Anda di halaman 1dari 3

Do’a

Doa berasal dari bahasa Arab ‫ الدعاء‬yang memiliki arti permintaan atau permohonan.
Menurut bahasa doa merupakan permintaan dan permohonan. Sedangkan, menurut istilah doa
adalah penyerahan diri kepada Allah SWT dalam memohon keinginan dan meminta
dihindarkan dari hal yang dibenci. Doa berarti ibadah. Diriwayatkan oleh At Tirmidzi no
2969, Rasulullah Saw bersabda.

‫ال ُّدعَا ُء ُم ُّخ ْال ِعبَا َد ِة‬


Artinya: "doa itu merupakan inti dari ibadah". Ibadah yang dimaksudkan semata-mata
dilakukan hanya kepada Allah SWT. Berdoa dilakukan dengan tunduk dan penuh ketakutan
kepada Allah SWT.
Allah SWT telah berfirman dalam Q.S Ghafir ayat 60.

ِ ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ٱ ْد ُعونِ ٓى أَ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم ۚ إِ َّن ٱلَّ ِذينَ يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِى َسيَ ْد ُخلُونَ َجهَنَّ َم د‬
َ‫َاخ ِرين‬

Arab-latin: wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī


sayadkhulụna jahannama dākhirīn

Artinya:"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan


bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."

Tapi, mengapa kita harus berdoa? Bukankah tanpa berdoa pun Allah sudah tahu apa
yang kita inginkan? Mengapa kita harus menceritakan segala apa keluhan kita pada Allah?
Bukankah tanpa kita bercerita pun Allah lebih mengetahui permasalahan yang kita hadapi?

Jawabannya adalah karena kita butuh Allah. Kita tahu bahwa Allah-lah Dzat Yang Maha
Perkasa. Dia-lah tempat kita mengadukan segala permasalahan kita. Ya, memang benar.
Tanpa kita bercerita pun Allah tahu apa yang terjadi dengan kita. Tapi dengan doa lah, rasa
optimisme kita dalam menyelesaikan masalah akan muncul. Karena kita telah berpasrah
kepada Allah dalam doa-doa kita. Nah itu mengapa kita perlu bedo’a, karena kita butuh
Allah, kita harus memohon dan memasrahkan kepada Allah atas semua kebutuhan kita.

Tapi mengapa saat ini masih banyak di antara kita yang berdoa namun tetap berada
dalam masalah dan bahkan kecewa dengan apa yang terjadi? Karena kita tidak paham akan
esensi dari berdoa itu sendiri.

Seringkali kita hanya menjadikan doa sebagai ritual semata, tanpa menghadirkan hati dan
rasa butuh pada Allah. Itulah yang membuat doa kita seakan-akan tak berdampak apapun
pada kehidupan kita. Berdoa akan membuat kita optimis dalam menghadapi sebuah
permasalahan apabila kita khusyuk dan merasa benar-benar butuh pada Allah. Itulah
sebenarnya esensi dari berdoa itu sendiri. 

Apa hanya dengan berdo’a apa yang kita inginkan akan terkabulkan?

kita tidak hanya di tuntut untuk berdo’a saja, namun kita harus membarenginya,
menggandengnya dengan yang namanya USAHA. Usaha adalah sebuah modal/mahar dimana
modal/mahar itu untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena ada pepatah mengatakan
Usaha tanpa Do’a adalah sombong dan doa tanpa usaha adalah sia-sia. Jadi kedua hal tersebut
harus di kerjakan semuanya.

Apa kalau sudah usaha, doa langsung di kabulkan sama Allah ?

Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. 
Apabila kita sudah bekerja keras, usaha, doa kepada Allah namun hasilnya tidak sesuai
dengan  harapan mungkin Allah menyiapkan sesuatu yang lebih indah untuk kita, karena
tiada rencana terindah kecuali rencana Allah. ikuti jalannya dan terus berdo'alah dan selalu
berbuat baik.

Imam Al-Baijuri di dalam kitabnya Tuhfatul Murȋd ‘alȃ Jauharatit Tauhȋd


mengungkapkan bahwa dikabulkannya doa itu bisa dengan berbagai macam cara. Dalam
kitab tersebut setidaknya beliau mengungkapkan 3 (tiga) macam cara Allah mengabulkan
permintaan hamba-Nya.
- Pertama, ada kemungkinan doa dikabulkan oleh Allah sesuai dengan permintaan yang
diajukan oleh sang hamba dalam waktu segera.   Ini berarti ketika seorang hamba memohon
sesuatu kepada Allah, maka Allah memenuhi permintaanya tersebut sesuai dengan apa yang
ia minta dan pada waktu yang cepat.

contohnya Bila sang hamba dalam keadaan sakit dan meminta untuk segera diberi
kesembuhan, maka Allah berikan kesembuhan kepadanya segera. Apa yang diberikan Allah
sama persis dengan apa yang diminta sang hamba.

- Kedua, ada kalanya doa dikabulkan oleh Allah sesuai dengan permintaan yang diajukan
oleh sang hamba namun tidak dalam waktu segera. Allah menunda pemberian dan
pengabulan permintaaan tersebut karena adanya kemaslahatan dan hikmah tertentu yang
hanya diketahui oleh Allah saja.

contohnya Orang yang sakit meminta kesembuhan kepada Allah. Semestinya Allah memang
hendak mengabulkan permintaannya, namun tidak sekarang. Mungkin setelah satu atau dua
tahun kemudian permintaan sang hamba baru dikabulkan, ia sembuh setelah sekian waktu
lamanya.  Penundaan dikabulkannya doa oleh Allah ini bukan karena Allah enggan untuk
memberi pada waktu segera sebagaimana yang dikehendaki oleh sang hamba. Penundaan ini
tidak lain karena Allah lebih tahu tentang hikmah, maslahat dan manfaat dikabulkannya doa
pada waktu mendatang, bukan sekarang

-Ketiga, bisa jadi sebuah doa dikabulkan oleh Allah tapi dalam bentuk yang lain, tidak sesuai
dengan apa yang diminta oleh sang Hamba. Ini dikarenakan apa yang diminta oleh sang
hamba sesungguhnya tak ada maslahat dan manfaat baginya, sedangkan apa yang diberikan
Allah ada manfaat dan maslahat baginya. Atau, bisa jadi apa yang diminta oleh sang hamba
ada manfaatnya, namun apa yang diberikan Allah jauh lebih manfaat dan maslahat.

contohnya Seorang pelajar yang sangat ingin meneruskan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi namun terbentur minimnya biaya, ia berdoa memohon kepada Allah untuk bisa
mendapatkan beasiswa. Allah berkehendak mengabulkan permintaannya. Tapi bukan
beasiswa yang diberikan kepada sang hamba. Kepadanya Allah berikan pekerjaan yang
dengannya ia dapat menghasilkan uang untuk membiayai pendidikannya, dan itu—dalam
pandangan Allah—bisa jadi jauh lebih manfaat bagi sang pelajar dari pada mendapatkan
beasiswa.

(ceramah ustadz adi hidayat)

kesimpulannya, keyakinan bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah adalah suatu keharusan.
Sedangkan bagaimana cara Allah mengabulkannya pastilah di sana ada kebaikan. Wallahu
a’lam.

Anda mungkin juga menyukai