BAB I PENDAHULUAN
Arsitektur islam telah mengalami banyak perkembangan dalam pergantian masanya.
Islam yang awalnya berasal dari Arab, berekspansi ke seluruh dunia menciptakan era
pembangunan yang baru pada peradaban tersebut. Perkembangan islam sering terkait dengan
penaklukan terhadap bangsa lain secara militer. Di luar itu tidak sedikit pemelukan dan
penyebaran Islam dengan cara migrasi bak pedagang maupun penduduk yang pindah ke
daerah lain untuk memperbaiki hidup. Gerakan terpenting dalam perkembangan Islam dalah
Gerakan ekspansi Arab kearah barat maupun timur. Dari semenanjung Arab menuju Turki.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Kepemimpinan Islam
dipegang oleh Khulafaur Rasyidin yang kemudian memulai ekspansi Islam ke negara negara
bagian timur dan barat Arab. Islam mulai berkembang ke wilayah mediterania dan Asia
Tengah. Sebelum datangnya Islam, Asia Tengah sudah memiliki kebudayaan dan tradisinya
sendiri. Perluasan wilayah ini menyebabkan munculnya berbagai macam bangunan bangunan
gaya baru yang dipengaruhi oleh kedua budaya Islam dan Asia Tengah. Setelah habis masa
dinasti Abbasiyah, pemeluk agama Islam sudah menjadi banyak, lebih banyak dari pemeluk
agama mereka terdahulu. Hal ini membuat Islam menjadi salah satu poin penting dalam
kebudayaan Asia Tengah. Setelah masa Khulafaurrasyidin Asia Tengah mulai dikuasai oleh
berbagai dinasti dinasti lain sehingga percampuran kebudayaan menjadi lebih bervariasi.
Namun uniknya, setiap dinasti yang menguasai daerah Asia Tengah tidak menyebabkan
pengaruh islam hilang.
Percampuran kebudayaan antara kedua Islam dan Asia Tengah menyebabkan
berkembangnya bidang arsitektur islam. Pembangunan Islam yang dominan mengutamakan
tempat ibadah yaitu mesjid disatukan dengan gaya ornamental dari Asia Tengah menciptakan
definisi baru dari gaya dan desain masjid pada masa itu. Gaya arsitektural menjadi semakin
rumit dan kompleks karena adanya adaptasi dari daerah daerah pengembangan wilayah. Gaya
dari wilayah tersebut cenderung menjadi lebih dominan mengingat kebiasaan dan budaya dari
wilayah tersebut memiliki kebudayaannya sendiri dan merupakan penduduk yang lebih
dominan.
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
1. Geografis
Letak Geografis
Asia Tengah dan Iran merupakan wilayah pertemuan antara Eropa dan Asia,
membentang timur-barat dari China bagian timur, termasuk Pegunungan Badakhstan dan
Afghanistan bagian Tengah hingga Samudra Hindia, padang pasir luas di Iran bagian timur
dan Transoxiana, dataran tinggi barat dan tengah Iran dan Laut Kaspi.
Iran terletak diantara perbatasan perbatasan yang diantaranya di daerah barat dibatasi
oleh Irak, bagian utara-barat dibatasi oleh Turki, bagian utara-timur dibatasi oleh
Uzbekhistan, bagian timur dibatasi oleh Afghanistan, bagian utara dibatasi oleh Pantai laut
Kaspi, dan di bagian selatan dibatasi oleh Pantai Teluk Persia dan Teluk Oman.
Kondisi Iklim
Iran terletak di garis lintang 40º - 25 º derajat Utara. Negara ini dihitung sebagai salah
satu negara yang panas di dunia. Daerah ini merupakan dataran tinggi dan ada beberapa
persen wilayah dengan ketinggian lebih rendah dari 475 m dan lebih rendah dari tingkat
ketinggian laut. Ada berbagai lokasi geografis di Iran dan ini menyediakan berbagai macam
iklim dan setiap iklim memiliki karakteristik khusus
Iklim Panas dan Kering (Dataran bagian Tengah)
Sinar matahari sangat kuat dan langit tanpa awan hampir sepanjang tahun. Tapi
Karena pergerakan lapisan di dekat bumi, kabut, badai, dan debu akan muncul sore
hari. Berkurangnya kelembaban dan juga awan di langit menyebabkan besarnya
kisaran suhu. Sebagai contoh pada musim panas, sinar matahari memanaskan bumi
hingga 60º Celcius pada siang hari, sedangkan pada malam hari, suhu bumi menurun
dengan cepat dan mencapai 15º celcius atau bahkan lebih rendah
Iklim Panas dan Lembab (Pantai bagian selatan)
Dalam iklim ini cuaca sangat hangat selama musim panas dan sejuk selama musim
dingin. Radiasi matahari intensif dan kelembapan di iklim ini tinggi selama musim
panas. Oleh karena itu, perubahan suhu antara malam dan siang hari pada musim yang
berbeda menjadi rendah. Perbedaan suhu di pantai dan laut menyebabkan angin sepoi-
sepoi.
Iklim Dingin (Pegunungan bagian Barat)
Di wilayah ini musim dinginnya panjang dan dingin serta musim panas yang sejuk. Di
musim panas, hujan sedikit dan di musim dingin tingkat kejatuhannya tinggi, di
puncak pegunungan. Rantai pegunungan barat, seperti blokade menghindari penetrasi
cuaca lembab Mediterania ke Iran dataran tinggi dan menjaga kelembaban di
lerengnya.
Iklim Sejuk dan Lembab (Pantai Laut Kaspi)
Pantai Kaspia dengan cuaca sedang dan curah hujan tinggi dipertimbangkan sebagai a
zona beriklim sedang. Daerah ini seperti pita antara Laut Kaspia dan deretan
pegunungan Alborz, dengan dataran rendah, semakin ke arah timur, semakin lembab
dan semakin meningkat sedang. Faktanya, Pegunungan Alborz memisahkan Kaspia
dari pusatnya dataran tinggi dan menciptakan dua kondisi cuaca yang berbeda.
2. Sosial dan Budaya
Sejak dinamakan Persia Kuno sekitar 2000 tahun SM, suku Aria bermukim di Tanah
Iran yang terdiri dataran tinggi hingga dataran rendah Mesopotamia. Budaya suku Aria
disebut Andronova berkemban pada wilayah Asia Tengah pada pertengahan millennium
kedua SM
Penduduk asli bangsa Iran merupakan bangsa kaukasian dan berasal dari pdang
rumput kaukasian yang kemudian bermigrasi pada tahun 1500 SM. Bangsa utama dari bangsa
Persia adalah bangsa Arya, Medes dan Parsa.
Bangsa Persia awalnya merupakan bangsa nomaden. Mereka terbiasa dengan hidup
yang berpindah pindah dengan mengikuti kondisi dari lingkungan. Pada akhirnya, bangsa
Persia memutuskan untuk menetap di Asia Tengah dan kemudian mulai bertani. Mata
pencaharian utama bangsa ini merupakan petani. Bangsa Persia dikenal dengan sifat yang
pemurah dan pedagang yang handal.
3. Agama
Pra-Zoroaster
Bangsa Persia mengalami tiga periode perubahan keagamaan. Bangsa Persia sebelum
munculnya Islam dikenal memeluk agama Zoroaster. Namun sebelum itu, bangsa Persia
dikenal memercayai kepercayaan kuno seperti animism, politheisme, dan paganism.
Masuknya Agama Zoroaster (Pra-Islam)
Zoroaster adalah agama yang berawal dari daerah Persia/Asia Tengah. Penganut
Zoroaster bernama Parsis, Umat Parsis percaya bahwa Zarathustra adalah seorang nabi dari
bangsa Persia. Parsis mempercayai tuhan Ahura Mazda atau tuhan yang bijaksana. Pada umur
30 tahun, Zarathustra mengaku mendapat mukjizat melihat cahaya terang yang membawanya
ke Ahura Mazda. Sejak mukjizat itu, Zarathustra menjadi semakin aktif dalam menyebarkan
ajarannya.
Akibat masuknya agama islam ke Iran, bangsa Iran memiliki hubungan yang semakin
bias dengan budaya sebelumnya mengakibatkan berkurangnya agama Zoroaster. Parsis
banyak terdapat di India pada masa ini walaupun di Iran hanya tersisa populasi yang sedikit
Masuknya Agama Islam
Pada tahun 637 M. melalui Perang Qadisiyyah, Imperium Persia jatuh ke tangan kaum
Muslimin yang waktu itu dipimpin oleh Umar bin Khattab (634-644). Kemudian pada tahun
641, melalui peperangan Nahavand, seluruh Imperium Persia yang waktu itu dipimpin oleh
Raja Yazdajird jatuh ke tangan kaum Muslimin. Sejak itu Persia (Iran) yang semula
menganut agama Zoroaster beralih ke agama Islam.
4. Sejarah
Neolitik (Akhir millenium abad ke 6-awal abad ke 6)
Salah satu contoh monumen arsitektur Neolitik yang ditemukan di Iran adalah
Gundukan sejarah Zaghe di provinsi Qazvin. Sejarahnya kembali ke Milenium ke-6 SM.
Denah tugu ini berbentuk lingkaran dan puncaknya setinggi 1 meter lebih tinggi dari tanah
yang dikelilingi. Stratum, batako dan tiang kayu untuk penutup plafon dan tiang penyangga
merupakan material utama dalam arsitektur ini.
Gambar 7. Ctesiphon
Dalam arsitektur Sassanid, kubah, gerbang, lantai, dan dinding didekorasi mosaik
berwarna-warni. Konstruksi gerbang besar dan kubah besar adalah hal biasa praktek di istana
Sassanid yang muncul kembali di masjid dan istana periode Islam nanti. Kubah batu bata
yang dipanggang adalah salah satu inovasi Sassanid arsitek.
Gambar 8. Istana Sassanid