ITS Undergraduate 15527 Paper PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KANDUNGAN TEKNOLOGI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN

KUNINGAN DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK UNTUK PENYUSUNAN


PRIORITAS PEMBINAAN TEKNOLOGI DI DESA BEJIJONG KECAMATAN
TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

Aditya Hadi Pradana, Udisubakti Ciptomulyono


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email : hadi.pradana@gmail.com ; optima@ie.its.ac.id ;

ABSTRAK
Industri kerajinan merupakan salah satu industri kreatif yang turut memberikan kontribusi
dalam peningkatan ekonomi. Selama ini kebijakan pengembangan teknologi tanpa melalui kajian
ilmiah. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengukur kandungan teknologi dan mengetahui
kontribusi komponen teknologi yang kurang optimal pada industri Kerajinan kuningan di Desa
Bejijong untuk menyusun prioritas pembinaan teknologi.
Pendekatan Teknometrik menggambarkan komponen teknologi yang kurang optimal.
Teknometrik menginvestigasi empat elemen teknologi yaitu technoware, humanware, orgaware
serta menghitung nilai TCC. Metode ELECTRE digunakan untuk menangkap preferensi dari
pembuat keputusan untuk memilih prioritas kegiatan pembinaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa technoware memiliki bobot terbesar dan
bobot paling kecil dimiliki oleh elemen infowere. Perhitungan TCC menunjukkan gap teknologi
paling besar terdapat pada technoware. Penyusunan prioritas pembinaan dengan metode ELECTRE
III menunjukkan bahwa lembaga pembina memiliki preferensi untuk melakukan pembinaan teknik
pengecoran daripada pembinaan desain dan Pembinaan energi alternatif

Kata Kunci: Management of Technology, Technometric, Technology assesment, Small Medium


Enterprise.
ABSTRACT
Craft Industry is one of the creative industries that give contribution for increasing the
economy. Technology development policy however this policy is not developed based on scientific
approach. The purpose of this study to measure the contribution of technology content and
technology components. Bejijong hadycrafts industry taken to be studied due to it’s development
not being optimal.
Tecnometrics approach describes the technology components that are less optimal.
Technometrics is able to investigate the four elements of technology that is technoware,
humanware, orgaware and calculate the value of the contribution of technology components .
ELECTRE method used to capture the decision maker’s preference for chose priority of alternative
development program.
The results of this study indicate that technoware has the largest weighting and the smallest
weight is owned by infowere. TCC calculations showed the greatest technological gap present in
technoware. Development priorities with ELECTRE III method showed that the Development
institution has a preference to conduct coaching casting techniques rather than coaching design
techniques and Development of alternative energy

Keywords: Management of Technology, Technometric, Technology assesment, Small


Medium Enterprise.

1. Pendahuluan trilyun, dan menyumbang devisa ekspor


Sampai dengan tahun 2009, jumlah unit sebesar US$ 13,69milyar. Selama kurun
usaha IKM mencapai 3,8 juta, menyerap waktu2 005-2009 PDB IKM tumbuh rata-rata
tenaga kerja sebanyak 8,09 juta orang, 4% lebih. Dengan kontribusi sebesar Rp.145,6
menghasilkan nilai tambah sebesar Rp.145,6 trilyun, maka sumbangan IKM terhadap PDB

1
sektor industri baru mencapai sekitar 30%. sebagai salah satu industri unggulan non migas
Namun dengan terus berkembangnya IKM untuk dikembangkan.
maka akan dapat memberikan kontribusi Dengan menjadikan sentra industri kerajinan
kepada Negara dalam hal lapangan pekerjaan kuningan ini sebagai salah satu unggulan
serta PDB Negara. Dengan pertumbuhan serta dalam program pengembangan . Selama ini
manfaat yang diberikan, IKM menjadi sector Industri kreatif menerapkan pengembangan
yang diperhatikan oleh pemerintah untuk teknologi yang sederhana karena itu perlu
dikembangkan dan diberdayakan. dilakukan pembinaan dan program
Dari beberapa sektor industri yang tergolong pengembangan teknologi untuk meningkatkan
industri kreatif, industri kerajinan merupakan daya saing sentra industri. Namun selama ini
salah satu industri kreatif yang turut program pengembangan teknologi pada IKM
diperhitungkan kontribusinya dalam (60%) tidak berdasarkan kajian ilmiah
peningkatan ekonomi kreatif. Industri teknologi (Samsul Hadi, 2009). Sehingga
kerajinan merupakan industri yang potensial penetapan prioritas program pengembangan
untuk dikembangkan (Jessica nina,2008). teknologi kurang optimal.
Menurut data Departemen Perdagangan tahun Dengan potensi yang dimiliki serta peluang
2007, subsektor ini mampu memberikan pasar yang ada perlu dilakukan pengukuran
kontribusi untuk peningkatan Pendapatan kandungan teknologi yang terdapat pada sub
Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar sektor ini bertujuan untuk mengetahui
25,51% , penyerapan tenaga kerja sebesar komponen komponen teknologi yang terdapat
31,05%, peningkatan jumlah perusahaan pada sentra industri kuningan sehingga dapat
sebesar 33,02% dan kontribusi ekspor 32,44%. diketahui kontribusi komponen teknologi yang
Dengan kontribusi yang cukup signifikan kurang optimal.dari hasil assement teknologi
inilah dirasa perlu adanya pengembangan lebih dapat dilakukan pemilihan prioritas program
lanjut dari segi teknologi agar sektor ini pengembangan teknologi yang sesuai dengan
mampu bersaing di pasar dalam negeri kebutuhan sentra industri kerajinan kuningan.
maupun mancanegara. Sehingga pemilihan prioritas program
Salah satu sub sector dari industri ini pengembangan alternatif yang dilakukan dapat
adalah industri kerajinan cor kuningan yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan
terletak di desa bejijong Kecamatan Trowulan teknologi yang dibutuhkan oleh Industri
Kota Mojokerto. Sentra industri cor kuningan kuningan dan dapat meningkatkan daya saing
di Desa Bejijong memiliki keunikan atau ciri
khas dalam segi desain produk kerajinan yang 2. Sentra Industri Kerajinan Kuningan Desa
mengusung tema Mojopahit. Dengan ciri khas Bejijong
desain yang unik yang mengusung tema Sentra industri cor kuningan terletak di
mojopahit inilah produk hasil kerajinan cor Desa Bejijong dan Desa Trowulan Kecamatan
kuningan di Desa Bejijong menjadi pilihan Trowulan Kota Mojokerto. Sentra industri cor
bagi kolektor dan pasar kesenian kerajinan kuningan di Desa Bejijong menurut data
baik dalam negeri maupun mancanegara. Koperasi Industri Cor Patung Kuningan
Model dan bentuk kerajinan bermacam- (Kopinkra) GANESHA memiliki sekitar 150
macam seperti patung katak, kuda, ikan, pengusaha yang bergerak di bidang tersebut.
budha, patung etnik dan bentuk yang lain yang Pada tahun 1999 rata-rata pengerajin mampu
memiliki keunikan tersendiri dengan tetap memproduksi 50 kg/ hari/pengrajin. Rata –
mengusung tema desain majapahit. Produk rata tiap pengusaha memperkerjakan 11-15
hasil kerajinan sentra industri cor kuningan orang pekerja atau dari sentra industri ini
diminati oleh pasar dalam negeri seperti Bali, mampu menyerap tenaga kerja sekitar 2250
Jogjakarta, Surabaya, Jakarta, dll. Sementara orang. Tenaga kerja merupakan penduduk
untu pasar mancanegara peminat utamanya lokal yang diberdayakan.
adalah Belanda, Jerman, Swedia, Belgia, Keunikan atau ciri khas yang dimiliki
Australia.Melihat potensi pasar dan oleh sentra industri cor kuningan di Desa
perkembangan sentra industri kerajinan cor Bejijong adalah dalam segi desain produk
kuningan di Desa Bejijong maka kerajinan yang mengusung tema mojopahit.
DISPERINDAG JATIM memasukkan sentra Dengan ciri khas desain yang unik yang
industri kerjinan cor kuningan Desa Bejijong mengusung tema mojopahit inilah produk hasil
kerajinan cor kuningan di Desa Bejijong

2
menjadi pilihan bagi kolektor dan pasar baik • Technoware (fasilitas rekayasa),
dalam negeri maupun manca Negara. Model merupakan teknologi yang melekat
dan bentuk kerajinan bermacam-macam pada obyek. Technoware mencakup
seperti patung katak, kuda, ikan, budha, peralatan (tool), perlengkapan
patung etnik dan bentuk yang lain yang (equipment), mesin-mesin (machines),
memiliki keunikan tersendiri dengan tetap alat pengangkutan (vehicles), dan
mengusung tema desain majapahit. infrastruktur fisik (physical
Produk hasil kerajinan sentra industri cor infrastructure).
kuningan diminati oleh pasar dalam negeri • Humanware (kemampuan manusia),
seperti Bali, Jogjakarta, Surabaya, Jakarta, dll. merupakan teknologi yang melekat
Sementara untu pasar mancanegara peminat pada manusia. Humanware meliputi
utamanya adalah Belanda, Jerman, Swedia, pengetahuan, ketrampilan, kebijakan,
Belgia, Australia.Melihat potensi pasar dan kreativitas, dan pengalaman.
perkembangan sentra industri kerajinan cor • Inforware (informasi), merupakan
kuningan di Desa Bejijong maka teknologi yang melekat pada
DISPERINDAG JATIM memasukkan sentra dokumen. Inforware berkaitan dengan
industri kerjinan cor kuningan Desa Bejijong proses, prosedur, teknik, metode, teori,
sebagai salah satu industri unggulan non migas spesifikasi, pengamatan, dan
untuk dikembangkan. keterkaitan.
Dalam menyongsong era pasar global, • Orgaware (organisasi), merupakan
maka eksistensi industri tersebut di atas dapat teknologi yang melekat pada
ditingkatkan kualitas dan kuantitas produknya kelembagaan. Orgaware mencakup
melalui berbagai penanganan desain, praktik-praktik manajemen, linkages
diversifikasi produk, metode kerja, dan pengaturan organisasional yang
manajemen, pemasaran, kemasan dan tain- diperlukan dalam proses transformasi.
lain. Dengan potensi masyarakat Industri Jawa
Timur diharapkan dapat mewujudkan suatu Penentuan status komponen teknologi
kegiatan industri yang didukung program terhadap state of the art memerlukan
desain yang akan mampu menghasilkan pengetahuan teknis yang dalam, karena
komoditi unggulan non migas yang kompetitif. spesifikasi performansi tidak hanya terkait
Sehubungan dengan hal tersebut guna lebih pada fasilitas transformasi yang diamati,
meningkatkan peranan dan daya saing industri melainkan dihubungkan dengan kondisi
dan perdagangan kecil menengah, maka terbaik di dunia yang sama dengan fasilitas
melalui Proyek Penataan Industri Kecil dan yang diamati.
Menengah Kantor Dinas Perindustrian dan Pendekatan yang digunakan untuk
Perdagangan Propinsi Jawa Timur tahun mengkaji state of the art komponen teknologi
anggaran 2001 diprioritaskan pada kegiatan didasarkan pada kriteria generik, yaitu kriteria
pembuatan desain produk komoditi unggulan yang dikembangkan dengan sistem rating state
Jawa Timur bagi industri kecil dan menengah of the art keempat teknologi. Setiap kriteria
yang bekerja sama dengan perguruan tinggi diberi skor 10 untuk spesifikasi terbaik dan
maupun konsultan bidang desain sehingga skor 0 untuk spesifikasi terendah yang
dapat menghasilkan produk ungguian yang diizinkan. Sementara skor untuk nilai
dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri spesifikasi di antaranya dilakukan dengan
maupun ekspor. bantuan interpolasi.

3. Technology Assesment Nilai state of the arttechnoware item i:


Menurut UNESCAP dalam Alkadri 1 ∑𝑘𝑘 𝑡𝑡 𝑖𝑖𝑖𝑖
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖 = � 𝑘𝑘 � (3.1)
(2010), teknologi merupakan kombinasi dari 4 10 𝑡𝑡
komponen dasar yaitu technoware,
humanware, inforware, dan orgaware (THIO) Nilai state of the arthumanware
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya kategori j:
dalam suatu proses transformasi. Berikut 1 ∑ ℎ 𝑖𝑖𝑖𝑖
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑗𝑗 = � � (3.2)
10 𝑙𝑙 ℎ
adalah penjelasan dari keempat komponen
teknologi.
Nilai state of the artinforware:

3
1 ∑𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑚𝑚 Pengecoran 0,369 0,253 0,166 0,153
𝑆𝑆𝑆𝑆 = � 𝑚𝑚 � (3.3)
10 𝑓𝑓
Finishing 0,375 0,188 0,188 0,125

Nilai state of the artorgaware:


1 ∑𝑛𝑛 𝑜𝑜𝑛𝑛 Tabel 4.1 menunjukkan perbandingan
𝑆𝑆𝑆𝑆 = � � (3.4) state of the art rating untuk komponen
10 𝑛𝑛 𝑜𝑜
technoware dari pengerajin Juwana,
pengerajin besar Bejijong, pengerajin
Kontribusi komponen ditentukan menengah Bejijong dan pengerajin kecil
dengan menggunakan nilai yang diperoleh dari Bejijong. Pengerajin Juwana merupakan
batasan derajat kecanggihan dan rating state of benchmarking teknologi dari pengerajin
the art melalui persamaan: Bejijong. Dari SOA rating dapat diketahui
bahwa rating paling kecil dimiliki oleh
T i = 1/9 [LT i + ST i (UT i – LT i )] komponen pembuatan model. Untuk
H j = 1/9 [LH j + SH j (UH j – LH j )] (3.5) pengerajin besar Bejijong berdasarkan nilai
I = 1/9 [LI + SI (UI – LI)] SOA rating dapat diketahui bahwa rating
O = 1/9 [LO + SO (UO – LO)] paling kecil dimiliki oleh komponen
pengerjaan akhir (finishing). Untuk pengerajin
Koefisien ini dapat dihitung dengan menengah Bejijong berdasarkan nilai SOA
menggunakan nilai T, H, I, O dan nilai β. rating dapat diketahui bahwa rating paling
Adapun persamaan yang digunakan adalah kecil dimiliki oleh komponen teknik
sebagai berikut: pengecoran. Sementara untuk pengerajin kecil
Bejijong, dari SOA rating dapat diketahui
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝑇𝑇𝛽𝛽𝛽𝛽 𝑥𝑥 𝐻𝐻𝛽𝛽ℎ 𝑥𝑥 𝐼𝐼𝛽𝛽𝛽𝛽 𝑥𝑥 𝑂𝑂𝛽𝛽𝛽𝛽 (3.6) bahwa rating paling kecil dimiliki oleh
komponen finishing.
Nilai TCC maksimum adalah 1. TCC dari Tabel 4.2 menunjuk kan perbandingan
suatu perusahaan menunjukkan kontribusi nilai state of the art rating untuk humaware
teknologi dari proses transformasi total dari pengerajin Juwana, pengerajin besar
terhadap output. Bejijong, pengerajin menengah Bejijong dan
pengerajin kecil Bejijong. Dari SOA rating
4. Pengukuran Kandungan Teknologi dapat diketahui bahwa rating paling kecil
Pada Sentra Industri Kuningan. dimiliki oleh komponen owner. untuk
. humaware dari pengerajin besar Bejijong, dari
Untuk contoh perhitungan, tahap nilai SOA rating dapat diketahui bahwa rating
pembuatan model terdiri dari 2 kriteria (k) dan paling kecil dimiliki oleh komponen owner,
nilai score yang diberikan merupakan nilai namun perbedaaanya tidak terlalu besar.
numerik dari ti. Dengan Begitu juga dengan nilai SOA rating
menggunakan(persamaan 3.1), SOA rating pengerajin menengah dan kecil di Bejijong
dapat dihitung. Tabel 4. Menunjukkan hasil pada tabel menunjukkan bahwa nilai terendah
perhitungan SOA rating komponen ada pada komponen owner.
technoware.
Tabel 4. 2 Perbandingan Nilai State of The Art
Rating untuk Humanware
SOA SOA SOA
Tabel 4.1 Perbandingan Nilai State of The Art
SOA rating rating rating
Rating untuk Technoware
rating Pengeraj Pengeraj Pengeraj
SOA SOA SOA Technology
rating rating rating Pengeraj in Besar in in Kecil
SOA Element
Pengera Pengera Pengera
rating in Bejijong Meneng Bejijong
Technology Pengera
jin jin jin
Element Besar Meneng Kecil Juwana ah
jin
Bejijon ah Bejijon
Juwana Bejijong
g Bejijon g
g
HUMANWARE
TECHNOWARE
Owner 0,600 0,750 0,325 0,150
Pembuatan
0,338 0,213 0,169 0,169 Worker 0,913 0,875 0,875 0,538
Model
Pembuatan
0,375 0,294 0,294 0,138
Cetakan

4
Tabel4.3 menunjukkan perbandingan Perhitungan nilai TCC dihasilkan dari
state of the art rating untuk infoware dari persamaan TCC = Tβ * Hβh * Iβi * Oβo , node T,
pengerajin Juwana, pengerajin besar Bejijong, H, I, O menunjukkan komponen teknologi
pengerajin menengah Bejijong dan pengerajin yang diukur. Untuk perhitungan componen
kecil Bejijong. Nilai SOA rating untuk contribution tiap komponen teknologi T, H, I,
infoware yang paling kecil dimiliki oleh O, menggunakan (persamaan 3.4). Tabel 4.4
dimiliki oleh pengerajin kecil Bejijong dengan menunjukkan hasil perhitungan elemen
nilai 0,313. Sementara Nilai SOA rating komponen teknologi T, H, I, O sebagai
paling besar dimiliki oleh pengerajin besar komponen pertama dari hirarki komponen
Bejijong dengan nilai sebesar 0,838. Elemen teknologi.
infoware tidak memiliki sub komponen dan
indikator pada elemen infoware memiliki Tabel 4.4 Perbandingan Nilai TCC
bobot yang sama barang yang tinggi. Technology Contribution Technology

Pengeraj
Tabel 4.3 Perbandingan State of The Art Rating Technology Pengeraj Pengeraj in Pengeraj
untuk Infoware Element in in Besar Meneng in Kecil
SOA SOA SOA
Juwana Bejijong ah Bejijong
SOA rating rating rating
Bejijong
rating Pengeraj Pengeraj Pengeraj
Technology
Pengeraj in Besar in in Kecil 0,907 0,853 0,851 0,848
Element TECHNOWARE
in Bejijong Meneng Bejijong
HUMANWARE 0,959 0,947 0,932 0,920
Juwana ah
INFOWARE 0,930 0,932 0,897 0,888
Bejijong

ORGAWARE 0,958 0,952 0,921 0,893


INFOWARE
Level
0,813 0,838 0,413 0,313
perusahaan Untuk memudahkan penggambaran
posisi derajat kecanggihan komponen
Tabel4.4 menunjukkan perbandingan teknologi, nilai SOA ratting dari tiap elemen
state of the art rating untuk orgaware dari teknologi digambarkan dalam diagram
pengerajin Juwana, pengerajin besar Bejijong, Technometric’s THIO Plot Diagram. Dari
pengerajin menengah Bejijong dan pengerajin diagram dapat diketahui posisi kecanggihan
kecil Bejijong. Nilai SOA rating untuk teknologi dan gap elemen teknologi terhadap
orgaware yang paling kecil dimiliki oleh pengerajin yang dijadikan acuan
dimiliki oleh pengerajin kecil Bejijong dengan pengembangan dan derajat kecanggihan saat
nilai 0,5. Sementara Nilai SOA rating paling ini
besar dimiliki oleh pengerajin Juwana dengan
nilai sebesar 0,929. Elemen orgaware tidak
memiliki sub komponen dan indikator pada
elemen orgaware memiliki bobot yang sama.

Tabel 4.4 Perbandingan State of The Art Rating


untuk Orgaware
SOA SOA SOA
SOA rating rating rating
rating Pengeraj Pengeraj Pengeraj
Technology
Pengeraj in Besar in in Kecil
Element
in Bejijong Meneng Bejijong
Juwana ah
Bejijong

ORGAWARE
Gambar 4.1 THIO Diagram
Level
0,929 0,886 0,671 0,5
perusahaan
6. Kriteria dan Alternatif Bentuk
Pembinaan
5. Perhitungan Technology Contribution Selama diskusi dengan expert yang
Technology TCC melakukan kegiatan pembinaan dalam hal ini

5
expert dari DISPERINDAG Jawa Timur Teknik desain bertujuan untuk meningkatkan
disepakati bahwa kegiatan pembinaan yang dan finishing dan mengenalkan teknik finishing
perlu dilakukan adalah pembinaan terhadap
elemen technoware. Sehingga kegiatan Kemudian diskusi lebih lanjut dengan
pembinaan yang dilakukan sebaiknya expert ditujukan untuk mencari faktor-faktor
mengarah kepada pembinaan dengan tujuan internal dan eksternal dari DISPERINDAG
meningkatkan keterampilan atau teknologi Jawa Timur yang mempengaruhi
pada elemen technoware. Kemudian diskusi terlaksananya sebuah kegiatan pembinaan
lebih lanjut dengan expert ditujukan untuk Dalam menghitung kecenderungan
mencari faktor-faktor internal dan eksternal pembina dalam menentukan prioritas program
dari DISPERINDAG Jawa Timur yang pembinaan digunakan metode ELECTRE III
mempengaruhi terlaksananya sebuah kegiatan dengan bantuan software ELECTRE III/IV.
pembinaan Metode ELECTRE III merupakan sebuah
metode yang merepresentasikan dan
mengakomodasi pembuat keputusan atau
Tabel 6.1 Kriteria untuk Prioritas Kegiatan mengakomodasi sudut pandang pembina untuk
Pembinaan
Nama Kriteria Definisi
memilih beberapa bentuk alternatif pembinaan
berdasarkan kriteria yang ditentukan
Relevansi dengan
Setelah seluruh kriteria, alternatif dan
peningkatan Mengindikasikan kebutuhan
degree of importance didapatkan. Proses input
Cr01 keterampilan pengerajin tehadap untuk softwere ELECTRE III/IV dilakukan
(kebutuhan keterampilan tertentu. dengan mengisi performance table.
pengerajin) Performance table option pada software
Kriteria ini membandingkan ELECTRE III/IV memungkinkan untuk
Ketersediaan SDM alternatif pembinaan dalam dilakukan pengisian nilai performance dari
Cr02
trainer hal ketersediaan trainer yang tiap alternatif untuk setiap kriteria. Nilai dari
dimiliki lembaga pembina. performance table dapat berupa nilai integer
Membandingkan alternatif
ataupun nilai desimal, positif ataupun negatif.
Tiap nilai performance tidak boleh
pembinaan dalam hal durasi
Cr03 Durasi Pelatihan melebihi limit nilai -999,999 dan 999,999.
pembinaan dan kontinyuitas
Input performance table untuk prioritas
kegiatan pembinaan kegiatan pembinaan menggunakan hasil
sintesis dari metode pembobotan AHP dengan
Dari keriteria yang telah ditentukan bantuan Expert Choice. Output sintesis
tersebut kemudian disusun rencana kegiatan prioritas alternatif pembinaan dengan
pembinaan apasaja yang akan dilakukan. koresponding kriteria dari software Expert
Rencana kegiatan pembinaan ini ditujukan Choice dijadikan input performance matrix.
untuk meningkatkan kopetensi dari para Tabel performance matrix dapat dilihat pada
pengerajin di desa Bejijong. Alternatif tabel 6.3.
kegiatan pembinaan dapat dilihat pada tabel
6.2. Tabel 6.3 Performance Matrix

Tabel 6.2 Alternatif Kegiatan Pembinaan


Alternatif
Nama Kegiatan Diskripsi
Pembinaan
Pembinaan Pembinaan yang dilakukan
A1 berbasis energi ditujuakn untuk mengenalkan Tahap perhitungan terakhir dari
alternatif energi alternatif bahan bakar. softwere adalah memasukkan nilai threshold.
Pembinaan yang dilakukan Threshold value merupakan nilai preferensi,
Pembinaan
bertujuan untuk meningkatkan lebih disukai (p) atau concordance dan tidak
A2 Teknik disukai (q) atau discordance. Nilai
dan mengenalkan teknik
Pengecoran concordance dan discordance berkisar antara
pengecoran yang lebih baik.
0 hingga 1 yang didenisikan oleh pembuat
A3 Pembinaan Pembinaan yang dilakukan

6
keputusan untuk memberikan nilai derajat kuningan di desa Bejijong dan pengerajin
disconcordance untuk setiap alternatif Juwana sebagai benchmarking dengan metode
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. pembobotan AHP dan pendekatan
Untuk menentukan nilai ini, pembuat Teknometrik untuk mengukur kontribusi
keputusan mempertimbangkan preferensi komponen maka dapat disimpulkan sebagai
lembaga pembina seperti menentukan nilai berikut:
performansi untuk setiap coresponding • Elemen teknoware merupakan
alternatif dan kriteria.Sertiap data yang elemen paling penting pada
dimasukkan akan diproses dan dihitung proses transformasi usaha
dengan metode ELECTRE III. Corcondance kerajinan kuningan dengan bobot
matrix tiap alternatif yang disukai dapat dilihat 0,40. Komponen elemen
pada tabel 6.4 technoware yang paling penting
adalah teknik pengecoran dengan
Tabel 6.4 Concordance Matrix bobot sebesar 0,495. Kontribusi
komponen paling kecil dimiliki
oleh komponen teknik
pengecoran.
• Elemen humanware merupakan
elemen ketiga terpenting setelah
orgaware. Nilai bobot
humanware sebesar 0,178.
Komponen humanware yang
Hasil prioritas kegiatan pembinaan yang paling penting adalah owner
disukai lembaga pembinadigambarkan pada dengan bobot sebesar 0.75.
grafik ilustrasi. Gambar 4.2 adalah grafik Kontribusi Komponen yang
output dari ELECTRE III/IV software. paling kecil adalah komponen
owner.
• Elemen infoware pada proses
tranformasi usaha kerajinan
kuningan memiliki bobot sebesar
0,44. Elemen infoware
merupakan elemen dengan bobot
yang paling kecil. Nilai kontribusi
elemen infoware yang paling
kecil dimiliki oleh pengerajin
kecil dengan nilai kontribusi
elemen sebesar 0, 888.
• Elemen orgaware memiliki nilai
bobot sebesar 0,278 yang
merupakan elemen teknologi
terpenting ketiga setelah
Gambar 4.2 Grafik preferensi technoware dan humanware.
Nilai kontribusi elemen orgaware
Hasil Output software ELECTRE yang paling kecil dimiliki oleh
III/IV dapat dilihat pada gambar 4.2. Dari pengerajin kecil Bejijong dengan
gambar 4.2 menunjukkan bahwa alternatif 2 nilai kontribusi sebesar 0,893.
pembinaan teknik pengecoran lebih disukai
daripada alternatif 3, pembinaan desain dan
Berdasarkan hasil analisi gap antara nilai
finishing dan alternatif 1yang merupakan
TCC dari pengerajin Juwana sebagai
pembinaan energi alternatif berdasarkan tiga
benchmarking dengan pengerajin dai Bejijong
kriteria yang telah disusun.
didapatkan bahwa selisih paling besar untuk
pengerajin besar dan menengah ada pada
7. Kesimpulan
elemen technoware dengan selisih berturut
Berdasarkan pengukuran kandungan
turut sebesar 0,054 dan 0,57. Sementara gap
teknologi pada sentra industri kerajinan

7
antara pengerajin Juwana dengan pengerajin Sistem Dinamik. Surabaya: Institut
kecil Bejijong yang memiliki nilai selisih Teknologi Sepuluh Nopember
paling besar ada pada elemen orgaware Anonim, Kegiatan Pembuatan Desain Produk
sebesar 0,065. Berbasis Budaya pada Komoditi
Kontribusi elemen yang paling kecil Unggulan di Jawa Timur.
diantara elemen teknologi yang lain dimiliki http://www.disperindagjatimprov.org/in
oleh elemen teknologi technoware. Untuk dex.php?pilih=news&mod=yes&aksi=li
kontribusi elemen tecnoware yang paling hat&id=17. Diakses pada 17 September
kecil ada pada komponen pengecoran. Hal ini 2010
mengindikasikan bahwa elemen teknologi ___________, Kememperin susun
technoware perlu mendapat pehatian terutama Pemeringkatan IKM.
komponen pengecoran. Hal ini disebabkan http://bataviase.co.id/node/352898/ .
teknologi pengecoran yang digunakan masih Diakses pada 19 September 2010
merupakan teknologi yang sederhana. ___________, Permodalan dan Teknologi
Kegiatan pembinaan elemen Masih Jadi Kendala
technoware menjadi fokus lembaga pembina IKM.http://www.ekonomibisnis.suarasur
untuk melakukan kegiatan pembinaan. abaya.net/?id=d2875699a9f472ea83070b
Pemilihan prioritas alternatif kegiatan 461c2b2511200971513. Diakses pada 15
pembinaan dilakukan berdasarkan preferensi September 2010
pembuat kebijakan. Alternatif 2 menjadi ___________, Rencana Program dan Kegiatan
alternatif yang paling disukai disusul dengan Indikatif. http://www.disperindag-
alternatif 3 dan alternatif 1. Alternatif 2 jatim.net /summary/RPKI.htm. Diakses
merupakan kegiatan pembinaan teknik pada 18 September 2010
pengecoran. Alternatif 3 merupakan kegiatan Alkadri; Riyadi S.; Muchide; Siswanto dan
pembinaan teknik pengecoran. Alternatif Fathoni.2001. Manajemen Teknologi
kegiatan pembinaan 3 merupakan kegiatan untuk Pengembangan Wilayah :
pembinaan teknik disain dan teknik finishing. Konsep Dasar, Contoh Kasus &
Smeentara alternatif kegiatan pembinaan 1 Implikasi Kebijakan, Edisi Revisi, Pusat
merupakan kegiatan pembinaan berdasarkan Pengkajian Kebijakan Teknologi
energi alternatif. Pengkajian Wilayah Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi.
8. Saran Ciptomulyono, U., 2003. MCDM and
Penelitian mengenai pengukuran Technometric for Measurement and
kandungan teknologi masih dapat Management of Technology in
dikembangkan lebih lanjut.Penelitian Industrial Sector. Hibah Penelitian
selanjutnya dapat melakukan pengukuran Project Due-Like-ITS. Surabaya: Institut
teknologi tidak hanya dalam skala regional Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
namun bisa dengan skala yang lebih luas atau Ciptomulyono, U. dan Handayani, 2003,
dibandingkan dengan skala internasional Implementasi Pendekatan ANP Dalam
misalkan membandingkan kandungan Metode Teknometrik Untuk Analisa
teknologi usaha kerajinan kuningan di Kandungan Teknologi (Studi Kasus:
Indonesia dengan negara lain. Dalam Pada PT. Platinum Ceramics Industry.
penelitian selanjutnya masih terbuka peluang Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
untuk dilakukan pengukuran kandungan Nopember
teknologi dengan menambahkan elemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2007.
teknologi yang lain sesuai dengan konsep Rencana Pengembangan Ekonomi
manajemen teknologi untuk pengembangan Kreatif 2025.
wilayah. (URL:www.Depdag.Go.Id/.../2009031
3Buku%201%20%20RENCANA%20
9. Daftar Pustaka PENGEMBANGAN%20EKONOMI
10. %20kreatif /). Diakses Tanggal 14
Anita N. 2010. Analisis Daur Hidup Produk Januari 2010.
Berbasis Industri Kreatif Subsektor Frenkel A.; Reiss T.; Maital S.; Koschatzky
Kerajinan Dengan Pendekatan K.; Grupp H., 1993. Technometric
Evaluation And Technology Policy:

8
The Case of Bio Diagnostic Kits in Rini. 2008. Kontribusi Ekonomi Keatif.
Israel. Free access paper. Diakses pada (URL:http://bisnis.vivanews.com/new
5 Maret 2010 s/read/17249kontribusi_ekonomi_kre
atif_2008_rp_112_t). Diakses tanggal
10 Februari 2010.
Indrawati, Sri Widia. 2003. Analisis Saaty, T. L., 1993. The Analytical Hierarchy
Pengaruh Komponen Teknologi – Process. New York: McGraw-Hill
Technoware, Humanware, Inforware Books Publishing
dan Orgaware – terhadap Faktor Smith R.; Sharif N., 2007. Understanding and
Utama Daya Saing Industri Kecil Acquiring Technology Assets for
(Studi Kasus: Industri Kecil Sektor Global Competition. Technovation 27,
Pangan Kabupaten Subang). Bandung: 643-649
Institut Teknologi Bandung
Kalpakjian, S.; Schmid S.; Manufacturing
Processes for Engineering Materials.
2003. New jersey: Prentice Hall
Khalil, T.M. 2000. Management of
Technology: The Key to
Competitiveness and Wealth Creation.
Singapore: Mc Graw Hill Book Co.
Kusumaningtyas, D .2010. Implementation of
Technology Assessment in Air Traffic
Control System At Juanda Airport
Using Technometric Aproach.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
Mubin, Ahmad. 2008. Analisis Kandungan
Teknologi sebagai Upaya Peningkatan
Daya Saing Industri Kecil Menengah
Bahan Bangunan di Kabupaten
Malang. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
Parditha, I Gusti Ngurah Oka. 2010.
Pengembangan Model Asesmen
Humanware pada Lembaga
Pendidikan. Bandung: Tesis Program
Studi Magister Teknik dan Manajemen
Industri ITB.
Prawestri, E D. 2003. Implementasi Metode
Teknometrik untuk Menganalisis
Kandungan Teknologi pada PT Iglas
(PERSERO). Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Pusporini, D. 2003. Analisis Manajemen
Teknologi pada Industri Kertas dengan
Pendekatan TCC dan Benefit Cost
Ratio (Studi Kasus: PT Kertas Leces
(PERSERO). Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Rakmawati, Intan.P. 2003. Pengukuran dan
Penilaian Kontribusi Teknologi Pada
Industri Gula Dengan Pendekatan
Teknometrik dan Analisis Hirarki
Proses (AHP), Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember

Anda mungkin juga menyukai