3. Larutan ekstraksoda tambah HCl pekat terjadi klor bebas berwarna hijau (berbahaya!!)
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan : 12 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Anion III menggunakan cara penambahan pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion Cl- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion I- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion Br - (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion CNS - (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

3
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion ClO3- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XIII
IDENTIFIKASI ANION GOLONGAN IV

1.1 Pereaksi yang diperlukan:


No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 HCl 2 N 9 Na2S2O3 0,2 N
2 BaCl2 0,5 N 10 KMnO4 0,1 N
3 HNO3 4 N 11 K2CrO4 5%
4 CH3COOH 5 N 12 NH4OH pekat
5 (CH3COO)2Pb 0,5 N 13 H2O2 3 %
6 NH4CH3COO 0,5 N 14 CaCl2 0,5 N
7 AgNO3 0,1 N 15 FeCl3 0,5 N
8 Hg(NO3)2 0,2 N

1.2 Identifikasi Anion


1.2.1 Identifikasi Anion Sulfat (SO42-)
1. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer dan BaCl2 terjadi endapan putih. Endapan tidak
larut dalam HNO3 encer.
2. Larutan ekstraksoda tambah asam asetat dan larutan Pb-asetat terjadi endapan putih.
Endapan dapat larut dalam larutan ammonium asetat.
3. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan putih kristalin.
4. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer tambah 1-2 tetes larutan Merkuri nitrat, terjadi
endapan kuning.

1.2.2 Identifikasi Anion Sulfit (SO32-)


1. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer dan BaCl2 terjadi endapan putih. Endapan dapat
larut dalam HCl encer.
2. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan putih kristalin. Endapan dapat larut dalam Na-sulfit berlebih.
3. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer, tambah 1-2 tetes larutan KMnO4, warna
violet akan hilang.
4. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer tambah 1-2 tetes larutan K2CrO4, terjadi
larutan berwarna hijau.
1.2.3 Identifikasi Anion Kromat (CrO42-)
1. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer dan BaCl2 terjadi endapan kuning muda. Endapan
dapat larut dalam asam mineral encer.
2. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer tambah 1-2 tetes larutan AgNO3 terjadi
endapan coklat merah. Endapan dapat larut dalam asam mineral encer, larutan ammonia.
3. Larutan ekstraksoda tambah asam asetat encer dan larutan Pb-asetat terjadi endapan
kuning yang dapat larut dalam asam nitrat encer.
4. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer tambah 1-2 tetes larutan H2O2, terjadi
larutan berwarna biru tua.

1.2.4 Identifikasi Anion Fluorida (F-)


1. Larutan ekstraksoda tambah asam klorida encer dan CaCl2 terjadi endapan putih.
2. Larutan ekstraksoda tambah asam klorida encer dan FeCl3 terjadi endapan putih kristalin.

1.2.5 Identifikasi Anion Oksalat (C2O42-)


1. Larutan ekstraksoda tambah HNO3 encer dan larutan AgNO3 terjadi endapan putih
berbentuk curdy. Endapan dapat larut dalam ammonia, HCl encer atau HNO3 encer.
2. Larutan ekstraksoda tambah asam asetat encer dan larutan CaCl2, terjadi endapan putih
kristalin. Endapan dapat larut dalam HCl encer atau HNO3 encer.
3. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer, tambah 1-2 tetes larutan KMnO4, warna
violet akan hilang.
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan : 13 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Anion IV menggunakan cara penambahan pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion SO42- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion SO32- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion F - (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

2
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion CrO42- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion C2O42- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
BAB XIV
IDENTIFIKASI ANION GOLONGAN V

1.1 Pereaksi yang diperlukan:


No Nama Pereaksi No Nama Pereaksi
1 HCl 2 N 9 CCl4
2 Iodium dalam KI 0,1 N 10 KI 10 %
3 CH3COOH 5 N 11 KBr
4 BaCl2 0,5 N 12 CHCl3
5 AgNO3 0,1 N 13 H2SO4 pekat
6 (CH3COO)2Pb 0,5 N 14 H2O2 3 %
7 HNO3 4 N 15 KOH pekat
8 NH4OH (1:1) 16 H2SO4 4 N

1.2 Identifikasi Anion


10.2.1 Identifikasi Anion Tiosulfat (S2O32-)
1. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer terjadi sulfur bebas.
2. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer dan 1-2 tetew larutan Iodium warna Iodium
hilang.
3. Larutan ekstraksoda tambah asam asetat encer dan larutan BaCl2 terjadi endapan putih.
Agar endapan cepat terjadi hendaknya larutan cukup pekat dan dinding tabung digosok-
gosok oleh batang pengaduk.
4. Larutan ekstraksoda tambah asam asetat encer dan larutan perak nitrat terjadi endapan
putih. Bila dipanaskan, endapan jadi kuning atau coklat.
5. Larutan ekstraksoda tambah asam asetat encer dan larutan Pb-asetat terjadi endapan
putih. Bila dididihkan endapan jadi hitam.

1.2.2 Identifikasi Anion Iodat (IO3-)


1. Larutan ekstraksoda tambah asam nitrat encer dan larutan perak nitrat terjadi endapan
putih curdy. Endapan dapat larut dalam ammonia.
2. Larutan ekstraksoda tambah HCl encer dan larutan BaCl2 terjadi endapan putih. Bila
endapan dicuci dan tambah asam sulfat kemudian ditambah 1-2 tetes CCl4 terjadi warna
violet.
3. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfit encer dan larutan KI terjadi Iodium bebas.
1.2.3 Identifikasi Anion Bromat (BrO3-)
1. Larutan ekstraksoda tambah asam nitrat encer dan larutan perak nitrat terjadi endapan
putih curdy. Endapan dapat larut dalam air panas.
2. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer dan larutan KBr terjadi Brom bebas.
Tambah 1-2 ml kloroform, merah.
3. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat pekat, terjadi Brom bebas.

1.2.4 Identifikasi Anion Permanganat (MnO4-)


1. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer dan H2O2. Warna violet hilang.
2. Larutan ekstraksoda tambah asam sulfat encer dan larutan KOH pekat, setelah
dipanaskan terjadi larutan berwarna hijau.
JURNAL PRAKTIKUM

1. Percobaan : 14 Kelas : …………… No. contoh : ………


2. Nama Percobaan : Analisis Anion IV menggunakan cara penambahan pereaksi
3. Tanggal :
4. Prinsip :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Data Pengamatan :
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion S2O32- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion IO3- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

Penambahan pereaksi Warna Endapan


Pengamatan dan
No Anion BrO3- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

3
Penambahan pereaksi Warna Endapan
Pengamatan dan
No Anion MnO4- (Gunakan pensil
Penyelesaian Reaksi
berwarna)
1

6. Pembahasan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

7. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai