Anda di halaman 1dari 10

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Metode pembelajaran bermain peran atau role playing merupakan salah satu pandangan
tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali dengan
terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi
melalui pengetahuan yang akan dibangun sendiri oleh peserta didik melalui
pengalamannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Konflik kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang telah
dimiliki siswa dengan fenomena baru yang tidak dapat diintegrasikan begitu saja,
sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif untuk mencapai
keseimbangan, peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima
pengetahuan baru. Metode pembelajaran bermain peran dalam pembelajaran adalah suatu proses
belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang
dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan
mediator pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Role playing terhadap hasil
belajar siswa ditinjau dari aktivitas belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Metode penelitian ini menggunakan “Post-test
Only Control Design” yang melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA MA Darul Aminin NW Aikmual,
sedangkan sampel penelitian adalah 37 siswa siswi kelas X IPA di MA tersebut. Hasil belajar
siswa diukur menggunakan tes berupa soal pilihan ganda dan aktivitas belajar siswa diperoleh
menggunakan angket.
Hasil dari penelitian ini akan dipublikasikan melalui jurnal lokal yang mempunyai ISSN
atau jurnal nasional terakriditasi.

Kata kunci maksimal 5 kata


Kata Kunci : Role playing; hasil belajar; kreativitas belajar

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan perkembangan dan
pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa
dan merupakan kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam arti sederhana,
pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-
nilai di masyarakat dan kebudayaannya.” (Hasbullah, 2008:1).
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan (Muhibbin, 2009:10)
Pendidikan Nasional menurut Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3, berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, “bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” (UURI, 2004: 7)
Dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik
dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar
siswa yang baik didapat dari proses pendidikan yang baik. Peningkatan hasil belajar siswa
merupakan gambaran dari keberhasilan mutu pendidikan. Keberhasilan dalam meningkatkan mutu
pendidikan perlu adanya perkembangan dan pembaharuan, yakni melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan berbagai macam metode belajar yang dalam penggunaannya perlu
disesuaikan dengan karakteristik, materi, kondisi lingkungan dimana proses pembelajaran
berlangsung, sarana dan prasarana yang digunakan.
Berdasarkan hasil observasi yang lakukan di MA Darul Aminin NW Aikmual menemukan
bahwa, dalam pekalsanaan proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Biologi guru
masih menggunakan metode belajar yang monoton seperti sehinggga membuat siswa kurang aktif
sehingga sulit untuk menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana
belajar yang menyenangkan dan relevan sangat diperlukan untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa sehingga hasil belajarnya bisa meningkat juga. Dalam hal ini peneliti memilih metode
bermain peran (role playing) dalam meningkatkan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Bermain peran (role playing) sebagai model pembelajaran bukan saja
mengakar (roots) secara pribadi, tetapi juga pendidikan yang berdimensi sosial.
Metode bermain peran (role playing) adalah suatu proses belajar mengajar yang dirancang agar
siswa mengalami sendiri dan dapat mengkonstruksi serta menggali sendiri pengetahuan dan
pemahaman yang diperolehnya. Peran guru adalah sebagai fasilitator
bagi peserta didik agar peserta didik dapat belajar dengan mengalami (learning by
doing), sehingga pemahaman mereka akan tergali.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan metode
role playing dalam meningkatkan hasil belajar siswa ditinjau dari aktivitas belajar siswa pada
mata pelajaran Biologi kelas X MA Darul Aminin NW Aikmual.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas belajar dengan hasil
belajar siswa dan mengetaui pengaruh penerapan metode Role playing dalam meningkatkan hasil
belajar siswa ditinjau dari aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas X MA Darul
Aminin NW Aikmual. Sehingga setelah penelitian ini selesai, dapat memberikan informasi dan
alternatif bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam bidang
yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian
ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian
pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun
terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pembelajaran Biologi

Sains didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data


dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang
sebuah gejala yang dapat dipercaya (Depdiknas, 2008:7). Sains tumbuh dan berkembang dengan
langkah-langkah yang sistematis sesuai dengan metode ilmiah. Menurut Cain dan Evans (dalam
Rustaman, 2005:74) bahwa: “Sains mengandung empat hal yaitu produk, proses, sikap ilmiah dan
teknologi”.
Proses belajar mengajar Biologi bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa,
sehingga interaksi belajar terjadi antara guru dengan siswa. Pendidikan sains pada dasarnya
bertujuan agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep sains dan keterkaitannya, serta
mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi, diharapkan bisa
lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta-Nya. Pembelajaran harus mengembangkan
keterampilan proses siswa untuk mengkomunikasikan, mengembangkan konsep dasar secara
ilmiah dan kesadaran sains dalam kehidupan sehari-hari (Rustaman, 2011: 35).
2. Teori-Teori Belajar

a) Teori Kognitif Jean Piaget


Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Menurut Trianto (2009:28), “Teori konstruktivisme
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak sesuai”.
Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang
dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman
maupun lingkungannya. kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Dalam proses
belajar konstruktivistik ini, guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan membantu siswa untuk lebih aktip membentuk pengetahuannya sendiri.
b) Teori Belajar Sosial Vygotsky
Teori Vygostky menekankan interaksi antara aspek internal dan aspek eksternal
dari pembelajaran dan penekanan pada lingkungan sosial pembelajaran. Vigotsky juga
yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum
dipelajari namun tugas-tugas itu berada dalam ”Zone of proximal development” mereka.
Teori Vygotsky yang lain adalah ”scaffolding”. Scaffolding adalah pemberian bantuan
kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan
tersebut serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya. Hal ini bukan berarti
bahwa diajar sedikit demi sedikit komponen- komponen suatu tugas yang kompleks yang
pada suatu hari diharapkan akan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk
menyelesaikan tugas kompleks tersebut (Trianto, 2008:57).
3. Metode Role playing

Metode Role playing dan bermain peran adalah penyajian bahan dengan cara
memperlihatkan peragaan baik, dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Menurut Hamdani
metode Role playing dan bermain peran merupakan suatu metode mengajar siswa untuk
mendramatiskan tingkahlaku atau ungkapan gerak-gerik wajah sesorang dalam hubungan
sosial antar manusia (Hamdani, 2014:486).
Kemudian menurut Syaiful Sagala dalam bukunya konsep dan makna pembelajaran
metode Role playing berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan
mempertontonkan tingkahlaku dalam hubungan social (sagala, 2011:213).
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode Role playing
dan bermain peran pada dasarnya merupakan metode pembelajaran yang mendramatisasikan
tingkah laku dan hubungannya dengan tingkah laku sosial dan masalah-masalah sosial.
Metode pembelajaran bermain peran merupakan salah satu pandangan tentang proses
pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali
dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi
melalui pengetahuan yang akan dibangun sendiri oleh peserta didik melalui
pengalamannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran bermain peran dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar
mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya,
yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan
sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran.
4. Aktivitas Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan atau aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting
dalam interaksi belajar mengajar. Kelangsungan belajar sangat diperlukan adanya aktivitas.
Tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:236), aktivitas belajar yang dialami oleh anak
didik merupakan suatu proses yaitu proses belajar sesuatu. Proses belajar yang berhubungan
dengan bahan belajar tersebut, dapat diamati oleh guru, umumnya dikenal sebagai aktivitas
belajar siswa. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan, yang dapat
berupa tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai, maupun pola beraktivitas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktivan siswa meliputi
keterlibatan intelektual, emosional, fisik dan mental, baik melalui kegiatan mengalami,
menganalisis, maupun pembentukan sikap secara terpadu.
Jenis aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar yang dikemukakan oleh Paul B.
Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) yaitu: 1) visual activities meliputi :membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, melakukan eksperimen; 2) oral activities meliputi
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi.dan interupsi; 3) listening activities meliputi mendengarkan: penyajian
bahan, percakapan, diskusi, radio, music; 4) writing activities meliputi kegiatan menulis :
cerita, karangan, laporan, angket; 5) drawing activities meliputi menggambar, membuat
grafik, peta, dan pola; 6) motor activities melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara ternak; 7) mental activities menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; 8)
emotional activities meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,berani,
tenang atau gugup.
5. Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar dapat dilihat setalah siswa mengalami proses belajar seperti
yang dikemukakan Slameto (2008:7) bahwa hasil belajar adalah sesuatu
yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar
yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa.
Hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan perolehan penguasaan
kemampuan yang dapat diukur melalaui tes setelah menjalani proses
pembelajaran.
Tercapainya hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Purwanto (2007: 102-107) mengemukakan bahwa berhasil atau
tidaknya belajar itu tergantung dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dapat di bagi menjadi dua, yaitu faktor individual dan faktor sosial.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir dapat
berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas,
mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan. Di
bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian
yang diusulkan.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen).
Metode penelitian ini menggunakan “Post-test Only Control Design” yang melibatkan dua kelas
yaitu kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perlakuan berbeda yang masing-
masing akan diukur pengaruh metode, aktivitas belajar siswa serta interaksi antara metode dengan
aktivitas belajar dalam meningkatkan hasil belajar Biologi.
Prosedur pelaksanaan penelitian menggunakan desain factorial 2x2. Untuk lebih jelasnya
desain penelitian dapat pada tabel di bawah ini:
TABEL 1. DESAIN PENELITIAN
Konvensional (A2)
Role playing (A1)
A2,B1
Tinggi (B1) A1,B1
Aktivitas
(B) A2,B2
Rendah (B2) A1,B2

Keterangan:
A1,B1: hasil belajar metode role playing untuk siswa dengan aktivitas tinggi
A1,B2: hasil belajar metode role playing untuk siswa dengan aktivitas rendah
A2,B1: hasil belajar metode konvensional untuk siswa dengan aktivitas tinggi
A2,B2: hasil belajar metode konvensional untuk siswa dengan aktivitas rendah
Penelitian ini dilaksanakan MA Darul Aminin NW Aikmual dengan siswa kelas X IPA
sebagai subjek penelitian dan metode role playing sebagai objek penelitian. Pelaksanaan
penelitian ini direncanakan dimulai pada bulan januari sampai Agustus 2020. Penelitian ini
mempunyai tiga tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap analisis data. Setelah data
dianalisis maka akan diperoleh hasil yang akan menjadi acuan penarikan kesimpulan. Setiap
tahapan harus diperhatikan agar penelitian ini bisa mencapai tujuan yang direncanakan dalam
penelitian.
Bagan 1: Tahap pelaksanaan Penelelitian

Pada tahap persiapan, dilakukan observasi selanjutnya menyusun instrument penelitian.


Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati (Sugiyono, 2014: 102). Instrument pada penelitian ini adalah Instrumen
pelaksanaan pembelajaran dan instrument pengambilan data. Instrumen pelaksanaan
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS). Instrumen pengambilan data dalam penelitian
ini instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar yang berupa soal-soal dalam bentuk pilihan
ganda. Tes hasil belajar dalam post-test yang diberikan setelah proses pembelajaran berlangsung.
Tipe soal adalah pilihan ganda (obyektif) sebanyak 20 butir soal dengan empat alternatif jawaban
dan untuk jawaban yang benar diberi skor 1 sedangkan untuk jawaban yang salah diberi skor 0.
Pengambilan data aktivitas belajar siswa digunakan angket. Angket yang digunakan adalah jenis
angket langsung tertutup dengan skala Likert yang dimodifikasi.
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan hasil belajar biologi yang signifikan antara siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan penerapan metode Role playing dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
Biologi yang menerapkan pembelajaran konvensional dilakukan Uji hipotesis dengan uji ANAVA
dua jalur.

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan penelitian
2 Koordinasi persiapan penelitian
3 Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Penyusunan laporan akhir
6 Publikasi

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hasbullah, 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
3. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. 2004. Jakarta: CV.
Tamita Utama.
4. Departemen pendidikan nasional. 2008. Perangkat pembelajaran –KTSP SMA. Jakarta.
5. Rustaman, Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
6. Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And
Learning). Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher
7. Hamdani,. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
8. Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
9. Dimyati dan Mujionoi. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahastya.
10. Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakartya: Rajawali Press.
11. Sujana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Rossda Karya.
12. Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
13. Slameto. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
14. Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
15. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta..

Anda mungkin juga menyukai