Anda di halaman 1dari 25

I.

Tujuan
1. Menggambarkan bentuk molekul dalam tiga dimensi
2. Memberikan gambaran tentang setereo kimia

II.Dasar Teori
Bentuk molekul, yaitu suatu gambaran geometris yang dihasilkan jika inti
atom- atom terikat dihubungkan oleh garis lurus. Karena dua titik membentuk
suatu garis lurus, maka semua garis lurus diatomik berbentuk linear. Tiga titk
membentuk maka semua molekul triometrik berbentuk datar (planar). Bentuk
datar dan benmtuk linear kadang-kadang ditemui, akan tetapi biasanya jumlah
atom menemukan gambaran tiga mitra. Bentuk molekul tidak dapat diramalkan
dari rumus empiris, tetapi harus melalui percobaan (Sukarti, 1996).
1. Pengertian Gaya Intramolekuler
Gaya

Intramolekuler

adalah

gaya

yang

memegang

atom-atom

dalam

suatumolekul. Gaya ini dibagi menjadi dua yaitu :


Ikatan Ion
Ikatan yang terjadi sebagai akibat terjadinya serah-terima elektronantara
atom-atom yang memiliki potensial ionisasi rendah dengan atom-atom yang
memiliki affinitas elektron tinggi.
Ikatan Kovalen
Ikatan yang terjadi sebagai akibat penggunaan pasangan elektron secara bersamasama diantara atom-atom yang berikatan. Ikatan ini umumnya terjadi
antara unsur-unsur non logam.
2. Pengertian Gaya Intermolekuler
G a ya

tarik

menarik

diantara

b e r t a n g g u n g - jawab terhadap :
1. Prilaku non-ideal dari suatu gas
2. Keberadaan fase terkondensasi suatu materi.

molekul-molekul.

Gaya

ini

Gaya Intermolekuler dibagi menjadi :


a.Gaya dipol-dipol
Gaya yang bekerja pada molekul-molekul polar
b.Gaya ion-dipol
Gaya yang terjadi pada suatu ion dengan molekul polar
c.Gaya

disperse

Gaya yang bekerja pada molekul-molekul non-polar


d.Ikatan hidrogen
Jenis interaksi dipol-dipol yang khusus antara atom hidrogen dalam suatu i k a t a n
p o l a r ,s e p e r t i

OH

atau

NH

dengan

atom-atom

ya n g

e l e k t r o n e g a t i f , seperti O, N atau F.e .


Ikatan

logam

Ikatan yang terjadi diantara atom-atom logam. Jenis interaksi dipol-dipol yang khusus
antara atom hidrogen dalam suatu i k a t a n p o l a r,s e p e r t i O H a t a u N H
d e n g a n a t o m - a t o m ya n g e l e k t r o n e g a t i f , seperti O, N atau F.e .
3. Pengertian Molekul
Molekul adalah agregat (kumpulan) yang terdiri dari sedikitnya dua
atomdalam susunan tertentu yang terikat bersama oleh gaya-gaya kimia
(disebut jugaikatan kimia). Suatu molekul dapat mengandung atom-atom
dari unsure yangs a m a a t a u a t o m - a t o m d a r i d u a a t a u l e b i h
u n s u r y a n g b e r g a b u n g d a l a m perbandingan tertentu, sesuai
d e n g a n h u k u m p e r b a n d i n g a n t e t a p . J a d i , s u a t u molekul tidak harus
berupa senyawa yang berdasarkan definisi terbentuk dari dua atom atau lebih.
Contohnya gas hydrogen (H2) adalah suatu unsure murni, tetapi terdiri dari
molekul-molekul

yang

masing-masing

terbentuk

dari

dua

atom

H.Sebaliknya, air (H2O) adalah senyawa molekul yang mengandung dua atom H
dansatu atom O.Molekul hydrogen dilambangkan dengan H 2 disebut molekul

diatomic karena tersusun atas dua atom. Suatu molekul diatomic juga
dapat tersusun oleh dua atom dari unsur yang berbeda. Contohnya hydrogen
klorida (HCl). Sebagian besar molekul mengandung lebih dari dua atom. Atom-atom
itu dapat berasal dari unsure yang sama seperti ozon (O 3), atau dapat pula
gabungan dari dua unsure atau lebih seperti H2O. Molekul yang terdiri lebih dari
dua unsure disebut molekul poliatomik.Karena terlalu kecil untuk diamati
langsung, maka digunakanlah model molekul untuk memvisualisasikan
molekul. Ada dua jenis standar molekul yang sering digunakan, yaitu model
bola-tongkat dan model ruang-terisi.(Lillasari,1993)
4. Pengertian Geometri Molekuler
Geometri Molekuler adalah Penataan tiga dimensi dari suatu atom dalam
molekul. Beberapa sifat fisik dan sifat kimia, seperti titik leleh, titik didih, densitas,
dan jenis reaksi yang molekul alami dipengaruhi oleh
g e o m e t r i molekulnya.(Petruci .R.,1985)
Ada dua cara yang umum dipakai untuk menentukan geometri molekuler, khususnya
senyawa kovalen.
1. Teori Ikatan Valensi
2. Metode VSEPR
1. Teori ikatan valensi
Teo r i i k a t a n v a l e n s i m e n g a n g g a p b a h w a e l e k t r o n - e l e k t r o n
dalam

s u a t u molekul menempati orbital atom individunya. P e m b e n t u k a n

i k a t a n t e r j a d i a k i b a t t u m p a n g - t i n d i h ( o v e r l a p p i n g ) a n t a r a orbitalorbital kulit valensi dari masing-masing atom individu.Struktur Lewis dituliskan


dengan terlebih dahulu menentukan kerangka atau struktur molekul yang cukup
rasional yaitu dengan membedakan atom pusat dan atom terminal. Atom pusat
merupakan atom yang terikat pada dua atau lebih atom lain sedangkan atom terminal
hanya terikat pada satu atom lain. Molekul air m e m p u n ya i a t o m p u s a t

oksigen

dan

atom

hidrogen

setelah

mengetahui

atom

bertindak

pusat

dan

sebagai
atom

atomterminal

terminal

maka

s e l a n j u t n ya adalah memberikan elektron-elektron valensi sampai diperoleh rumus


Lewis yang juga cukup rasional.S t r u k t u r

Lewis

dapat

dituliskan

d e n g a n m e t o d a c o b a - c o b a d e n g a n mempertimbangkan beberapa hal


berikut:a.Seluruh

elektron

Lewis b.Secara

umum

valensi
seluruh

harus

dituliskan

dalam

struktur

elektron

dalam

struktur

Lewis

berpasangan. S e c a r a u m u m s e m u a a t o m m e n c a p a i k o n f i g u r a s i
oktet

( k e c u a l i duplet

untuk

hidrogen).

Beberapa

atom

mengalami

penyimpangan aturan oktet. I k a t a n r a n g k a p a t a u r a n g k a p t i g a j u g a d a p a t


t e r b e n t u k , u m u m n y a untuk unsur-unsur karbon, nitrogen, oksigen, fosfor dan
sulfur .
2. Metode VSEPR
VSEPR theory (Valence-Shell Electron-Pair Repulsion) atau dapat
jugad i k a t a k a n
Val e n s i ) .

TPEKV

VSEPR

(Tolak

Pasangan

Elektron

Kulit

i n i merupakan model pendekatan yang menjelaskan

susunan geometri dari pasangan e l e c t r o n d i s e k i t a r a t o m p u s a t s e b a g a i


a k i b a t t o l a k - m e n o l a k a n t a r a p a s a n g a n electron bebas (PEB). Kulit
valensi adalah kulit terluar yang ditempati electrondalam suatu atom yang
biasanya terlibat dalam ikatan. Dua aturan umum dalam teori VSEPR,
yaitu

:a . D a l a m

kaitannya

dengan

tolak-menolak

p a s a n g a n e l e c t r o n , i k a t a n rangkap dua dan tiga dapat diperlakukan


seperti ikatan tunggal. Tetapi padakenyataannya ikatan rangkap dua atau tiga lebih
besar dibandingkan ikatantunggal, karena kerapatan yang lebih tinggi dari
ikatan rangkap dua ataurangkap tiga di antara dua atom akan membutuhkan ruang
yang lebih besar.
b.Jika suatu model memiliki dua atom atau lebih
struktur

r e s o n a n s i , kita dapat menerapkan model VSEPR pada setiap

struktur tersebut. Muatan formal biasanya tidak ditunjukkan.

Pedoman menggunakan Model VSEPR


1. Tulislah struktur Lewis dari suatu molekul.
2 . H i t u n g l a h j u m l a h t o t a l p a s a n g a n e l e k t r o n ya n g m e n g e l i l i n g i
a t o m pusat.
3. Ikatan rangkap 2 dan 3, dianggap sebagai ikatan tunggal.
4. Dalam meramalkan sudut ikatan, ingat tolak menolak ps. e bebas x ps. e bebas >
ps. e bebas x ps. e ikatan > ps. eikatan x ps. e ikatan.
Dengan teori ini, kita dapat meramalkan bentuk molekul (termasuk ion) secara
sistematis. Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi ke dalam dua golongan yaitu:
(Petruci.R., 1985)
a. Model yang atom pusatnya tidak memiliki pasangan electron bebas (PEB).
Bentuknya antara lain:
1. Linier rumusnya AB2
2. Segitiga planar rumusnya AB3
3. Tetrahedral rumusnya AB4
4. Segitiga bipiramida rumusnya AB5
5. Oktahedral rumusnya AB6
b. Model yang atom pusatnya memiliki satu atau lebih pasangan electron bebas
(PEB).
Untuk memudahkan melihat jumlah total PEI dan PEB, maka diberikan
rumusan umum sebagai berikut :

ABXEY
Dimana : A = atom pusat
B = atom terminal
E = PEB pada A
x = jumlah atom terminal (2, 3, )
y = jumlah PEB pada atom pusat (1, 2, 3, )
Atom Pusat memilikI Pasangan ELektron Bebas
Total pasangan elektron Jumlah PEI Jumlah PEB Bentuk Molekul Notasi
VSEPR antara lain:
1.

Bengkokan rumusnya AB2E

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bengkokan rumusnya AB2E2


Linear rumusnya AB2E3
Segitiga piramida rumusnya AB3E
Bentuk T rumusnya AB3E2
Tetrahedral tak beraturan rumusnya AB4E
Segiempat datar rumusnya AB4E2
Piramida segiempat rumusnya AB5E

Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk


orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.
Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan
bentuk orbital

molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak

terpisahkan dari teori ikatanvalensi. Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang


berikatan dari sudut pandang sebuah atom.(Sukarti.1996)

III. ALAT
1. Model pusat atom (plastik)
2. Pipa-pipa plastik

IV. CARA KERJA


1. Menyusun model atom berikut
1.
HCL
Ambillah suatu pusat atom untuk inti hydrogen dan pusat untuk inti
klor hubungan dengan pipa plastik untuk menunjukkan ikatan

2.

BeCl2:
Bentuk molekulnya linier dalam bentuk gas. Atom pusat yang cabangnya
linier digunakan sebagai Be. Dua buah pipa plastik dimasukkan pada
cabang ini sebagai ikatan kenmudian dihubungkan dengan inti Cl

3.

BF3:
Bentuk molekulnya segitiga datar, semua ikatan adalah equivalen dengan
sudut FBF besarnya 120. Atom pusatnya dibentuk seperti gambar (1b)

4.

CH4, NH3, dan H2O


Pada penyusunan molekul-molekul di atas digunakan model yang bentuk
dasarnya tetrahedral.
CH4 bentuknya tetrahedral digunakan pusat atom yang cabangnya
tetrahedral.

Pada ikatan NH3 terdapat 3 ikatan antara N dengan H dan 1 pasang


elektron bebas.Pada bagian NH3 mempunyai bentuk piramid, dan bagian
yang keempat dari posisi tetrahedralnya ditempati oleh pasangan elektron
bebasnya.

Pada H2O terdapat 2 pasang elektron bebas dan 2 pasang elektron ikatan.
5.

[PtCl4]2Ion yang bentuknya segi empat datar semua ikatannya sama dan ion khlor
terletak pada sudut segiempatnya dan Pt pada pusat.

6.

PF5

Digunakan bentuk trigonal bipirapid.Terdapat tiga ikatan ekuatorial yang


equivalen dan dua ikatan yang axial.

7.

Bentuk molekul etana (C2H6) dibuat dengan digunakannya dua pusat inti
yang tetrahedral dan kedua inti C dihubungkan dengan pipa plastik.
Kedudukan hidrogen diputar dengan jalan diputarnya ikatan C-C agar
didapatkan kedudukan dimana H pada atom C yang satu tepat di belakang
H atom C yang lain dan kedudukan yang lainnya dimana atom H pada
atom yang satu tepat di antara kedua atom H pada C yang lain.

8.

Hidro karbon siklik


Molekul sikloheksana C6H12 disusun dan diatur kedudukan rantai
karbonnya agar didapatkan bentuk seperti kapal dan bentuk seperti kursi.

Bentuk kursi lebih stabil dibandingkan bentuk kapal dan pada suhu kamar
komposisinya dalam campuran melebihi 99%.
9.

Benzena

C6H6 mempunyai bentuk heksagonal datar. Panjang ikatan C-C semuanya


sama dengan sudut C-C-C adalah 120: Dalam penyusunan benzena
digunakan pusat atom yang trigonal

Lingkaran yang di dalam menunjukkan delokalisasi enam elektron dalam


orbital p yang saling berintikan. Struktur di atas dapat dianggap sebagai
keadaan rata-rata dari 2 bentuk benzena kekule yaitu:

10.

Isomer optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya tidak
saling menutupi salah satu sama lain. Hubungan yang sama seperti tangan
kana dan tangan kiri. Disebut isomer optik karena dia bersifat optik aktif
sehingga dia memiliki kemampuan untuk memutar bidang polarisasi dari
sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon tetrahedral molekulnya bersifat optik aktif bila tidak
memiliki pusat simetri atau bidang simetri. Atom ini disebut asimetri atau
chiral dalam hal ini karbon mengikat 4 gugus yang berbeda.Untuk
mendapatkan gambar ini disusun bentuk molekul CH2, Cl2, CH2, ClBr dan
CHFBrCl.

V.

Hasil Pengamatan
N

Molekul

Bentuk

Sudut

Nama

HCl

linier

180o

Asam

O
1

Klorida

Gambar

BeCl2

Linier

180o

BF3

Segitiga

120o

Planar

Boron
Triflorida

CH4

Tetrahedral

109,50

Metana

NH3

Segitiga

109,5o

Amonia

104,5o

Hidrogen

Piramida
4

H2O

Bengkokan
(huruf V )

[PtCl4]2

Oksida

Segiempat
Planar

PF5

C2H6

Segitiga

120o

Bipiramida

dan 90o

Tetrahedral

60o dan Etena


0o

C6H12

C6H6

Segienam/

Hidrokar

Sikloheksen

bon

Siklik

Sikloheksan

Benzena

a
10

CH2Cl2

Tetrahedral

Isomer

memiliki

Optik

pusat

CH2ClB

simetris dan

bidang
simetris

CHFBr

VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yakni pembuatan model-model molekul, yang
bertujuan untuk mengenal dan mengetahui model-model molekul dari beberapa
senyawa, yaitu HCl,, BeCl2, BF3, CH4, NH3, H2O,PF5, C2H6,C6H12,C6H6 dan
isomer optic dengan menggunakan seperangkat alat model molekul (molimod).
Ketika atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian
terluarnya yang bersingggungan dengan atom lain, oleh karena itu konfigurasi
elektron suatu atom sangat berpengaruh untuk memperkirakan jenis ikatan yang
akan dibentuk oleh atom-atom, serta jumlah ikatan yang dapat dibentuk oleh
atom unsur tertentu dan kestabilan dari molekulnya
Pada praktikum kali ini terdapat pertanyaan tentang bentuk molekul dan timbul
yaitu sebagai berikut:
Pertanyaan:
1. Gambarkan molekul-molekul HCl dalam wujud cair ikatan apa yang terjadi
antara molekul-molekul HCl?
2. Gambarkan susunan elektron lewis dari senyawa BF3!
Apakah BF3 mengikuti aturan oktet?

Jelaskan mengapa bentuknya segitiga planar!


3. Mengapa sudut ikatan pada CH4 berbeda dengan NH3 dan H2O?
Yang mana sudut ikatannya paling besar dan yang mana paling kecil?
4. Pada senyawa [PtCl4]2-, berapakah bilangan oksidasi dari Pt?
Jelaskan ikatan kimia antara Pt dnegan Cl!
5. Apakah terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom P pada senyawa
PF5?
6. Gambarkanlah molekul 1,2 dikhlor etana dan 1,2 dikhlor etena!
7. Dari senyawa-senyawa CH2Cl2, CH2 ClBr dan CHF ClBr, senaywa mana yang
mempunyai bidang simetri dan yang mana bersifat optik aktif?
Tunjukkan dan gambarkan dan gambarkan senyawa mana yang bayangan
cerminnya saling menutupi!
8. Dari konformasi dan konformasi biduk yang saudara susun, tunjukkanlah
atom hidrogen yang aksial dan atom hidrogen yang equatorial!
Jelaskan perbedaan kestabilan dari kedua bentuk konformasi ini!
Jawab:
1.

Dalam wujud cair HCl akan terurai menjadi HClH+ + Clstruktur lewisnya: H
Cl
Ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen pada molekul
HCl terjadi karena adanya pemakaian pasangan elektron bersama sedangkan
kepolaran ikatan dalam HCl terjadi karena perbedaan keelektronegatifan
atom atom yang berikatan. Bentuk molekulnya adalah linier.

2.

BF3
Struktur lewis:

Menurut tabel periodik elektron valensi dari atom B adalah 3 , sedangkan

unsur F adalah 7 sehingga masing atom F kekurangan 1 elektron dan mengikat


1 elektron sehingga atom F sudah memenuhi kaidah oktet. Sedangkan atom B
hanya memiliki 6 elektron yang didapat melalui ikatan yang terjadi dengan
atom F sehingga dapat dikatakan bahwa BF3 tidak memenuhi kaidah oktet.
Bentuknya adalah segitiga planar dimana B sebagai atom pusat dan memiliki
3 atom terminal yaitu F serta tidak memiliki pasangan elektron bebas.
3.

Bentuk molekul dari senyawa CH4, NH3 dan H2O

Senyawa CH4 memiliki bentuk molekul tetrahedral dengan sudut ikat

109,50C. C berperan sebagai atom pusat dan atom H sebagai atom terminal.

- Senyawa NH3 memiliki bentuk molekul trigonal piramida dengan sudut ikat
1070C. Atom pusatnya adalah N dan atom terminal adalah H serta memiliki
satu pasang elektron bebas.

- Senyawa H2O memiliki bentuk molekul bengkokan dengan sudut ikat


104,50C, atom O sebagai atom pusat dan atom H sebagai atom terminal.

Fakta bahwa sudut ikatan dalam molekul H2O dan NH3 lebih kecil dari pada
sudut CH4 tetrahedral. Fakta ini menunjukkan bahwa tolakan pasangan
elektron berikatan dalam orbital ikatan lebih kecil daripada orbital pasangan
elektron bebas. Dengan adanya pasangan elektron bebas inilah, maka bentuk
molekul dari atom-atom yang berikatan tidak sama dengan bentuk molekul
yang merupakan susunan ruang elektron.
4.

Bilangan oksidasi dari Pt adalah


Biloks Pt + 4 biloks Cl = -2
Biloks Pt + 4(-1) = -2
Biloks Pt = -2 + 4 = +2

Ikatan antara Pt dan Cl adalah ikatan kovalen koordinasi karena adanya


pemakaian bersama pasangan elektron dari Cl. Bentuk molekulnya segiempat
datar. Atom Pt sebagai atom pusat dan atom Cl sebagai atom terminal.
5.

PF5

Jumlah elektron yang terlibat adalah 5+(7x5)=40


Jumlah atom pusat adalah 1 (P)
Jumlah atom terminal adalah 5 (F)
Jadi PF5 tidak memiliki pasangan elektron bebas.
Berdasarkan struktur Lewis tersebut dapat dilihat bahwa senyawa PF 5
menyimpang dari kaidah oktet. Pada senyawa ini pasangan elektron yang
digunakan bersama lebih dari delapan, tetapi dalam pemakaian yang melebihi
kaidah oktet ini tidak disalahkan karena PF5 termasuk ke dalam pengecualian
kaidah oktet, yaitu oktet berkembang.
6.

1,2 dikhlor etana


Untuk mendapatkan bentuk molekul dari C2H4Cl2, kita harus memecahkan
menjadi CH2Cl CH2Cl. Pada senyawa CH2Cl yang terikat dengan CH2Cl lain
terlihat ada 2 atom hidrogen yang terikat dengan atom C , satu tangan terikat
dengan atom Cl, dan satu tangan karbon lainnya terikat dengan atom C
lainnya. Berarti ada 4 atom terminal yang terikat pada atom C, sehingga
bentuk molekul C2H4Cl2 adalah tetrahedral.
Ganbar molekul 1,2 diklor etana :

Untuk mendapatkan bentuk molekul dari C2H2Cl2, kita harus memecahkan


menjadi CHCl = CHCl. Pada senyawa CHCl yang terikat dengan CHCl lain
terlihat ada 1 atom hidrogen yang terikat dengan atom C , satu tangan terikat
dengan atom Cl, dan dua tangan karbon lainnya merangkap terikat dengan
atom C lainnya. Berarti ada 3 atom terminal yang terikat pada atom C,
sehingga bentuk molekul C2H2Cl2 adalah segitiga planar.
Gambar molekul 1,2 diklor etena :

7.

CH2Cl2, CH2 ClBr dan CHFClBr


CH2Cl2 :

Senyawa CH2Cl2 memiliki 2 buah bidang simetri (H-H dan Cl-Cl) namun
bukanlah senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling menutupi.
Serta atom C mengikat atom terminal yang sama.
- CH2ClBr:

Senyawa CH2ClBr memiliki 1 buah bidang simetri (H-H) dan bukan merupakan
senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling menutupi. Serta atom C
mengikat atom terminal yang sama.
-

CHFClBr

Senyawa CHFClBr tidak memiliki bidang simetri dan merupakan senyawa


optik aktif sebab bayangan dan molekul tidak saling menutupi. Serta atom C
mengikat 4 atom terminal yang berbed yaitu Br,Cl, F, H
8.

Posisi aksial adalah posisi atom-atom yang terletak di atas dan di bawah
bidang segitiga, sedangkan posisi ekuatorial adalah posisi atom-atom yang
terletak pada bidang segitiga. Dengan sudut ikatan antara dua ikatan ekuatorial
adalah 1200, sudut ikatan antara ikatan ekuatorial dan ikatan aksial adalah 90 0,
dan sudut antara dua ikatan aksial adalah 1800.
Atom hidrogen yang aksial antara lain terdapat pada molekul etana (C 2H6).
Bentuk molekul ini menyajikan susunan atom atom molekul dalam ruang. 2
atom C dalam etana terhibridisasi sp3 atom atom tersebut terikat melalui
ikatan sigma. Ikatan sigma mempunyai simetri berbentuk silinder yaitu
tumpang tindih orbital. Orbital sp3 adalah sama. Terlepas dari adanya rotasi

ikatan C-C, namun rotasi ikatan ini tidak sepenuhnya bebas karena ada interaksi
antara atom H pada atom C yang berbeda.

Pada konformasi terbuka sudutnya adalah sebesar 600 sedangkan pada


konformasi gerhana sudutnya adalah sebesar 00. Ikatan C-C diputar sedikit
dalam proyeksi NEWMAN dengan bentuk gerhana agar atom H yang berpusat
pada atom C belakang dapat terlihat. Atom atom yang berdekatan pada kedua
atom C dalam bentuk gerhana menyebabkan tolak menolak yang lebih besar
dan karena itu menyebabkan ketidakstabilan relatif terhadap konformasi
terbuka. Tetapi analitis baru baru ini menunjukkan bahwa keadaannya lebih
rumit daripada hanya sekedar tolakan. Walaupun demikian kita tetap
menganggap bahwa konformasi terbuka lebih stabil dibandingkan konformasi
gerhana.
Berdasarkan hasil pengamatan, maka pembahasan bentuk molekul sebagai
berikut :
1. Model Bentuk Molekul
a.

HCl
Cl x H
Konfigurasi Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
1 atom H : .
Suatu ikatan kovalen disebut polar (berkutub) jika pasangan elektron yang
dipakai bersama-sama tertarik lebih kuat kesalah satu atom. Meskipun atom H
dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron , tapi keelektronegatifan Cl
lebih besar daripada tarikan H , atau atom Cl menarik pasangan elektron itu

lebih kuat daripada tarikan atom H , akibatnya letak 16 pasangan electron


lebih dekat ke arah Cl. HCl merupakan bentuk molekul yang diatomic
sehingga bentuk molekulnya linier.

b.

BeCl2
Cl B - Cl
Konfigurasi electron Be : 1s2 2s2
2 atom C :
Hibridisasi : s p , Bentuk molekul : linear
Berilium membentuk ikatan kepada dua klor, tiap atom klor menambahkan
electron yang lain ke tingkat terluar dari berilium. Tidak terdapat muatan ionik
yang perlu ditakutkan, karena itu terdapat 4 elektron yang bersama-sama 2
pasang. Hal ini membentuk 2 ikatan dan karena itu tidak terdapat pasangan
elektron mandiri. Dua pasangan ikatan tertata dengan sendirinya pada sudut
180o satu sama lain, karena hal ini sebagai yang paling jauh yang dapat
mereka capai. Molekul digambarkan dengan linear.

c.

BF3
Konfigurasi electron B : 1s2 2s2 2p1
3 atom F :
Hibridisasi : s p2 , Bentuk molekul : segitiga planar
Karena boron membentuk 3 ikatan maka tidak terdapat pasangan electron
mandiri. Semuanya terletak dalam suatu bidang yang memiliki sudut 120
satu sama lain. Susunan seperti ini disebut trigonal planar.

d.

CH4, NH3, dan H2O


CH4
Konfigurasi electron C : 1s2 2s2 2p2
4 atom H :
Hibridisasi : s p3

Bentuk molekul : tetrahedral


Karbon memiliki 4 elektron terluar. Karbon membentuk 4 ikatan dengan
hidrogen, penambahan 4 elektron yang lain seluruhnya 8, dalam 4 pasang.
Karena membentuk 4 ikatan, semuanya harus menjadi pasangan ikatan. Empat
pasangan elektron tertata dengan sendirinya pada jarak yang disebut susunan
tetrahedral. Semua sudut ikatan adalah 109.5.

NH3
Konfigurasi electron N : 1s2 2s2 2p3
3 atom H :
Hibridisasi : s p3 , bentuk molekul : segitiga piramida
Nitrogen memiliki 5 elektron terluar. Tiap-tiap atom hidrogen yang tiga
menambahkan elektron yang lain ke elektron nitrogen pada tingkat terluar,
menjadikannya total 8 elektron dalam 4 pasang. Karena nitrogen hanya
membentuk tiga ikatan, satu pasang harus menjadi pasangan elektron mandiri.
Pasangan elektron tertata dengan sendirinya pada bentuk tetrahedral seperti
metana. Pasangan elektron mandiri terletak pada orbital yang lebih pendek
dan lebih bulat dibandingkan orbital yang ditempati pasangan elektron ikatan.
Karena hal ini, terjadi tolakan yang lebih besar antara pasangan elektron
mandiri dengan pasangan electron ikatan dibandingkan antara dua pasangan
elektron ikatan. Gaya pasangan elektron ikatan tersebut sedikt rapuh , terjadi
reduksi sudut ikatan dari 109.5o menjadi 107o. Meskipun pasangan elektron
tersusun

tetrahedral,

ketika

menggambarkan

bentuknya,

hanya

memperhatikan atom-atomnya. Amonia adalah pyramidal seperti piramida


dengan tiga hidrogen pada bagian dasar dan nitrogen pada bagian puncak.

H2O

Konfigurasi atom O : 1s2 2s2 2p4


2 atom H :
Hibridisasi : s p 3 , bentuk molekul : bengkok/ bentuk V

Oksigen memiliki empat pasang elektron, dua diantaranya adalah pasangan


mandiri. Air juga akan mengambil susunan tetrahedral. Saat ini sudut ikatan lebih
sempit dari 104, karena tolakan dua pasangan mandiri. Bentuknya tidak dapat
digambarkan dengan tetrahedral, karena kita hanya melihat atom oksigen dan
hidrogen , bukan pasangan mandiri. Air digambarkan dengan bengkok atau
bentuk V.

e.

[PtCl4]2Pada molekul [PtCl4]2- atom pusat Pt memiliki bentuk keseluruhannya adalah


octahedral, namun dalam molekul inti terdapat 2 pasangan electron bebas dan 4
pasang electron ikatan, sehingga bentuk geometrinya segiempat datar dimana
semua ikatannya sama dan ion klor terletak di sudut-sudut segiempat dan Pt pada
pusatnya.

f.

PF5
Konfigurasi electron P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
5 atom F :
Hibridisasi : s p3 d , bentuk molekul : Trigonal bipiamid
Fosfor (terletak pada golongan 5) memberikan kontribusi 5 elektron, dan lima
fluor memberikan 5 lagi, memberikan 10 elektron dengan 5 pasang di sekeliling
atom pusat. Karena fosfor membentuk lima ikatan, tidak dapat membentuk
pasangan mandiri. Lima pasang elektron disusun dengan menggambarkan bentuk
trigonal bipyramid, tiga fluor terletak pada bidang 120o satu sama lain; dua yang
lainnya terletak pada sudut sebelah kanan bidang. Trigonal bipiramid karena itu
memiliki dua sudut yang berbeda 120odan 90o

2. C2H6 (Etana): untuk mengetahui bentuk molekul C2H6 maka molekul ini dipecah
menjadi dua pusat inti yaitu CH3-CH3. Sehingga akan didapat bentuk molekulnya
adalah tetrahedral.

Pada konformasi stagger memiliki sudut dihedral sebesar 60o. Sedangkan dalam
konformasi eklips besar sudut dihedral adalah 0o. Munculnya dua buah konformasi
yakni eklips dan stagger adalah disebabkan oleh ikatan sigma pada etana yang
menyebabkan terjadinya rotasi bebas. Konformasi eklips dikatakan kurang stabil
hal ini disebabkan oleh adanya tolakan tolakan antara elektron elektron ikatan
dan atom atom hidrogen.
3. Hidro karbon siklik
Memiliki bentuk dasar molekul segienam (sikloheksana). Kedudukan rantai
karbon C sikloheksana C6H12 dapat diubah sehingga menghasilkan bentuk seperti
kapal atau biduk dimana masing-masing atom karbon mempunyai susunan
tetrahedral sehingga sikloheksana bebas dari tegangan.

(kursi)
(perahu)
Konformasi lain dari sikloheksana adalah konformasi seperti kursi. Pada
sikloheksana keenam atom karbon yang membentuk lingkar juga tidak datar.
Atom-atom tersebut membentuk suatu lingkar yang tidak memiliki tegangan dan
mengkerut.
4. Benzena
Benzena yang termasuk ke dalam golongan senyawa aromatik mempunyai rumus
molekul C6H6. Reaksi dengan hidrogen pada suhu dan tekanan yang tinggi dan
adanya katalis, menghasilkan sikloheksana C6H12.
Reaksi ini menunjukkan bahwa benzena adalah senyawa lingkar yang terdiri dari
enam atom karbon. Oleh karena benzena menyerap tiga mol hydrogen untuk

mengubah satu mol benzena menjadi sikloheksana, salah satu kemungkinan


adalah bahwa benzena mengandung tiga ikatan rangkap C = C yang berselangseling dengan tiga ikatan tunggal C-C seperti ditunjukkan oleh struktur berikut :

Pada struktur ini terlihat bahwa semua atom hidrogen dalam molekul benzena
adalah setara.
5. Isomer optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya tidak saling
menutupi satu sama lain. Hubungan yang sama seperti tangan kanan dan tangan
kiri. Disebut isomer optik karena dia bersifat optik aktif sehingga dia memiliki
kemampuan untuk memutar bidang polarisasi dari sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral molekulnya bersifat optik aktif bila tidak
memiliki pusat simetri atau bidang simetri. Atom ini disebut asimetri atau chiral
dalam hal ini karbon mengikat 4 gugus yang berbeda.
CH2CL2
-

CH2ClBr

CHFBr

VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Sudut ikatan dalam suatu molekul ditentukan adanya pasangan


elektron bebas dalam molekul tersebut. Semakin banyak
pasangan elekron bebas dalam suatu molekul, maka semakin
kecil sudut ikatan dalam molekul tersebut. Ada beberapa bentuk
dasar molekul, yaitu linear, segitiga datar, tetrahedral, trigonal
bipiramida, dan bentuk V.

2. Berubahnya sudut ikatan dan bentuk molekul disebabkab oleh


adanya PEByang menyebabkan gaya tolak-menolak antar
elektronnya berbeda.

3. Bentuk molekul yang mempunyai atom pusat tanpa PEB ada 5 bentuk,
yaitu:
a) Bentuk linier dengan rumus AB2
b) Bentuk segitiga planar dengan rumus AB3
c) Bentuk tetrahedral dengan rumus AB4
d) Bentuk segitiga bipiramida dengan rumus AB5
e) Bentuk oktahedral dengan rumus AB6
4. Bentuk molekul yang atom pusatnya memiliki PEB ada 8 bentuk, yaitu :
a) Bentuk V atau bengkokan
b) Bentuk segitiga piramida
c) Bentuk tetrahedral tak beraturan
d) Bentuk T
e) Bentuk linier
f) Bentuk segiempat piramida
g) Bentuk segiempat planar
5. Senyawa optik aktif adalah senyawa yang memiliki atom karbon kiral atau
karbon asimetri. Untuk mendapatkan karbon kiral, atom karbon harus

berikatan dengan 4 atom terminal yang berbeda. Selain itu apabila bayangan
model senyawa optik aktif ini dihimpitkan dengan model molekulnya akan
diperoleh bahwa antara model dan bayangannya tidak akan berhimpit

DAFTAR PUSTAKA
Staf Kimia Dasar. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Bukit Jimbaran :
Jurusan Kimia, F.MIPA, UNUD.
Lillasari. 1993. Sistem Pembelajaran Kimia Dasar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Jilid 1 Edisi
Keempat. Erlangga. Jakarta.
Sukarti. 1996. Kimia Jilid 1. PT. Pabelan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai