Kita semua tahu bahwa uang rupiah adalah alat transaksi yang sah di
indonesia baik berupa logam maupun kertas memiliki nominal dan khas tersendiri.
tahukah kalian uang rupiah pun memiliki kedaulatan? mengapa demikian? karena
didalam uang rupiah terdapat lambang kedaulatan negara indonesia yaitu burung
garuda jadi kita harus menghormati dan membanggakan uang yang didasari dengan
kedaulatan didalamnya.
Mungkin diantara kita telah banyak yang tahu cara menghormati dan merawat
uang, tetapi masih banyak orang yang terus mengabaikannya hingga sekarang,
banyak kejadian yang menunjukkan bahwa uang di indonesia belum dicintai dalam
kehidupan sehari hari loh.
Sering kali kita temukan bahwa membawa uang logam seperti hal yang
memalukan bukan?membawa uang logam dirasa tidak praktis seperti membawa
uang kertas yang lebih ringan. Ketika bertransaksi menggunakan uang logam pun
banyak yang enggan. Malu menjadi alasan utama. Apalagi saat bertransaksi
menggunakan uang logam dalam jumlah banyak, Entah mengapa pula, di Indonesia
seperti telah berlaku persepsi "Melakukan transaksi sesuatu dengan uang logam
adalah hal yang memalukan". padahal biar bagaimanapun uang logam tetap uang
dengan nominal dan nilai tersendiri, mama saya dulu pernah berkata kepada saya "
kalau tidak ada uang seratus perak maka tidak ada uang seribu rupiah" itu berarti
berapapun nilai dan bentuk uang itu,tetaplah memiliki nominal dan khas sendiri
selain itu uang logam juga masi banyak terdapat terkubur di aspal dikarenakan
enggannya manusia memungut uang logam, sungguh tindakan yang sangat
menyedihkan.
Bank Indonesia masih harus bekerja keras menekan biaya produksi uang
logam, karena tren selisih inflow dan outflow yangterlampau besar. Di Kaltim,
misalnya. Dari Rp 11,13 miliar yang disalurkan sepanjang 2017, hanya sekitar 15
persen yang kembali ke kas bank sentral. Secara umum, untuk semua jenis
pecahan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim memang memiliki
kecenderungan tren net-outflow. Artinya, lebih banyak mencatatkan uang keluar
daripada masuk. Namun, penyebab utamanya adalah karena memang perputaran
uang lebih banyak mengarah ke luar daerah, mengingat banyaknya pekerja
pendatang di daerah ini
Khusus untuk uang logam, tren outflow pada kas BI di Kaltim lebih
disebabkan banyaknya uang yang “tertimbun”. Pasalnya, tak sedikit kalangan yang
menghindari penggunaan uang logam karena dianggap merepotkan.
Keberadaannya pun kerap diabaikan, sehingga perputarannya banyak terhenti.
selain uang logam, nasib uang kertas juga sangat menyedihkan, kalian pasti
pernah menemukan uang kertas yang dicoret coret , dilipat ,di robek hingga distapler
tak hanya itu masi banyak WNA (Warga negara asing) yang melakukan transaksi
menggunakan mata uang asing di indonesia untungnya Dalam rangka menegakkan
kedaulatan rupiah sekaligus mendukung stabilitas makroekonomi, Bank Indonesia
(BI) telah menetapkan aturan kewajiban menggunakan mata uang rupiah dalam
bertransaksi di Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
Nomor 17/3/PBI/2015 (“PBI 17/2015”) tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 31 Maret 2015 yang
berlaku efektif sejak tanggal 1 Juli 2015. PBI 17/2015 ini merupakan pelaksanaan
dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (“UU 7/2011”) dan
berlaku bagi siapa saja yang bertransaksi di wilayah Negara Indonesia, baik
penduduk maupun bukan penduduk dan berlaku untuk orang asing yang bekerja di
wilayah Indonesia dan Sanksi Jika Tidak Menggunakan Rupiah Sebagai Alat
Pembayaran.
Jika tetap melakukan pembayaran dengan mata uang selain rupiah, maka
sanksinya berupa sanksi administratif dan/atau juga sanksi pidana. Sanksi
administratif berdasarkan Pasal 18 PBI 17/2015 berupa sanksi (i) teguran tertulis (ii)
kewajiban membayar sebesar 1% (satu persen) dari nilai transaksi, dengan jumlah
kewajiban membayar paling banyak sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan/atau (iii) larangan untuk ikut dalam lalu lintas pembayaran.Pasal 33 ayat
(1) UU 7/2011 mengatur bahwa setiap orang yang tidak menggunakan Rupiah
dalam :
(ii) penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan uang; dan/atau
(iii) transaksi keuangan lainnya, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
Pada masa awal Covid-19, Indonesia sudah mulai diuji dari berbagai macam
sektor, salah satunya yaitu sektor ekonomi. Covid-19 menerjang perekonomian
Indonesia sangat drastis. Banyak sektor perekonomian yang terganggu dan tidak
bisa berjalan karena saling bergantung dengan lainnya. Dengan kasus
perekonomian yang menurun dikarenakan dampak Corona Virus ini membuat kita
sebagai manusia yang sangat membutuhkan uang untuk keberlangsungan hidup, ini
menjadi bukti bahwa uang akan diperdulikan kembali, Karena pada dasarnya uang
adalah alat transaksi jadi dengan memutar terus uang atau tidak berhenti di satu
tempat seperti uang logam,uang dapat di perdulikan.
Tengoklah uang yang kalian miliki. Kalian melihat ada gambar pahlawan,
bukan? Di uang kertas rupiah baru emisi 2016.
Itu adalah sebagian kecil dari banyaknya pahlawan yang berjuang sekuat tenaga
agar kita sekarang hidup merdeka. Uang itu dicetak dengan gambar pahlawan untuk
mengingatkan kita agar senantiasa memperjuangan Indonesia seperti yang para
pahlawan lakukan. Bagaimana caranya? Dengan menghargai dan menggunakan
rupiah setiap kali bertransaksi.
Sekarang adalah saatnya kita menanamkan pada diri kita untuk cinta rupiah
Meskipun kita dulu pernah salah memaknainya, setidaknya kini kita mencoba
berubah. Yuk, kita bisa mulai dengan hal-hal kecil seperti menjaga rupiah. Ingat ,
menjaga tak hanya sekadar merawat bentuk fisik rupiah saja, tetapi ke depannya
juga bisa menjaga keberlangsungan rupiah. Caranya? Dengan menggunakan rupiah
saat bertransaksi.serta tetap jaga imun tubuh agar kita sehat ,jaga jarak,
menggunakan masker ,serta cuci tangan dengan benar/ menggunakan
handsanitizer agar terhindar dari virus covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
https://kaltim.prokal.co/read/news/328356-uang-logam-susah-pulang
Arthur Daniel P. Sitorus, SH., AAAIK., CLA. (2019). “Kewajiban Menggunakan Mata
Uang Rupiah di Wilayah NKRI”. Diakses pada 20 September 2021 dari
https://indonesiare.co.id/id/article/kewajiban-menggunakan-mata-uang-rupiah-di-
wilayah-nkri
https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/apa-itu-sebenarnya-pandemi-covid-19-
ketahui-juga-dampaknya-di-indonesia/
Khairana, Amira Karin. 2021. “Daftar Pahlawan yang Wajahnya tercetak di Uang
Rupiah”, Diakses pada 20 September 2021 dari
https://economy.okezone.com/read/2021/08/17/320/2456662/daftar-pahlawan-yang-
wajahnya-tercetak-di-uang-rupiah
https://iapi-indonesia.org/berita/7-saran-buat-pemerintah-selamatkan-ekonomi-ri-
dari-corona-
BIODATA DIRI
NISN : 3421.19.223
Kewarganegaraan : Indonesia
Golongan Darah :O
Status : Pelajar
Jurusan : Akuntansi
ini”