Anda di halaman 1dari 13

ENDOKRINOLOGI REPRODUKSI

HORMON – HORMON REPRODUKSI


Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal ( fisiologi ).
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu hewan berhenti, hewan tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
hewan yang diambil organ reproduksinya ( testes atau ovarium ) hewan tersebut tidak mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah hewan mencapai masa pubertas
atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh hewan. Hewan tingkat tinggi, termasuk ternak, bereproduksi secara
seksual, dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fisiologik yang meliputi
fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintegrasi antara proses yang satu dengan yang
lainnya.

1. FISIOLOGI HORMON

Istilah hormon berasal dari bahasa yunani (horman) yang berarti mengatur
pergerakan. Hormon diartikan sebagai messenger kimia dari suatu sel atau sekelompok sel
kepada sel lain. Atau dengan kata lain, Hormon adalah zat kimia organik yang diproduksi
oleh sel-sel khusus dalam tubuh tanpa saluran yang dirembeskan melalui aliran darah dalam
jumlah kecil dapat menghambat/ merangsang aktivitas fungsional organ target spesifik.
Seluruh organisme multiseluler menghasilkan hormon.

Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, tetapi sesungguhnya hormon dihasilkan


hampir disetiap jenis sistem organ dan jaringan pada tubuh hewan. Hormon dihasilkan oleh
kelenjar endokrin yaitu Hypothalamus, Hypofisis, Thyroid, Parathyroid, Pancreas (pulau
Langerhan), Adrenal (medula dan korteks), Gonad (ovarium dan testes), Plasenta, Thymus,
Membran Mucosa Usus.

2. KLASIFIKASI HORMON
A. BERDASARKAN CARA KERJA
- Hormon Reproduksi Utama
- Hormon Metabolik
B. BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA
- Hormon Golongan Protein/ - - Glikoprotein/ Polipeptida
- Hormon Golongan Steroid
- Hormon Golongan Asam Lemak

Hormon disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah, tetapi ada yang


disekresikan langsung kelingkungan luar atau disebut hormone ectohormon. Hormone
berpindah melalui sirkulasi atau difusi pada sel targetnya. Pergerakan hormon pada sel target
yang berada didekatnya dalam jaringan yang sama disebut sebagai aksi parakin.

Fungsi hormon adalah sebagai pemberi signal pada sel target. Aksi hormon ditentukan
oleh pola sekresi dan signal tranduksi jaringan penerima. Faktor yang mempengaruhi kerja
hormon pada target organ:

a. Kecepatan sintesis dan sekresi hormon


b. Sistem transpor hormon dalam plasma
c. Kecepatan degradasi hormon
d. Kecepatan perubahan hormon (inaktif dan aktif)
e. Perbedaan letak reseptor spesifik

Aksi hormon bervariasi secara luas, meliputi stimulasi atau hambatan pertumbuhan,
induksi atau supresi apoptosis ( kematian sel terprogram), aktivitas atau inhibisi sistem imun,
regulasi dan prepasi aktivitas baru ( berkelahi, kawin, dll) atau fase kehidupan (pubertas,
bunting, monopouse). Dalam beberapa kasus, satu hormon mungkin meregulasi produksi dan
pelepasan hormon lain. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada seluruh organisme
multiseluler.

Signal tranduksi adalah beberapa proses dimana satu sel mengkonvensi satu jenis
signal atau stimulus pada sel lain. Stigma tranduksi hormon mengikiti beberapa tahapan
sebagai berikut

- Biosintesis hormon
- Penyimpanan dan sekresi hormon
- Transportasi hormon pada organ target
- Pengenalan hormon oleh protein reseptor hormon yang menghasilkan perubahan
konformasi
- Pengangkatan hormon
Kelenjer penghasil hormon reproduksi

- Hipothalamus : gnrh; trh; pih; oksitosin, vasopresin (adh/anti diuretic hormone)


- hipofisis : hipofisis anterior : fsh; lh; pr 
- hipofisis posterior : oksitoxin ; vasopresin 
- Gonad (ovarium dan testes) : e2; p4; t4; inhibin dan relaksin 
- Uterus : relaksin; pgf
- Plasenta : hcg; pmsg; pl; protein b

HORMON PADA HIPOTHALAMUS

a. Gonadotropin Releasing Hormon( GnRH)

Gonadotropin releasing hormon( GnRH) ini bertanggung jawab untuk pelepasan FSH
dan LH dari hipofisa anterior. GnRH dipertimbangkan sebagai neurohormon yaitu hormon
yang menghasilkan sel neuron spesifik dan dilepaskan pada terminal neuronnya. Daerah
utama produksi GnRH adalah pada preoptik area hipothamus, yaitu berisi kebanyakan neuron
yang mensekresikan GnRH. GnRH disekresikan pada pembuluh portal hipofisal pada median
eminence. Pembuluh darah yang membawa GnRH mengaktifkan reseptornya sendiri yakni
gonadotropin – releasing hormone receptor (GnRHR) yang berlokasi dalam membran sel.
Terdapat sekresi berbeda GnRH pada hewan jantan dan betina. Pada jantan, GnRH
disekresikan dalam pulsa dengan frekuensi konstan, tetapi pada hewan betina frekuensi pulsa
bervariasi selama siklus estrus dan terdapat GnRH surge sesaat sebelum ovulasi.
GnRH berfungsi menstimulasi sintesis dan sekresi folikel stimulating hormon (FSH) dan
luteulizing hormon (LH). Proses tersebut dikontol oleh ukuran dan frekuensi GnRH. Sekresi
GnRH penting untuk mengatur siklus reproduksi. Oleh karena itu , hormon tunggal GnRH
mengontrol proses kompleks seperti pertumbuhan folikel, ovulasi dan pemeliharaan kurpus
luteum pada hewan betina dan spermatogenesis pada hewan jantan. Pada hewan domestik,
terdapat 3000- 4000 neuron GnRH. Regulasi reproduksi diatur terjadi melalui sekresi
gonadotropin pituitari yang melibatkan hormon LH dan FSH. Sekresi hormon ini diatur oleh
feedbeck positif dan feedback negatif tergantung pada fase siklus steroid gonad dan stimulasi
pelepasan GnRH.

GnRH ( gonadotropin – releasing hormone) juga dikenal sebagai luteulizing hormone


– release ( LHRH) berfungsi sebagai menstimulasi sekresi LH dan FSH. 
HORMON HIPOFISA

Glandula hipofisa berlokasi pada dasar otak. Glandula hipofisa ini terbagi atas 3 lobus yaitu :

- Lobus anterior
- Lobus intermedia
- Lobus posterior

b. LOBUS ANTERIOR

Lobus ini mensekresi hormon yaitu hormon:

 FOLIKEL STIMULATING HORMONE ( FSH )

Folikel stimulating hormone ( FSH ) adalah hormon yang disintesis dan disekresikan
oleh gonadotrop dalam glandula hipofisa anterior. Didalam ovarium, FSH menstimulasi
perkembangan folikel de graaf immatur menjadi matur. Ketika folikel bertumbuh, folikel
melepaskan inhibin, yang berfungsi menekan produksi FSH. Pada hewan jantan, FSH
berfungsi meningkatkan protein androgen – binding oleh sel sertoli testes dan perlu untuk
spermatogenesis.

FSH adalah suatu glikoprotein yang terdiri dari rantai alpha dan rantai beta. Rantai
alpha yang sama ditemukan pada LH dan rantai beta yang terdiri 115 asam amino. masing –
masing glikoprotein terdiri dari unit monomer adalah suatu molekul protein dan gula yang
melekat padanya. 

Pada hewan jantan dan betina, FSH menstimulasi pematangan sel germinal. Pada
hewan betina, FSH mengisiasi pertumbuhan folikel, ddan berperan juga dalam proses ovulasi.
Ketika inhibin meningkat, level FSH kemudian menjadi turun. Hal ini perlu untuk seleksi
foikel yang akan ovulasi. Sintesis dan pelepasan FSH dipacu oleh GnRH dari hipothalamus.
Pemberian FSH pada hewan akan menginduksi superovulasi atau perkembangan jumlah
folikel lebih dari normal, dan akibatnya meningkatkan jumlah gamet matur. 

 LUTEINIZING HORMONE ( LH )

Leteinizing hormone (LH) adala hormon yang disintesis dan disekresikan oleh
gonadotrop dalam glandula hipofisa anterior. Hormon ini merupakan salah satu hormon
untuk fungsi seksual. Selain hormon FSH, hormon LH juga disintesis dalam sel hipofisa yang
sama seperti FSH dan distimulasi oleh GnRH.

Struktur hormon LH ialah glikoprotein, dengan satu protein dimer, masing – masing
monomer berhubungan dengan gula. Strukturnya mirip dengan FSH, hCG, TSH. Protein
dimer terdiri dari 2 unit polipeptida yakni sub unit alpha dan sub unit beta. Sub unit alpha
LH, FSH, TSH dan hCG adalah identik, berisi 92 asam amino. Asam unit sub beta bervariasi.
Hormon LH mempunyai sub unit beta dengan 121 asam amino yang memberikan aksisi
biologis spesifik dan bertanggung jawab untuk interaksi dengan reseptor LH. Bagian gula
hormon initerdiri dari fruktosa, galaktosa, mannosa, galaktosamine, dan asam sialat. Asam
sialat penting untuk half life biologisnya yang hanya sekitar 20 menit.

Fungsi dari LH adalah Pada hewan betina, Lh surge sekitar pada saat estrus akan memicu
awal rupturnya folikel de Graaf dan ovulasi. Hormon LH juga menginduksi sisa sel granulosa
dan sel theca interna untuk menjadi korpus luteum. LH – surge ini juga menyebabkan oosit
primer komplit mengalami miosis I dan memasuki miosis II melalui aksi maturation –
promoting factor ( MPF ). Hal ini akan memicu aksi kolagenase yang menghancurkan
jaringan kolagen sekitar folikel. Selanjutnya, terjadi peningkatan level prostaglandin yang
menginduksi kontraksi otot lokal didalam diding ovarium. Sel – sel theca interna pada hewan
betina respon terhadap LH melalui produksi androgen dan estrogen.
Pada hewan jantan, pada hewan jantan LH juga dikenal sebagai iterstitial cell stimulating
hormone( ICSH ). LH menstimulasi produksi seks steroid dari gonad. Respon LH terhadap
Sel – sel leydig pada testes hewan jantan akan mensekresikan hormon testosteron.

 PROLAKTIN ( PRL)

Struktur prolaktin adalah suatu protein dengan 198 asam amino. Hormon ini berperan
dalam membantu persiapan glandula mammae pada saat kebu tingan untuk menghasilkan
susu. Setelah lahir prolaktin membantu sintesis susu. Produksi prolaktin distimulasi oleh
TRH dan ditekan oleh estrogen dan dopamine. Selain itu bersama progesteron berperan
dalam pembentukan korpus luteum.

c. LOBUS POSTERIOR

Disebut juga neurohipofisa yang merupakan lobus posterior glandula hipofisa dan
bagian dari sistem endokrin. Lobus posterior terutama projeksi neuron ( axon ) yang
memanjang dari supraoptik dan nukleus paraventriculus hipothalamus yang mensekresikan
hormon peptida ke dalam kapiler sirkulasi hipofisa.

Hipofisa posterior terdiri dari 3 komponen, yaitu:

1. Pars nervosa
2. Infundibular stalk
3. Median eminence

Hormon yang secara klinis sebagai hormon hipofisa posterior disintesis oleh
hipothalamus. Hormon tersebut disimpan dan disekresikan oleh hipofisa posterior ke dalam
pembuluh darah.

Hormon – hormon hopofisa posterior adalah 

 OKSITOSIN
Oksitosin adalah hormon golongan peptida dengan 9 asam amino. Oksitosin bekakerja
pada stimulasi kontraksi uterus pada saat kelahiran dan stimulasi pelepasan susu ketika
foetus mulai menyusui. 
 VASOPRESIN ( ANTIDIURETIC HORMON: ADH)

Hormon ini tidak berperan dalam proses reproduksi namun bekarja untuk stimulasi retensi air
atau peningkatan tekanan darah melalui kontraksi arteriole.

HORMON OVARIUM

Pada beberapa tahun lalu, telah dilakukan penelitian bahwa ovarium mensekresikan
hormon steroid yakni estradiol 17β dan pregesteron. Estradiol 17β pertama akli diekstraksi
dari cairan folikel babi. Selain itu ovarium juga mensintesis substansi non-steroid dengan aksi
hormonal seperti pengaruh fungsi sel – sel lain. Struktur kimia beberapa hormon tersebut
telah diketahui seperti prostaglandin, relaksin dan oksitoksin. Kehadiran subtansi tersebut
diketahui dari aktivitas biologisnya seperti pada peran inhibin. Sebagian hormon – hormon
ovarium disekresikan kedalam pembuluh darah melalui vena ovarium atau sistem limfatik,
sedangkan yang lain terutama beraksi secara lokal ke dalam ovarium.

 HORMON INHIBIN

Inhibin adalah hormon glikoprotein yang diproduksi oleh sel sertoli dalam tubulus
seminiferus dari testis hewan jantan dan oleh sel granulosa dari folikel pada ovarium hewan
betina. Sekresi inhibin oleh kedua jenis kelamin hewan ini dapat menghambat pelepasan FSH
dari hipofisa anterior tanpa mempengaruhi pelepasan LH. Ditinjau dari stuktur kimianya
inhibin adalah termasuk hormon glikoprotein dengan BM 32kDa dan mempunyai dua ikatan
peptida yang disebut sebagai subunit alpha dan beta. 

Sintesa inhibin terjadi dalam sel sertoli yang ada di dalam tubulus seminiferus pada
testis dan sel granulosa dari folikel ovarium yang diatur oleh hormon-hormon dari
hypothalamus dan hipofisa anterior. Gonadotrophin Releasing Hormon (GnRH) yang
dihasilkan dari hypothalamus bekerja pada sel basofil dari hipofisa anterior untuk mendorong
sintesa dan sekresi gonadotrophin. GnRH berikatan dengan reseptor yang ada di permukaan
sel membran dari sel basoplhil hipofisa anterior. Ikatan tersebut akan mengaktifkan enzim
adenil siklase, suatu enzim yang diperlukan untuk katalisa ATP menjadi cAMP. \ Selanjutnya
cAMP mengaktifkan protein kinase dan mempengaruhi proses fosforilase protein di dalam
inti sel sehingga terjadi transkripsi DNA dan menghasilkan mRNA berjajar di permukaan
membentuk polisom. Transkripsi RNA yang membawa asam amino bergerak menuju
ribosom. Asam amino- asam amino yang dibawa tRNA akan diterjemahkan oleh mRNA
melalui proses transkripsi dan translasi untuk dibentuk protein khusus sesuai dengan kodon-
kodon dari mRNA. Protein yang terbentuk dalam retikulum endoplasmic akan bergerak
menuju golgi aparatus untuk dipadatkan membentuk granula sekretoris. Granula sekretoris
bergerak ke tepi menuju dinding sel membran untuk dikeluarkan isinya menuju peredaran
darah.

 Pada Hewan Jantan

Pada hewan jantan inhibin dihasilkan oleh sel sertoli pada testes. Inhibinmelalui
umpan balik negatif akan menghambat sekresi FSH dari hipofisa anterior. Sedangkan
testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig dibawah pengaruh hormon LH mempunyai
mekanisme umpan balik negatif terhadap hypothalamus dan hipofisa sehingga menghambat
sekresi gonadotrophin oleh hipofisa anterior. 

 Pada Hewan Betina

Pada hewan betina inhibin dihasilkan oleh sel-sel granulosa dari folikel Ovarium.
Inhibin berfungsi menghambat sekresi FSH melalui mekanisme umpan balik negatif terhadap
hipofisa anterior sedangkan estradiol bekerja sebagai umpan balik positif pada hipothalamus.
Pada permulaan siklus menstruasi pada wanita, sel gonadotrophin hypofisa anterior
merelease FSH. FSH ini kemudian menuju ke ovarium dan berikatan dengan oocyt immature
untuk mengawali maturasinya. Begitu oocyt mature atau folikel memproduksi estrogen, akan
timbul feedback negatif untuk menghambat release FSH, selanjutnya setelah kira-kira 14
hari, satu oocyt akan mature dan merelease lonjakan estrogen terakhir yang menyebabkan
hipofisa gonadotropin memproduksi LH (lutinizing hormon. Lonjakan (spike) LH
menyebabkan folikel ruptur, sehingga menyebabkan produksi estrogen menurun. Sel-sel di
dalam ovarium yang ikut berperan pada awal maturasi folikel dan tetap bertahan sampai
terjadinya ovulasi akan berkembang menjadi struktur yang disebut corpus luteum. 
Corpus luteum menghasilkan progesteron yang bekerja sebagai umpan balik negative
terhadap hipothalamus dan hipofisa anterior sehingga FSH dan LH tidak diproduksi oleh
hipofisa anterior dan berakibat pertumbuhan folikel dan proses ovulasi tidak terjadi sampai
pada saat corpus luteum mengalami regresi. Meskipun estrogen merupakan stimulus utama
bagi LH spike, inhibin dipercaya menghambat release sejumlah FSH pada waktu ini,
sehiungga responya menjadi bagus. Selama fase luteal atau periode post ovulasi, level inhibin
meningkat untuk membantu menekan hipofisa merelease FSH. Kemudian ketika level inhibin
menurun pada siklus menstruasi.
Pada tikus inhibin-A rendah pada hari-hari dalam fase metestrus dan meningkat
menuju kadar maksimum pada akhir siklus proestrus. Konsentrasi inhibin akan menurun
secara tajam pada permulaan siklus estrus. Perubahan konsentrasi ini dicerminkan dari
observasi dalam konsentrasi estradiol plasma. Konsentrasi inhibin-A berlawanan dengan
inhibin-B yang mempunyai konsentrasi tinggi pada waktu metestrus, menurun sedikit pada
waktu proestrus dan menurun sedikit pada awal estrus. Penurunan pada kedua jenis inhibin
pada awal estrus bersamaan dengan kadar puncak FSH, konsisten dengan hubungan feedback
negatif antara FSH dan inhibin.

Dalam cairan folikel manusia, konsentrasi inhibin-A sedikit berhubungan dengan


diameter folikel (dan kemudian berkembang), dimana peningkatan konsentrasi inhibin-B
menandai perkembangan folikel. Pada ruminansia, konsentrasi inhibin-A kebanyakan
berhubungan dengan kesehatan folikel. Pada folikel yang regresi atau atresi mengandung
lebih banyak inhibin daripada folikel sehat. Selama siklus menstruasi yang pertama
konsentrasi inhibin-A rendah selama fase folikuler, kemudian bertambah setelah ovulasi dan
meningkat mencapai maksimum selama fase pertengahan luteal. Hal ini sesuai dan konsisten
dengan berkurangnya korelasi antara inhibin-A dengan perkembangan folikel dan
diperkirakan bahwa inhibin- A utama terdapat pada fase luteal yang sebenarnya. Hal ini
berlawanan dengan konsentrasi inhibin-B yang tinggi dalam fase folikuler dan menurun
secara progresif sampai terjadinya ovulasi. Hal ini berlawanan dengan perubahan sekresi
estradiol, namun penurunan yang terjadi dapat dilihat dalam sekresi FSH. Sebuah studi baru-
baru ini melaporkan inhibin dalam darah domba terlihat ada perubahan kecil selama fase
folikuler dan segera menurun diikuti oleh terjadinya ovulasi.

Pada ternak inhibin-A dimeric hanya dapat dihitung dalam plasma pada hewan yang
disuperovulasi. Belum jelas diketahui bagaimana hubungan antara konsentrasi inhibin dengan
bioaktivitasnya karena perbedaan molekuler dari spesies dan juga ada tidaknya inhibin
binding protein dalam plasma. Terdapat dua inhibin binding protein yang utama yaitu
folistatin dan alpha 2-macroglobulin. Alpha 2-macroglobulin mempunyai high capacity
(kapasitas tinggi) namun afinitas binding proteinnya rendah. Sedangkan follistatin
mempunyai afinitas yang tinggi namun kapasitas bindingnya rendah.
 HORMON STEROID

Progesteron dan estradiol 17β merupakan hormon steroid utama yang disekresikan
oleh ovarium. Seluruh steroid disintesis dari kolesterol, yang dihasilkan dari asetat didalam
sel, atau ditransportasikan ke dalam plasma darah. 

 HORMON ESTROGEN 

Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid kelamin, karena mempunyai
struktur kimia berintikan steroid yang secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh
kelenjar endokrin sistem produksi hewan betina. Hewan jantan juga memproduksi estrogen
tetapi dalam jumlah jauh lebih sedikit, fungsi utamanya berhubungan erat dengan fungsi alat
kelamin primer dan sekunder hewan betina.

Hal yang spesifik bagi hormon ini pada hewan betina yang sudah pubertas ialah
sekresinya dari ovarium berlangsung secara siklik dan peranannya yang sangat penting dalam
mempersiapkan kehamilan.

Hormon ini juga berperan dalam proses perubahan habitus seorang hewan betina yang
belum pubertas menjadi hewan betinayang sudah dewasa kelamin, kemudian menjelang akhir
masa reproduksi produksinya mulai menurun dan sekresinya tidak lagi bersifat siklik.
Hormon steroid termasuk ikatan hormon hidrogen, yang mempunyai bermacam-macam
pengaruh yang khas, tergantung dari perbedaan dalam susunan gugus metal, ikatan rangkap,
hidroksi atau kelompok keton. Hormon ini termasuk zat lipofil yang sedikit larut dalam air.
Pada tahun 1926 Loewe dan Frank pertama kali melaporkan adanya aktifitas estrogen dalam
darah manusia, sedangkan Frank dan Goldberger pada tahun yang sama berhasil menemukan
kondisi “double peak” selama siklus birahi normal dengan menggunakan teknik bioassay.
Pada tahun 1935 Mac. Corquodale pertama kali mendapatkan kristal estradiol dari cairan
folikuler ovarium dan juga estron ditemukan dalam cairan folikel tetapi dalam jumlah yang
kecil.

Estrogen telah digunakan secara luas pada sapi dan domba sebagai subtansi penyebab
abortus, karena mempunyai aksi leutolitik yang mungkin disebabkan oleh Prostaglandin.
Pada babi, estrogen mempunyai efek luteotropik dan oleh sebab itu digunakan dalam
singkronisasi estrus. Mekanismenya melalui pemeliharaan fase luteal sampai perlakuan
estrogen dihilangkan dan diikuti oleh injeksi prostaglandin yang menyebabkan regresi CL.
Estogen alamiah yang terpenting adalah estradiol (E2), estron (E1), dan estriol (E3). Secara
biologis, estradiol adalah yang paling aktif.

 PROGESTERON

Progesteron disekresikan oleh sel – sel luteal korpus luteum. Hormon ini juga
disekresikan oleh plasenta dan glandula adrenal. Progesteron ditrasportasikan kedalam darah
melalui ikatan pada globulin seperti androgen dan estrogen. Regulasi sekresi progesteron
terutama distimulasi oleh LH pada hewan domestik. 

Progesteron berfungsi menjaga kehamilan dengan cara mempersiapkan uterus untuk


implantasi melalui peningkatan glandula sekretori didalam endometrium dan menghambat
motilitas miometrium. Progesteron beraksi secara sinergik dengan estrogen untuk
menginduksi tingkah laku estrus pada domba dan sapi. Agar progesteron mempunyai efek
terhadap suatu jaringan maka jaringan tersebut pertama kali harus dipengaruhi dan diekspos
terhadap estrogen. Bersama – sama dengan estrogen, progesteron menginduksi
perkembangan sistem lobulo – alveolar mammae, dan hipertrofi endometrium uterus. Level
tinggi progesteron akan menghambat estrus dan LH surge ovulatori. Oleh karen itu, hormon
progesteron penting dalam regulasi siklus estrus. 

Pemberian progesteran dapat mencegah terjadinya abortus pada saat kebuntungan


karena progesteron yang cukup dalam tubuh. Hal ini disebabkan hormon progesteron akan
menjaga kebuntingan. Preparat progesteron juga dapat digunakan dalam penyentakan birahi
pada sekelompok hewan.

HORMON TESTIS

 TESTOSTERON

Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya


adalah testis pada jantan dan folikel pada ovarium betina. Baik bagi jantan atau betina,
Testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya adalah meningkatkan
libido,fungsi imun,energi,dan perlindungan dari osteoporosis.

Namun pengaruh testosteron lebih besar bagi hewan jantan. Bagi hewan
jantan,testosteron merupakan hormon seks yang punya peran pentng dalam fungsi
seksual,produksi sperma,pembentukan otot. Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan
seseorang mengalami kelelahan kronis,gangguan mortalitas.
Riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat
penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah pada
hewan carnivora. Kadar testosteron yang normal adalah berada di kisaran 12 nmol/1 sampai
40 nmol/1. Jika kurang dari itu,maka mengidap sindrom kekurangan testeron

 ANDOGEN

Andogen adalah hormon steroid yng berperan dalam merangsang dan pengendalian
pembangunan serta pemeliharaan karakteristik sifat kejantanan dengan meningkatkan
reseptor androgen. Androgen merupakan dasar dari anabolik steroid. Juga menjadi pelopor
dari semua estrogen. 

DAFTAR PUSTAKA 

Anonymous.2000. Inhibin-synthesis, Secretion and Practical


Uses. www.medvet.umontreal.ca/erra_ang/CAP_inhibine.pdf 

Anonymous.2000. Bahan Ajar. http://e-biogene.blogspot.com/p/bahan-ajar-ii.html

Anonymous.2000.Hormon-hormon Reproduksi.http://blog.mediakeperawatan.com/hormon-
hormon-reproduksi.html

Anonymous.2001. Inhibin-A Dimer. Accurately Measures Only Bioactive Dimeric Inhibin-


A. http://www.aruplab.com/testbltn/inhibin.htm
Anonymous.2003. Activin/Inhibin. R & D System Inhibin Activin.
http://www.rndsystem.com/asp/g-sitebuilder.asp.bodyld=182
Budinuryanto, D.C. 1991. Karakteristik Domba Priangan Tipe Adu Ditinjau dari Eksterior
dan Kebiasaan Peternak dalam Pola Pemeliharaannya. Thesis Pascasarjana. IPB. Bogor
Guyton A. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-7. Jakarta: EGC, 1994; 330-333 
Jacob TZ, Baziad A.1994. Endokrinologi reproduksi. Edisi ke-1. Jakarta: KSERI
Supono. 1985. Ilmu kebidanan. Bagian kebidanan dan kandungan FK-Unsri. Palembang. 
Suherman KS. 1995 Farmakologi dan terapi. Edisi ke-4 Jakarta: Bagian Farmakologi FK-UI
Tugas Ilmu Kebidanan dan Kemajiran

Endokrinologi Reproduksi
Oleh:

YUSNI MULYANA
( 1002101010122 )

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013

Anda mungkin juga menyukai