Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1

Tugas : PAPER

Tema : Fungsi dan Kedudukdn Seni dalam Kehidupan


Masyarakat

Nama : Dian Sartika

NIM : 858050893

Kelas / Semester : B

Hari / Tanggal : Selasa, 2 November 2021

- Carilah kasus tentang fungsi dan kedudukan seni bagi masyarakat serta
apa yang menjadi tantangan bagi keberadaan kesenian tersebut di era
sekarang ini. ( Khususnya yang ada di Kabupaten Sambas dan sekitarnya )
TRADISI RUWAHAN SYA’BAN MASYARAKAT SAMBAS MENJELANG
BULAN RAMADHAN

Sering kali dimasyarakat kita seni diartikan sebagai hiburan, namun pada
kenyataannya fungsi seni tidak hanya sebatas sebagai media hiburan.

Dalam kehidupan sehari - hari sebenarnya aktivitas berkesenian selalu


dialami manusia. Hanya saja terkadang kita tidak menyadari atau merasakan
bahwa aktivitasnya merupakan bagian dari ekspresi seni yang alami.

Apa itu seni ? Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang biasanya
dituangkan dalam berbagai bentuk. Istilah seni bersumber dari beberapa pendapat
di antaranya bahwa kata seni berasal dari “sani” dalam bahasa Sansekerta yang
berarti pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian dengan hormat
dan jujur. Ada yang mengatakan seni berasal dari bahasa Belanda “genie” atau
jenius Jadi dapat disimpulkan bahwa seni itu merupakan kemampuan bakat yang
dimiliki seseorang sejak lahir buah dari kejeniusan. Atau versi yang lain, seni
disebut cilpa yang berarti berwarna (kata sifat) atau pewarna (kata benda),
kemudian berkembang menjadi cilpacastra yang berarti segala macam kekriyaan
(hasil keterampilan tangan) yang artistic. Dalam perkembangan selanjutnya dari
asal kata seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu (a) seni sebagai karya seni
(work of art), (b) seni sebagai kemahiran (skill), (c) seni sebagai kegiatan manusia
(human activity). Ki Hajar Dewantara, seni yaitu segala perbuatan manusia yang
timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan
jiwa perasaan manusia. Akhdiat K. Miharja yang menyebutkan bahwa seni adalah
kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitas (kenyataan) dalam suatu karya
yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya.
Seni secara teori dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu seni murni
dan seni terapan. Seni murni adalah penciptaan seni yang hanya
mempertimbangkan fungsi atau bentuknya, sedangkan seni terapan adalah
penciptaan seni yang dirancang untuk kepentingan tertentu di luar fungsi
sebenarnya.

Apa itu budaya ? Budaya adalah hasil dari cipta rasa, dan krasa manusia
atau sistem gagasan atau sistem tindakan atau tingkah laku dan merupakan hasil
dari keduanya. Budaya juga dapat diartikan sebagai suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari beragam unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Budaya ialah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya
memiliki sifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya yang turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya tersebut tersebar,
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Jadi, dapat dikatakan bahwa Kesenian merupakan salah satu bagian dari
budaya yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat kita.

Fungsi dan kedudukan seni dalam kehidupan masyarakat umumnya ada 8,


dalam masyarakat tradisional sebagai pemujaan / ritual, tuntunan, tontonan /
hiburan, sedangkan dalam masyarakat modern sebagai expresi / aktualisai diri,
pendidikan,industri, seni terapi, dan komersal / instan.

Pada masyarakat Kalimantan barat khususnya kabupaten Kalimantan Barat


memiliki berbagai macam adat, tradisi dan budayanya, baik itu melayu,dayak atau
tionghoa. Diantaranya adalah tradisi yang berlangsung dibulan Sya`ban oleh
masyarakat melayu sambas. Bulan sya`ban adalah bulan ke delapan dalam sistem
kalender Islam. Bulan sya`ban berada dibulan hijriyah Rajab dan Ramadhan.
Pada umumnya, amalan yang dianjurkan pada bulan Sya`ban adalah
melakukan puasa sunnah. Memperbanyak puasa pada bulan tersebut dan harinya
pun bebas memilih kemampuan. Namun ada yang berbeda dengan tradisi yang
ada di Kabupaten Sambas ini yaitu adanya tradisi Ruwahan Sya`ban. Selama
satu bulan penuh, setiap kampung yang berada di daerah sambas akan
mengadakan acara makan –makan yang diisi dengan Tahlilan (sedekah Nasi).

Tahlilan ialah suatu ritual atau budaya yang mana prosesnya diawali
dengan membaca shalawat, lalu Al-Fatihah, disusul surat tiga Kul, kalimat tauhid,
istighfar, dan diakhiri dengan doa. Disambas, Tahlilan dipimpin oleh sesorang yang
disebut pak lebai ( amil ) yang sudah dipercaya oleh masyarakat. Tahlilan bukan
saja dilakukan diacara Sya`banan tetapi juga dilakukan di acara tepung tawar, hool
/ Hull ( Setahun sehabis meninggalnya seseorang ), acara pernikahan, sunatan,
dll.

Tradisi ini sudah dilakukan secara bebuyutan didalam kehidupan


masyarakat melayu sambas. Tradisi Ruwahan ini dijalankan untuk mengingat
paraleluhur atau keluarga yang sudah meninggal. Tradisi ini dilakukan untuk
mengirim Doa kepada para hebat kubur yang telah meninggal. Dan sebagian
masyarakat juga percaya jika keluarga mengadakan Ruwahan atau sedekah
makan dibulan Sya`ban maka sedekah yang mereka berikan akan sampai kepada
arwah keluarga yang telah meninggal. Ruwahan berasal dari karta “ Ruwah” yang
berarti bulan urutan ke tujuh. Kata “ Ruwah” sendiri mempunyai akar kata “Arwah”,
atau Roh para leluhur dan nenek moyang. Konon dari kata arwah inilah bulan
Syak`ban dijadikan sebagai bulan mengenang para leluhur.
Tradisi Ruwahan disambas pada dasarnya melambangkan kesucian dan
rasa suka cita memasuki bulan puasa. Disamping itu untuk mengekspresikannya,
masyarakat sambas berinfak nasi kepada warga sekitar, tiap warganya
mengadakan jamuan makan di rumahnya. Biasanya jamuan makan ini sekitar jam
9, 10, atau jam 11an. Sementara untuk sorenya biasanya dilaksanakan sehabis
ashar. Sedekah untuk yang telah meninggal yaitu berupa doa yang dibacakan
dalam tahlilan itu.

Adapun untuk melaksanakan acara Ruwahan Sya`ban ini bisa dilakukan


sendiri, bisa juga dengan cara adonan atau patungan satu keluarga, dan bisa juga
dengan cara adonan atau patungan satu RT. Sebelum acara Ruwahan dimulai,
yang punya hajatan terlebih dahulu untuk mengundang para warga yang akan
dijamu, hal ibarat ini disebut dengan “Saru / Saro` / Nyarruk” yang berarti
memanggil atau mengundang. Menurut sudirman, ada dua metode atau kebiasaan
tuan rumah dalam mengundang tetangga, yaitu :

 Jika saudara atau tetangga bersahabat ( tetangga disekitar rumah) itu


diundang satu rumah atau satu keluarga yang menempati rumah tersebut.
 Jika tetangga yang jarak rumahnya agak jauh dari rumah, biasa yang di
undang hanya pihak laki – laki saja, dengan arti kata lain hanya ketua
keluarga dirumah tersebut, bisa suami atau jika tidak ada suami bisa anak
laki-laki yang mewakili bapaknya.

Sebelum hari H tiba atau biasa dikenal dengan hari (Mumbu) hari dimana
orang rumah mempersiapkan bumbu-bumbu masakan, dan mengolah masakan
untuk para tamu undangan, biasanya para keluarga atau tetangga samping rumah
khususnya para ibu-ibu membantu sebisa mereka didapur orang yang punya acara
Ruwahan Sya`ban. Ketika hari H tiba, para kaum ibu-ibu yang diundang biasanya
sambil mengantar pakatan, biasanya ibu-ibu yang diundang itu membawa beras
satu kilo atau lebih dalam satu wadah, bisa saja bejana yang ada penutupnya atau
semacamnya, dan juga biasa memakai kantong plastik, tak jarang juga ada yang
membawa amplop yang berisikan sejumlah uang tergantung niatnya masing-
masing mau sedekah apa terhadap orang rumah.

Untuk waktu makan-makannya pun dibagi 2 shift. Shift pertama yaituuntuk


kaum laki-laki dengan melaksanakan tahlilan. Setelah acara yahlilan yang
dilakukan oleh kaum laki-laki selesai, maka dilanjutkan makan-makan dengan cara
saprahan. Selanjutnya akan disusul giliran kaum perempuan atau ibu-ibu untuk
menikmati sajian makan-makan dengan bersaprah.

Selain ruwahan sya`ban, tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sambas


dibulan Sya`ban ini adalah tradisi berziarah ke makam keluarga yang disertai
dengan bersih-bersih kubur atau pemakaman. Biasanya masyarakat secara
gotong royong membersihkan makan keluarganya yang telah meninggal,
membersihkan kuburan dari rumput-rumput liar. Tak lupa pula setelah dibersihkan,
peziarah membacakan doa dan menaburkan daun pandan atau bunga serta
menyirami air diatas makan atau kuburan keluarganya.

Bagi masyarakat Sambas bulan Sya`ban atau Ruwah ini mempunyai


makna penting sebagai momentum bagi semua orang yang masih hidup untuk
mengingat jasa dan budi baik para leluhur yang telah mendahului kita pindah ke
dalam dimensi kehidupan yang sesungguhnya. Bulan arwah juga merupakan saat
dimana kita harus bersih-bersih diri meliputi bersih lahir dan bersih batin.
Membersihkan hati dan pikiran sebagai bentuk pembersihan dimensi jagad kecil
yakni diri sendiri meliputi unsur jiwa dan raga.

Di era modern sekarang tradisi Ruwahan Sya`ban oleh beberapa


masyarakat didaerah sambas mulai ditinggalkan dengan alasan mereka tidak
mempercayai tradisi tersebut dan dianggap tahayul serta beberapa masyarakat
juga beranggapan bahwa nilai –nilai yang dipercayai dalam tradisi tersebut
bertentangan dengan nilai dan ajaran agama islam.
Namun sebagian besar masyarakat sambas masih percaya akan tradisi ini,
dan mereka juga beranggapan bahwa tradisi ini perlu dijaga karena tradisi
Ruwahan Sya`ban adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang dan
sudah dilakukan secara bebuyutan didalam kehidupan masyarakat melayu
sambas.Tradisi ini juga dapat mempererat tali silaturahmi, kerja sama, saling
berbagi, serta mempererat tali persaudaraan dan rasa kekeluargaan dalam
masyarakat.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai