Anda di halaman 1dari 87

EVALUASI KELAYAKAN USAHA MIE AYAM PADA USAHA

MIE AYAM MBOT DESA TANGGULUN BARAT


KECAMATAN KALIJATI KABUPATEN SUBANG

Oleh
TRIJAYA SUHARTO
H24070009

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
EVALUASI KELAYAKAN USAHA MIE AYAM PADA USAHA
MIE AYAM MBOT DESA TANGGULUN BARAT
KECAMATAN KALIJATI KABUPATEN SUBANG

Oleh
TRIJAYA SUHARTO
H24070009

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
JudulSkripsi : Evaluasi Kelayakan Usaha Mie Ayam pada Usaha Mie Ayam
Mbot Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten
Subang
Nama : Trijaya Suharto
NIM : H24070009

Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Budi Purwanto,ME. Farida Ratna Dewi,SE,MM.


NIP. 196307051994031003 NIP. 197103072005012001

Mengetahui,
Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc


NIP. 196101231986011002

Tanggal Kelulusan:
RINGKASAN

TRIJAYA SUHARTO. H24070009. Evaluasi Kelayakan Usaha Mie Ayam pada


Usaha Mie Ayam Mbot Desa Tanggulun Barat, Kecamatan Kalijati, Kabupaten
Subang. Di bawah bimbingan BUDI PURWANTO dan FARIDA RATNA
DEWI

Usaha mie ayam Mbot yang berawal dari usaha rumahan kini telah
berkembang menjadi usaha yang cukup besar dengan omset mingguan sebesar ±
Rp.7.000.000. Akan tetapi pemilik usaha ini belum mengetahui apakah
sebenarnya usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. Hal tersebut dikarenakan
usaha ini belum pernah melakukan studi kelayakan usaha. Oleh karena
pertimbangan itu pemilik berencana untuk melakukan evaluasi kelayakan
terhadap usahanya ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis kelayakan usaha dari
aspek non finansial (2) menganalisis kelayakan usaha dari aspek finansial (3)
menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) pada usaha mie ayam Mbot, terhadap
beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh. Ruang lingkup penelitian
ini berfokus pada kegiatan usaha yang dilakukan oleh mie ayam Mbot.
Hasil analisis menunjukan bahwa (1) usaha ini layak dari aspek non
finansial yang terdiri dari aspek pasar dan pemasaran berupa bentuk pasar, analisis
persaingan, analisis STP, dan strategi bauran pemasaran menunjukan usaha mie
ayam Mbot ini layak untuk dijalankan, begitu pula pada aspek teknis dan
operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, serta
aspek lingkungan menunjukan usaha mie ayam Mbot ini layak dilakukan,
sedangkan dalam aspek hukum terdapat risiko karena usaha ini belum memiliki
surat izin usaha yang dibutuhkan oleh UMKM. (2) Usaha ini layak dari aspek
finansial yaitu pada aspek keuangan hasil evaluasi penjualan selama satu tahun
yang telah terjadi menghasilkan nilai profit on sales sebesar 10,74%, sedangkan
berdasarkan kriteria investasi usaha mie ayam Mbot layak dijalankan dengan
umur proyek selama lima tahun dengan tingkat discount rate sebesar 12%.
Analisis kriteria investasi menghasilkan NPV sebesar Rp. 93.879.397, IRR
sebesar 68%, Net B/C sebesar 2,83, BEP sebesar Rp. 86.408.629, dan PBP selama
1 tahun 5 bulan dan 12 hari. (3) Analisis sensitivitas memperoleh nilai perubahan
kenaikan biaya variabel sebesar 12,7%, kenaikan harga daging sapi sebesar 82%,
kenaikan harga daging ayam sebesar 44,5%, dan kenaikan harga daging ayam dan
daging sapi sebesar 28,7%. Bila terjadi kenaikan melebihi nilai tersebut pada
faktor-faktor diatas maka usaha tidak layak dijalankan.

Kata kunci : Evaluasi usaha, studi kelayakan, mie ayam


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Trijaya Suharto, lahir pada tanggal 11 maret 1990 di


Subang. Penulis adalah putra ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Peltu
Poniman dan Djuanah.
Riwayat pendidikan penulis dimulai dari pendidikan sekolah dasar di SDN
Sukaasih, cipendeuy, Subang. Kemudian dilanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di SMPN 1 Kalijati, subang. Pendidikan sekolah menengah
atas diselesaikan pada tahun 2007 di SMAN 2 Subang. Penulis melanjutkan
pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) diterima pada Departemen
Manajemen Di Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui Undangan Seleksi
masuk IPB (USMI).
Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif pada organisasi mahasiswa
daerah Subang. Penulis juga aktif sebagai anggota BEM FEM pada tahun 2010 di
biro pengembangan internal. Penulis juga aktif sebagai panitia pada beberapa
acara seperti masa perkenalan departemen manajemen pada 2009, masa
perkenalan fakultas ekonomi dan manajemen pada tahun 2009, dan
SPORTAKULER pada tahun 2009.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatnya, penyusunan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Kelayakan Usaha Mie
Ayam Pada Usaha Mie Ayam Mbot Desa Tanggulun Barat Kecamatan
Kalijati Kabupaten Subang “ dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ir. Budi Purwanto, ME dan
Farida Ratna Dewi, SE, MM yang telah memberikan bimbingan baik pada waktu
persiapan, pengambilan data maupun penyusunan skripsi sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada instansi
terkait dan pihak-pihak yang telah membantu selama proses penelitian.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terduga kepada
orang tua dan keluarga tercinta atas kesabaran, doa, dan dorongan yang telah
diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan berguna bagi pihak yang memerlukannya.

Bogor, Agustus 2013

Penulis

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril
serta materil kepada penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini, antara lain
sebagai berikut:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada
penulis.
2. Orang tua, kakak, serta semua anggota keluarga tercinta untuk setiap
dukungan, do’a, serta kesabarannya yang telah diberikan. Semoga ini bisa
jadi persembahan terbaik.
3. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM.
selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran
yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak R. Dikky Indrawan, MM, sebagai penguji dalam sidang skripsi
penulis. Semua saran dan kritik merupakan hal yang sangat berguna dan
berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan
nasehat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan dan staf TU
Departemen Manajemen, FEM, IPB.
6. Seluruh pihak di Mie Ayam Mbot yang telah memberikan waktu,
kesempatan, dan informasi yang membantu penulis selama penelitian.
7. Elvia Sari Utami atas segala do’a, kesabaran, perhatian, serta dukungan
yang telah diberikan.
8. Para sahabat TeTris Arizal, Adi, Wahyu, Ikhwan, Nina, Nadea, Putri atas
kebersamaan, persahabatan, dan dukungannya kepada penulis.
9. Keluarga besar wisma Alzaytun atas kebersamaan dan keceriaan yang
diberikan selama ini.
10. Rully, Didi, Fahrurozi, Arif, Enny serta seluruh rekan-rekan di Manajemen
44.
11. Segenap rekan-rekan satu bimbingan; Dwi Ratih Mutiarasari, Faizaah, Tio
Panta Sihombing, dan Ria Tuzi Damayanti yang telah membantu proses
penyusunan tugas akhir ini.
12. Teman-teman Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
13. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis selama ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih untuk semuanya.

v
DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
I. PENDAHULUAN .................................................................... ........... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... ........... 5
2.1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ............................. 5
2.2. Studi Kelayakan Bisnis ...................................................... ........... 6
2.2.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan bisnis .................................... 7
2.2.2 Analisis Sensitivitas .............................................................. 12
2.3. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 13
III. METODE PENELITIAN ................................................................... 16
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................... 16
3.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran .............................................. 17
3.1.2 Aspek Hukum ................................................................... 17
3.1.3 Aspek Keuangan ............................................................... 17
3.1.4 Aspek Teknis/Operasional ................................................ 17
3.1.5 Aspek Manajemen dan Organisasi ................................... 17
3.1.6 Aspek Ekonomi dan Sosial ............................................... 18
3.1.7 Aspek Lingkungan ............................................................ 18
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 20
3.3. Metode Penelitian ......................................................................... 20
3.3.1 Jenis, Sumber, dan Pengumpulan Data .............................. 20
3.3.2 Pengolahan Data ................................................................. 21
3.4. Asumsi-asumsi Penelitian ............................................................. 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ ........... 27
4.1. Gambaran Umum Usaha ............................................................... 27
4.2. Analisis Kelayakan Usaha ........................................................... 28

vi
4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ............................................... 28
4.2.2 Aspek Hukum ..................................................................... 32
4.2.3 Aspek Teknis dan Operasional ........................................... 32
4.2.4 Aspek Manajemen dan Organisasi ..................................... 35
4.2.5 Aspek Ekonomi dan Sosial ................................................. 38
4.2.6 Aspek Lingkungan .............................................................. 39
4.2.7 Aspek Keuangan ................................................................ 39
4.3. Analisis Sensitivitas ....................................................................... 47
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... ........... 49
1. Kesimpulan ............................................................................... 49
2. Saran ......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 51
LAMPIRAN ................................................................................................ 51

vii
DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Perkembangan data UMKM dan usaha besar ....................................... 1


2. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV ...................................... 23
3. Daftar harga produk pada Mie Ayam Mbot ............................................. 31
4. Dana investasi Mie Ayam Mbot .............................................................. 39
5. Dana modal kerja Mie Ayam Mbot ........................................................ 40
6. Ringkasan rencana anggaran biaya Mie Ayam Mbot .............................. 43
7. Rencana penerimaan Mie Ayam Mbot .................................................... 44
8. Perhitungan laba rugi Tahun Ke-1 ...................................................... 45
9. Nilai kriteria penilaian investasi Mie Ayam Mbot .................................. 45

viii
DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian ............................................................ 20


2. Layout kios Mie Ayam Mbot .................................................................. 33
3. Struktur organisasi Mie Ayam Mbot .................................................. 35

ix
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Rencana Kebutuhan Fisik Mie Ayam Mbot ....................................... 53


2. Daftar harga Barang .......................................................................... 56
3. Rencana kebutuhan Dana ................................................................... 59
4. Perhitungan Biaya Penyusutan .......................................................... 62
5. Rencana Penerimaan Mie Ayam Mbot .............................................. 63
6. Perhitungan Laporan Laba Rugi ........................................................ 64
7. Perhitungan Analisis Cash Flow Mie Ayam Mbot ............................ 65
8. Biaya Modal Mingguan ..................................................................... 67
9. Jumlah Penjualan Mingguan Tahun 1, 2, 3, dst ................................. 68
10. Modal mie ayam per porsi ................................................................. 70
11. Modal Produk Pelengkap per porsi ................................................... 71
12. Analisis Sensitivitas ........................................................................... 72

x
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu
fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan.
Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang terus menerus menuju
ke arah perbaikan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa, atau pembangunan
ekonomi suatu bangsa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat.
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan bagian yang sangat
penting bagi sistem perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan UMKM
memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia, dapat dilihat
dari jumlah unit UMKM yang sangat banyak dan berbanding lurus pada penyerapan
jumlah tenaga kerja. Tahun 2010 jumlah UMKM telah mencapai 53.823.569 unit
usaha atau sekitar 99,99 persen dari jumlah seluruh usaha yang ada dan mengalami
peningkatan sekitar 2,57 persen pada tahun 2011.
Tabel 1. Perkembangan data usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan
usaha besar
Tahun 2010 *) Tahun 2011 **) Perkembangan
Indikator Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Jumlah %
(%) (%)
Unit usaha
53.828.569 55.211.396 1.382.827 2,57
(a+b)
a. UMKM 53.823.732 99,99 55.206.444 99,99 1.382.713 2,57
b. Usaha
4.838 0,01 4.952 0,01 114 2,35
besar
Sumber: depkop.go.id,2012.
Keterangan : *) Angka Sangat Sementara, **) Angka Prediksi

Pada umumnya Usaha Mikro, kecil, dan Menengah yang ada selama ini
dijalankan dengan cara-cara yang masih sederhana. Para pemilik usaha ini
menjalankan usahanya dengan hanya mengandalkan insting bisnisnya saja. Hal ini
2

akan menimbulkan ketidakpastian dan inefisiensi pada usaha yang dijalankan karena
tidak memiliki dasar yang kuat sebagai acuan dalam menjalankan usaha. Oleh karena
itu, diperlukan suatu perhitungan yang komprehensif baik secara kualitatif dan
kuantitatif dari segala aspek yang berhubungan dengan usaha yang dijalankan.
Perhitungan-perhitungan tersebut dilakukan dalam proses studi kelayakan bisnis,
idealnya studi kelayakan bisnis dilakukan oleh para pemilik usaha pada saat mereka
akan memulai usaha tapi pada kenyataannya banyak dari para pemilik usaha tersebut
tidak melakukan studi kelayakan bisnis ini karena ketidaktahuan mereka terhadap
studi ini.
Usaha mie ayam Mbot juga sama halnya dengan usaha-usaha kecil lain pada
umumnya yang tidak melakukan analisis kelayakan bisnis pada saat memulai
usahanya. Pada mulanya usaha ini dirintis pada tahun 2010 yang dijalankan oleh
saudara Rizky Khanedy. Pada saat itu usaha ini dijalankan seperti halnya usaha
rumahan biasa, mereka menjual mie ayam di rumah. Seiring berjalannya waktu
mereka melihat usaha ini sebenarnya memiliki prospek untuk dijalankan lebih serius
lagi tetapi selama ini terhambat penjualannya karena hanya pada kalangan warga
sekitar yang pada umumnya masih merupakan tetangga sendiri. Akhirnya pada bulan
Mei 2012 usaha ini diambil alih oleh saudara Eko Kurniawan Khanedy yang
merupakan kakak dari pemilik sebelumnya. Setelah terjadi pergantian pemilik,
pemilik yang baru memutuskan untuk membuka kios di lokasi yang lebih ramai dan
akhirnya mereka pindah di lokasi yang mereka tempati sekarang. Lokasi yang mereka
tempati sekarang terletak di daerah Surantaka yang cukup ramai, dekat dengan pasar
dan ada beberapa pabrik disekitarnya.
Sejak bulan Mei 2012 usaha mie ayam Mbot berjalan di lokasi yang baru
tanpa ada analisis yang dilakukan terhadap usaha ini sebelumnya. Hal tersebut
menyebabkan adanya ketidakpastian terhadap usaha ini apakah sebenarnya usaha ini
layak atau tidak untuk dijalankan. Oleh karena itu pemilik merasa perlu untuk
melakukan evaluasi kelayakan pada usahanya tersebut.
3

1.2. Perumusan Masalah

Usaha mie ayam Mbot merupakan usaha kuliner yang sama seperti
kebanyakan usaha kecil lainnya yang dijalankan hanya berdasarkan insting
pemiliknya saja. Usaha ini sudah mulai dirintis sejak tahun 2010 yang berasal dari
kios yg dibuka didepan rumah. Seiring berjalannya waktu, pada bulan Mei 2012
usaha ini melakukan pemindahan lokasi ke daerah Surantaka di Kecamatan Kalijati.
Pada lokasi yang baru ini usaha mie ayam Mbot mengalami peningkatan penjualan
yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan lokasi tersebut merupakan lokasi
yang cukup ramai, berada di tepi jalan raya yang ramai,dekat dengan pasar, dan dekat
dengan kawasan industri berupa pabrik.
Sejak awal usaha ini berdiri belum pernah dilakukan analisis kelayakan
terhadap usaha mie ayam Mbot. Oleh karena masih belum ada kepastian apakah
usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. Berdasarkan hal tersebut pemilik merasa
perlu untuk melakukan evaluasi terhadap usaha ini. Evaluasi akan dilakukan dengan
menganalisis usaha ini berdasarkan aspek-aspek studi kelayakan bisnis.
Berdasarkan keterangan yang telah dijelaskan di atas,maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut :
1) Bagaimana kelayakan usaha ini dari aspek non finansial ?
2) Bagaimana kelayakan usaha ini dari aspek finansial ?
3) Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas dalam persentase) pada usaha mie
ayam Mbot, terhadap beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh ?

1.3. Tujuan Penelitian

1) Menganalisis kelayakan usaha ini dari aspek non finansial.


2) Menganalisis kelayakan usaha ini dari aspek finansial.
3) Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) pada mie ayam Mbot, terhadap
beberapa variabel yang dianggap paling berpengaruh.
4

1.4. Manfaat Penelitian

1) Bagi perusahaan sebagai bahan masukan atau pertimbangan yang dapat


digunakan sebagai dasar membuat kebijakan terhadap usaha ini.
2) Bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi suatu sumbangan pemikiran dan
pengetahuan di bidang studi kelayakan usaha.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, serta untuk menjaga supaya
tidak menyimpang dari segi tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dilakukan
beberapa batasan. Adapun ruang lingkup penelitian ini berfokus pada kegiatan usaha
yang dilakukan oleh mie ayam Mbot. Selanjutnya pembahasan mengenai evaluasi
kelayakan usaha dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek non keuangan
(pasar, manajemen, teknis dan operasional, hukum, dan lingkungan), aspek keuangan
berupa Payback Period (PP),Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Break Even Point (BEP), dan Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio) serta analisis
kepekaan (sensitivitas).
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)


Pengertian usaha mikro, kecil dan menengah menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 (depkop, 2008) yaitu:
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksudkan dalam Undang-Undang.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Kriteria usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008:
Usaha mikro:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
Usaha kecil:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
6

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
Usaha menengah:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memilik hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).

2.2. Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Umar (2005), bisnis merupakan seluruh kegiatan yang


diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang
perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industry dimana perusahaan
berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Studi
kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Menurut Kasmir dan Jakfar
(2007), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan dalam rangka
menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara
mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada,
kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan
menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya penelitian yang
dilkukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha
yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan. Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu
usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Penilaian masing-masing aspek nantinya
7

harus dinilai secara keseluruhan bukan berdiri sendiri-sendiri. Aspek-aspek yang


dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek hukum, aspek pasar dan
pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasional, aspek manajemen dan
organisasi, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek dampak lingkungan.
2.2.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
1. Aspek hukum
Tujuan dari penelitian aspek hukum adalah untuk meneliti
keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang
dimiliki. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti
keabsahan, kesempurnaan, dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-
izin yang dimiliki, sertifikat tanah, atau dokumen lainnya yang mendukung
kegiatan usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar,2007). Aspek hukum dalam
studi kelayakan bisnis mempelajari tentang siapa pelaksana bisnis, bisnis
apa yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, di mana bisnis
dilaksanakan, bagaimana bisnis dilaksanakan,dan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku (Umar,2005).
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), pasar dan pemasaran
merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pasar
dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Pengertian pasar secara sederhana bisa
diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi. Pengertian lain yang lebih luas tentang pasar adalah
himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk.
Pemasaran dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual
produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran
berusaha untuk menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang
maupun jasa kepada konsumen di pasar. Menurut kotler dan Armstrong
(2008), mendefinisikan pemasaran sebagai proses di mana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat
8

dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai


imbalannya. Manajemen pemasaran didefinisikan sebagai seni dan ilmu
memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan
dengan target pasar itu. Tujuan dari menajer pemasaran adalah
menemukan, menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan
sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan
keunggulan nilai bagi pelanggan.
3. Aspek Keuangan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), aspek keuangan merupakan
aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-
biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang
akan dikeluarkan. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang
akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa
lama investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana saja
sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga
yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan formula penilaian investasi
sangat menguntungkan. Metode yang pada umumnya dipertimbangkan
dalam penilaian suatu investasi,yaitu:
a. Payback Period (PP)
Menurut Umar (2005), Payback period adalah suatu periode
yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial
cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain
payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan
cash flow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Gittinger (1986), IRR adalah tingkat rataan
keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan
investasi dan dinyatakan dalam satuan persen (%). Tingkat IRR
mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh
9

proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dikatakan


layak, apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang
berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari nilai tingkat suku
bunga yang berlaku, maka proyek tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
IRR digunakan untuk mengetahui proyeksi jumlah (%) keuntungan
yang didapat dari suatu proyek dan dibandingkan dengan keuntungan
yang didapat bila melakukan investasi perbankan berdasar tingkat suku
bunga yang berlaku.
c. Net Present Value (NPV)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2010), Net Present Value (NPV)
atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas
bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama
umur investasi. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus
mengetahui berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari
dengan jalan membuat dan menghitung cash flow perusahaan selama
umur investasi tertentu.
d. Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit cost ratio digunakan bagi kegiatan atau proyek-proyek
makro dimana manfaatnya terutama dinikmati oleh sebagian atau
seluruh masyarakat. B/C ratio dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
gross B/C ratio dan net B/C ratio. Gross B/C ratio merupakan
perbandingan antara jumlah present value dari benefit kotor dengan
jumlah present value dari biaya kotor. Net B/C ratio merupakan
perbandingan antara jumlah present value yang positif dengan jumlah
present value yang negatif (Firdaus, 2008)..
e. Break Event Point (BEP)
Analisis titik impas atau Break Event Point (BEP) merupakan
salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan
keuangan perusahaan. Salah satu kegunaan analisis titik impas adalah
10

untuk mengetahui pada jumlah berapa hasil penjualan sama dengan


jumlah biaya. Hal ini berarti perusahaan beroperasi dalam kondisi
tidak laba dan tidak rugi atau laba sama dengan nol. Break Event Point
merupakan keadaan di mana penerimaan pendapatan perusahaan (total
revenue) yang disingkat TR adalah sama dengan biaya yang
ditanggungnya (total cost) yang disingkat TC. TR merupakan
perkalian antara jumlah unit barang terjual dengan harga satuannya,
sedangkan TC merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variabelnya (Umar, 2005).
4. Aspek Teknis/Operasional
Menurut Prawirosentono (2007), manajemen operasi adalah
suatu disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang
proses perencanaan, mendesain produk, sistem produksi untuk mencapai
tujuan organisasi. Proses produksi adalah proses kegiatan yang
mengubah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai nilai
tambahlebih tinggi. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), analisis dari
aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi
dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang digunakan. Kelengkapan
kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan
dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.
Menurut Umar (2005), manajemen operasi adalah suatu fungsi atau
kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing,
koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan.
Operasi ini merupakan suatu kegiatan (di dalam perusahaan) untuk
mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih
bermanfaat dari masukannya.
5. Aspek Manajemen dan Organisasi
Menurut Mondy (2008), manajemen sumber daya manusia
adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan
11

organisasi. Ada beberapa fungsi dari manajemen sumber daya manusia


yang baik yaitu, penyediaan staf, pengembangan sumber daya manusia,
kompensasi, keselamatan dan kesehatan, serta hubungan karyawan
dengan buruh. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), yang dinilai dalam
aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada.
Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-
orang yang professional, mulai dari merencanakan, melaksanakan,
sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi penyimpangan. Untuk
keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana
fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling) diterapkan secara benar.
6. Aspek Ekonomi dan Sosial
Penelitian dalam aspek ini ditujukan untuk melihat seberapa
besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan.
Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak
sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dalam aspek
ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya
investasi lebih ditekankan lagi kepada masyarakat khususnya dan
pemerintah umumnya. Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu
ditelaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan memberikan
manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau
sebaliknya (Kasmir dan Jakfar, 2007).
7. Aspek Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat
penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan.
Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka
sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak llingkungan
yang akan timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa mendatang.
Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Mengenai Dampak
12

Lingkungan (AMDAL), (Kasmir dan Jakfar,2007). AMDAL harus


dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek-proyek industri. AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri
sendiri melainkan bagian dari proses AMDAL yang lebih besar dan
lebih penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan lingkungannya,
sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau
proyek dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar
(Umar 2005).
2.2.2 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisa yang digunakan untuk
melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang
berubah-ubah. Pada bidang pertanian, proyek-proyek akan berubah-ubah
akibat empat masalah utama (Gittinger, 1986).
1. Harga, yaitu meneliti apabila terjadi kekeliruan dalam membuat
asumsi mengenai harga jualproduk pertanian.
2. Keterlambatan pelaksanaan, yaitu meneliti pengaruh-pengaruh
keterlambatan dalam proyek terhadapmanfaat sekarangnetto,
tingkat pengembalian secara finansial dan secara ekonomi dan rasio
manfaat.
3. Kenaikan biaya, yaitu menguji sensitivitas proyek apabila terjadi
kesalahan dalam memperkirakan besarnya biaya.
4. Hasil, yaitu menguji kembali usulan proyek mengenai sensitivitas
terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam
memperkirakan hasil yang diperoleh.
Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk menguji secara
matematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek
apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang
dibuat dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan
mengubah suatu unsur tertentu pada hasil analisis (Kadariah, 1976).
13

2.3. Penelitian Terdahulu

Irfani (2011), yang meneliti mengenai Analisis Kelayakan Pengembangan


Usaha Ransel Laptop Di UMKM Yogi Tas Desa Laladon, Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor. Permasalahan yang dihadapi yaitu, adanya keinginan dari pemilik
usaha untuk mengembangkan usahanya dengan membuat usaha ransel laptop.
Pengembangan usaha ini akan berimbas pada bahan baku, fasilitas produksi, dan
tenaga kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kelayakan
pengembangan usaha tas dari UMKM Yogi Tas ini dari aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknis dan operasi, hukum dan manjemen, ekonomi sosial, lingkungan, dan
finansial.
Hasil analisis apa aspek pasar dan pemasaran menyatakan pengembangan
usaha ini layak dengan mempertimbangkan hasil forecasting yang dilakukan. Analisis
pada aspek teknis dan operasi juga dapat dinyatakan layak dengan
mempertimbangkan proses produksi, lokasi usaha, dan teknologi yang digunakan.
Pengembangan usaha ini juga telah memiliki izin-izin usaha,memiliki pembagian
tugas pegawaai yang jelas, serta system kompensasi yang baik sehingga dapat
dikatakan layak dari aspek hukum dan manajemen. Usaha ini juga layak dilihat dari
aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan karena usaha ini juga dapat menyerap
tenaga kerja selain itu usaha ini juga tidak menimbulkan dampak negative pada
lingkungan. Hasil dari analisis pada aspek finansial diperoleh nilai NPV sebesar Rp.
251.207.000, nilai IRR sebesar 28,46 persen, nilai Net B/C sebesar 1,79, nilai Gross
B/C sebesar 1,23, nilai PI sebesar 2,52, dan nilai PBP selama 2 tahun 10 bulan dan 27
hari. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
usaha tersebut layak untuk dilaksanakan karena memenuhi kriteria kelayakan usaha.
Permana (2010), yang meneliti mengenai Analisis Kelayakan Pengembangan
Usaha Kerupuk (Studi Kasus Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng,
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Permasalahan yang dihadapi
dalam melaksanakan kegiatan usaha yaitu manejemen perusahaan yang tidak terlalau
baik,sehingga membuat pemilik tidak terlalu mengetahui apakah usaha yang
dijalankan layak atau tidak layak. Selain itu, ada keinginan dari pemilik untuk
14

mengetahui apakah usahanya layak melakukan pengembangan. Tujuan dari penelitian


ini yaitu untuk menganalisis usaha dari berbagai aspek. Oleh sebab itu peneliti
menggunakan studi kelayakan bisnis untuk menganalisis usaha tersebut karena dapat
mencakup dan membahas semua aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini.
Berdasarkan pada aspek manajemen sumber daya manusia yang dikaji dalam
penelitian ini meliputi fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian
(controlling) didapat kesimpulan bahwa pada aspek ini telah dilakukan dengan cukup
baik . Hasil yang diperoleh dari analisis aspek finansial didapat nilai NPV sebesar Rp.
411.405.000, gross B/C sebesar 1,11 dan Net B/C sebesar 2,23, IRR 34,75 persen,
PBP gross 1 tahun dan PBP Net 5,01 tahun, dan PI 3,03. Hasil analisis diatas
menunjukan bahwa pengembangn usaha tersebut layak untuk dilaksanakan.
Maulana (2010), yang meneliti mengenai Analisis Kelayakan Usaha Rumah
Makan Sederhana Waroeng Jaya, Bogor, Jawa Barat (Studi Kasus Waroeng Jaya ,
Bogor, Jawa Barat). Permasalahan yang dihadapi yaitu adanya ketidakmampuan
manajerial yang baik, membaca peluang pasar, dan mengelola. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui kelayakan usaha rumah makan Waroeng Jaya dilihat dari
aspek-aspek non-finansial dan juga dilihat dari aspek finansial.
Hasil analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukan usaha ini masih layak
karena memiliki pelanggan yang tetap. Aspek produksi (teknis) usaha ini memiliki
peralatan yang menunjang proses produksi yang dapat memenuhi kebutuhan
permintaan konsumen. Aspek manajemen menunjukan adanya pembagian tugas dan
wewenang yang jelas pada masing-masing bagian. Ditinjau dari aspek sosial, usaha
ini dapat memberikan kesempatan bekerja bagi pihak-pihak seperti keluarga dan
warga sekitar. Dilihat dari aspek lingkungan usaha ini tidak menghasilkan limbah
yang berbahaya bagi lingkungan karena limbah yang di hasilkan adalah limbah yang
dapat terurai. Sedangkan dari aspek finansial didapat hasil nilai NPV sebesar Rp.
55.796.582, nilai IRR sebesar 109 persen, nilai Net B/C 3,9, dan nilai PBP selama
1tahun dan 6 bulan. Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa
15

usaha rumah makan tersebut layak untuk dijalankan karena memenuhi kriteria
kelayakan usaha.
III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Usaha mie ayam Mbot merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang
kuliner atau makanan. Meskipun usaha ini sudah dimulai sejak tahun 2010
namun pemilik baru menjalankan secara serius pada mei 2012. Usaha ini belum
pernah melakukan studi kelayakan terhadap usahanya, sehingga belum
diketahui apakah usaha yang dijalankan ini cukup layak dari sisi aspek
kelayakan bisnis. Oleh karena itu pemilik usaha ini merasa perlu untuk
melakukan evaluasi terhadap usaha ini.
Studi kelayakan yang dilakukan pada evaluasi usaha mie ayam Mbot ini
bertujuan sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik dalam menjalankan usaha
tersebut pada masa yang akan datang. Selain itu, studi kelayakan ini juga
dilakukan untuk melihat apakah rencana dan strategi yang dilakukan untuk
usaha ini telah tersusun secara baik. Secara umum studi kelayakan ini bertujuan
untuk mengetahui apakah usaha ini layak atau tidak dalam pelaksanaannya.
Studi kelayakan dilakukan untuk menganalisis aspek non finansial,
aspek finansial, dan tingkat sensitivitas usaha terhadap perubahan-perubahan.
Untuk menganalisis aspek non finansial akan dilakukan dengan cara analisis
pada aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum, aspek manajemen dan
organisasi, aspek teknis/operasional, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek
lingkungan. Untuk menganalisis aspek finansial akan dilakukan penilaian
terhadap aspek keuangan perusahaan.
3.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Pada aspek ini akan dilakukan analisis terhadap bentuk pasar,
persaingan usaha, dan bauran pemasaran. Tujuan dari analisis pada
aspek ini adalah untuk melihat potensi usaha ini dikaitkan dengan
keadaan pasar dan juga untuk mengetahui sebaik apa pemasaran yang
telah dilakukan oleh pemilik usaha.
17

3.1.2 Aspek Hukum


Dalam aspek hukum ini hal yang akan dipelajari dan dianalisis
adalah bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, dasar hukum yang
melindungi, dan legalitas yang dimiliki oleh usaha ini. Tujuan dari
analisis aspek hukum ini adalah untuk mengetahui apakah usaha ini
sudah sah dan legal secara hukum yang biasanya ditandai dengan
adanya surat ijin usaha.
3.1.3 Aspek Keuangan
Pada aspek keuangan ini akan diperhitungkan besar dana yang
diperlukan untuk usaha mie ayam Mbot ini. Secara umum dalam aspek
keuangan yang diperhitungkan adalah rencana kebutuhan fisik, rencana
anggaran biaya, modal dan rencana penerimaan, Evaluasi perhitungan
laba rugi, dan analisis kriteria investasi.
3.1.4 Aspek Teknis/Operasional
Pada aspek ini akan dianalisis mengenai lokasi usaha dan
layoutnya, proses produksi, dan proses operasional penjualan pada
usaha ini. Tujuan dari analisis pada aspek ini yaitu untuk mengetahui
apakah usaha mie ayam Mbot ini layak secara teknis maupun
operasional.
3.1.5 Aspek Manajemen dan Organisasi
Pada aspek ini hal yang perlu dianalisis yaitu mengenai struktur
organisasi, deskripsi pekerjaan, dan sistem pengupahan. Tujuan dari
analisis pada aspek manajemen dan organisasi ini yaitu untuk
mengetahui apakah pengelolaan dari kegiatan usaha ini sudah dilakukan
dengan efektif.
3.1.6 Aspek Ekonomi dan Sosial
Pada aspek ekonomi dan sosial ini akan dianalisis bagaimana
dampak usaha ini terhadap berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu
sendiri, bagi pemerintah, dan bagi masyarakat sekitar. Pada aspek ini
bila usaha yang dijalankan memberikan dampak yang positif bagi
18

berbagai pihak maka usaha ini layak dalam pelaksanaannya. Namun


apabila dampak yang diberikan justru negatif maka usaha ini tidak layak
untuk dijalankan.
3.1.7 Aspek Lingkungan
Pada aspek lingkungan ini akan dianalisis bagaimana dampak
dari usaha ini terhadap lingkungan sekitar terutama dalam hal
pengolahan limbah. Bila usaha ini justru mengakibatkan dampak yang
buruk bagi lingkungan maka usaha ini tidak layak untuk
diimplementasikan.
19

Evaluasi
Usaha Mie Ayam
Mbot

Aspek Non Aspek


Finansial Finansial

 Aspek Pasar dan  Payback Period


Pemasaran  Internal Rate of
 Aspek Hukum Return
 Aspek Teknis/  Net Present Value
Operasional  Benefit-Cost Ratio
 Aspek Manajemen  Break Event Point
dan Operasi  Analisis Sensitivitas
 Aspek Ekonomi dan
Sosial
 Aspek Lingkungan

Layak Tidak Layak

Melanjutkan Re- evaluasi


usaha

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian


20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di mie ayam Mbot, yang merupakan salah satu


UMKM di wilayah Subang, khususnya kecamatan kalijati yang bergerak
dibidang industri pangan yang menjual produk mie ayam atau bakmie. Saat ini
mie ayam Mbot berlokasi di surantaka kecamatan kalijati, 100 m dari pertigaan
purwadadi kearah purwadadi. Penelitian juga dilakukan di rumah pemilik
sebagai lokasi produksi di Kampung Dayacipta, Desa Tanggulun Barat,
Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Penelitian dilakukan pada bulan April
Sampai bulan Juni 2013.

3.3. Metode Penelitian


3.3.1 Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan
keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau yang dianggap anggapan atau suatu fakta yang
digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-lain (Hasan, 2004).
Berdasarkan sumber pengambilannya, data yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder. Menurut Hasan (2004), data primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang melakukannya. Data
primer ini disebut juga data asli atau data baru. Pada penelitian ini data
primer didapat dengan cara pengamatan langsung (observasi) dan
wawancara (interview). Data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari
laporan–laporan penelitian terdahulu. Pada penelitian ini data sekunder
didapat dengan cara penelusuran literatur dan dari catatan perusahaan.
Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dibagi menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
21

adalah data yang tidak berbentuk bilangan atau dengan kata lain data
kualitatif adalah data yang berbentuk deskriptif dengan kata-kata. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan atau angka.
3.3.2 Pengolahan Data
Analisis yang akan dilakukan selama penelitian ini adalah
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan
untuk memperoleh gambaran tentang aspek hukum, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi,
aspek ekonomi dan sosial, dan aspek lingkungan dalam usaha mie ayam
Mbot ini. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan
aspek finansial yang terdiri dari Payback Periode (PBP), Internal Rate
Of Return (IRR), Net Present Value (NPV), profitability Index (PI),
Benefit – Cost ratio (B/C Ratio), dan Break Event Point (BEP).
Data kuantitatif yang diperoleh selama penelitian diolah dengan
menggunakan program Microsoft Excel 2007. Pemilihan program
tersebut karena merupakan program yang telah lazim digunakan dan
relatif mudah untuk dioperasikan, sedangkan data kualitatif diolah dan
disajikan secara deskriptif.
Analisis kelayakan finansial menggunakan beberapa kriteria,
yaitu: Analisis nilai bersih sekarang (Net Present Value/NPV), tingkat
pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR), masa
pengembalian investasi (Payback Period), Net benefit and Cost Ratio
(Net B/C Ratio)
a. Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial digunakan untuk mengetahui
kelayakan usaha mie ayam Mbot. Analisis aspek finansial dilakukan
dengan menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui apakah
suatu usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Kriteria
kelayakan investasi yang akan digunakan antara lain Net Present
22

Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C), Payback Period (PBP), dan Break Even Point (BEP).
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai manfaat bersih sekarang adalah
selisih dari jumlah nilai sekarang manfaat dan arus biaya. Dengan
kata lain Net Present Value adalah selisih antara nilai manfaat dan
arus biaya selama periode usaha yang dikonversikan terhadap nilai
saat ini dengan menggunakan teknik pendiskontoan.
Perhitungan NPV perlu ditentukan tingkat bunga yang
relevan. Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut :


�� = ............................................(1)
(1 + )
=0

Keterangan :
Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun
Ct =biaya yang dikeluarkan tiap tahun
n = jumlah tahun
r = tingkat suku bunga (diskonto)
Tabel 2. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV
Bila... Berarti... Maka...
NPV > 0 investasi yang dilakukan proyek bisa dijalankan
memberikan manfaat bagi
perusahaan
NPV < 0 investasi yang dilakukan akan proyek ditolak
mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan
NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak Kalau proyek dilaksanakan atau
mengakibatkan perusahaan untung tidak dilaksanakan tidak
ataupun merugi berpengaruh pada keuangan
perusahaan.
23

Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan


secara manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan
formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.
2. Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio)
Net benefit and cost ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka
perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif
dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif.
Rumus untuk menghitung Net B/C adalah :


=0 (1 + ) .....................................................(2)
� =

=0 (1 + )

Keterangan :
Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun
Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun
n = jumlah tahun
r = tingkat bunga (diskonto)
Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Rasio adalah :
· Net B/C > 0, maka NPV > 0, proyek menguntungkan
· Net B/C < 0, maka NPV < 0, proyek merugikan
· Net B/C = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi
Namun, pada penelitian ini perhitungan Net B/C rasio tidak
dilakukan secara manual. Perhitungan Net B/C rasio dilakukan
dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software
Microsoft Excel 2007.
3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi
perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan
persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal
yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan.
24

IRR juga merupakan nilai discount rate yang membuat NPV proyek
sama dengan nol.
Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang berlaku dan tidak layak jika nilai IRR
lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak
layak untuk dilaksanakan.
Rumus untuk menghitung IRR adalah :

��
��� = + ( ′− ) ........................(3)
( �� − ��′)

Keterangan :
i = Discount rate yang menghasilkan NPV positif
i’ = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV = NPV yang bernilai positif
NPV’ = NPV yang bernilai negatif
Namun, pada penelitian ini perhitungan IRR tidak dilakukan
secara manual. Perhitungan IRR dilakukan dengan menggunakan
formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.
4. Tingkat Pengembalian Investasi ( Payback Period)
Untuk melihat jangka waktu pengembalian suatu investasi
dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode payback period
yang menunjukkan jangka waktu kembalinya investasi yang
dikeluarkan melalui pendapatan bersih tambahan yang diperoleh dari
usaha mie ayam Mbot. Rumus yang digunakan untuk menghitung
jangka pengembalian investasi adalah :

� �
� �= 1� ℎ .........................(4)
� � ℎ
25

Pada dasarnya semakin cepat payback period menandakan semakin


kecil risiko yang dihadapi oleh investor.
5. Break Even Point
Break Even Point (BEP) atau titik impas bertujuan untuk
mengetahui sampai batas mana usaha yang dilakukan bisa
memberikan keuntungan pada tingkat tidak untung dan tidak rugi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung BEP adalah:

��
�� =
� �� − � �
1−( ) ..........(5)
� ��

b. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan
suatu usaha terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama periode
usaha. Faktor-faktor yang dapat mengalami perubahan dalam suatu usaha
antara lain seperti, harga bahan baku, biaya variabel, biaya tetap, dan
jumlah penjualan. Analisis sensitivitas pada usaha mie ayam Mbot
dilakukan dengan perubahan beberapa faktor, yaitu kenaikan biaya
variabel, kenaikan harga daging sapi, kenaikan harga daging ayam, dan
kenaikan harga daging ayam dan daging sapi secara bersamaan. Faktor-
faktor tersebut merupakan faktor yang dianggap memiliki proporsi yang
cukup signifikan pada usaha ini. Analisis sensitivitas dilakukan dengan
cara mencari tingkat kenaikan faktor-faktor tersebut yang akan membuat
usaha mie ayam Mbot mendekati tingkat batas kelayakan finansialnya.
3.4. Asumsi-Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan sebagai
dasar dalam proses analisis aspek-apek penelitian ini terutama dalam analisis
aspek keuangan. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah:
1. Usaha yang dilakukan adalah usaha perseorangan. Mie ayam mbot
membeli bahan baku, mengolahnya menjadi bahan jadi dan dijual kepada
26

konsumen. Fokus usaha ini adalah penjualan produk yang telah diolah
sendiri.
2. Periode analisis usaha yang direncanakan adalah selama 5 tahun sesuai
yang telah disepakati dengan pihak mie ayam Mbot.
3. Awal periode analisis adalah pada bulan Mei 2012, yaitu pada awal usaha
ini dimulai di lokasi yang baru.
4. Dalam satu tahun periode analisis terdiri dari 47 minggu yang merupakan
hasil pembulatan dari jumlah hari kerja dalam satu tahun pada mie ayam
Mbot.
5. Dasar penentuan harga awal produk dan investasi adalah harga yang
berlaku pada saat pengambilan data pada bulan April-Juni 2013.
6. Modal usaha seluruhnya berasal dari pemilik usaha sendiri.
7. Produk yang dihasilkan berupa mie ayam sebagai produk pokok dengan
berbagai produk pelengkapnya.
8. Untuk mempermudah perhitungan jumlah produk dan harga yang
digunakan berdasarkan pada jumlah porsi untuk setiap jenis produk bukan
kombinasinya.
9. Dalam perhitungan aspek keuangan faktor inflasi akan diabaikan dengan
asumsi bila terjadi inflasi harga jual produk akan mengalami penyesuaian.
10. Kenaikan jumlah penjualan pada tahun ke-2 dan ke-3 sebesar 8%,
kenaikan pada tahun ke-4 sebesar 5%, dan pada tahun ke-5 sebesar 2,5%.
Nilai-nilai tersebut diperoleh dari hasil pembulatan dari kemungkinan
kenaikan penjualan yang terjadi pada mie ayam Mbot.
11. Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 12% yaitu rata-rata tingkat
suku bunga peminjaman bank yang berlaku pada bulan Mei 2013.
12. Unsur pajak yang digunakan adalah pajak penghasilan sebesar 15% yang
dikeluarkan setiap tahunnya.
13. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja tetap sebanyak 4 orang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Usaha

Usaha mie ayam Mbot adalah usaha yang bergerak pada bidang
kuliner yang menjual produk berupa mie ayam. Usaha ini dirintis oleh
Rizky Khannedy pada tahun 2010. Pada saat itu usaha mie ayam ini
merupakan usaha rumahan kecil yang pada awalnya hanya memiliki
penjualan dalam skala kecil yang melakukan penjualan di kios yang berada
di depan rumah pemilik. Pada bulan Mei 2012 usaha ini diambil alih oleh
Eko Kurniawan Khannedy yang merupakan kakak dari pemilik sebelumnya.
Setelah pergantian pemilik kemudian usaha ini mulai dikembangkan dengan
cara memindahkan lokasi kios yang awalnya di depan rumah pemilik di
kampung Dayacipta ke lokasi yang baru di daerah Surantaka Kecamatan
Kalijati sekitar bulan Mei 2012. Lokasi kios yang baru ini didapat dengan
cara menyewa kios pertahunnya.
Pada saat ini usaha mie ayam Mbot telah berjalan selama satu tahun di
lokasi yang berada di daerah Surantaka. Lokasi di Surantaka berperan
sebagai lokasi penjualan sedangkan lokasi produksi berada di kampung
Dayacipta yang juga merupakan rumah dari pemilik. Usaha ini memiliki 4
orang tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada dibedakan menjadi 2 yaitu tenaga
kerja penjualan dan tenaga kerja produksi.
Pada lokasi yang baru tersebut usaha mie ayam Mbot berkembang
semakin pesat. Jumlah penjualan pun meningkat hampir dua kali lipat
dibanding pada saat mereka berjualan di depan rumah. Omset penjualan saat
ini mencapai ± Rp.7.000.000 setiap minggunya. Hal ini dikarenakan lokasi
yang ditempati saat ini merupakan daerah yang cukup ramai dan berada di
tepi jalan raya. Respon konsumen pun cukup baik hal ini dapat dilihat dari
jumlah penjualan dan makin beragamnya konsumen mie ayam Mbot ini.
Konsumen yang dimiliki oleh mie ayam Mbot tersebar mulai dari buruh
pabrik, guru di sekolah sekitar kios, dan tentu saja warga sekitar yang
memang dekat atau melintas di daerah tersebut. Selain melakukan penjualan
langsung di lokasi kios, mie ayam Mbot juga memberikan layanan pesan
28

antar (delivery) dengan cara menghubungi nomor telepon yang tersedia. Hal
ini pula yang membantu meningkatnya penjualan pada usaha ini.

4.2. Analisis Kelayakan Usaha


4.2.1 Aspek pasar dan Pemasaran
Analisis pada aspek ini akan dilakukan pada faktor-faktor
seperti, bentuk pasar, analisis persaingan, analisis STP, dan bauran
pemasaran.
a) Bentuk Pasar
Bentuk pasar produsen dari usaha mie ayam Mbot ini
memungkinkan siapa saja untuk menjalankan usaha selama
memiliki kemampuan dan tidak ada hambatan yang berarti untuk
menjalankannya. Produk yang dihasilkan relatif sama dengan para
pesaingnya hanya dibedakan dari inovasi dan variasi produk
pelengkapnya saja. Usaha mie ayam Mbot melakukan penetapan
harga dengan pertimbangan pada harga pesaing dan harga bahan
baku. Berdasarkan hal tersebut bentuk pasar produsen mie ayam
Mbot ini termasuk pasar persaingan sempurna. Sedangkan dari
sisi pasar konsumen, usaha mie ayam Mbot ini melakukan
penjualan langsung kepada konsumennya sehingga usaha ini
termasuk dalam kategori pasar penjualan langsung.
b) Analisis Persaingan
Usaha mie ayam Mbot memiliki kios di daerah Surantaka
Kecamatan Kalijati. Pada sekitar lokasi ini sudah berdiri enam
usaha serupa, akan tetapi hanya empat yang merupakan usaha mie
ayam sedangkan yang lain merupakan penjual bakso. Usaha mie
ayam yang ada di lokasi itu menjual mie ayam dan bakso serta
kombinasinya. Berbeda dengan mie ayam Mbot yang fokus pada
produk mie ayam dengan berbagai variasi pelengkap tambahan
sehingga usaha mie ayam Mbot ini dapat dikatakan memiliki hal
yang baru di lokasi tersebut.
29

c) Analisis Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP)


1. Segmentation (Segmentasi)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
segmentasi pasar yang dilakukan oleh mie ayam Mbot
merupakan segmentasi geografis. Mie ayam Mbot melakukan
penjualan pada daerah atau area di sekitar kiosnya berada saja.
Daerah itu mencakup hampir sejauh 4 KM dari lokasi kios, hal
ini pun dibantu dengan adanya layanan pesan antar sehingga
dapat mencakup pasar yang lebih luas. Akan tetapi terkadang
ada pula pembeli yang berlokasi cukup jauh dari kios mie
ayam Mbot yang datang dan membeli produk disana.
2. Targeting (Target)
Usaha mie ayam Mbot ini tidak memiliki target pasar
yang khusus. Konsumen mie ayam Mbot ini terdiri dari anak-
anak sampai orang tua dengan profesi yang beragam mulai dari
anak sekolah, guru, buruh pabrik, dan masyarakat pada
umumnya.
3. Positioning (Posisi)
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mie ayam
Mbot memposisikan produknya sebagai produk makanan yang
sehat. Mie ayam Mbot menggunakan produk yang baik dan
bebas dari zat berbahaya. Pada saat marak tentang produk
bakso yang menggunakan bahan-bahan berbahaya mie ayam
Mbot memproduksi sendiri bakso yang merupakan bahan
pelengkap produknya tanpa menggunakan bahan-bahan
berbahaya. Mie ayam Mbot juga memposisikan produknya
sebagai produk yang praktis dan mudah didapat dengan
memberikan layanan pesan antar, sehingga para konsumen
tidak perlu datang ke lokasi kios untuk dapat menikmati
produk dari mie ayam Mbot.
30

d) Strategi Bauran Pemasaran


1. Product (Produk)
Pada dasarnya produk yang dijual pada usaha ini adalah
mie ayam atau bakmie. Satu mangkok Mie ayam ini terdiri dari
olahan mie yang dicampur dengan sayuran sawi dan ditambah
dengan potongan ayam yang telah diolah secukupnya. Sebagai
pelengkap mie ayam ini juga disediakan bakso, bakso tahu,
bakso telur, dan ceker. Produk pelengkap tersebut dapat
dikombinasikan sesuai dengan keinginan konsumen. Adapun
jenis produk dan kombinasinya antara lain, mie ayam original,
mie ayam bakso, mie ayam bakso tahu, mie ayam bakso telur,
mie ayam ceker, mie ayam bakso komplit tahu, mie ayam
komplit telur, bakso kuah tahu, dan bakso kuah telur.
Dalam satu hari jumlah produksi mie ayam bisa
mencapai ± 100 porsi. untuk memenuhi jumlah produksi mie
ayam perharinya disediakan 7 kg mie, 7 kg sawi, dan 7 kg
ayam. Untuk produk pelengkap jumlah produksi perharinya
mencapai ± 60 porsi bakso kecil, ± 25 porsi bakso telur, ± 25
porsi bakso tahu, dan ceker ± 25 porsi.
2. Price (Harga)
Penetapan harga dilakukan berdasarkan biaya yang
dikeluarkan untuk memenuhi bahan baku yang digunakan
dengan berpatokan pada harga pasar yang berlaku dan
perolehan keuntungan yang diharapkan. Kisaran harga mie
ayam Mbot yaitu antara Rp. 6.000,- sampai Rp. 10.000,-
tergantung dari kombinasi mie ayam yang diminta. Penentuan
harga ini pun dilakukan dengan mempertimbangkan harga
produk yang sama di pasaran. Penentuan harga ini dilakukan
secara seksama karena pada pasar dengan persaingan
sempurna seperti ini penentuan harga akan berdampak
signifikan pada jumlah penjualan produk nantinya.
31

Penentuan harga ini nantinya akan mengikuti tingkat


inflasi yang ada, artinya pada tahun-tahun yang akan datang
mungkin akan ada penyesuaian harga apabila dirasa hal itu
diperlukan. Adapun rincian harga produk di mie ayam Mbot
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Daftar harga produk pada mie ayam Mbot
No Nama produk Harga

1 Mie Ayam Original Rp. 6.000;-


2 Mie Ayam Bakso Rp. 8000;-
3 Mie Ayam Ceker Rp. 8.000;-
4 Mie Ayam Bakso Telur Rp. 9.000;-
5 Mie Ayam Bakso Tahu Rp. 9.000;-
6 Mie Ayam Komplit Tahu Rp. 10.000;-
7 Mie Ayam Komplit Telur Rp. 10.000;-
8 Bakso Kuah Tahu Rp. 6.000;-
9 Bakso Kuah Telur Rp. 6.000;-
Ket : harga diasumsikan sama pertahunnya.
3. Place (Tempat)
Usaha mie ayam Mbot merupakan usaha yang
melakukan penjualan langsung pada konsumen atau direct
selling. Berdasarkan hal tersebut pemilihan lokasi usaha akan
sangat menentukan pada penjualan secara langsung. Lokasi
yang dimiliki oleh mie ayam Mbot berada di Surantaka
Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang. Lokasi tersebut berada
di tepi jalan raya yang ramai, lokasi tersebut dekat dengan
pasar Kecamatan Kalijati, tidak jauh dari lokasi tersebut pun
terdapat pabrik yang memiliki jumlah karyawan yang cukup
banyak, dan lokasi tersebut dekat pula dengan beberapa
sekolah baik SD, SMP, maupun SMA. Berdasarkan keterangan
di atas dapat dikatakan lokasi ini merupakan lokasi yang cukup
strategis
32

4. Promotion (Promosi)
Pada umumnya kegiatan promosi dilakukan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dan untuk
meningkatkan penjualan dari suatu produk. Promosi usaha ini
telah dilakukan sejak usaha ini berdiri pada tahun 2010. Pada
awalnya promosi hanya dilakukan melalui promosi dari mulut
ke mulut namun setelah pergantian pemilik bentuk promosi
yang dilakukan berkembang dengan cara penyebaran pamflet
atau brosur di tempat-tempat tertentu, dan promosi melalui
media sosial dan website.
4.2.2 Aspek Hukum
Analisis aspek hukum ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah suatu usaha diyakini layak dilihat dari sisi legalitasnya.
Usaha mie ayam Mbot ini termasuk dalam jenis usaha mikro kecil
dan menengah. Usaha ini juga termasuk dalam bentuk usaha
perseorangan yang seluruh modalnya ditanggung oleh pemilik usaha.
Dalam hal ini pemilik usaha juga merupakan pimpinan struktural
dalam usaha mie ayam Mbot ini.
Usaha mie ayam Mbot ini termasuk dalam jenis usaha kecil
yang memiliki kriteria berupa kekayaan bersih antara Rp.
50.000.000,- – Rp. 500.000.000,- dan memiliki hasil penjualan
tahunan antara Rp. 300.000.000,- - Rp. 2.500.000.000,-. Bidang
usaha yang dilakukan yaitu bergerak pada bidang kuliner. Usaha mie
ayam Mbot belum memiliki legalitas dari sisi hukum, dikarenakan
belum memiliki ijin usaha yang dibutuhkan untuk usaha mikro,
kecil, dan menengah. Hal ini dikarenakan pemilik belum merasa
harus mengurus perijinan usaha. Berdasarkan hal di atas maka usaha
ini memiliki risiko pada aspek hukum karena belum memiliki surat
izin usaha.
4.2.3 Aspek Teknis dan Operasional
Analisis pada aspek ini dilakukan untuk mengetahui apakah
usaha ini layak untuk dijalankan secara teknis. Adapun hal-hal yang
33

menjadi pertimbangan pada aspek teknis yang akan dibahas dalam


penelitian ini meliputi lokasi usaha, proses produksi, dan proses
penjualan dari usaha mie ayam Mbot ini.
a. Lokasi Usaha
Penentuan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam
pendirian suatu usaha. Ada beberapa alasan atau faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi dalam pendirian suatu usaha.
Pemilihan lokasi suatu usaha dapat berdasarkan kedekatan lokasi
usaha dengan sumber bahan baku, kedekatan lokasi usaha dengan
tenaga kerja, atau kedekatan lokasi usaha dengan konsumen. Dalam
kasus mie ayam Mbot ini pemilihan lokasi didasarkan pada
kedekatan lokasi dengan konsumen atau pasar. Hal ini dipilih karena
usaha mie ayam Mbot ini merupakan usaha yang melakukan
penjualan secara langsung (direct selling).
Lokasi yang dimiliki oleh mie ayam Mbot terletak di
Surantaka, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Lokasi ini
merupakan lokasi yang cukup strategis, terletak di tepi jalan dengan
kawasan yang cukup ramai. Lokasi kios ini berjarak sekitar 4 KM
dari lokasi produksi yang berada di Desa Tanggulun barat
Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang. Jarak ini dinilai relatif
dekat, karena dalam pemilihan lokasi ini yang menjadi pertimbangan
adalah faktor kedekatan dengan pasar.
Kios yang dimiliki oleh mie ayam Mbot mampu menampung
sekitar 12 konsumen sekaligus. Kios ini terdiri dari etalase yang
berada di depan, tempat mencuci peralatan makan, deretan meja dan
kursi, serta lemari pendingin untuk minuman. Untuk lebih
lengkapnya bentuk layout kios dapat dilihat pada gambar 2.
34

F E

D C D D C D

D D D D

D D D D

B
A

Gambar 2. Layout kios Mie Ayam Mbot


Keterangan gambar:
A : Etalase
B : Lemari pendingin minuman
C : Meja
D : Kursi
E : Kamar mandi/ tempat pencucian
F : Tempat cuci/wastafel
b. Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan oleh mie ayam Mbot
menitikberatkan pada produksi bahan-bahan pelengkap atau pun
bahan penyusun untuk produk akhirnya nanti. Bahan-bahan yang
diproduksi berupa produk-produk seperti bakso, bakso tahu, bakso
telur, dan olahan ceker. Bahan-bahan pelengkap yang diproduksi
berupa potongan ayam olahan, sambal, dan beberapa bahan
tambahan lainnya.
Dalam proses produksi ini mencakup mengenai pemenuhan
bahan baku yang digunakan. Semua bahan baku yang digunakan
didapatkan dari pasar yang berjarak cukup dekat dari lokasi
produksi. Intensitas pembelian bahan baku ini dilakukan berbeda-
beda untuk tiap jenisnya, ada beberapa bahan yang harus dibeli
35

setiap hari sampai ada yang dibeli seminggu sekali. Bahan yang
harus dibeli setiap hari yaitu berupa tahu, sayuran, dan bumbu
karena dibutuhkan dalam kondisi segar. Untuk pembelian bahan
seperti daging ayam dilakukan beberapa hari sekali karena untuk
proses produksi biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
beberapa hari. Untuk pembelian dan pengolahan daging sapi sebagai
bahan baku bakso dilakukan seminggu sekali agar lebih efektif.
c. Proses Penjualan
Proses penjualan yang dimaksud dalam hal ini yaitu proses
bahan baku yang dihasilkan dari proses produksi untuk sampai pada
konsumen. Bahan-bahan baku yang dihasilkan dari proses produksi
selanjutnya akan dibawa oleh pekerja penjualan untuk sampai di
lokasi kios. Jam operasional penjualan di kios yaitu pukul 10.00 -
20.00 WIB setiap harinya. Di lokasi kios ini pekerja penjualan akan
mengolah bahan yang ada untuk menjadi produk yang diinginkan
oleh konsumen. Untuk kasus pembelian pesan antar setelah
mendapatkan pesanan melalui telepon pekerja penjualan kemudian
akan menyiapkan produk yang dipesan untuk kemudian diantarkan
pada konsumen, untuk layanan pesan antar ini konsumen tidak
dibebani biaya tambahan, namun pada kasus-kasus tertentu
terkadang ada konsumen yang memberi bayaran tambahan atas
inisiatifnya sendiri. Layanan pesan antar ini mencakup daerah
disekitar kios ini berada saja dengan jarak paling jauh sekitar 3Km.
4.2.4 Aspek Manajemen dan Organisasi
Analisis pada aspek menejemen dan organisasi mie ayam
Mbot meliputi:
A. Struktur Organisasi
Mie ayam Mbot merupakan salah satu jenis usaha
berskala kecil di bidang kuliner dengan produk berupa mie
ayam. Usaha ini memiliki struktur organisasi yang masih
sangat sederhana seperti dapat dilihat pada gambar 3.
36

Pemilik

Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga


Penjualan Penjualan Produksi Produksi
Gambar 3. Struktur Organisasi Mie Ayam Mbot
Gambar di atas menunjukan bahwa pemimpin usaha
membawahi pegawai secara langsung, yang berarti bahwa
pemimpin memberikan perintah atau arahan secara langsung
kepada para pegawainya tanpa melalui perantara atau bagian
tertentu dalam organisasi.
Mie ayam Mbot saat ini dimiliki secara langsung oleh
Eko Kurniawan Khennedy. Pemilik mengambil keputusan
dalam segala bidang aktivitas perusahaan dan menetapkan
kebijakan perusahaan. Namun untuk mengetahui langsung
kondisi dilapangan Pemilik terlebih dahulu melakukan diskusi
dengan para pegawainya dalam mengambil atau menentukan
suatu keputusan.
Tenaga kerja atau pegawai merupakan salah satu faktor
penting dalam suatu usaha terlebih bagi usaha yang melakukan
penjualan secara langsung seperti usaha mie ayam Mbot. Pada
dasarnya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja
tetap adalah pegawai yang memperoleh gaji setiap bulan,
memiliki tanggung jawab yang lebih besar bagi kemajuan
suatu usaha, dan terikat secara langsung dengan peraturan yang
diterapkan dalam organisasi tersebut. Tenaga kerja tidak tetap
merupakan pegawai yang dibutuhkan atau dipekerjakan pada
waktu-waktu dan bagian terentu saja. Mie ayam Mbot
memiliki empat orang pegawai seperti terlihat pada gambar
struktur organisasi yang semuanya merupakan pegawai tetap.
37

B. Deskripsi Pekerjaan
Pada usaha mie ayam Mbot ini pemilik sekaligus
pemimpin memiliki empat orang tenaga kerja yang terdiri dari
dua bagian yaitu bagian produksi dan penjualan.
a. Pemilik (Pemimpin)
Pemilik yang sekaligus pemimpin dalam usaha ini
memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan usaha
ini. Pemilik bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
dalam perusahaan. Pemilik memegang sepenuhnya
tanggung jawab dalam pelaksanaan manajerial usaha mulai
dari proses produksi, pemasaran, sumber daya manusia, dan
keuangan. Pemilik juga bertanggung jawab dalam
pengambilan setiap keputusan terhadap masalah yang
dihadapi oleh perusahaan.
b. Pekerja Produksi
Pekerja produksi bertanggung jawab terhadap
proses produksi, dalam hal ini pada pembuatan bakso,
pengolahan ayam campuran mie, pengolahan ceker, dan
pengemasan sambal dan saus. Pekerja produksi juga
bertugas dalam hal pembelian bahan baku.
c. Pekerja Penjualan
Pekerja penjualan bertanggung jawab dalam proses
meracik dan menyajikan mie ayam atau produk lainnya.
Petugas penjualan juga bertanggung jawab mengantarkan
pesanan untuk pembelian pesan antar. Oleh karena itu
pekerja penjualan harus dapat meracik mie ayam dan
bergantian dalam mengantar pesanan. Pekerja penjualan
merupakan bagian yang sangat vital bagi usaha ini karena
pekerja inilah yang berhadapan langsung dengan konsumen
sehingga dapat mempengaruhi secara langsung pandangan
konsumen mengenai usaha ini.
38

C. Sistem Kompensasi
Sistem pemberian kompensasi kepada para pekerja di
mie ayam Mbot ini dilakukan setiap akhir bulan. Hal ini juga
dikarenakan mie ayam Mbot menggunakan tenaga kerja tetap
yang memperoleh upah secara rutin setiap bulannya. Upah
yang diberikan kepada para pekerja mie ayam Mbot yakni
sebesar Rp. 750.000;- setiap bulannya. Jumlah tersebut
merupakan upah yang diberikan kepada semua pekerja baik
pekerja produksi maupun pekerja penjualan. Khusus bagi
pekerja penjualan, mereka akan mendapat tambahan Rp.
10.000;- setiap harinya sebagai uang makan mereka. Selain
upah yang didapat setiap bulannya para pekerja juga
mendapatkan tunjangan hari raya setiap menjelang hari raya
Idul Fitri yang besarnya sama dengan gaji satu bulan.
4.2.5 Aspek ekonomi dan Sosial
Dalam aspek ekonomi dan sosial akan dilihat seberapa besar
dampak yang dihasilkan dari usaha ini terhadap kehidupan ekonomi
dan sosial bagi lingkungan sekitar usaha ini berada. Dilihat dari
aspek ekonomi, dengan adanya usaha Mie ayam Mbot ini dapat
meningkatkan jumlah pendapatan baik bagi pemilik usaha maupun
masyarakat sekitar dalam hal ini para pekerja serta bagi pemerintah
daerah. Dilihat dari aspek sosial, dengan adanya usaha mie ayam
Mbot ini akan membuka peluang kesempatan kerja dan dapat
menyerap sejumlah tenaga kerja dari masyarakat sekitar, sehingga
secara tidak langsung usaha ini membantu mengurangi jumlah
pengangguran di daerah tersebut.
Seiring dengan perkembangan usaha mie ayam Mbot dengan
meningkatnya skala usaha ini akan meningkatkan pula manfaat
usaha ini pada aspek sosial dan ekonomi pada masa yang akan
datang. Walaupun saat ini usaha mie ayam Mbot masih dalam skala
yang cukup kecil akan tetapi sudah dapat dirasakan dengan jelas
39

manfaat positif pada aspek ekonomi dan sosial terutama bagi para
pegawainya.
4.2.6 Aspek Lingkungan
Pada beberapa usaha tertentu aspek lingkungan merupakan
aspek yang paling penting untuk dianalisis, biasanya pada usaha-
usaha yang menghasilkan limbah yang cukup tinggi dan berbahaya
bagi lingkungan. Pada usaha mie ayam Mbot limbah yang dihasilkan
merupakan limbah sisa dari proses produksi dan limbah dari proses
penjualan. Usaha ini tidak menghasilkan limbah berbahaya seperti
bahan kimia dan lain-lain. Limbah yang dihasilkan serupa dengan
limbah rumah tangga pada umumnya. Limbah yang dihasilkan dari
pembersihan dan pengolahan bahan dibuang melalui saluran
pembuangan yang tersedia, sedangkan limbah yang berupa sampah
dari proses produksi dan akan dukumpulkan dalam tempat sampah
yang selanjutnya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah
(TPS) umum setiap harinya.
4.2.7 Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan dianggap oleh sebagian orang
merupakan aspek yang paling penting dalam suatu usaha. Hal ini
dikarenakan pada dasarnya alasan seseorang untuk melakukan usaha
adalah untuk memperoleh peningkatan dari aspek keuangan. Analisis
aspek keuangan pada usaha mie ayam Mbot ini terdiri dari rencana
kebutuhan dana, rencana kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya,
rencana penerimaan, dan analisis kriteria investasi.
1. Kebutuhan Dana
Kebutuhan dana untuk usaha mie ayam Mbot ini terdiri dari
kebutuhan modal investasi dan kebutuhan modal kerja.
Kebutuhan modal investasi pada usaha mie ayam Mbot terdiri
dari biaya sewa bangunan selama lima tahun dan biaya untuk
pemenuhan peralatan serta perlengkapan untuk kebutuhan
produksi. Total kebutuhan dana investasi yang diperlukan oleh
40

mie ayam yaitu sebesar Rp. 51.173.000. Hal ini dapat dilihat
secara rinci pada Tabel 4.
Tabel 4. Dana investasi usaha mie ayam Mbot
No Jenis Investasi satuan Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)
1 2 3 4 5 6
A Bangunan
1 Sewa Bangunan Toko Tahun 5 7.500.000 37.500.000
B Alat dan Perlengkapan
1 Etalase bh 1 3.500.000 3.500.000
2 Meja bh 2 450.000 900.000
3 Kursi bh 12 25.000 300.000
4 Lemari Pendingin bh 1 1.900.000 1.900.000
5 Kompor bh 2 250.000 500.000
6 Freezer bh 1 2.500.000 2.500.000
7 Tabung Gas bh 2 600.000 1.200.000
8 Panci Besar bh 2 600.000 1.200.000
9 Wajan Besar bh 2 150.000 300.000
10 Panci Sedang bh 1 150.000 150.000
11 Sudip bh 2 10.000 20.000
12 Sudip Sayur bh 2 10.000 20.000
13 Saringan bh 2 20.000 40.000
14 Pisau bh 3 15.000 45.000
15 Kotak Tempat Mie bh 4 15.000 60.000
16 Mangkuk Besar lusin 3 50.000 150.000
17 Mangkuk Kecil lusin 2 60.000 120.000
18 Sendok lusin 4 10.000 40.000
19 Garpu lusin 2 10.000 20.000
20 Sumpit lusin 2 15.000 30.000
21 Tempat Sambal bh 4 7.500 30.000
22 Tempat Tisue bh 4 12.000 48.000
Banner ( Spanduk Nama
23 kios) bh 1 400.000 400.000
famplet (Selebaran
24 Iklan) paket 1 200.000 200.000
Total 51.173.000
Kebutuhan modal kerja pada usaha mie ayam Mbot terdiri
dari pemenuhan biaya untuk bahan baku, biaya untuk kebutuhan
kemasan, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Total kebutuhan
dana modal kerja yang diperlukan oleh mie ayam Mbot yaitu
41

sebesar Rp. 4.477.750. Kebutuhan modal kerja yang dimaksud


adalah modal kerja untuk kegiatan mingguan perusahaan pada
tahun pertama beroperasi.
Tabel 5. Dana modal kerja usaha mie ayam Mbot.
No Jenis Biaya Satuan Jumlah Harga Nilai Persentase
A Bahan Baku
1 Mie Kg 45 10.000 450.000 14,20%
2 Daging Sapi Kg 7 70.000 490.000 15,46%
3 Daging Ayam Kg 35 35.000 1.225.000 38,66%
4 Tahu Bh 140 1.750 245.000 7,73%
1 2 3 4 5 6 7
5 Telur Kg 11 20.000 220.000 6,94%
6 Ceker Bh 280 500 140.000 4,42%
7 Teh Botol Pak 7 38.000 266.000 8,39%
8 Teh Gelas (Teh Eco) Dus 7 19.000 133.000 4,20%
Total Nilai Bahan Baku 3.169.000 70,77%
B Bahan Pelengkap
Penggilingan +
1 65.000 65.000 5,83%
1 Bumbu Kali
2 Sayur Sawi Kg 35 5.000 175.000 15,70%
3 Saus Dus 2 20.000 40.000 3,59%
4 Sambal (Cabe Rawit) Kg 7 30.000 210.000 18,84%
5 Bumbu Ceker Paket 7 10.000 70.000 6,28%
6 Daun Bawang Kg 1,75 12.000 21.000 1,88%
7 Bawang Goreng Bks 14 6.000 84.000 7,54%
8 Vetsin Bks 7 8.000 56.000 5,02%
9 Garam Bks 7 750 5.250 0,47%
10 Kecap Bks 7 16.000 112.000 10,05%
11 Merica Kg 0,7 60.000 42.000 3,77%
12 Bawang Putih Kg 1,75 18.000 31.500 2,83%
13 Saori Bks 7 8.000 56.000 5,02%
14 Gula Putih Kg 3,5 12.000 42.000 3,77%
15 Air Mineral Gelas Dus 7 15.000 105.000 9,42%
Total Nilai Bahan Pelengkap 1.114.750 24,90%
C Kemasan
1 Styrofoam Lbr 210 300 63.000 32,47%
2 Sumpit kayu Lusin 18 2.500 45.000 23,20%
3 Sendok Plastik Lusin 18 500 9.000 4,64%
4 Plastik sambal Pak 7 3.000 21.000 10,82%
5 Plastik kemasan Pak 7 8.000 56.000 28,87%
Total Nilai Kemasan 194.000 4,33%
Jumlah Total 4.477.750 100,00%
42

Pemenuhan kebutuhan dana pada usaha mie ayam Mbot


didapatkan sepenuhnya dari modal sendiri yaitu dari pemilik
langsung.
2. Rencana Kebutuhan Fisik
Rencana kebutuhan fisik pada usaha mie ayam Mbot ini
merupakan suatu perencanaan tentang kebutuhan fisik yang
diperlukan oleh usaha ini selama periode usaha yang berlaku.
Analisis rencana kebutuhan fisik ini dilakukan untuk mengetahui
setiap kebutuhan fisik dalam menunjang aktifitas usaha secara
detail dalam periode usaha setiap tahunnya. Kebutuhan fisik ini
terdiri dari bangunan tempat usaha, peralatan dan perlengkapan
produksi, bahan baku produksi, energi dan tenaga kerja.
Bangunan yang dimaksud dalam hal ini adalah bangunan yang
digunakan sebagai kios untuk berjualan yang didapatkan dengan
sistem kontrak atau sewa.
Peralatan dan perlengkapan produksi terdiri dari berbagai
berbagai peralatan memasak dan penunjangnya sesuai dengan
tahapan produksinya seperti kompor,lemari pendingin,panci,
wajan, dan lain sebagainya. Kebutuhan bahan baku terdiri dari
bahan-bahan masakan seperti mie, daging sapi, daging ayam,
tahu, telur, ceker, dan berbagai bahan pelengkap lainnya.
Kebutuhan energi yang digunakan adalah energi listrik dan gas
LPG yang digunakan dalam hal penerangan dan operasi lemari
pendingin untuk listrik serta keperluan memasak untuk gas LPG.
Kebutuhan tenaga kerja dipenuhi oleh 4 orang tenaga kerja yang
terbagi menjadi 2 orang tenaga kerja produksi dan 2 orang tenaga
kerja penjualan.
3. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya adalah hasil penjumlahan dari
seluruh biaya yang diperlukan pada usaha mie ayam Mbot. Pada
umumnya rencana anggaran biaya ini adalah jumlah biaya yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang telah dijelaskan
43

sebelumnya. Biaya-biaya yang termasuk dalam rencana anggaran


biaya terdiri dari biaya bangunan yang didapat dengan cara sewa
sebesar Rp. 37.500.000 untuk lima tahun, biaya peralatan dan
perlengkapan sebesar Rp.14.433.000, biaya bahan baku produksi
dan pelengkapnya sebesar Rp. 1.200.291.875, biaya tenaga kerja
yang terdiri dari upah, tunjangan, dan konsumsi sebesar Rp.
293.100.000, dan biaya lain-lain yang terdiri dari kebutuhan
listrik, air, tisue, transport, dan gas sebesar Rp. 25.692.500.
Tabel 6. Ringkasan rencana anggaran biaya mie ayam Mbot.
Item Rencana Anggaran Biaya (Rp)
Sewa Bangunan 37.500.000
Peralatan dan Perlengkapan
Produksi 14.433.000
Bahan Baku Produksi dan
1.200.291.875
Pelengkapnya
Biaya Tenaga Kerja 293.100.000
Biaya Lain-lain 25.692.500
4. Rencana Penerimaan
Penerimaan merupakan semua bentuk pendapatan yang
diperoleh perusahaan yang berupa kas masuk selama berjalannya
usaha atau proyek. Penerimaan yang didapat oleh mie ayam
Mbot berasal dari penjualan produk-produknya. Penjualan
tersebut terdiri dari penjualan mie ayam, bakso kecil, bakso
tahu, bakso telur, ceker, teh botol, dan teh gelas. Jumlah
pendapatan tersebut merupakan pendapatan tahunan dengan
peningkatan jumlah penjualan setiap tahunnya. Penerimaan mie
ayam Mbot dapat dilihat pada Tabel 7,nilai pada tahun pertama
merupakan nilai riil yang merupakan penjualan yang telah
dilakukan mie ayam Mbot sejak Mei 2012, sedangkan untuk
tahun berikutnya merupakan nilai proyeksi dari data yang ada.
44

Tabel 7. Rencana penerimaan mie ayam Mbot.


TAHUN ANALISIS (JUMLAH PENERIMAAN) (Rp)
ITEM
1 2 3 4 5

Mie Ayam 203.040.000 212.064.000 216.576.000 234.624.000 243.648.000

Bakso Kecil 21.714.000 32.900.000 44.180.000 44.180.000 44.180.000

Bakso Tahu 19.740.000 19.740.000 24.675.000 24.675.000 24.675.000

Bakso Telur 19.740.000 19.740.000 24.675.000 24.675.000 24.675.000

Ceker 13.160.000 16.450.000 16.450.000 16.450.000 16.450.000

Teh Botol 23.688.000 23.688.000 23.688.000 23.688.000 23.688.000

Teh Gelas (eco) 8.225.000 8.225.000 8.225.000 8.225.000 8.225.000

Total Penerimaan 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 385.541.000

Harga Pokok 204.696.750 226.551.750 248.201.125 259.481.125 266.061.125

Margin Laba 104.610.250 106.255.250 110.267.875 117.035.875 119.479.875

Biaya Operasional 63.758.500 63.758.500 63.758.500 63.758.500 63.758.500

Laba Operasional 40.851.750 42.496.750 46.509.375 53.277.375 55.721.375

5. Evaluasi Perhitungan Laba Rugi


Evaluasi perhitungan laba rugi disini merupakan
perhitungan laba rugi usaha mie ayam Mbot selama satu tahun
usaha ini telah berjalan. Hasil perhitungan ini akan menjadi
bahan pertimbangan apakah usaha ini telah berjalan dengan
layak atau tidak. Secara keseluruhan pada tahun pertama mie
ayam Mbot ini beroperasi telah dapat menghasilkan laba
penjualan atau profit on sales sebesar 10,74%. Untuk lebih
lengkapnya perhitungan laba rugi usaha mie ayam Mbot pada
tahun pertama dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel tersebut
menyajikan perhitungan laba rugi usaha ini selama satu tahun
yang dihitung sejak bulan Mei 2012.
45

Tabel 8. Perhitungan Laba Rugi tahun ke-1


rataan per rataan per
No Uraian Tahun ke-1
bulan minggu
A Inflow 309.307.000 25.775.583 6.581.000
B Outflow
Biaya Variabel 209.835.250 17.486.271 4.464.580
Biaya Tetap 58.620.000 4.885.000 1.247.234
Penyusutan 1777017 148.085 37.809
Total Outflow 270.232.267 22.519.356 5.749.623
L/R sebelum
C pajak 39.074.733 3.256.228 831.377
D Pajak (15%) 5.861.210 488.434 124.707
Laba setelah
E pajak 33.213.523 2.767.794 706.671
F Profit on sales 10,74% 10,74% 10,74%
G BEP 86.408.629 7.200.719 1.838.481
6. Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi bertujuan untuk menentukan
kelayakan suatu usaha bila dilihat dari aspek keuangan.
Kelayakan usaha mie ayam Mbot dapat dilihat melalui lima
analisis kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV),
Internal rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C),
Break Event Point (BEP), dan Payback Period (PBP). Nilai
hasil analisis dari kriteria penilaian investasi dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Nilai kriteria penilaian Investasi mie ayam Mbot
Kriteria Investasi Nilai

Net Present Value (NPV) Rp. 93.879.397


Internal rate of Return (IRR) 68%
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 2,83
Break Event Point (BEP) (Tahun Pertama) Rp. 86.408.629
Payback Period (PBP) 1,45 tahun
a. Net Present Value (NPV)
Nilai NPV pada usaha mie ayam Mbot ini adalah Rp.
93.879.397 Nilai tersebut menunjukan jumlah keuntungan
yang akan didapat oleh mie ayam Mbot selama lima tahun
46

periode analisis berdasarkan nilai saat ini bila dinilai dengan


tingkat suku bunga sebesar 12%. Nilai NPV tersebut
menunjukan bahwa usaha mie ayam Mbot ini layak untuk
dijalankan karena memenuhi syarat nilai NPV yang harus
lebih besar dari nol.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Kelayakan suatu usaha dapat dilihat apabila memiliki
nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang
diterapkan. Nilai IRR pada usaha mie ayam Mbot ini adalah
68%. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang
digunakan yaitu sebesar 12 % sehingga usaha ini layak untuk
dijalankan. Nilai IRR dari mie ayam Mbot ini dapat
dikategorikan cukup tinggi. Tingginya nilai IRR ini
dikarenakan biaya investasi yang cenderung kecil karena
usaha ini mendapatkan tempat usahanya dengan cara sewa.
c. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C adalah nilai dari kemampuan suatu usaha
untuk menghasilkan laba untuk tiap satuan investasi yang
dikeluarkan. Nilai Net B/C dari usaha mie ayam Mbot adalah
2,83. Nilai tersebut menunjukan bahwa bahwa dari setiap Rp.
1 nilai investasi yang dikeluarkan maka usaha ini dapat
menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp. 2,83. Salah satu
syarat kelayakan suatu usaha yaitu harus memiliki nilai Net
B/C yang lebit besar dari satu, maka usaha ini layak untuk
dijalankan karena memiliki nilai 2,83 yang lebih besar dari
satu.
d. Break Event Point (BEP)
Break Event Point merupakan nilai dari suatu keadaan
dimana usaha yang dijalankan mengalami titik impas yaitu
tidak mengalami kerugian dan keuntungan. Pada umumnya
nilai dari BEP dapat berupa jumlah produk atau jumlah unit
produk yang dijual, akan tetapi karena usaha mie ayam Mbot
47

ini memiliki produk yang beragam sehingga analisis nilai


BEP ini dilakukan untuk menemukan jumlah harga atau
penjualan produk pada titik impasnya. Nilai BEP pada tahun
pertama usaha mie ayam Mbot ini yaitu sebesar Rp.
86.408.629. Nilai tersebut menunjukan bahwa usaha mie
ayam Mbot ini harus melakukan penjualan minimal sebanyak
Rp. 86.408.629 untuk mencapai titik impasnya atau tidak
mengalami kerugian. Nilai BEP usaha ini untuk tahun kedua
sampai kelima secara berurutan yaitu sebesar Rp. 84.203.571,
Rp. 82.945.780, Rp. 83.408.124, dan Rp. 83.334.973.
e. Payback Period (PBP)
Payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu
yang diperlukan suatu usaha untuk mengembalikan jumlah
investasi yang dikeluarkan di awal periode usaha. Usaha mie
ayam Mbot ini memiliki nilai payback period sebesar 1,45
tahun atau selama 1 tahun 5 bulan dan 12 hari. Hal ini berarti
bahwa usaha ini sudah dapat menutupi nilai investasinya
pada pertengahan tahun keduanya beroperasi,atau sekitar
bulan November tahun 2013.
4.3. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh
perubahan yang ada terhadap usaha yang dijalankan. Dalam penelitian ini
dilakukan perubahan pada beberapa faktor yaitu, kenaikan biaya variabel,
kenaikan harga daging sapi, kenaikan harga daging ayam, dan kenaikan
harga daging ayam dan daging sapi. Analisis sensitivitas pada penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kepekaan usaha ini terhadap
perubahan faktor-faktor di atas. Analisis dilakukan dengan melakukan
perubahan terhadap faktor-faktor di atas hingga diperoleh nilai kelayakan
investasi usaha tersebut mendekati kriteria tidak layak.
Analisis sensitivitas pada penelitian ini menghasilkan nilai
maksimum perubahan pada faktor-faktor yang disebutkan di atas. Pada
kenaikan biaya variabel diperoleh nilai sebesar 12,7%, nilai tersebut adalah
48

nilai yang dapat ditoleransi oleh usaha ini. Hal ini berarti bila terjadi
kenaikan biaya variabel lebih dari 12,7% maka usaha ini menjadi tidak
layak dijalankan. Nilai sensitivitas untuk kenaikan harga daging sapi
diperoleh sebesar 82%, dimana usaha ini dapat cukup baik untuk
mentoleransi kenaikan harga daging sapi. Hal tersebut berarti usaha ini
masih layak untuk dijalankan selama kenaikan harga daging sapi tidak
melebihi 82%. Nilai sensitivitas untuk kenaikan harga daging ayam
diperoleh nilai sebesar 44,5%, nilai tersebut merupakan nilai batas kenaikan
harga daging ayam yang dapat diterima oleh usaha mie ayam mbot. Hal
tersebut berarti usaha ini menjadi tidak layak bila terjadi kenaikan harga
daging ayam melebihi dari 44,5%. Untuk nilai sensitivitas jika kenaikan
daging ayam dan daging sapi terjadi secara bersamaan diperoleh sebesar
28,7%, dimana usaha mie ayam Mbot hanya bisa mentoleransi kenaikan
harga daging ayam dan daging sapi sebesar 28,7%. Hal tersebut berarti
usaha ini akan tidak layak dijalankan bila mengalami terjadi kenaikan harga
daging ayam dan daging sapi lebih dari 28,7%.
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian evaluasi usaha mie ayam


pada usaha Mie Ayam Mbot yang berlokasi di Kampung Dayacipta, Desa
Tanggulun Barat, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a) Berdasarkan analisis aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar dan
pemasaran berupa bentuk pasar, analisis persaingan, analisis STP, dan
strategi bauran pemasaran menunjukan usaha mie ayam Mbot ini layak
untuk dijalankan, begitu pula pada aspek teknis dan operasional, aspek
manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek
lingkungan menunjukan usaha mie ayam Mbot ini layak dilakukan,
sedangkan dalam aspek hukum terdapat risiko karena usaha ini belum
memiliki surat izin usaha yang dibutuhkan oleh UMKM.
b) Berdasarkan hasil analisis aspek finansial yaitu pada aspek keuangan hasil
evaluasi penjualan selama satu tahun yang telah berjalan menghasilkan
nilai profit on sales sebesar 10,74%, sedangkan berdasarkan kriteria
investasi usaha mie ayam Mbot layak dijalankan dengan umur proyek
selama lima tahun dengan tingkat discount rate sebesar 12%. Analisis
kriteria investasi menghasilkan NPV sebesar Rp. 93.879.397, IRR sebesar
68%, Net B/C sebesar 2,83, BEP sebesar Rp. 86.408.629, dan PBP selama
1 tahun 5 bulan dan 12 hari.
c) Berdasarkan hasil analisis sensitivitas terhadap usaha mie ayam Mbot
dengan perubahan beberapa faktor diperoleh, kenaikan biaya variabel
12,7%, kenaikan harga daging sapi 82%, kenaikan harga daging ayam
44,5%, dan kenaikan harga daging ayam dan daging sapi secara bersamaan
sebesar 28,7%. Nilai-nilai di atas merupakan tingkat kenaikan maksimal
pada faktor-faktor tersebut yang masih dapat ditoleransi oleh usaha mie
ayam Mbot.
50

2. Saran
Saran yang dapat diberikan bagi usaha Mie Ayam Mbot antara lain:
a) Usaha ini harus meningkatkan strategi promosinya dengan melakukan
promosi-promosi yang menarik dan melakukan penyesuaian harga agar
mendapatkan hasil yang lebih baik. Usaha ini harus segera mengurus surat
izin usaha untuk mengurangi risiko dalam usahanya. Usaha ini harus
memiliki struktur manajerial dalam pembagian tanggung jawab yang baik.
b) Jika terjadi kenaikan faktor biaya yang melebihi nilai sensitivitas yang
diperoleh maka sebaiknya dilakukan penyesuaian harga agar usaha ini
tetap layak dijalankan.
51

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara.


Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Penerjemah: Slamet
Sutomo dan Komet Mangiri. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.
Hasan I. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta (ID): PT. Bumi
Aksara.
Irfani R. 2011. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel Laptop di UMKM
Yogi Tas Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. [Skripsi].,
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kadariah. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek (jilid 1). Jakarta (ID): Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta (ID): Kencana
Prenada Media Group.
Kotler dan Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Penerjemah: Bob
Sabran. Jakarta (ID): Erlangga.
Maulana AF. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Makan Sederhana Waroeng
Jaya, Bogor, Jawa Barat ( Studi Kasus Waroeng Jaya, Bogor, Jawa Barat).
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mondy RW. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Penerjemah : Bayu
Airlangga. Jakarta (ID): Erlangga.
Permana BE. 2010. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk (Studi Kasus
Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Prawirosentono S. 2007. Manajemen Operasi : Analisis dan Studi Kasus. Edisi 4.
Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara.
Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana
Bisnis Secara Komprehensif. Edisi 3. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka
Utama.
__________. 2012. Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Usaha Besar Tahun 2010-2011[internet]. Jakarta (ID): [diunduh 2013 Jan 9].
Tersedia pada: http://www.depkop.go.id.
__________. 2008. Undang-undang no.20 tahun 2008 [internet]. Jakarta (ID):
[diunduh 2013 jan 13]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id.
48

LAMPIRAN
No Item Satuan Tahun Analisis Jumlah

Lampiran 1.Rencana kebutuhan fisik Mie Ayam Mbot


0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Bangunan
1 Sewa Bangunan Toko Unit 5 5
B Peralatan
1 Etalase Buah 1 1
2 Meja Buah 2 2
3 Kursi Buah 12 12
4 Lemari Pendingin Buah 1 1
5 Kompor Buah 2 1
6 Freezer Buah 1 1
7 Tabung Gas Buah 2 1
8 Panci Besar Buah 2 2
9 Wajan Besar Buah 2 2
10 Panci Sedang Buah 1 1
11 Sudip Buah 2 2 2
12 Sudip Sayur Buah 2 2 2
13 Saringan Buah 2 2 2
14 Pisau Buah 3 3 3
C Perlengkapan
1 Kotak Tempat Mie Buah 4 4
2 Mangkuk Besar lusin 3 3 6
3 Mangkuk Kecil lusin 2 2 4
4 Sendok lusin 4 4 8
5 Garpu lusin 2 2 4
6 Sumpit lusin 2 2 4
7 Tempat Sambal Buah 4 4

53
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanjutan Lampiran 1
8 Tempat Tisue Buah 4 4
Banner (Spanduk Nama
9
Kios) Buah 1 1 2
10 Famplet (Selebaran Iklan) paket 1 1
D Bahan Baku
1 Mie Kg 2115 2209 2256 2444 2538 11562
2 Daging Sapi Kg 329 470 658 658 658 2773
3 Daging Ayam Kg 1645 1880 1974 2209 2350 10058
4 Penggilingan + Bumbu Kali 47 47 47 47 47 235
5 Sayur Sawi Kg 1645 1880 1974 2209 2350 10058
6 Saus Dus 94 94 94 94 94 470
7 Sambal (Cabe Rawit) Kg 329 329 329 329 329 1645
8 Tahu Buah 6580 6580 8225 8225 8225 37835
9 Telur Kg 517 517 658 658 658 3008
10 Ceker Buah 13160 16450 16450 16450 16450 78960
11 Bumbu Ceker Paket 329 329 329 329 329 1645
12 Daun Bawang Kg 82,25 82,25 82,25 82,25 82,25 411,25
13 Bawang Goreng Bks 658 658 658 658 658 3290
14 Vetsin Bks 329 329 329 329 329 1645
15 Garam Bks 329 329 329 329 329 1645
16 Kecap Bks 329 329 329 329 329 1645
17 Merica Kg 32,9 32,9 32,9 32,9 32,9 164,5
18 Bawang Putih Kg 82,25 82,25 82,25 82,25 82,25 411,25
19 Saori Bks 329 329 329 329 329 1645
20 Gula Putih Kg 164,5 164,5 164,5 164,5 164,5 822,5
21 Teh Botol Pak 329 329 329 329 329 1645
22 Teh Gelas (Teh Eco) Dus 329 329 329 329 329 1645
23 Air Mineral Gelas Dus 329 329 329 329 329 1645

54
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanjutan Lampiran 1
E Kemasan
1 Styrofoam Lbr 9870 9870 9870 9870 9870 49350
2 Sumpit kayu Lusin 846 846 846 846 846 4230
3 Sendok Plastik Lusin 846 846 846 846 846 4230
4 Plastik sambal Pak 329 329 329 329 329 1645
5 Plastik kemasan Pak 329 329 329 329 329 1645
F Tenaga Kerja
1 Gaji Org 5 5 5 5 5 25
2 Tunjangan Hari Raya Org 5 5 5 5 5 25
3 Konsumsi org 3 3 3 3 3 15
G Lain-Lain
1 Tagihan Listrik Bln 12 12 12 12 12 60
2 Tagihan Air Bln 12 12 12 12 12 60
3 Transport (Bensin) Lt 329 329 329 329 329 1645
4 Gas Tabung 23 23 23 23 23 115
5 Tisue Pak 94 94 94 94 94 470
6 Sabun Cuci Kg 12 12 12 12 12 60

55
Tahun Analisis

Lampiran 2. Daftar harga barang


No Item Satuan
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Bangunan
1 Sewa Bangunan Toko Unit 7.500.000
B Peralatan
1 Etalase Buah 3.500.000
2 Meja Buah 450.000
3 Kursi Buah 25.000
4 Lemari Pendingin Buah 1.900.000
5 Kompor Buah 250.000
6 Freezer Buah 2.500.000
7 Tabung Gas Buah 600.000
8 Panci Besar Buah 600.000
9 Wajan Besar Buah 150.000
10 Panci Sedang Buah 150.000
11 Sudip Buah 10.000 10.000
12 Sudip Sayur Buah 10.000 10.000
13 Saringan Buah 20.000 20.000
14 Pisau Buah 15.000 15.000
C Perlengkapan
1 Kotak Tempat Mie Buah 15.000
2 Mangkuk Besar lusin 50.000 50.000
3 Mangkuk Kecil lusin 60.000 60.000
4 Sendok lusin 10.000 10.000
5 Garpu lusin 10.000 10.000
6 Sumpit lusin 15.000 15.000
7 Tempat Sambal Buah 7.500

56
2 3 4 8

Lanjutan Lampiran 2
0 1 5 6 7 9
8 Tempat Tisue Buah 12.000
Banner ( Spanduk Nama
9 400.000 400.000
kios) Buah
10 Famplet (Selebaran Iklan) paket 200.000
D Bahan Baku
1 Mie Kg 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
2 Daging Sapi Kg 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000
3 Daging Ayam Kg 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000
4 Penggilingan + Bumbu Kali 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000
5 Sayur Sawi Kg 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
6 Saus Dus 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
7 Sambal (Cabe Rawit) Kg 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
8 Tahu Buah 875 875 875 875 875
9 Telur Kg 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
10 Ceker Buah 500 500 500 500 500
11 Bumbu Ceker Paket 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
12 Daun Bawang Kg 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
13 Bawang Goreng Bks 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
14 Vetsin Bks 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
15 Garam Bks 750 750 750 750 750
16 Kecap Bks 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000
17 Merica Kg 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000
18 Bawang Putih Kg 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000
19 Saori Bks 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
20 Gula Putih Kg 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
21 Teh Botol Pak 38.000 38.000 38.000 38.000 38.000
22 Teh Gelas (Teh Eco) Dus 19.000 19.000 19.000 19.000 19.000
23 Air Mineral Gelas dus 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000

57
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Lanjutan Lampiran 2
E Kemasan
1 Styrofoam Lbr 300 300 300 300 300
2 Sumpit kayu Lusin 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500
3 Sendok Plastik Lusin 500 500 500 500 500
4 Plastik sambal Pak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
5 Plastik kemasan Pak 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
F Tenaga Kerja
1 Gaji Org 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000
2 Tunjangan Hari Raya Org 750.000 750.000 750.000 750.000 750.000
3 Konsumsi org 3.290.000 3.290.000 3.290.000 3.290.000 3.290.000
G Lain-Lain
1 Tagihan Listrik Bln 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000
2 Tagihan Air Bln 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000
3 Transport (Bensin) Lt 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500
4 Gas Tabung 78.000 78.000 78.000 78.000 78.000
5 Tisue Pak 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
6 Sabun Cuci Kg 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000

58
Jumlah

Lampiran 3. Rencana kebutuhan dana


Satuan Tahun Analisis
No Item
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Bangunan
1 Sewa Bangunan Toko Unit 37.500.000 37.500.000
B Peralatan
1 Etalase Buah 3.500.000 3.500.000
2 Meja Buah 900.000 900.000
3 Kursi Buah 300.000 300.000
4 Lemari Pendingin Buah 1.900.000 1.900.000
5 Kompor Buah 500.000 500.000
6 Freezer Buah 2.500.000 2.500.000
7 Tabung Gas Buah 1.200.000 1.200.000
8 Panci Besar Buah 1.200.000 1.200.000
9 Wajan Besar Buah 300.000 300.000
10 Panci Sedang Buah 150.000 150.000
11 Sudip Buah 20.000 20.000 40.000
12 Sudip Sayur Buah 20.000 20.000 40.000
13 Saringan Buah 40.000 40.000 80.000
14 Pisau Buah 45.000 45.000 90.000
C Perlengkapan
1 Kotak Tempat Mie Buah 60.000 60.000
2 Mangkuk Besar lusin 150.000 150.000 300.000
3 Mangkuk Kecil lusin 120.000 120.000 240.000
4 Sendok lusin 40.000 40.000 80.000
5 Garpu lusin 20.000 20.000 40.000
6 Sumpit lusin 30.000 30.000 60.000
7 Tempat Sambal Buah 30.000 30.000
8 Tempat Tisue Buah 48.000 48.000

59
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanjutan Lampiran 3
9 Banner ( Spanduk Nama kios) Buah 400.000 400.000 800.000
10 famplet (Selebaran Iklan) paket 200.000 200.000
D Bahan Baku
1 Mie Kg 21.150.000 22.090.000 22.560.000 24.440.000 25.380.000 115.620.000
2 Daging Sapi Kg 23.030.000 32.900.000 46.060.000 46.060.000 46.060.000 194.110.000
3 Daging Ayam Kg 57.575.000 65.800.000 69.090.000 77.315.000 82.250.000 352.030.000
4 Penggilingan + Bumbu Kali 3.055.000 3.055.000 3.055.000 3.055.000 3.055.000 15.275.000
5 Sayur Sawi Kg 8.225.000 9.400.000 9.870.000 11.045.000 11.750.000 50.290.000
6 Saus Dus 1.880.000 1.880.000 1.880.000 1.880.000 1.880.000 9.400.000
7 Sambal (Cabe Rawit) Kg 9.870.000 9.870.000 9.870.000 9.870.000 9.870.000 49.350.000
8 Tahu Buah 5.757.500 5.757.500 7.196.875 7.196.875 7.196.875 33.105.625
9 Telur Kg 10.340.000 10.340.000 13.160.000 13.160.000 13.160.000 60.160.000
10 Ceker Buah 6.580.000 8.225.000 8.225.000 8.225.000 8.225.000 39.480.000
11 Bumbu Ceker Paket 3.290.000 3.290.000 3.290.000 3.290.000 3.290.000 16.450.000
12 Daun Bawang Kg 987.000 987.000 987.000 987.000 987.000 4.935.000
13 Bawang Goreng Bks 3.948.000 3.948.000 3.948.000 3.948.000 3.948.000 19.740.000
14 Vetsin Bks 2.632.000 2.632.000 2.632.000 2.632.000 2.632.000 13.160.000
15 Garam Bks 246.750 246.750 246.750 246.750 246.750 1.233.750
16 Kecap Bks 5.264.000 5.264.000 5.264.000 5.264.000 5.264.000 26.320.000
17 Merica Kg 1.974.000 1.974.000 1.974.000 1.974.000 1.974.000 9.870.000
18 Bawang Putih Kg 1.480.500 1.480.500 1.480.500 1.480.500 1.480.500 7.402.500
19 Saori Bks 2.632.000 2.632.000 2.632.000 2.632.000 2.632.000 13.160.000
20 Gula Putih Kg 1.974.000 1.974.000 1.974.000 1.974.000 1.974.000 9.870.000
21 Teh Botol Pak 12.502.000 12.502.000 12.502.000 12.502.000 12.502.000 62.510.000
22 Teh Gelas (Teh Eco) Dus 6.251.000 6.251.000 6.251.000 6.251.000 6.251.000 31.255.000
23 Air Mineral Gelas dus 4.935.000 4.935.000 4.935.000 4.935.000 4.935.000 24.675.000
E Kemasan
1 Styrofoam Lbr 2.961.000 2.961.000 2.961.000 2.961.000 2.961.000 14.805.000

60
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanjutan Lampiran 3
2 Sumpit kayu Lusin 2.115.000 2.115.000 2.115.000 2.115.000 2.115.000 10.575.000
3 Sendok Plastik Lusin 423.000 423.000 423.000 423.000 423.000 2.115.000
4 Plastik sambal Pak 987.000 987.000 987.000 987.000 987.000 4.935.000
5 Plastik kemasan Pak 2.632.000 2.632.000 2.632.000 2.632.000 2.632.000 13.160.000
F Tenaga Kerja
1 Gaji Org 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 225.000.000
2 Tunjangan Hari Raya Org 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 18.750.000
3 Konsumsi org 9.870.000 9.870.000 9.870.000 9.870.000 9.870.000 49.350.000
G Lain-Lain
1 Tagihan Listrik Bln 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 2.400.000
2 Tagihan Air Bln 420.000 420.000 420.000 420.000 420.000 2.100.000
3 Transport (Bensin) Lt 1.480.500 1.480.500 1.480.500 1.480.500 1.480.500 7.402.500
4 Gas Tabung 1.794.000 1.794.000 1.794.000 1.794.000 1.794.000 8.970.000
5 Tisue Pak 940.000 940.000 940.000 940.000 940.000 4.700.000
6 Sabun Cuci Kg 24.000 24.000 24.000 24.000 24.000 120.000

61
Lampiran 4. Perhitungan biaya penyusutan
B C F
JENIS ASSET A D
NILAI AKHIR UMUR NILAI SISA DIAKHIR
NO TERKENA NILAI AWAL BIAYA PENYUSUTAN
ASSET (10%XA) EKONOMI TAHUN ANALISIS
PENYUSUTAN ASSET (RP) ((A-B)/C) (RP)
(RP) (TH) (E-(5xd))

1 Etalase 3.500.000 350000 8 393750 1531250


2 Meja 900.000 90000 5 162000 90000
3 Kursi 300.000 30000 5 54000 30000
4 Lemari Pendingin 1.900.000 190000 8 213750 831250
5 Kompor 500.000 50000 6 75000 125000
6 Freezer 2.500.000 250000 8 281250 1093750
7 Panci Besar 1.200.000 120000 5 216000 120000
8 Wajan Besar 300.000 30000 5 54000 30000
9 Panci Sedang 150.000 15000 5 27000 15000
10 Sudip 20.000 3 6667
11 Sudip Sayur 20.000 3 6667
12 Saringan 40.000 3 13333
13 Pisau 45.000 3 15000
14 Kotak Tempat Mie 60.000 5 12000
15 Mangkuk Besar 150.000 15000 3 45000 60000
16 Mangkuk Kecil 120.000 12000 3 36000 48000
17 Sendok 40.000 3 13333
18 Garpu 20.000 3 6667
19 Sumpit 30.000 3 10000
20 Tempat Sambal 30.000 5 6000
21 Tempat Tisue 48.000 5 9600
Banner (Spanduk
22 400.000 40000 3 120000 160000
Nama Kios)

62
HARGA TAHUN ANALISIS (JUMLAH PENJUALAN)

Lampiran 5. Rencana penerimaan Mie Ayam Mbot


NO ITEM SATUAN
(RP) 1 2 3 4 5
1 MIE AYAM PORSI 6.000 203.040.000 212.064.000 216.576.000 234.624.000 243.648.000
2 BAKSO KECIL PORSI 2.000 21.714.000 32.900.000 44.180.000 44.180.000 44.180.000
3 BAKSO TAHU PORSI 3.000 19.740.000 19.740.000 24.675.000 24.675.000 24.675.000
4 BAKSO TELUR PORSI 3.000 19.740.000 19.740.000 24.675.000 24.675.000 24.675.000
5 CEKER PORSI 2.000 13.160.000 16.450.000 16.450.000 16.450.000 16.450.000
6 TEH BOTOL I 3.000 23.688.000 23.688.000 23.688.000 23.688.000 23.688.000
TEH GELAS
7 (ECO) I 1.000 8.225.000 8.225.000 8.225.000 8.225.000 8.225.000
TOTAL PENERIMAAN 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 385.541.000
HARGA POKOK 204.696.750 226.551.750 248.201.125 259.481.125 266.061.125
MARGIN LABA 104.610.250 106.255.250 110.267.875 117.035.875 119.479.875
BIAYA OPERASIONAL 63.758.500 63.758.500 63.758.500 63.758.500 63.758.500
MARGIN PENERIMAAN 40.851.750 42.496.750 46.509.375 53.277.375 55.721.375

RENCANA PENERIMAAN (RATAAN PER BULAN)


NO ITEM SATUAN HARGA (RP) JUMLAH NILAI (Rp)
1 MIE AYAM PORSI 6.000 3.083 18.499.200
2 BAKSO KECIL PORSI 2.000 1.560 3.119.233
3 BAKSO TAHU PORSI 3.000 631 1.893.000
BAKSO
3.000 631 1.893.000
4 TELUR PORSI
5 CEKER PORSI 2.000 658 1.316.000
6 TEH BOTOL BOTOL 3.000 658 1.974.000
TEH GELAS
1.000 685 685.000
7 (ECO) GELAS
TOTAL PENERIMAAN 29.379.433

63
Lampiran 6. Perhitungan laporan laba rugi
TAHUN ANALISIS
NO URAIAN
1 2 3 4 5
A INFLOW 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 385.541.000
B OUTFLOW
BIAYA VARIABEL 209.835.250 231.690.250 253.339.625 264.619.625 271.199.625
BIAYA TETAP 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000
PENYUSUTAN 1.777.017 1.777.017 1.777.017 1.777.017 1.777.017
TOTAL OUTFLOW 270.232.267 292.087.267 313.736.642 325.016.642 331.596.642
C L/R SEBELUM PAJAK 39.074.733 40.719.733 44.732.358 51.500.358 53.944.358
D PAJAK (15%) 5.861.210 6.107.960 6.709.854 7.725.054 8.091.654
E LABA SETELAH PAJAK 33.213.523 34.611.773 38.022.505 43.775.305 45.852.705
F PROFIT ON SALES 10,74% 10,40% 10,61% 11,63% 11,89%
G BEP 86.408.629 84.203.571 82.945.780 83.408.124 83.334.973

Perhitungan Laba Rugi Tahun Pertama


Rataan per Rataan per
No Uraian Tahun ke-1
Bulan Minggu
A Inflow 309.307.000 25.775.583 6.581.000
B Outflow
Biaya Variabel 209.835.250 17.486.271 4.464.580
Biaya Tetap 58.620.000 4.885.000 1.247.234
Penyusutan 1.777.017 148.085 37.809
Total Outflow 270.232.267 22.519.356 5.749.623
C L/R sebelum pajak 39.074.733 3.256.228 831.377
D Pajak (15%) 5.861.210 488.434 124.707
E Laba setelah pajak 33.213.523 2.767.794 706.671
F Profit on sales 10,74% 10,74% 10,74%
G BEP 86.408.629 7.200.719 1.838.481

64
Lampiran 7. Perhitungan analisis cash flow Mie Ayam Mbot
TAHUN ANALISIS
NO ITEM
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7
A INFLOW 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250
B OUTFLOW
1 BIAYA INVESTASI 51.173.000 885.000
2 BIAYA TETAP 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000
3 BIAYA VARIABEL 218.953.250 240.808.250 262.457.625 273.737.625 280.317.625
TOTAL OUTFLOW 51.173.000 268.455.250 290.310.250 312.844.625 323.239.625 329.819.625
C BENEFIT(A-B) (51.173.000) 40.851.750 42.496.750 45.624.375 53.277.375 59.855.625
D PAJAK PENGHASILAN (15%) 6.127.763 6.374.513 6.843.656 7.991.606 8.978.344
E NET BENEFIT (C-D) (51.173.000) 34.723.988 36.122.238 38.780.719 45.285.769 50.877.281
F DISCOUNT FACTOR 12% 1 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567
G PV/TAHUN (51.173.000) 31.003.560 28.796.427 27.603.350 28.779.925 28.869.136
H PV POSITIF 145.052.397
I PV NEGATIF (51.173.000)
J NPV 93.879.397
K NET B/C 2,83
L IRR 68%
M PBP 1,45 tahun
N BEP 86.408.629 84.203.571 82.945.780 83.408.124 83.334.973

65
66

Lanjutan Lampiran 7.
Perhitungan payback periode
NO ITEM TAHUN KE-
0 1 2 3 4 5
1 INVESTASI 51.173.000
MANFAAT
(51.173.000) 34.723.988 36.122.238 38.780.719 45.285.769 50.877.281
2 BERSIH

PBP (nilai investasi-kas masuk)*1tahun


51173000-34723988=16449012 (tahun 1)
16449012/36122238=0,45 (tahun 2)
1,45 tahun
PBP 1 tahun+5 bulan+12 hari

Perhitungan break event point Tahun Ke-1.


Nilai Tahun ke-1
No
Item (Rp)
INFLOW
1 MIE AYAM 203.040.000
2 BAKSO KECIL 21.714.000
3 BAKSO TAHU 19.740.000
4 BAKSO TELUR 19.740.000
5 CEKER 13.160.000
6 TEH BOTOL 23.688.000
7 TEH ECO 8.225.000
TOTAL INFLOW 309.307.000
Biaya Tetap (FC)
1 GAJI KARYAWAN 45.000.000
TUNJANGAN HARI RAYA
3.750.000
2 (THR)
3 KONSUMSI 9.870.000
Total Biaya Tetap 58.620.000
1 Biaya Tidak Tetap (VC)
2 Bahan Baku Produksi 207.446.250
3 Kemasan 9.118.000
4 Lain-lain 5.138.500
Total Biaya Tidak Tetap 221.702.750
Total Biaya Operasional (FC+VC) 280.322.750

BEP= biaya tetap/1-(total penjualan - biaya variabel/total penjualan)


58.620.000/(1-((309.307.000-219.235.250)/309.307.000))
86.408.629
67

Lampiran 8. Biaya modal mingguan

No Jenis Biaya Satuan Jumlah Harga Nilai Persentase


A Bahan Baku
1 Mie Kg 45 10.000 450.000 14,20%
2 Daging Sapi Kg 7 70.000 490.000 15,46%
3 Daging Ayam Kg 35 35.000 1.225.000 38,66%
4 Tahu bh 140 1.750 245.000 7,73%
5 Telur Kg 11 20.000 220.000 6,94%
6 Ceker bh 280 500 140.000 4,42%
7 Teh Botol Pak 7 38.000 266.000 8,39%
8 Teh Gelas (Teh Eco) Dus 7 19.000 133.000 4,20%
Total Nilai Bahan Baku 3.169.000 70,77%
B Bahan Pelengkap
Penggilingan +
1 65.000 65.000 5,83%
1 Bumbu Kali
2 Sayur Sawi Kg 35 5.000 175.000 15,70%
3 Saus Dus 2 20.000 40.000 3,59%
4 Sambal (Cabe Rawit) Kg 7 30.000 210.000 18,84%
5 Bumbu Ceker Paket 7 10.000 70.000 6,28%
6 Daun Bawang Kg 1,75 12.000 21.000 1,88%
7 Bawang Goreng Bks 14 6.000 84.000 7,54%
8 Vetsin Bks 7 8.000 56.000 5,02%
9 Garam Bks 7 750 5.250 0,47%
10 Kecap Bks 7 16.000 112.000 10,05%
11 Merica Kg 0,7 60.000 42.000 3,77%
12 Bawang Putih Kg 1,75 18.000 31.500 2,83%
13 Saori Bks 7 8.000 56.000 5,02%
14 Gula Putih Kg 3,5 12.000 42.000 3,77%
15 Air Mineral Gelas dus 7 15.000 105.000 9,42%
Total Nilai Bahan Pelengkap 1.114.750 24,90%
C Kemasan
1 Styrofoam Lbr 210 300 63.000 32,47%
2 Sumpit kayu Lusin 18 2.500 45.000 23,20%
3 Sendok Plastik Lusin 18 500 9.000 4,64%
4 Plastik sambal Pak 7 3.000 21.000 10,82%
5 Plastik kemasan Pak 7 8.000 56.000 28,87%
Total Nilai Kemasan 194.000 4,33%
Jumlah Total 4.477.750 100,00%
68

Lampiran 9. Jumlah penjualan mingguan tahun 1, 2, 3, 4, dan 5.

Jumlah penjualan mingguan tahun ke-1.


6 Kg + 7 Kg
HARGA
NO ITEM SATUAN JUMLAH NILAI
(RP)
1 MIE AYAM PORSI 6.000 720 4.320.000
2 BAKSO KECIL PORSI 2.000 231 462.000
3 BAKSO TAHU PORSI 3.000 175 525.000
4 BAKSO TELUR PORSI 3.000 175 525.000
5 CEKER PORSI 2.000 175 350.000
6 TEH BOTOL Botol 3.000 168 504.000
TEH GELAS
7 (ECO) Gelas 1.000 175 175.000
JUMLAH TOTAL 6.861.000
Ket: 6kg hari Senin-Kamis dan 7 Kg hari Jum’at-Minggu

Jumlah penjualan mingguan tahun ke-2.


6Kg+7 Kg + 8 Kg
HARGA
NO ITEM SATUAN JUMLAH NILAI
(RP)
1 MIE AYAM PORSI 6.000 752 4.512.000
2 BAKSO KECIL PORSI 2.000 350 700.000
3 BAKSO TAHU PORSI 3.000 140 420.000
4 BAKSO TELUR PORSI 3.000 140 420.000
5 CEKER PORSI 2.000 175 350.000
6 TEH BOTOL Botol 3.000 168 504.000
TEH GELAS
1.000 175 175.000
7 (ECO) Gelas
JUMLAH TOTAL 7.081.000
Ket: 6kg hari Senin-Kamis, 7Kg hari Jum’at, dan 8Kg hari Sabtu dan Minggu

Jumlah penjualan mingguan tahun ke-3.


6 kg+ 8 Kg
HARGA
NO ITEM SATUAN JUMLAH NILAI
(RP)
1 MIE AYAM PORSI 6.000 768 4.608.000
2 BAKSO KECIL PORSI 2.000 470 940.000
3 BAKSO TAHU PORSI 3.000 140 420.000
4 BAKSO TELUR PORSI 3.000 140 420.000
5 CEKER PORSI 2.000 140 280.000
6 TEH BOTOL Botol 3.000 168 504.000
TEH GELAS
175 175.000
7 (ECO) Gelas 1.000
JUMLAH TOTAL 7.347.000
Ket: 6Kg hari Senin-Kamis dan 8 Kg hari Jum’at-minggu
69

Lanjutan Lampiran 9.
Jumlah penjualan mingguan tahun ke-4.
7 Kg + 8 Kg
HARGA
NO ITEM SATUAN JUMLAH NILAI
(RP)
1 MIE AYAM PORSI 6.000 832 4.992.000
2 BAKSO KECIL PORSI 2.000 470 940.000
3 BAKSO TAHU PORSI 3.000 175 525.000
4 BAKSO TELUR PORSI 3.000 175 525.000
5 CEKER PORSI 2.000 175 350.000
6 TEH BOTOL Botol 3.000 168 504.000
TEH GELAS
7 Gelas 1.000 175 175.000
(ECO)
JUMLAH TOTAL 8.011.000
Ket: 7Kg hari senin-kamis dan 8 Kg hari Jum’at - Minggu

Jumlah penjualan mingguan tahun ke-5.


7 kg + 8 kg + 9 kg
HARGA
NO ITEM SATUAN JUMLAH NILAI
(RP)
1 MIE AYAM PORSI 6.000 864 5.184.000
2 BAKSO KECIL PORSI 2.000 470 940.000
3 BAKSO TAHU PORSI 3.000 175 525.000
4 BAKSO TELUR PORSI 3.000 175 525.000
5 CEKER PORSI 2.000 175 350.000
6 TEH BOTOL Botol 3.000 168 504.000
TEH GELAS
7 Gelas 1.000 175 175.000
(ECO)
JUMLAH TOTAL 8.203.000
Ket: 7Kg hari Senin-Kamis, 8Kg hari Jum’at, dan 9Kg hari Sabtu dan Minggu
70

Lampiran 10. Modal mie ayam per porsi

NO ITEM SATUAN JUMLAH HARGA NILAI


1 Mie Kg 45 10.000 450.000
2 Daging Ayam Kg 35 35.000 1.225.000
3 Sayur Sawi Kg 35 5.000 175.000
4 Daun Bawang Kg 1,75 12.000 21.000
5 Bawang Goreng Bks 14 6.000 84.000
6 Vetsin Bks 7 8.000 56.000
7 Garam Bks 7 750 5.250
8 Kecap Bks 7 16.000 112.000
9 Merica Kg 0,7 60.000 42.000
10 Bawang Putih Kg 1,75 18.000 31.500
11 Saori Bks 7 8.000 56.000
12 Gula Putih Kg 3,5 12.000 42.000
JUMLAH 2.299.750
modal mie ayam per porsi (720 porsi) 2.356
71

Lampiran 11. Modal produk pelengkap per porsi

NO ITEM Satuan Jumlah Harga Nilai


1 Daging Sapi Kg 14 70.000 980.000
Penggilingan +
2 Bumbu I 1 65.000 65.000
Jumlah Nilai Adonan Bakso 1.045.000

Perhitungan Harga Satuan Bakso Kecil


470 porsi Bakso kecil 70% dari jumlah adonan bakso
470 porsi Bakso kecil 731.500
per porsi 1.556

Perhitungan Harga Satuan Bakso Tahu


175 Porsi Bakso Tahu 20% adonan bakso+ tahu
209.000+153.125
175 Porsi Bakso Tahu 362.125
Per Porsi 2.069

Perhitungan Harga Satuan Bakso Telur


175 Porsi Bakso Telur 10% adonan bakso + Telur
104.500+280.000
175 Porsi Bakso Telur 384.500
Per Porsi 2.197

Perhitungan Harga Satuan Ceker


175 Porsi Ceker Harga Ceker + Harga Bumbu
175.000+70.000
175 Porsi Ceker 245.000
Per Porsi 1.400
Kenaikan biaya variabel 12,7%
Tahun Analisis

Lampiran 12.Analisis sensitivitas


No Item
0 1 2 3 4 5
A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250
B Outflow
1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000
2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000
3 Biaya Variabel 236.484.327 261.114.912 285.513.757 298.226.317 305.641.977
Total Outflow 51.173.000 295.104.327 319.734.912 345.018.757 356.846.317 364.261.977
C Benefit (A-B) (51.173.000) 14.202.673 13.072.088 13.450.243 19.670.683 25.413.273
D Pajak Penghasilan 15% 2.130.401 1.960.813 2.017.536 2.950.602 3.811.991
E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 12.072.272 11.111.275 11.432.706 16.720.080 21.601.282
F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567
G PV/ Tahun (51.173.000) 10.778.815 8.857.840 8.137.574 10.625.913 12.257.147
H PV Positif 50.657.290
I PV Negatif (51.173.000)
J NPV (515.710)
K Net B/C 0,99
L IRR 12%

72
Kenaikan harga daging sapi 82%
Tahun Analisis

Lanjutan Lampiran 12
No Item
0 1 2 3 4 5
A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250
B Outflow
1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000
2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000
3 Biaya Variabel 186.805.250 198.790.250 207.279.625 218.559.625 225.139.625
Daging Sapi 41.914.600 59.878.000 83.829.200 83.829.200 83.829.200
Total Outflow 51.173.000 287.339.850 317.288.250 350.613.825 361.008.825 367.588.825
C Benefit (A-B) (51.173.000) 21.967.150 15.518.750 7.855.175 15.508.175 22.086.425
D Pajak Penghasilan 15% 3.295.073 2.327.813 1.178.276 2.326.226 3.312.964
E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 18.672.078 13.190.938 6.676.899 13.181.949 18.773.461
F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567
G PV/ Tahun (51.173.000) 16.671.498 10.515.735 4.752.485 8.377.367 10.652.566
H PV Positif 50.969.650
I PV Negatif (51.173.000)
J NPV (203.350)
K Net B/C 1,0
L IRR 12%

73
Kenaikan harga daging ayam 44,5%
Tahun Analisis

Lanjutan Lampiran 12
No Item
0 1 2 3 4 5
A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250
B Outflow
1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000
2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000
3 Biaya Variabel 152.260.250 165.890.250 184.249.625 187.304.625 188.949.625
Daging Ayam 83.195.875 95.081.000 99.835.050 111.720.175 118.851.250
Total Outflow 51.173.000 294.076.125 319.591.250 343.589.675 357.644.800 366.420.875
C Benefit (A-B) (51.173.000) 15.230.875 13.215.750 14.879.325 18.872.200 23.254.375
D Pajak Penghasilan 15% 2.284.631 1.982.363 2.231.899 2.830.830 3.488.156
E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 12.946.244 11.233.388 12.647.426 16.041.370 19.766.219
F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567
G PV/ Tahun (51.173.000) 11.559.146 8.955.188 9.002.188 10.194.581 11.215.883
H PV Positif 50.926.986
I PV Negatif (51.173.000)
J NPV (246.014)
K Net B/C 1,0
L IRR 12%

74
Kenaikan harga daging sapi dan daging ayam 28,7%
Tahun Analisis

Lanjutan Lampiran 12
No Item
0 1 2 3 4 5
A Inflow 309.307.000 332.807.000 358.469.000 376.517.000 389.675.250
B Outflow
1 Biaya Investasi 51.173.000 885.000
2 Biaya Tetap 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000 58.620.000
3 Biaya Variabel 129.230.250 132.990.250 138.189.625 141.244.625 142.889.625
Daging Sapi 29.639.610 42.342.300 59.279.220 59.279.220 59.279.220
Daging Ayam 74.099.025 84.684.600 88.918.830 99.504.405 105.855.750
Total Outflow 51.173.000 291.588.885 318.637.150 345.892.675 358.648.250 366.644.595
C Benefit (A-B) (51.173.000) 17.718.115 14.169.850 12.576.325 17.868.750 23.030.655
D Pajak Penghasilan 15% 2.657.717 2.125.478 1.886.449 2.680.313 3.454.598
E Net Benefit (C-D) (51.173.000) 15.060.398 12.044.373 10.689.876 15.188.438 19.576.057
F Discount Factor 12% 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567
G PV/ Tahun (51.173.000) 13.446.784 9.601.700 7.608.843 9.652.527 11.107.980
H PV Positif 51.417.833
I PV Negatif (51.173.000)
J NPV 244.833
K Net B/C 1,0
L IRR 12%

75

Anda mungkin juga menyukai