Anda di halaman 1dari 33

PENDISTRIBUSIAN SAMPAH DI

LINGKUNGAN ITB GANESHA

MAKALAH
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tata Tulis Karya Ilmiah

oleh
SRI AYU NURAINI
NIM 16617017
ZAHIRA FADHILA MURFI
NIM 16617207
NUROH
NIM 16617297

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017-2018
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. karena dengan

rahmat karunia serta nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan karya

tulis yang berjudul “Pendistribusian Sampah di Lingkungan ITB Ganesha”.

Karya tulis ini bertujuan untuk memperoleh sistem distribusi pembuangan

sampah yang efektif di lingkungan ITB Ganesha. Penyusunan makalah ini

tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan, partisipasi, serta

bimbingan dari berbagai pihak. Karya tulis ini berisi pengetahuan tentang

sampah di ITB Ganesha, kondisi lingkungan ITB Ganesha, serta pengaturan

distribusi sampah di ITB Ganesha.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyusunan karya tulis ini, yakni Dr. Tri Sulistyaningytas,

SS, M.Hum selaku dosen mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah ITB yang

telah menjadi pembimbing penulis dalam mengerjakan karya tulis ini,

petugas kebersihan sampah Institut Teknologi Bandung yang telah bersedia

menjadi narasumber distribusi sampah di ITB, serta mahasiswa Institut

Teknologi Bandung yang telah bersedia memberikan dukungan moral

maupun material sehingga terlaksananya pembuatan karya tulis ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan tentang pentingnya menjaga lingkungan dari sampah-sampah yang

berserakan. Selain itu, kami pun berharap agar makalah ini dapat membuat

para pembaca menjadi lebih mencintai lingkungan serta dapat mengolah

sampah dengan baik.


Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan karya tulis ini.

Penulis juga menerima masukan serta saran yang membangun agar makalah

ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat mudah dipahami oleh

para pembaca.

Bandung, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

PRAKATA

DAFTAR ISI

ABSTRAK

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Ruang Lingkup Kajian

1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II TEORI DASAR SAMPAH

2.1 Pengertian Sampah Menurut Para Ahli

2.2 Jenis-Jenis Sampah

2.3 Pengelolaan Sampah

2.4 Cara Membuang dan Memroses Sampah di Akhir

2.5 Pengolahan Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Lingkungan Kampus ITB Ganesha Menurut

Warga dan Pengunjung ITB

3.2 Cara Memilah dan Mendistribusikan Sampah di Kampus

ITB

3.3 Cara Mengatur Jadwal Petugas Kebersihan dalam

Membagi Pekerjaan
3.4 Sistem Pendistribusian Sampah yang Baik Menurut

Petugas Kebersihan

3.5 Kendala dalam Mengelola Sampah di Kampus ITB

Ganesha

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

4.2 Saran
ABSTRAK

Makalah ini berjudul “Pendistribusian Sampah di Lingkungan ITB

Ganesha” . tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendapatkan

alternatif dalam pendidtribusian sampah di lingkungan kampus ITB yang

sesuai dengan karakteristik global di dalamnya. Dalam pemuatan makalah

ini, penulis menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif dengan

teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan petugas kebersihan

kampus ITB. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pendistribusian

sampah di lingkungan kampus ITB dimulai dari pagi hati hingga petang.

Pendistribusian tersebut di mulai dari penyediaan kantong keresek sampah

di tiap kelas, lalu di kumpulkan sementara di bunker pada tiap gedung.

Setelah itu, sampah di tiap bunker diangkut oleh truk sampah untuk dibawa

ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang berlokasi di Sasana

Olahraga Ganesha (Saraga).

Kata kunci : sampah, pendistribusian sampah, alternatif desain


DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak digunakan

kembali. Sampah dapat berasal dari berbagai macam sumber,

misalnya dari kegiatan rumah tangga, kantor, sekolah, dan masih

banyak lagi. Sampah dibagi menjadi dua berdasarkan komposisi

kimianya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Berdasarkan

wujudnya, sampah dibagi menjadi tiga, yaitu sampah cair, sampah

padat, serta sampah yang berwujud gas.

Sampah yang semakin menumpuk akan menimbulkan

banyak dampak negatif. Sampah anorganik misalnya, sampah

anorganik akan sulit terurai dalam tanah. Dengan demikian, apabila

sampah semakin menumpuk, lama kelamaan akan mencemari tanah

dan menimbulkan banyak kerugian bagi lingkungan.

Pengelolaan sampah harus dilakukan agar sampah dapat

ditangani dengan baik dan tidak menimbulkan kerugian bagi

lingkungan. Tidak terkecuali dengan pengelolaan sampah di

lingkungan kampus ITB Ganesha. Oleh karena kampus ITB Ganesha

memiliki lahan yang cukup luas dan setiap hari memiliki berbagai

macam kegiatan serta banyak masyarakat yang berlalu-lalang,

tentunya sampah yang diproduksi oleh warga ITB sendiri pun akan

semakin banyak seiring bertambahnya waktu. Oleh karena itu,


pengelolaan sampah yang efisien di Kampus ITB Ganesha

diperlukan agar sampah yang diproduksi oleh warga ITB dapat

dikelola dengan baik serta sampah tidak mencemari tanah.

Gambar 1. Tempat pembuangan akhir sampah


(Sumber:https://infoblitar.com/volume-sampah-di-kabupaten-blitar-
meningkat-pemkab-kaji-penambahan-tpa/)

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis

kemukakan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a.Bagaimana agar dapat memiliki sistem distribusi

pembuangan sampah yang efektif di lingkungan ITB

Ganesha?

b. Mengapa diperlukan sistem distribusi pembuangan

sampah yang efektif?


1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di

atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk:

a.Memperoleh sistem distribusi pembuangan sampah yang

efektif

b. Menemukan cara yang tepat untuk menjaga

kebersihan lingkungan ITB

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab persoalan yang ada pada rumusan masalah

perlu pengkajian beberapa hal/pokok, yaitu:

a.Mengidentifikasi hakikat sampah

b. Mengidentifikasi pertambahan volume sampah

c.Mengidentifikasi dampak yang telah ditimbulkan

d. Mengidentifikasi sistem distribusi sampah di ITB

e.Mengidentifikasi SDM pendistribusi sampah di ITB

f. Mengidentifikasi sikap warga ITB

1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam karya tulis ini

yaitu dengan metode deskriptif analisis. Desktiptif analisis adalah

metode yang mendeskripsikan data baik dari literatur maupun

lapangan kemudian dianalisis. Dengan demikian, penulis

beranggapan bahwa metode ini sesuai dengan penelitian yang


dilakukan oleh penulis. serta pengumpulan data primer sebagai data

yang akan digunakan.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu

dengan cara mewawancarai beberapa narasumber dari kalangan

mahasiswa maupun umum yang memasuki kawasan Kampus ITB

Ganesha. Wawancara ini bertujuan menggali opini warga kampus

ITB mengenai pendistribusian sampah yang paling efektif di

lingkungan kampus ITB. Masyarakat yang menjadi objek

wawancara diantaranya adalah petugas kebersihan, cleaning service,

mahasiswa ITB, serta masyarakat umum.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulis membagi makalah menjadi empat bagian. Pada BAB

I, penulis mengemukakan latar belakang masalah yang berisi tentang

apa yang menjadikan dasar bagi penulis untuk membuat makalah ini,

rumusan masalah yang berisi tentang bahasan apa saja yang akan

diulas, ruang lingkup kajian, tujuan dari diadakannya peneliatian,

dan metode yang dipakai untuk mengumpulkan data guna

mendukung peneliatian ini. pada BAB II, penulis mendeskripsikan

landasan teori dari masalah yang diungkap. Hal tersebut

menyangkup pengertian sampah itu sendiri, jenis-jenis sampah, cara

pengelolaan sampah, cara mendistribusikan sampah, cara mengatur

waktu pendistribusian sampah, serta kendala-kendala yang mungkin

muncul dalam pengelolaan sampah di ITB. Pada BAB III, penulis


mengulas tentang kondisi nyata lingkungan di kampus ITB agar

pendistribusian sampah dapat berjalan dengan baik. hal tersebut

menyangkut keadaan lingkungan kampus ITB, pengaturan cara

pendistribusian sampah, aktivitas warga kampus yang terdiri atas

petugas, dosen, dan mahasiswa, serta pemilihan alternatif terbaik

berdasarkan pemikiran penulis. Pada bagian akhir makalah, BAB IV,

penulis memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil

pembahasan sebagai jawaban dari permasalahan yang timbul.


BAB II

LANDASAN TEORI DASAR SAMPAH

2.1 Pengertian Sampah Menurut Para Ahli

i) Badan WHO atau (World Health Organization) memberi

pengertian bahwa sampah adalah barang yang berasal dari suatu

aktivitas manusia yang tidak digunakan kembali, baik itu sudah

tidak terpakai, tidak disukai, maupun memang benar-benar

dibuang.

ii) Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008, sampah adalah

seluruh sisa kegiatan manusia yang dilakukan sehari-hari dan

atau dari proses alam yang berciri khas padat.

iii) Kamus Bahasa Indonesia Daring (2018) menyebutkan bahwa

sampah adalah barang yang dibuang oleh pemiliknya karena

tidak terpakai lagi atau tidak dinginkan lagi, barang ini misalnya

kotoran, kaleng minuman, dedaunan , kertas.

Gambar 1 Sampah
(Sumber: https://www.muttaqin.id)
iv) Menurut Leonardo (1990) mengatakan bahwa limbah padat

merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan

masyarakat, orang awam menyebutnya dengan sampah.

2.2 Jenis-Jenis Sampah

2.2.1 Berdasarkan Sifat

(1) Sampah organik (degredable)


Gambar 2 Sampah organik
(Sumber: http://contohsimpel.blogspot.com)

Sampah organik adalah sampah yang dapat digunakan

kembali sebagai pupuk kompos. Sampah organik berasal dari

sisa metabolisme makhluk hidup, sisa-sisa makanan basah,

sampah daun, dan rerumputan. Sampah tersebut akan diurai

oleh bakteri pengurai.

(2) Sampah anorganik (undegradable)

Gambar 3 Sampah anorganik


(Sumber: https://bisakimia.com)
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah

terurai oleh bakteri pengurai. Sampah anorganik biasanya

dihasilkan dari pengolahan minyak bumi seperti plastik,

polietilen, nilon, dan poliester. Sampah ini membutuhkan

waktu yang sangat lama untuk terurai. Hal tersebut

diakibatkan ikatan antarmolekul pada senyawa penyusun dari

benda tersebut sangat rapat, sehingga tidak bisa diurai dalam

waktu yang singkat.

2.2.2 Berdasarkan sumbernya, sampah dibagi menjadi:

(1)Sampah yang berasal dari makhluk hidup,

(2)Sampah pabrik,

(3)Sampah pertambangan,

(4)Sampah industry,

(5)Sampah nuklir,

(6)Sampah konsumsi.

2.2.3 Berdasarkan bentuknya, sampah dibagi menjadi:

1. Sampah Padat
Contoh : kertas, plastik, botol, kardus, dll.

Gambar 4 Sampah padat


(Sumber: http://ipawinny.blogspot.co.id)

2. Sampah Cair

Contoh : sisa minuman, urine, limbah industri, sisa cucian,

dll.

Gambar 5 Sampah cair


(Sumber: http://www.ebiologi.net)
3. Sampah Gas

Contoh : asap pembuangan pabrik, asap kendaraan

bermotor, emisi dari pembakaran pada mesin-mesin, dll.

. Gambar 6 Polusi udara


(Sumber: https://hamparan.net)

2.3 Pengertian Pengelolaan Sampah Menurut Undang-Undang No.

18 Tahun 2008

Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah

adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan

yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan

sampah dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Pengurangan sampah

1. Pengurangan sampah  meliputi kegiatan:

o pembatasan timbulan sampah;


o pendauran ulang sampah; dan/atau

o pemanfaatan kembali sampah.

2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan

pengurangan sampah dengan cara:

o menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap

dalam jangka waktu tertentu;

o memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

o memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;

o memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

o memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

3. Pelaku usaha dalam melaksanakan pengurangan sampah

menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah

sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang atau

muda h diurai oleh proses alam.

4. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah

menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang atau

mudah diurai oleh proses alam.

b. Penanganan Sampah

Kegiatan penanganan sampah menurut UU No.18 Tahun 2008

meliputi:

1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.


2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan

sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara

atau tempat pengolahan sampah terpadu.

3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber

dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari

tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat

pemrosesan akhir;

4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,

komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau

5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian

sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media

lingkungan secara aman.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pengelolaan Sampah membedakan dua jenis tempat

pembuangan sampah, yaitu TPS dan TPA. TPS singkatan dari Tempat

Penampungan Sementara, di sini sampah akan ditampung terlebih

dahulu sebelum dipindahkan ke TPA. TPA yaitu singkatan dari Tempat

Pemrosesan Akhir, di tempat ini sampah akan diproses sedemikian rupa

sehingga sampah dapat dikembalikan ke lingkungan secara aman bagi

makhluk hidup serta lingkungan sekitarnya. Sebelum sampah diproses

hingga akhir, sampah akan melalui TPS terlebih dahulu kemudian

menuju TPA.
2.4 Cara Membuang dan Memroses Sampah di Akhir

Saat ini cara pembuangan dan pemrosesan sampah yang biasa

dilakukan ada 8 cara, yaitu:

1. open dumping, yaitu membuang sampah dengan cara

menumpuk sampah di atas permukaan tanah secara terbuka,

2. dumping in water, yaitu cara membuang sampah langsung ke

sungai, danau, atau laut,

3. burning in premis, yaitu membuang sampah dengan cara

membakar sampah secara langsung di setiap rumah,

4. garbage reduction, yaitu membuang sampah dengan mengolah

sampah terlebih dahulu. Sampah dipilah dengan hanya

mengambil jenis sampah basah lalu diadakan pemecahan

melalui proses pemasakan sehingga diperoleh produk yang bisa

dipakai untuk makanan ternak atau menyuburkan tanah,


5. hog feeding, yaitu membuang sampah untuk dijadikan

makanan hewan,

6. grinding system, yaitu proses membuang sampah basah yang

berasal dari makanan lalu diproses, setelah itu dibuang ke

sungai agar terjadi pembusukan yang lebih cepat,

7. incineration, yaitu proses membuang sampah dengan cara

dibakar,

8. sanitary landfill, yaitu proses membuang sampah dengan cara

menumpuknya di tempat rendah kemudian ditutup dengan

tanah.

2.5 Pengolahan Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Menurut Sudrajat (2007) pengolahan sampah di tempat

pemrosesan akhir harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Memanfaatkan lahan tempat pemrosesan yang terbatas

dengan efektif.

2. Memilih teknologi yang murah, mudah dan aman terhadap

lingkungan.

3. Memilih teknologi yang memberikan produk yang bisa

memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat.

4. Produk sampah harus dapat terjual habis.

5. Diupayakan jalan menuju tempat pemrosesan dibuat jalur

sendiri dengan batas aman yang tidak boleh dibuat pemukiman

selebar 100 m di kiri-kanan jalan.


6. Mulai jarak 1 km mendekati lokasi tempat pemrosesan di

kiri-kanan jalan dijadikan tempat pemikiman pemulung. Hal ini

untuk pengamanan dari protes masyarakat, mendorong bisnis di

sekitar tempat pemrosesan, dan meningkatkan taraf hidup miskin.

7. Tempat pemrosesan sebaiknya dialokasikan mengarah ke

hilir, tetapi tidak terlalu dekat ke pantai karena untuk menghindari

pencemaran perairan. Minimal jarak ke pantai adalah 10 km.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Lingkungan Kampus ITB Ganesha Menurut Warga dan

Pengunjung ITB

Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak hanya mewawancarai

petugas kebersihan kampus ITB, tetapi juga mewawancarai mahasiswa dan

pengunjung kampus ITB terkait kebersihan dan kenyamanan lingkungan

kampus ITB Ganesha. Penulis mewawancarai secara acak agar mendapatkan

hasil wawancara yang bervariasi.

Menurut beberapa mahasiswa yang telah diwawancarai, penulis dapat

membuat kesimpulan bahwa kampus ITB Ganesha pada dasarnya


merupakan kampus dengan lingkungan hidup yang bersih dan nyaman untuk

beraktivitas. Namun pada beberapa titik tertentu di lingkungan kampus ITB

terdapat sampah yang berserakan, baik itu disebabkan oleh kurangnya tong

sampah di lingkungan tersebut, maupun mahasiswa yang tidak disiplin

dalam membuang sampah. Selain itu, terdapat tempat sampah yang dirasa

bentuknya kurang besar sehingga banyak sampah berserakan di sekitarnya

karena sampah yang ditampung terlalu banyak.

Sampah yang berserakan biasa ditemukan pada meja-meja gedung-

gedung jurusan, sedangkan tempat sampah yang berlebihan muatan terdapat

di kantin-kantin seperti di Kantin Saraga, Kantin Lembaga Kemahasiswaan

(LK), kantin Gedung Kuliah Umum Barat (GKU-B), dll. Salah satu

mahasiswa yang berasal dari Teknik Kelautan memberikan opininya dan

mengatakan bahwa mahasiswa ITB kurang memiliki kesadaran akan

pentingnya kebersihan lingkungan. Hal tersebut terbukti ketika banyak

ditemukan sampah berserakan di bawah bangku kelas setelah kuliah selesai.

Menurut beberapa orang yang sudah mengunjungi ITB, kampus ITB

merupakan kampus yang memiliki lingkungan cukup bersih tetapi masih

memiliki kekurangan, yaitu kurang banyak pepohonan yang dapat membuat

ITB menjadi sejuk dan teduh. Mereka beropini bahwa seharusnya ITB

memiliki hutan seperti pada kampus Universitas Indonesia dan Universitas

Padjajaran.
3.2 Cara Memilah dan Mendistribusikan Sampah di Kampus ITB

Pengangkutan sampah di kampus ITB Ganesha dilakukan mulai dari

ruangan kelas, toilet, ruang dosen, labolatorium teknologi, dan ruang-ruang

lainnya di setiap gedung.


Gambar 7 Tempat sampah di ITB
(Sumber: dokumentasi pribadi)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para petugas kebersihan kampus

ITB, penulis mendapatkan informasi bahwa pengambilan sampah di tiap

kelas dilakukan setiap selesai proses kuliah. Selanjutnya, sampah tersebut

diangkut ke bunker yang ada di setiap gedung. Pada sore hari, truk sampah

milik ITB yang berwarna hijau akan berkeliling ke bunker setiap gedung

untuk mengangkut sampah-sampah yang telah dikumpulkan selanjutnya

dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS) yang tempatnya berada di

Sasana Olahraga (Saraga) ITB.


Gambar 8 Truk pengangkut sampah
(Sumber: dokumentasi pribadi)

Selain truk, petugas kebersihan ITB juga menyediakan mobil bak

terbuka sebagai kendaraaan alternatif pengangkut sampah. Mobil ini

memiliki jadwal operasi yang sama dengan truk pengangkut sampah namun

dengan skala pengangkutan sampah yang lebih sedikit daripada truk.

Gambar 9 Mobil pengangkut sampah


(Sumber: dokumentasi pribadi)
Frekuensi pengangkutan oleh truk sampah dilakukan sebanyak tiga kali

dalam sehari, yakni pada pagi hari (sekitar pukul 5.30), siang hari (sekitar

pukul 12.30), dan sore hari (sekitar pukul 17.30). Di tempat penampungan

sementara (TPS), sampah-sampah akan dipilah berdasarkan bentuk dan

sifatnya. Sampah-sampah botol akan dipisah dan didaur ulang, sedangkan

sampah-sampah organik dan plastik akan diangkut ke tempat pemrosesan

akhir (TPA) Kota Bandung.

Gambar 10 Tempat sampah di ITB


(Sumber: dokumentasi pribadi)
3.3 Cara Mengatur Jadwal Petugas Kebersihan dalam Membagi

Pekerjaan

Dalam mengelola sampah, setiap pegawai memiliki tugasnya masing-

masing. Untuk pegawai laki-laki memiliki tugas mengangkut sampah di

setiap ruangan pada gedung di ITB lalu sampah tersebut dialihkan ke

bunker di tiap gedung, untuk pegawai perempuan memiliki tugas

membersihkan area toilet, baik toilet perempuan maupun toilet laki-laki.

Pada gedung yang bertingkat, ada pegawai laki-laki berjumlah satu sampai

dua orang yang bertugas mengangkut sampah. Pada gedung yang tidak

bertingkat, pegawai yang mengangkut sampah hanya satu orang

3.4 Sistem Pendistribusian Sampah yang Baik Menurut Petugas

Kebersihan

Petugas kebersihan ITB mengatakan bahwa sistem pendistribusian

sampah di kampus ITB saat ini sudah cukup baik dan efektif . Para petugas

kebersihan ITB beropini bahwa sistem distribusi saat ini tidak memberikan

dampak negatif bagi lingkungan dan sekitarnya serta proses pengerjaannya

pun termasuk cepat dan tidak memiliki banyak kendala. Hanya saja

terkadang petugas kesulitan saat sampah yang dibuang terlalu banyak.


3.5 Kendala dalam Mengelola Sampah di Kampus ITB Ganesha

Hasil dari wawancara yang telah penulis lakukan kepada para petugas

kebersihan di Kampus ITB, kendala yang sering dihadapi adalah sebagai

berikut :

a. Mahasiswa seringkali tidak membuang sampah pada tempatnya,

sehingga petugas kebersihanlah yang harus membersihkannya.

b. Mahasiswa sering membuang sampah minuman yang masih bersisa,

sehingga timbul bau tidak sedap pada sampah dan petugas sulit

untuk mengangkut sampah tersebut karena airnya berceceran ke

lantai.

c. Ketidakdisiplinan warga ITB dalam memilah sampah. Hal tersebut

mengakibatkan sampah bercampur, sehingga menyulitkan petugas

dalam memisahkan sampah di TPS


BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis data, dapat disimpulkan

bahwa sistem pendistribusian sampah di kampus ITB yang efektif dan

sesuai dengan lingkungan kampus merupakan sistem yang sudah dirancang

sedemikian rupa oleh pihak kampus ITB.

Sistem pendistribusian sampah tersebut dimulai dari pagi hari hingga

petang. Adapun rincian prosesnya adalah sebagai berikut :

1. pada pagi hari, petugas kebersihan di tiap gedung melapisis tong

sampah (hanya tong sampah kecil) dengan kantong keresek pada

setiap ruangan,

2. pada saat jam istirahat, petugas kebersihan mengumpulkan sampah-

sampah dari tiap ruangan, kemudian disimpan sementara di bunker

yang berada di tiap gedung,

3. saat sore hari, petugas kebersihan mengendarai truk sampah yang

berwarna hijau untuk mengumpulkan sampah dari bunker di tiap

gedung dengan berkeliling sekitar kampus ITB,

4. truk-truk sampah yang berwarna hijau tersebut kemudian menuju

tempat penampungan sementara (TPS) yang berada di Sasana

Budaya Ganesha (saraga),


5. sembari menunggu truk sampah utama, petugas memilah sampah-

sampah menjadi beberapa bagian yakni sampah plastik, sampah

botol, dan sampah basah,

6. truk utama mengangkut semua sampah untuk dibuang ke tempat

pemrosesan akhir (TPA) Kota Bandung.

Kampus ITB membutuhkan sistem pendistribusian sampah yang efektif

karena ITB merupakan kampus dengan wilayah yang cukup besar, hal

tersebut mengakibatkan kampus ITB memiliki sistem yang begitu rumit

sehingga apabila salah satu sistem tidak sesuai dengan sistem utama akan

mengakibatkan sistem yang lainnya terganggu. Keefektifan sistem membuat

sistem kampus ITB lebih sederhana dan terorganisir dengan baik.

Keefektifan sistem pendistribusan sampah dapat mempermudah para

petugas kebersihan dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu,

pendistribusian sampah yang baik dan efektif mengakibatkan para civitas

akademika ITB tidak terganggu akibat ributnya kendaraan pengangkut

sampah yang berkeliling kampus.

4.2 Saran

Sistem pendistribusian sampah di kampus ITB pada dasarnya sudah

efektif, para petugas kebersihan pun sudah sigap dalam melaksanakan

tugasnya. Oleh karena itu, di kampus ITB mahasiswa nempunyai peran

peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Penulis

menyarankan agar mahasiswa lebih peduli dan sadar akan kebersihan

lingkungan kampus.
Kesadaran dan kepedulian mahasiswa akan kebersihan lingkungan

kampus, terutama kesadaran akan membuang sampah pribadi pada

tempatnya, akan sedikit banyak memengaruhi sistem pendistribusian

sampah. Hal tersebut terbukti saat mahasiswa membuang sampah

sembarangan, petugas akan diberi beban lebih (secara tidak langsung) untuk

mengumpulkan atau memungut sampah yang berserakan, sehingga akan

mengulur waktu . Akibatnya, sampah-sampah akan tidak tepat waktu untuk

sampai di tempat penampungan sementara (TPS).

Anda mungkin juga menyukai