Anda di halaman 1dari 34

PENERAPAN TEKNIK

KOMUNIKASI EFEKTIF
PRASANTI ADRIANI, S.SiT.,S.Kep.,Ns.,M.Kes.,
1. PRE OPERATIF
2. INTRA
3. POST
➢ Pada umumnya komunikasi dan edukasi pasien
dikonsepkan secara terpisahdalam lingkungan rumah
sakit, dimana hanya pasien, kerabatatau keluarga
dan praktisi kesehatan serta perawat yang hadir.
➢ Selama komunikasi dan edukasi edukasi pasien ini,
akan disampaikan mengenai Informasi penting
tentang operasi yang akan dilakukan, rencana
pengobatan, kondisi pasien saat ini dan makanan
yang harus sesuai dengan instruksi dari instalasi gizi.

KOMUNIKASI PASIEN
➢ komunikasi dan edukasi pasien merupakan
salah satu hak dari pasien, untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup pasien.
➢ Salahsatu faktor yang mempengaruhi edukasi
pasien adalah komunikasi yang efektif antara
perawat dengan pasien, perawat harus
menggunakan bahasa yang sederhana
supaya pasien mudah mengerti (Pirhonen,
Silvennoinen, and Sillence 2014)
➢ Perawat akan mengumpulkan data terlebih dahulu
dari pasien dan keluarga kemudian perawat akan
berdiskusi dengantim medis yang lain mengenai
kondisi pasien. Sesi diskusi ini dilakukan supaya pasien
mendapatkan informasi yang sesuai.
 Selain itu juga perawat akan berdiskusi dengan
pasien saar sesi edukasi untuk menambah wawasan
dan mengembangkan edukasi dari sudut pandang
pasien (Pirhonen, Silvennoinen, and Sillence 2014).
➢ Dalam penelitian yang dilakukan oleh
(Samantha et al. 2015) menyatakan bahwa
pemberian edukasi akan tergantung oleh
pemberi informasi, jika perawat atau tenaga
medis memberikan informasi terkait penyakit
yang dihadapi ini akan memberikanefek
positif pada perilaku pasien dalam mengatasi
rasa sakit.
Merupakan pemberian informasi dari
perawat ke pasien,keluarga pasien
meliputi biaya administrasi, tindakan
operasi,persiapan sebelum operasi
sampai dengan perawatan pascaoperasi
operasi (Prouty, Cooper, Thomas, et.al.,
2006 citRobby, Agustin, 2015).

A. KOMUNIKASI EDUKASI PRE OPERASI


Achadiat 2007 hal. 35 cit (Arisandi, Sukesi,
and Solechan 2014) menyatakan bahwa
informed consent adalah kolaborasi
antara tenaga medis dan pasien
mengenai keputusan pemberian
tindakan pengobatan yang akan
diberikan kepada pasien.
➢ Bosseet al. (2015) dalam penelitiannya
mengenai perawatan perioperatif dan
pentingnnya peningkatan kualitas perawatan
menyatakan bahwa selama fase pre operasi
kunjungan dari tim bedah hampir tidak
pernah dilakukan.
 Seharusnya pada fase ini pasien seharusnya
mendapatkan informasi mengenai kondisi
kesehatannya, teknik anastesi yang akan
dilakukan kemudian komplikasi yang mungkin
akan terjadi. Pada fase ini edukasi sangat
dibutuhkan oleh pasien, karena edukasi
tersebut bisa mengurangi kecemasan yang
dirasakan pasien (Guo Ping 2012).
Merupakan tindakan keperawatan oleh
perawat kepada pasien dengan
memberikan informasi setelah proses
pembedahan yang bertujuan agar fungsi
fisiologis dari tubuh pasien kembali normal
(Muttaqin and Kumala 2009).

B. KOMUNIKASI EDUKASI POST


OPERASI
Bosse et al. (2015) dalam penelitannya
mengenai perawatan perioperatif dan
pentingnnya peningkatan kualitas perawatan
menyatakan bahwa pada tahun 2009
sekelompok tim yang dibentuk menyatakan
bahwa fase post operatif perawatan pada
area luka jarang dilakukan sehingga akan
meningkatkan komplikasi infeksi.
Kemudian dari hasil diskusi tim membuat desain
mengenai perawatan post operatif yaitu
mengenai aplikasi pemberian obat anti nyeri,
manajemen perawatan luka, pemberian intake
dan output pada pasien dan dokumentasi post
operatif sesuai dengan kondisi pasien.
Sebelum dilakukan tindakan
keperawatan perlu dilakukan
pengkajian terlebih dahulu pada
pasien, berikut pengkajian yang
harus dilakukan pada pasien pre
operasi dan post operasi
1) Mengkaji riwayat kesehatan agar terhindar dari
komplikasai
2) Adanya nyeri saat BAK dan merasa tidak puas saat
berkemih
3) Merasa cemas karena gangguan saat berkemih
4) Adanya rencana tindakan operasi
5) Pemeriksaan fisik
6) Pemeriksaan laboratorium

PENGKAJIAN PRE OPERASI


1) Pemeriksaa fungsi fisiologis pada seluruh system
2) Meminimalisir adanya komplikasi setelah tindakan
pembedahan
3) Mengkaji istirahat tidur dan tingkat kenyamanan pasien
4) Respon psikologis pasien
5) Konsep diri pasien

PENGKAJIAN POST OPERASI


Potter A. Patricia (2010) tujuan dari edukasi adalah untuk
membantu suatu individu, keluarga, taupun masyarakat
dalam memelihara kesehatannya, memahami kondisi
kesehatan, dan menurunkan kecemasan pada individu atas
kondisi penyakitnya.

TUJUAN KOMUNIKASI DAN EDUKASI


a) Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang informasi
yang relevan mengenai tersedianya pelayanan kesehatan,
mekanisme koping, dan dukungan psikososial sebelum
tindakan pembedahan (Scott, 2012).
b) Untuk mendapatkan hasil pasca operasi yang lebih baik
dengan berbagai jenis pasien pembedahan (Shuldham, 2012).

MANFAAT KOMUNIKASI DAN EDUKASI


c) Pasien pre operasi membutuhkan informasi mengenai tindakan yang
akan dilakukan karena itu merupakan salah satu hak dari pasien.
Sebelum informed consent ditanda tangani pasien harus mendapatkan
penjelasan tentang proses pembedahan, efek samping dari
pembedahan serta komplikasi dari pembedahan(Baradero, 2014).
d) Untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien (Potter A. Patricia,
2005)
e) Mempercepat proses penyembuhan pasien (Potter A. Patricia, 2005)
f) Untuk menurunkan penggunaan obat anti nyeri setelah pembedahan
dan pasien bisa mentaati prosedur setelah tindakan pembedahan
(Potter A. Patricia 2005)
➢ Tahap dimana mulainya diambil keputusan untuk
dilakukan operasi sampai ke ruang operasi.
Pada tahap ini akan dilakukan pengkajian secara umum untuk
mengetahui riwayat kesehatan pasien, sehingga intervensi yang
dilakukan oleh perawat sesuai.

A. KONSEP TAHAP PERIOPERATIF


Secara umum pengkajian pada
tahap preoperatif meliputi :
1. pengkajian umum,
2. riwayat kesehatan dan
pengobatan,
3. Pengkajian psikososiospiritual,
4. pemeriksaan fisik
5. pemeriksaan diagnostik
Seperti, takikardi, hipertensi, aritmia, hiperventilasi dan nyeri akan
memperburuk kondisi pasien, hal ini disebabkan beberapa pemeriksaan
yang dilakukan pasien untuk persiapan operasi.
Saat pasien menunggu diruang operasi, mereka akan mengalami situasi
yang asing dengan lingkungan, kehilangan kontrol akan emosi karena
terpisah dari kelurga dan teman, serta harus bergantung pada orang
asing.
Kecemasan sebelum operasi bisa terjadi dan ini juga akan berhubungan
dengan tingginya kecemasan setelah operasi (Davis-Evans, 2013).

SELAMA PERIODE PREOPERATIF PASIEN


AKAN MENGALAMI RESPON
FISIOLOGIS
➢ Komunikasiteraupetik dalam tahap ini penting untuk
dilakukan oleh perawat, yaitu untuk memberikan
ketenangan pada pasien, memberikan informasi yang
pasien butuhkan, dan mengelola cemas pada pasien.
➢ Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Huber et al. 2012)
bahwa 57% (dari 30 responden) menyatakan bahwa pasien
merasa senang ketika perawat memberikan informasi lebih
jelas dan rinci, seperti mengenai komplikasi yang akan
terjadi, memahami tentang proses pembedahan dan pasien
pun lebih aktif untuk bertanya.
➢ Tahapdimana pasien sudah berada di ruang
operasi sampai ke tahap recovery room,
pada tahap ini pasien akan mengalami
beberapa prosedur seperti, anestesi,
pengaturan posisi bedah, manajemen asepsis
dan prosedur tindakan invasif akan
memberikan implikasi pada masalah
keperawatan yang akan muncul.
➢ Banyak prosedur pembedahan yang
dilakukan dengan menggunakan anastesi
lokal ataupun regional pada tahap ini.

B. KONSEP TAHAP INTRA OPERATIF


➢ Meskipun pasien sudah sadar dari pengaruh anastesi,
namun faktor lain yang menyebabkan cemas pada
pasien setelah tahap ini adalah
1. proses yang akan dilewati setelah efek anastesi
hilang,
2. rasa nyeri pada area operasi,
3. perasaan pada proses pembedahan,
4. banyaknya obat yang harus diberikan setelah proses
pembedahan (Davis-Evans 2013).
➢ Pengkajian pada tahap ini lebih kompleks dan
dilakukan secara cepat dan ringkas agar
segera bisa dilakukan tindakan keperawatan
yang sesuai.
➢ Perawat
yang bertugas akan berusaha untuk
meminimalkan resiko cidera dan resiko infeksi
yang merupakan efek samping dari prosedur
bedah yang dilakukan.
➢ Padapelaksanaannya proses keperawatan
membutuhkan persiapan yang baik dan
pengetahuan tentang proses yang terjadi
selama prosedur pembedahan dilakukan
Tahap dimana pasien sudah masuk ke recovery room
sampai pasien dalam kondisi sadar sepenuhnya untuk
dibawa ke ruang rawat inap. Proses keperawatan
pascaoperatiff akan dilaksanakan secara berkelanjutan
baik di recovery room, ruang intensif dan ruang rawat inap
bedah

C. KONSEP TAHAP PASCA OPERATIF


1. pengkajian respirasi,
2. sirkulasi,
3. status neurologi, suhu tubuh,
4. kondisi luka dan drainase,
5. nyeri,
6. gastrointestinal,
7. genitourinari,
8. cairan dan elektrolit, dan
9. keamanan peralatan (Muttaqin and Kumala 2009).

PENGKAJIAN PADA TAHAP PASCA


OPERATIF MELIPUTI :
1. nyeri,
2. mual,
3. sadar dari efek anastesi dengan lingkungan yang baru,
4. hasil akhir dari operasi
5. merasa takut saat proses pemulihan dirumah (Davis-Evans 2013)

➢ Intervensi keperawatan pada tahap ini disesuaikan dengan respon


yang didapatkan dari pasien (Muttaqin and Kumala 2009).

BEBERAPA FAKTOR YANG MENYEBABKAN


CEMAS POST OPERATIF :
 Dalammelakukan komunikasi dan edukasi pada pasien peran
perawat sangatlah penting, berikut adalah peran perawat
menurut Potter A. Patricia :
1. Sebagai advokat
2. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
3. Sebagai edukator
4. Sebagai koordinator
5. Sebagai kolaborator
6. Sebagai konsultan

PERAN PERAWAT
Perawat berperan sebagai advokat
klien melindungi hak klien untuk
mendapat informasi dan untuk
berpartisipasi dalam keputusan
mengenai perawatan yang akan
mereka terima.

1. PERAWAT SEBAGAI ADVOKAT


Peran ini dapat dilakukan dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
dibentuk diagnosa keperawatan agar bias
direncanakan dan dilaksanakan tindakan sesuai
dengan tingkat kebutuhan klien

2. PERAWAT SEBAGAI PEMBERI


ASUHAN KEPERAWATAN
Peranini dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien
mengatasi kesehatannya, serta memberi informasi
dan meningkatkan perubahan perilaku klien.

3. PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR


Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai
dengan kebutuhan klien

4. PERAN PERAWAT SEBAGAI


KOORDINATOR
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi
dan lain – lain.

5. PERAN SEBAGAI KOLABORATOR


Peran ini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan

6. PERAN SEBAGAI KONSULTAN

Anda mungkin juga menyukai